Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Peran Komisi Pemberantasan Korupsi


(KPK) dalam Pemberantasan Korupsi di
Indonesia
Hukum Keuangan Negara

Disusun Oleh :

Rani Kurniani
5304191238

Dosen Pembimbing : Jon Hendri SH,MH.

PRODI AKUNTANSI KEUANGAN PUBLIK


POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
TAHUN 2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Peran Komisi

Pemberantasan Korupsi(KPK) dalam Pemberantasan kasus Korupsi di Indonesia  ini

tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas pada mata kuliah Hukum Keuangan Negara. Selain itu, makalah ini juga

bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Peran Komisi

Pemberantasan Korupsi(KPK) dalam Pemberantasan kasus Korupsi di Indonesia

bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi

kesempurnaan makalah ini.

Selatpanjang, 12 Juni 2020


 

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tindak  Pidana Korupsi di Indonesia sudah meluas dalam masyarakat.

Perkembangannya terus meningkat dari tahun ke tahun, baik dari jumlah kasus yeng

terjadi dan jumlah kerugian keuangan Negara maupun dari segi kualitas tindak pidana

yang dilakukan semakin sistematis serta lingkupnya yang memasuki seluruh aspek

kehidupan masyarakat.

Meningkatnya Tindak Pidana Korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana

tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional tetapi juga pada kehidupan

berbangsa dan bernegara pada umumnya. Tindak Pidana Korupsi yang meluas dan

sistematis juga merupakan pelanggaran terhadap hak-hak social dan hak-hak ekonomi

masyarakat, dan karena itu semua maka tindak pidana korupsi tidak lagi dapat

digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan telah menjadi suatu kejahatan luar biasa.

Begitu pun dalam upaya pemberantasannya tidak lagi data dilakukan secara biasa, tetapi

dituntut cara-cara yang luar biasa.

Penegakan hukum untuk memberantas Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan secara

konvensional selama ini terbukti mengalami berbagai hambatan. Untuk itu diperlukan

metode penegakan hukum secara luar biasa melalui pembentukan suatu badan khusus

yang mempunyai kewenangan luas, independent serta bebas dari kekuasaan manapun
dalam upaya pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang pelaksanaanya dilakukan

secara optimal, intensif, efektif, profesional serta berkesinambungan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan KPK?

2. Apa tugas dan wewenang KPK di Indonesia?

3. Bagaimana kedudukan KPK di Indonesia?

4. Apa peran KPK dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia?

5. Bagaimana cara KPK dalam mencegah tindak pidana korupsi di Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Keuangan Negara

 Untuk memberikan pengetahuan mengenai Peran KPK

 Untuk mengetahui apa itu KPK

 Untuk mengetahui apa saja tugas dan wewenang KPK

 Untuk mengetahui bagaimana kedudukan KPK di Indonesia

 Untuk mengetahui seperti aapa peran KPK

 Untuk mengetahui bagaimana cara KPK dalam mencegah tindak pidana korupsi di

Indonesia
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Berdasarkan pasal 2 Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi

Pemberantasan Korupsi yang dimaksud dengan Komisi Pemberantasan Korupsi adalah

lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen

dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun.1

KPK dibentuk dengan tuuan meningkatkandaya guna dan hasil guna terhadap upaya

pemberantasan tindak pidana korupsi. Dalam pelaksanaan tugasnya, KPK berpedoman

kepada lima asas, yaitu: kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum,

dan proporsionalitas. KPK bertanggung jawab kepada publik dan menyampaikan

laporannya secara terbuka dan berkala kepada Presiden, DPR, dan BPK2

2. Tugas dan Wewenang KPK

A. Komisi pemberantasan korupsi mempunyai tugas sebagai berikut:

1) Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi;

2) Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi;

1
http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2002/30TAHUN2002UU.HTM
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Komisi_Pemberantasan_Korupsi_Republik_Indonesia#cite_note-Sekilas_KPK-1
3) Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap pemberantasan

tindak pidana korupsi;

4) Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan

5) Melakukan terhadap penyelenggaraan pemerintahan Negara.

B. Wewenang Komisi Pemberantasan Korupsi


1) Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana

korupsi.

2) Menetapkan system pelaporan dalam kegiatan Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi.

3) Meminta informasi tentang kegiatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

kepada instansi yang terkait.

4) Melaksanakan dengan pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang

melakukan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

5) Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi

(pasal 7 undang-undang nomor 30 tahun 2002)’

6) Wewenang lain bisa dilihat dalam pasal 12, 13, dan 14 undang-undang nor 30

tahun 2002.3

3. Kedudukan Komisi Pemberantasan Korupsi

Komisi pemberantasan korupsi berkedudukan di ibu kota Negara Republik Indonesia dan

Wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah Negara Republik Indonesia. Komisi

Pemberantasan Korupsi dapat membentuk perwakilan di daerah provinsi.

Komisi pemberantasan korupsi terdiri dari:

3
http://indonesiabaik.id/motion_grafis/apa-saja-tugas-dan-wewenang-kpk
 Pemimpin Komisi pemberantasan korupsi yang terdiri atas lima anggota Komisi
pemberantasan korupsi;
 Tim penasihat terdiri dari atas empat anggota;
 Pegawai Komisi pemberantasan korupsi sebagai pelaksanaan tugas. (pasal 21
ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002).
A. Penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan

Segala kewenangan yang berkaitan dengan penyelidikan, peyidikan, dan penuntutan

yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

berlaku juga bagi penyelidik, penyidik, dan penuntut umum pada Komisi Pemberantasan

Korupsi  (pasal 38 ayat (1)).

penyelidikan, peyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi dilakukan berdasarkan

hokum acara pidana yang berlaku dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

1) Penyelidikan

Penyelidik adalah penyelidik pada Komisi Pemberantasan Korupsi  yang diangkat dan

diberhentikan oleh komisi pemberantasan korupsi (pasal 43  ayat (1) Undang-Undang

Nomor  30 Tahun 2002). Penyelidik melaksanakan fungsi penyelidikan tindak pidana

korupsi. Jika penyelidik dalam melaksanakan penyelidikan menemukan bukti permulaan

yang cukup adanya dugaan tindak pidana korupsi dalam waktu paling lambat tujuh hari kerja

terhitung sejak tanggal ditemukan bukti permulaan yang cukup, penyelidikan melaporkan

kepada komisi pemberantasan korupsi. Dalam hal Komisi Pemberantasan Korupsi

berpendapat bahwa perkara tersebut diteruskan, komisi pemberantasan korupsi melaksanakan

penyelidikan sendiri atau dapat melimpahkan perkara  tersebut kepada penyidik atau

kejaksaan.  
2) Penyidikan

Penyidikan adalah penyidik pada komisi yang diangkat dan diberhentikan oleh komisi

pemberantasan korupsi pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002).

Penyidik wajib membuat berita acara penyitaan pada hari penyitaan yang memuat:

a. Nama, jenis, dan jumlah barang atau benda berharga lain yang disita;

b. Keterangan tempat, waktu, hari, tanggal, bulan, dan tahun dilakukan penyitaan;

c. Keterangan mengenai pemilik atau mengusai barang atau benda-benda lain;

d. Tanda tangan dan identitas penyidik yang melakukan penyitaan;

e. Tanda tangan dan identitas dari pemiik atau orang yang menguasai barang tersebut.

Selain berita acara, penyitaan disampaikan kepada tersangka atau keluarganya. 

3) Penuntutan

Pununtut adalah penuntut umum pada komisi pemberantasan korupsi yang diangkat dan

diberhentikan oleh komisi pemberantasan korupsi. Penuntut adalah jaksa penuntut umum,

setelah menerima berkas perkara dari penyidik, paling lambat 14 (empat belas) hari kerja

wajib melimpahkan berkas perkara tersebut kepada Pengadilan negeri.

B. Pemeriksaan Di Sidang Pengadilan

Perkara tindak pidana korupsi diperiksa dan diputus oleh pengadilan tindak pidana

korupsi dalam waktu 90 (Sembilan puluh) hari kerja sejak perkara dilimpahkan ke

pengadilan tindak pidana korupsi. Pemeriksaan perkara dilakukan oleh majelis hakim

berjumlah 5 (lima) orang yang terdiri atas 2 (dua) orang hakim pengadilan negeri dan 3 (tiga)

orang hakim ad hoc.


Dalam hal putusan pengadilan tindak pidana korupsi dimohonkan banding ke pengadilan

tinggi, perkara tersebut diperiksa dan diputus dalam jangka waktu paling lama 60 (enam

puluh) hari kerja sejak berkas perkara di terima oleh pengadilan tinggi.

Dalam hal putusan pengadilan tinggi tindak pidana korupsi dimohonkan kasasi kepada

Mahkamah Agung, perkara tersebut di periksa dan diputus dalam jangka waktu paling lama

90 (Sembilan puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal berkas perkara diterima oleh

Mahkamah Agung4

4. Peran KPK dalam upaya pemerantasan korupsi di Indonesia

Peran terhadap korupsi merupakan focus yang sangat signifikan dalam suatu Negara

berdasarkan hukum, bahkan merupakan tolak ukur keberhasilan suatu pemerintahan. Salah

satu unsur yang sangat penting dari penegakan hukum dalam suatu Negara adalah perang

terhadap korupsi, karena korupsi merupakan penyakit kanker yang imun, meluas, permanent

dan merusak semua sendi kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk perekonomian serta

penataan ruang wilayah.

KPK sebagai lembaga independent, artinya tidak boleh ada intervensi dari pihak lain

dalam penyelidikannya agar diperoleh hasil sebaik mungkin.

 KPK juga sebagai control sosial dimana selama ini badan hukum kita masih mandul.

Contohnya seperti terungkapnya kasus Nyonya Artalita, dimana aparat hukum kita yang

seharusnya membongkar kasus korupsi justru bisa disuap oleh Nyonya Artalita dan yang

akhirnya berhasil dibongkar oleh KPK. Jika ada beberapa pejabat yang teriak-teriak karena

4
https://gapurakampus.blogspot.com/2018/07/makah-pengertian-peran-fungsi-kpk-dan.html#:~:text=Penjelasan
%20undang-undang%20menyebutkan%20peran,menjadi%20lebih%20efektif%20dan%20efisien.&text=Karena
%20KPK%20dapat%20menangkap%20para,curigai%20kapanpun%20dan%20dimana%20pun.
ulah KPK, harus dipertanyakan kembali kepada para pejabat itu, berteriak karena takut ikut

terseret ataukah konpensasi atas kesalahan sendiri?  Dan perlu kita pertanyakan kembali

mengapa tidak berani teriak ketika kantong terisi uang haram?

 KPK juga sebagai barometer Negara terhadap pandangan Negara lain. Mungkin korupsi

di Indonesia sebagai fenomena gunung es dan mungkin hanya 0,5 persen saja yang

terbongkar. Tapi justru membanggakan karena taring-taring keadilan mulai tumbuh. Kita

melihatnya takut karena kita selama ini terbiasa dibius oleh rezim sebelumnya dan

menganggap aneh apabila keadaan itu memerlukan konsekuensi yang berat. Berbagai upaya

dilakukan untuk mengusik eksistensi KPK. Ada yang langsung meminta pembubaran

ataupun mengamputasi peran KPK secara terselubung.     

Penjelasan undang-undang menyebutkan peran KPK sebagai trigger mechanism, yang

berarti mendorong agar upaya pemberantasan korupsi oleh lembaga-lembaga yang telah ada

sebelumnya menjadi lebih efektif dan efisien.

 Peran KPK tidak hanya menindak koruptor di dalam negeri, tapi juga membantu negara

internasional memerangi korupsi di antaranya membantu negara lain mengungkap skandal

korupsi di negara tersebut. Peran KPK dalam pemberantasan penyuapan pejabat asing atau

orang asing dalam bentuk mengungkap kasus yang ada di negaranya.

Karena itu, ke depan sudah seharusnya pemimpin KPK terpilih harus benar-benar

memiliki perspektif yang kuat sehingga dapat melihat secara lebih tajam persoalan mendasar

dari merajalelanya korupsi. Sudah seharusnya desain program dan kebijakan pemberantasan

korupsi harus becermin pada tipologi korupsi yang mendominasi. Bukan sekadar
menjalankan tugas dan kewajiban memberantas korupsi sebagaimana mandat undang-

undang tapi tanpa bekal yang cukup memadai.

Dalam pelaksanaannya KPK yang memiliki kewenangan penuh untuk menangkap dan

menyelidiki kasus tindak pidana korupsi. Tidak dapat kita pungkiri dengan kewenangan itu

pula, KPK menjadi mimpi buruk bagi para pejabat dan elit politik yang korupsi. Karena

KPK dapat menangkap para pelaku korupsi yang telah di curigai kapanpun dan dimana pun.

Seperti yang telah kita lihat pada akhir-akhir ini. Dalam kasus penangkapan terhadap jaksa

Urip Tri Gunawan yang ditangkap langsung oleh KPK dengan mencegat mobilnya di

pinggir jalan. Demikian juga dengan pemeriksaan KPK terhadap tersangka kasus korupsi Al

Amin Nasution, KPK tanpa segan-segan menggeledah kantor anggota DPR RI tersebut.5

5. Cara KPK dalam mencegah tindak pidana korupsi di Indonesia

Salah satu cara konkrit yang dilakukan KPK untuk mencegah tindak pidana korupsi

adalah membangun zona anti korupsi di seluruh provinsi. Terbentang luas di tengah

Khatulistiwa. Terhampar di antara luasnya dua samudera. Seluas itu pula potensi korupsi

yang ada di Indonesia. Mengatasinya tak cukup hanya dilakukan di ibu kota, upaya

penanganan korupsi haruslah menyentuh seluruh Nusantara. Titik- titik zona antikorupsi

mestilah tersebar di seluruh Indonesia. Dalam konteks itulah, KPK menggelar koordinasi

dan supervisi bidang pencegahan ke seluruh provinsi di Indonesia. Menggandeng Badan

Pengawas Keuangan dan Pemerintah (BPKP), KPK kembali bersinergi untuk melanjutkan

program yang telah dimulai sejak 2012 ini.

5
file:///C:/Users/A%20S%20U%20S/Downloads/Documents/24288-ID-peranan-komisi-pemberantasan-korupsi-
kpk-sebagai-lembaga-anti-korupsi-di-indones.pdf
Langkah awal yang dilakukan adalah dengan mengadakan evaluasi terhadap hasil

koordinasi dan supervisi pencegahan (korsupgah) yang dilakukan pada 2012. Dari hasil

evaluasi didapati bahwa kegiatan korsupgah memperlihatkan dampak yang cukup efektif

dalam mendorong upaya-upaya pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan

publik.

Dengan demikian, pada 2013 kerja sama perlu ditindaklanjuti dengan menyusun

serangkaian aksi rencana tindak, terkait ketiga aspek yang telah dikoordinasi dan disupervisi

di 33 provinsi dan 33 ibu kota provinsi serta beberapa instansi vertikal pada ibukota provinsi

pada tahun sebelumnya. Aspeknya meliputi perencanaan dan penganggaran APBD,

pengadaan barang dan jasa, serta pelayanan publik. KPK dan BPKP melakukan monitoring

terhadap pelaksanaan rencana tindak tersebut.

Namun demikian, masih ditemukan beberapa permasalahan di lapangan terkait ketiga

aspek tersebut. Di antaranya: kualitas layanan publik perlu terus ditingkatkan, masih

lemahnya perencanaan penganggaran APBD, serta lemahnya perencanaan dan pelaksanaan

pengadaan barang dan jasa.

Untuk itulah, korsupgah 2013 dilakukan dengan verifikasi terhadap rencana tindak yang

telah dibuat. Sekaligus mengetahui sejauh mana rencana tindak tersebut telah

diimplementasikan. Jika ditemukan adanya beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam

rencana tindak maupun implementasinya, rekomendasi dapat segera diberikan. Selain

BPKP, KPK juga melibatkan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, serta Ombudsman Republik Indonesia. KPK
berharap dengan menggandeng banyak pihak, korsupgah dapat dilaksanakan semakin

optimal untuk bersama-sama melakukan perbaikan sistem dan peraturan.

Penajaman terhadap sejumlah aspek yang diamati dilakukan pada 2013 ini. Di sektor

pengelolaan APBD misalnya, fokus pada 2013 adalah pada APBD Perubahan. Sedangkan

terkait pengadaan barang dan jasa lebih spesifik dan strategis yang dibutuhkan masyarakat,

misalnya terkait infrastruktur.

Bidang yang menjadi fokus area juga diamati. Seperti di sektor pertambangan, ketahanan

pangan, dan penerimaan negara. Harapannya, peningkatan akuntabilitas proses dan kualitas

pelayanan serta transparansi pada sektor-sektor tersebut akan berkontribusi secara signifikan

pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Tanpa membuang waktu, tim gabungan tersebut segera menyebar ke 33 provinsi.

Pengamatan secara komprehensif dilakukan. Di antaranya dengan melakukan evaluasi

terhadap kelemahan-kelemahan yang ditemukan, telaah terhadap peraturan-peraturan terkait,

dan wawancara kepada sejumlah pihak berkaitan dengan permasalahan yang ditemukan.

Pengamatan juga dilakukan dengan mengidentifikasi sistem pengendalian internal yang

ada. Jika ditemukan adanya kelemahan dalam sistem tersebut, dilayangkanlah usulan

perbaikan. Yang berujung pada kesepakatan rencana tindak pengendalian dan evaluasi

terhadap hasil pelaksanaan perbaikan.

Seusai pengamatan, langkah selanjutnya adalah melakukan ekspose melalui semiloka

dengan mengundang para kepala daerah dan berbagai elemen masyarakat, seperti tokoh

agama, tokoh masyarakat, akademisi, mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat, dan

jurnalis.
Pada saat semiloka dilaksanakan, hampir semua gubernur dan wali kota hadir. Dari

semiloka tersebut, seluruh elemen masyarakat luas dapat memahami masalah-masalah yang

ada, sehingga selanjutnya dapat secara aktif mengawal upaya perbaikan yang akan

dilakukan namun tetap proporsional, pemerintah pun akan lebih baik melakukan upaya

perbaikan karena dikawal masyarakat luas.

Pada akhir tahun, dilaksanakanlah seminar nasional korsupgah di Jakarta. Untuk

memberikan gambaran kepada para pemimpin daerah seberapa jauh upaya-upaya

pemberantasan korupsi yang dilakukan di seluruh daerah di Indonesia. Sekaligus

mendapatkan masukan bagaimana langkah-langkah yang telah berhasil di beberapa daerah.

Proses tabulasi dan kompilasi hasil pengamatan juga dilakukan di akhir tahun. Sehingga

mempermudah langkah tindak lanjut yang akan dilakukan. Untuk lebih mengefektifkan

korsupgah, juga dilakukan workshop peningkatan kapasitas dan kompetensi tim.6

6
http://nafi-harahap.blogspot.com/2014/10/peran-komisi-pemberantasan-korupsi.html
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan

tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan

manapun. . Dalam pelaksanaan tugasnya, KPK berpedoman kepada lima asas, yaitu:

kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum, dan proporsionalitas.

KPK bertanggung jawab kepada publik dan menyampaikan laporannya secara terbuka

dan berkala kepada Presiden, DPR, dan BPK

Penyelidikan, peyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi dilakukan berdasarkan

hokum acara pidana yang berlaku dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun

1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Perkara tindak pidana korupsi

diperiksa dan diputus oleh pengadilan tindak pidana korupsi dalam waktu 90 (Sembilan

puluh) hari kerja sejak perkara dilimpahkan ke pengadilan tindak pidana korupsi.

Pemeriksaan perkara dilakukan oleh majelis hakim berjumlah 5 (lima) orang yang terdiri

atas 2 (dua) orang hakim pengadilan negeri dan 3 (tiga) orang hakim ad hoc.
Peran terhadap korupsi merupakan focus yang sangat signifikan dalam suatu Negara

berdasarkan hukum, bahkan merupakan tolak ukur keberhasilan suatu pemerintahan.

KPK juga sebagai control sosial dimana selama ini badan hukum kita masih mandul.

KPK juga sebagai barometer Negara terhadap pandangan Negara lain. Mungkin korupsi

di Indonesia sebagai fenomena gunung es dan mungkin hanya 0,5 persen saja yang

terbongkar. Peran KPK tidak hanya menindak koruptor di dalam negeri, tapi juga

membantu negara internasional memerangi korupsi di antaranya membantu negara lain

mengungkap skandal korupsi di negara tersebut.

Peran KPK dalam pemberantasan penyuapan pejabat asing atau orang asing dalam

bentuk mengungkap kasus yang ada di negaranya. Sudah seharusnya desain program dan

kebijakan pemberantasan korupsi harus becermin pada tipologi korupsi yang

mendominasi. Bukan sekadar menjalankan tugas dan kewajiban memberantas korupsi

sebagaimana mandat undang-undang tapi tanpa bekal yang cukup memadai. Tidak dapat

kita pungkiri dengan kewenangan itu pula, KPK menjadi mimpi buruk bagi para pejabat

dan elit politik yang korupsi. Dalam kasus penangkapan terhadap jaksa Urip Tri

Gunawan yang ditangkap langsung oleh KPK dengan mencegat mobilnya di pinggir

jalan.
Daftar Pustaka
http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2002/30TAHUN2002UU.HTM

https://id.wikipedia.org/wiki/Komisi_Pemberantasan_Korupsi_Republik_Indonesia#cite_note-

Sekilas_KPK-1

http://indonesiabaik.id/motion_grafis/apa-saja-tugas-dan-wewenang-kpk

https://gapurakampus.blogspot.com/2018/07/makah-pengertian-peran-fungsi-kpk-

dan.html#:~:text=Penjelasan%20undangundang%20menyebutkan%20peran,menjadi%20lebih

%20efektif%20dan%20efisien.&text=Karena%20KPK%20dapat%20menangkap

%20para,curigai%20kapanpun%20dan%20dimana%20pun.

file:///C:/Users/A%20S%20U%20S/Downloads/Documents/24288-ID-peranan-komisi-

pemberantasan-korupsi-kpk-sebagai-lembaga-anti-korupsi-di-indones.pdf

http://nafi-harahap.blogspot.com/2014/10/peran-komisi-pemberantasan-korupsi.html
Curriculum Vitae (CV)

Anda mungkin juga menyukai