Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KOMISI PEMBERANTAS KORUPSI

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pendidikan Anti Korupsi

Dosen Pengampu :

Tri Novianti,SH.MH

Disusun Oleh Kel 5 :

Yosua Andrew Nababan / 211150139

Rahma Hayati Fahranticka / 211150013

Cici Mirawan /

Fahrur Rozzi Siregar /

Eduard Brahmana /

Lala Indriani / 211150045

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN

BATAM
2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
‘’KOMISI PEMBERANTAS KORUPSI “ dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah
ini membantu menambah pengalaman dan pengetahuan para pembaca, makalah
ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
masih kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan atau kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Palangkaraya, 13 December 2021


Penyusun

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bukan hanya di Indonesia, di belahan dunia yang lain tindak pidana


korupsi selalu mendapatkan perhatian yang lebih khusus dibandingkan dengan
tindak pidana yang lainnya. Fenomena atau gejala ini harus dapat dimaklumi,
karena mengingat dampak negatif dari tindak pidana korupsi yang dapat
mendistorsi berbagai kehidupan berbangsa dan bernegaradari suatu negara,
bahkan juga terhadap kehidupan antarnegara.

Korupsi telah dianggap sebagai hal yang biasa, dengan dalih “sudah sesuai
prosedur". Koruptor tidak lagi memiliki rasa malu dan takut, sebaliknya
memamerkan hasil korupsinya secara demonstratif." Politisi tidak lagi mengabdi
pada konstituennya. Partai politik bukannya dijadikan alat untuk memperjuangkan
kepentingan rakyat banyak, melainkan menjadi ajang untuk mengeruk harta dan
ambisi pribadi.1

Padahal tindak pidana korupsi merupakan masalah yang serius, karena


tindak pidana korupsi dapat membahayakan stabilititas dan keamanan negara dan
masyarakat, membahayakan pembangunan nasional, politik dan ekonomi
masyarakat, bahkan dapat merusak moral serta nilai – nilai demokrasi serta
moralitas bangsa karena dampak berdampak membudayanya tindak pidana
korupsi yang tidak terkendali akan membawa dampak yang tidak hanya sebatas
kerugian negara dan perekonomian nasional tetapi juga pada hidup berbangsa dan
bernegara.

1.2 1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang di bahas di makalh ini adalah :

1
Dr. Ermansyah Djaja,S.H,M.Si,2013 memberantas korupsi Bersama KPK , sinar grafika , Jakarta
,edisi2 hal3
2. Pengertian korupsi
3. Apa itu KPK

BAB II

PEMBAHASAN

3.1 KPK

2.1.1 PENGERTIAN KPK

Menurut UU No.30 Pasal 2 dan 3 Tahun 2002, Komisi Pemberantasan


Korupsi (KPK) adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun.
Pemberantasan TIPIKOR berdasarkan pasal 1 ayat (3) UU No.30 Tahun 2002
adalah :

"serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas tindak pidana


korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan,
penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan, dengan peran serta
masyarakat berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku."

Dasar hukum pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi ditetapkan


secara tegas dalam pasal 2, UU RI No.30 Tahun 2002 yang berbunyi “ dengan
Undang undang ini dibentuk Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang
untuk selanjutnya disebut Komisi Pemberantasan Korupsi. " Namun, efektif
terbentuknya KPK pada tanggal 29 Desember 2003.

2.1.2 asas KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK)

a. Kepastian Hukum

b. Keterbukaan

c. Akuntabilitas

d. Proporsionalitas

2.1.3 kewenangan KPK dalam Pemberantasan Korupsi


KPK memiliki kewenangan melakukan koordinasi dan supervisi, termasuk
melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan sedangkan mengenai
pembentukan,susunan organisasi, tata kerja dan pertanggungjawaban, tugas dan
wewenang diatur dalam Undang – undang. Kewenangan KPK dalam melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi meliputi tindak pidana yang :

- Melibatkan aparat penegak hukum,penyelenggara negara, dan orang yang ada


kaitannya dengan TIPIKOR yang dilakukan oleh aparat penegak hukum atau
penyelenggara negara,

- Mendapatkan perhatian yang meresahkan masyarakat

- Menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp. 1.000.000.000,- ( satu milyar


rupiah ).

2.1.4 TUGAS KPK

KPK mempunyai tugas sebagaimana diatur dalam pasal 6 UU No.30


Tahun 2002, sebagai berikut :

1) Melakukan koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan


pemberantasan tipikor,

2) Melakukan supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan


pemberantasan tipikor, instansi yang berwenang termasuk Badan Pemeriksa
Keuangan, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, Komisi Pemeriksa
Kekayaan Penyelenggara Negara, Inspektorat pada departemen atau Lembaga
Pemerintah Non – departemen.

3) Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak


pidana korupsi,

4) Melakukan tindakan pencegahan tindak pidana korupsi,

5) Melakukan monitor terhadap penyelenggara pemerintahan negara,


2.1.5 kewajiban KPK

Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 15 UU No.30 Tahun 2002, KPK


berkewajiban :

1) Memberikan perlindungan terhadap sanksi atau pelapor yang


menyampaikan laporan atau memberikan keterangan mengenai terjadinya tindak
pidana korupsi,

2) Memberikan informasi kepada masyarakat yang memerlukan atau


memberikan bantuan untuk memperoleh data lain yang berkaitan dengan hasil
penuntutan tindak pidana korupsi yang ditanganinya,

3) Menyusun laporan tahunan dan menyampaikan kepada presiden


Republik Indonesia, DPR RI, dan BPK,

4) Menegakkan sumpah jabatan,

5) Menjalankan tugas, tanggungjawab, dan wewenangnya berdasarkan


asas asas KPK.

2.1.6 Tempat Kedudukan, Tanggung jawab, dan susunan organisasi


KPK

1. Tempat kedudukan KPK berdasarkan UU No.30 tahun 2002,sebagai


berikut : 1) KPK berkedudukan di ibukota negara dan wilayah kerjanya meliputi
seluruh wilayah republik indonesia.

2) KPK dapat membentuk perwakilan di daerah provinsi

2. Tanggung jawab KPK diatur dalam UU No.30 Tahun 2002, yaitu :

1) KPK bertanggungjawab kepada publik atas pelaksanaan tugasnya dan


menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala kepada presiden, DPR RI,
dan BPK.
2) Pertanggungjawaban KPK dilaksanakan dengan cara :

a. Wajib audit terhadap kinerja dan pertanggungjawaban keuangan sesuai


dengan program kerjanya,

b. Menerbitkan laporan tahunan,

c. Membuka akses informasi.

2.2 KORUPSI

2.2.1 Pengertian Korupsi

Pengertian dari korupsi secara harfiah menurut John M.echols dan hassan
shaddily, berarti jahat atau busuk, sedangkan menurut A.I.N. Kramer ST
mengartikan kata korupsi sebagai busuk, rusak, dapat disuap.

2.2.2 empat jenis korupsi

Definisi tentang korupsi dapat dipandang dari berbagai aspek, bergantung


pada disiplin ilmu yang dipergunakan sebagaimana dikemukakan oleh benveniste,
korupsi didefinisikan menjadi empat jenis, yaitu :

> Discretionery corruption adalah korupsi yang dilakukan karena adanya


kebebasan dalam menentukan kebijaksanaan, sekalipun nampaknya bersifat sah,
bukanlah praktik – praktik yang dapat diterima oleh para anggota organisasi.

> Illegal coruption, adalah suatu jenis tindakan yang bermaksud


mengacaukan bahasa atau maksud maksud hukum, peraturan dan regulasi tertentu.

> Mercenery coruption,adalah jenis tipikor yang dimaksud untuk


memperoleh keuntungan pribadi, melalui penyalahgunaan wewenang dan
kekuasaan.

> Ideological coruption, adalah jenis korupsi ilegal maupun discretionery


yang dimaksudkan untuk mengejar tujuan kelompok.

2.2.3 landasan hukum pemberantasan korupsi


-UU No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
juncto UU No. 20 Tahun 2001 pasal 1 sampai 24.

-UU No. 30 Tahun 2002 pasal 1 ayat (3) Bab ketentuan Umum juncto UU
No. 46 Tahun 2009.

2.2.4 penyebab korupsi di indonesia

Menurut penasehat KPK Abdullah Hehamahua, berdasarkan kajian dan


pengalaman setidaknya ada 8 penyebab terjadinya korupsi di indonesia, yaitu :

- Sistem Penyelenggaraan Negara yang keliru,

- Kompensasi PNS yang Rendah,

- Pejabat yang Serakah,

- Law enforcement tidak berjalan,

- Hukuman yang ringan terhadap koruptor,

- Pengawasan yang tidak efektif,

- Tidak ada keteladanan pemimpin

- Budaya masyarakat yang kondusif KKN.

2.2.5 institusi yang berwenang memberantas korupsi

Beberapa institusi berwenang untuk memberantas korupsi di indonesia


agar tidak terus berkembang, yaitu :

 KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi),


 Kepolisian Negara Republik Indonesia ( instruksi presiden No.5
Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Huruf
kesebelas, butir 10),
 Kejaksaan Agung Republik Indonesia (instruksi presiden No. 5
Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, huruf
kesebelas, butir 9).
2.2.6 VISI KPK :

Visi merupakan gambaran masa depan yang hendak diwujudkan. Visi


harus bersifat praktis, realistis untuk dicapai, dan memberikan tantangan serta
menumbuhkan motivasi yang kuat bagi pegawai Komisi untuk mewujudkannya.
Visi KPK adalah:

"Menjadi Lembaga yang Mampu Mewujudkan Indonesia yang Bebas dari


Korupsi" Visi tersebut mengandung pengertian yang mendalam dan menunjukkan
tekad kuat dari KPK untuk segera dapat menuntaskan segala permasalahan yang
menyangkut Tindak Pidana Korupsi.

MISI KPK :

Misi merupakan jalan pilihan untuk menuju masa depan. Sesuai dengan
bidang tugas dan kewenangan KPK, misi KPK adalah:

Pendobrak dan Pendorong Indonesia yang Bebas dari Korupsi Menjadi


Pemimpin dan Penggerak Perubahan untuk Mewujudkan Indonesia yang Bebas
dari korupsi. Dengan misi ini diharapkan KPK menjadi pemimpin sekaligus
mendorong dalam gerakan pemberantasan korupsi di Indonesia. Hal tersebut
mempunyai makna bahwa KPK adalah lembaga yang terdepan dalam
pemberantasan korupsi di Indonesia serta menjalankan tugas koordinasi dan
supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pencegahan dan
penindakan TPK.

TUJUAN KPK

Tujuan merupakan penjabaran dari visi dan misi yang telah ditentukan dan
menggambarkan kondisi yang diinginkan pada akhir periode Renstra. Tujuan
yang ingin dicapai oleh KPK dalam periode Tahun 2008 – 2011 adalah:
Meningkatnya integritas aparat penegak hukum dan aparat pengawasan dalam
pemberantasan korupsi, disertai dengan berkurangnya niat dan peluang untuk
melakukan korupsi, sehingga korupsi di Indonesia berkurang secara signifikan;
Penetapan tujuan ini dilandasi oleh fakta bahwa tindak pidana korupsi di
Indonesia sudah sangat meluas dan dilakukan secara sistematis dengan cakupan
yang telah memasuki berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

Perkembangannya juga terus meningkat dari tahun ke tahun, baik dari


jumlah kasus yang terjadi maupun dari jumlah kerugian negara. Berdasarkan
kondisi tersebut, pemberantasan TPK harus dilakukan secara optimal, intensif,
efektif, profesional, dan berkesinambungan. Oleh karena itu diperlukan kerjasama
antara KPK dengan instansi penegak hukum dan instansi lain serta seluruh
komponen bangsa dan negara. Peran KPK sebagai pemimpin dan pemicu
memungkinkan terciptanya kerjasama tersebut, sehingga timbul suatu gerakan
pemberantasan korupsi yang masif, dinamis, dan harmonis.

Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Komisi Pemberantasan Korupsi

Dengan pertimbangan bahwa sampai akhir tahun 2002 pemberantasan


tindak pidana korupsi belum dapat dilaksanakan secara optimal dan lembaga
pemerintah yang menangani perkara tindak pidana korupsi belum berfungsi secara
efektif dan efisien, maka ditetapkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 yang
menjadi dasar pembentukan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang
disingkat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

1. Tugas Komisi Pemberantasan Korupsi

a. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak


pidana korupsi.

b. Supervise terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak


pidana korupsi.

c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana


korupsi

d. Melakukan tindakan-tindakan pencegajan tindak pidana korupsi.

e. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan Negara (Pasal 6


Undang- Undang Nomor 30 tahun 2002)
2. Wewenang Komisi Pemberantasan Korupsi

a. Mengoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana


korupsi.

b. Menetapkan system pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana


korupsi.

c. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi


kepada instansi yang terkait.

d. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang


berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.

e. Meminta laporan instansi yang terkait mengenai pencegahan tindak pidana


korupsi (Pasal 7 Undang-Undang Nomor 30 tahun 2002)

f. Tertuang dalam Pasal 12, 13, dan 14 Undang-Undang No.30 Tahun 2002.

Kewajiban Komisi Pemberantasan Korupsi

Sebagaimana diamanatkan didalam pasal 15 Undang-Undang No. 30


tahun 2002, Komisi Pemberantasan Korupsi berkewajiban:

a. memberikan perlindungan terhadap saksi atau pelapor yang menyampaikan


laporan ataupun memberikan keterangan mengenai terjadinya tindak pidana
korupsi.

b. memberikan informasi kepada masyarakat yang memerlukan atau memberikan


bantuan untuk memperoleh data lain yang berkaitan dengan hasil penuntutan
tindak pidana korupsi yang ditanganinya.

c. menyusun laporan tahunan dan menyampaikannya kepada Presiden Republik


Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dan Badan Pemeriksa
Keuangan.

d. menegakkan sumpah jabatan.

e. menjalankan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya berdasarkan asas-asas


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

KPK atau Komisi Pemberantasan Korupsi merupakan lembaga negara yang dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari
pengaruh kekuasaan manapun. KPK bekerjasama dengan lembaga - lembaga
Pemberantasan korupsi lain, seperti BPK, BPKP, dan inspektorat untuk
memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme di indonesia.

Kita harus menanamkan sifat nasionalisme di dalam diri kita agar nantinya negara
indonesia bisa terbebas dari KKN. Itu merupakan salah satu cara dalam
menghadang diri kita dari intern agar tidak terjerumus kedalam KKN.

3.2 Saran

Kita sebagai masyarakat indonesia dan sebagai masyarakat yang cerdas harus
mampu menangkal diri kita dari kata KORUPSI. Agar kita dapat membuat
Indonesia yang bebas KKN. Kita juga harus mengetahui sebab terjadinya korupsi
agar kita dapat menghindari hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

1. buku – buku

Dr.Ermansyah Djaja,S.H,M.Si, 2013, memberantas korupsi bersama KPK, sinar grafika,


Jakarta, edisi 2.

2. Internet

https://ppirotterdam.wordpress.com/2011/11/28/isg-1-hubungan-antara-bpk- bpkp-kpk-
dan-pns-dalam-perspektif-generasi-muda/, diakses 21 april 2018

http://catatankecil-indri.blogspot.co.id/2014/02/bpk-dengan-bpkp-bedanya- apa-sih.html,
diakses 19 april 2018

http://aswirjunior.blogspot.co.id/2012/11/pengawasan-pemerintahan-oleh-
bpkbpkp.html, diakses 21 april 2018

http://dakwah13.blogspot.co.id/2014/04/peran-polri-jaksa-bpk-dan-kpk- dalam.html,
diakses tanggal 15 april 2018

https://www.liputan6.com/news/read/2513651/6-lembaga-negara- bersinergi-berantas-
korupsi, diakses 22 april 2018 https://dokumen.tips/documents/beda-kpk-bpk-bpkp.html,
diakses 19 april 2018

Anda mungkin juga menyukai