Anda di halaman 1dari 6

BAB:2

PEMBAHASAN

Peran Komisi Pemberantakan Korupsi (KPK)


Komisi Pemberantasan Korupsi disingkat KPK adalah sebuah komisi yang dibentuk pada tahun 2003
berdasarkan Undang-Undang RI No.30 Tahun 2002 tentang komisi pemberantasan tindak pidana untuk
Korupsi. Tujuan dibentuknya KPK adalah mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi. Untuk
mencapai tujuan tersebut , KPK mempunyai tugas sebagai berikut.

a. Kordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi
b. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
c. Melakukan penyelidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi.
d. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.
e. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

Selain memiliki tugas tersebut, komisi ini memiliki beberapa wewenang


Sebagai berikut.

1. Mengoordinasi penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi.


2. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi.
3. Meminta informasi dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi pada instansi terkait.
4. Melaksanakan dengar pendapan atau pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan tindak korupsi.
5. Meminta laporan instansi terkait pencegahan tindak pidana korupsi.

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya itu, KPK berpedoman pada asas sebagai berikut.

1. Kepastian hukum, yakni asas dalam Negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan menjalankan tugas dan
wewenang KPK.
2. Keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memper oleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak distriminatif tentang kinerja KPK dalam menjalan kan
tugas dan fungsinya.
3. Akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan KPK
harus dapat di pertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
4. Kepentingan umum, yakni asas yang mendahulukan kesejahtraan umum dengan cara yang
aspiratif, akomodatif, dan selektif.
5. Proporsionalitas, yakni asas yang mengutamakan keseimbangan antara tugas, wewenang, dan
kewajiban KPK.
BAB:1

A. Latar Belakang

KPK adalah lembaga negara yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil
guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK bersifat independen dan bebas
dari pengaruh kekuasaan manapun dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.Komisi ini
didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002
mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dalam pelaksanaan tugasnya, KPK
berpedoman kepada lima asas, yaitu: kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan
umum, dan proporsionalitas. KPK bertanggung jawab kepada publik dan menyampaikan
laporannya secara terbuka dan berkala kepada Presiden, DPR, dan BPK. KPK dipimpin oleh
Pimpinan KPK yang terdiri atas lima orang, seorang ketua merangkap anggota dan empat orang
wakil ketua merangkap anggota.

Pimpinan KPK memegang jabatan selama empat tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk
sekali masa jabatan. Dalam pengambilan keputusan, pimpinan KPK bersifat kolektif kolegial.
Pada periode 2011-2015 KPK dipimpinoleh Ketua KPK Abraham Samad, bersama 4 orang wakil
ketuanya,yakni Zulkarnaen, BambangWidjojanto, Busyro Muqoddas, dan Adnan Pandu Praja.
Saat ini, satu persatu pimpinan KPK dilaporkan oleh Mabes Polri dengan tindakan pidana yang
disangkakan dilakukan saat para pimpinan KPK belum menjabat menjadi Pimpinan KPK. Upaya
ini muncul ketika KPK menetapkan calon Kapolri menjadi tersangka sehari sebelum dilakukan fit
and proper tes. Berdasarkan UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, dalam pasal 32 ayat (2) dikatakan “dalam hal Pimpinan Komisi Pemberantasan
Korupsi menjadi tindak pidana kejahatan, diberhentikan sementara dari jabatannya”.

Dan terhadap proses pemberhentian sementara pimpinan KPK yang menjadi tindak pidana
kejahatan, berdasarkan pada pasal 32 ayat (3) UU No 30 Tahun 2002 dikatakan bahwa
“pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Presiden
Republik Indonesia”.1 Mengacu pada bunyi pasal diatas jelas bahwa dalam hal pimpinan KPK
menjadi tersangka, Presiden wajib memberhentikannya. Sehingga pasal 32 ayat (2) menjadi
sarana untuk melemahkan KPK dan menghambat upaya pemberantasan korupsi yang saat ini
sedang gencar-gencarnya dilakukan.
B. Rumusan Masalah

1. Apa tugas KPK………………………………..?

2. Apa saja wewenang KPK…………………………………?

3. KPK berpedoman pada asas apa………..……….………………?


BAB:3
KESIMPULAN

Peranan komisi pemberantasan korupsi (KPK) sebagai lembaga pemberantasan korupsi dalam perspektif
tata negara indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah lembaga negara yang bersifat
independen dan berkaitan dengan kekuasaan kehakiman tetapi tidak berada di bawah kekuasaan
kehakiman. keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secara tegas diatur dalam Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai bentuk politik hukum
pemberantasan korupsi di tanah air.

Dengan demikian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai lembaga pemberantas korupsi yang
kuat bukan berada di luar sistem ketatanegaraan, tetapi justru ditempatkan secara yuridis di dalam
sistem ketatanegaraan yang rangka dasarnya sudah ada di dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

KPK bukan merupakan bagian dari eksekutif/pemerintah, legislative/Dewan rakyat ataupun


yudikatif/peradilan. Menurut saya dalam hal ini dimaksudkan agar KPK bebas dari kepentingan-
kepentingan polistis dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Kenyataannya memang KPK
dalam menjalankan salah satu tugasnya yaitu melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan
terhadap tindak pidana korupsi telah menangkap beberapa tokoh/pejabat dari eksekutif, legislative
maupun yudikatif.
MAKALAH
PERAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
(KPK)

DI SUSUN OLEH:

Nama Anggota Kelompok 5:


- MUKTI SAPUTRA
- ULYANNASARI.M
- WULANDARI
- RIFKI SANDIAWAN
- MUH FAHRIAN.N
- ALFIAN

SMA NEGRI 8 KENDARI


DAFTAR ISI

BAB:1

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

BAB:2

A. Pembahasan

BAB:3

A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai