NPM : 183112340250306
No. Absen : 43
SUB BAB
3. Sumber Artikel
1. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Hukum sebagai kumpulan peraturan atau kaedah mempunyai isi yang bersifat
umum dan normatif hukum tidak mungkin ada tanpa adanya lembaga yang
dan yudikatif. KPK adalah komisi di Indonesia yang dibentuk pada tahun 2003
Salah satu lembaga negara penunjang yang dibentuk pada era reformasi di
sebagai salah satu bagian agenda pemberantasan korupsi yang merupakan salah satu
Secara historis KPK lahir dari sebuah asumsi bahwa penegakan hukum yang
dilakukan oleh Kepolisian dan Kejaksaan tidak berjalan secara efektif. Komisi
yang dibentuk pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas
Pidana Korupsi.
Against Corruption (ICAC) yang didirikan pemerintah Hongkong pada tahun 1974.
KPK merupakan suatu komisi khusus yang pendiriannya merupakan amanah dari
Tindak Pidana Korupsi, dengan tujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil
Corruption (Pasal 6) yang sudah diratifikasi Indonesia, ada yang bersifat permanen
dan ada bersifat sementara. Kewenangan KPK yang bersifat permanen adalah
sementara ialah tindakan yang represif, seperti penyidikan dan terutama penuntutan.
tahun 2002 dan setelah terpilihnya pimpinan dan Ketua KPK pada tanggal 16
Desember 2003.
Salah satu masalah yang sangat serius terjadi di Indonesia adalah masalah
momok yang dapat membawa kehancuran bagi perekonomian Negara. Diakui atau
tidak, praktik korupsi yang terjadi dalam bangsa ini telah menimbulkan banyak
kerugian. Tidak saja bidang ekonomi, maupun juga dalam bidang politik,sosial
budaya, maupun keamanan. Dalam bahasa Indonesia arti dari kata korupsi itu ialah
Kejaksaan dalam memberantas tindak pidana korupsi memang lebih luas. Dengan
memberantas tindak pidana korupsi. Ini terlihat dalam penyidik yang dimiliki KPK
merupakan penyidik yang diangkat dari Kepolisian dan Kejaksaan dan masih
Korupsi (TPK).
pidana korupsi :
1. Melibatkan aparat pengak hukum, penyelengara negara dan orang lain yang ada
kaitannya dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat pengak hukum
birokrasi dan proses dalam penuntutan. Jadi KPK mengambil sekaligus dua peranan
yaitu tugas Kepolisian dan Kejaksaan yang selama ini tidak berdaya dalam
memerangi korupsi. Disamping itu dalam Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor
atau penelaahan terhadap instansi yang menjalankan tugas dan wewenang yang
pelayanan publik.
Namun mengapa selama ini terlalu banyak gempuran untuk melucuti eksistensi KPK,
dari kriminalisasi terhadap pimpinan, keinginan mengurangi fungsi KPK lewat revisi
Densus Tipikor?
ternyata tidak membuat jera koruptor. Semestinya hal itu diiringi dengan
dalam. Mustahil pula KPK dapat berjalan sendirian tanpa melibatkan aparat
penegak hukum lain, seperti polisi, jaksa, dan hakim. Namun, yang menjadi
sasaran OTT KPK justru koleganya sendiri, yakni aparat peradilan, kepolisian,
dan kejaksaan. Hal ini seharusnya dapat dikoordinasikan terlebih dulu lewat
pimpinan Mahkamah Agung atau Ketua Komisi Yudisial, Jaksa Agung, dan
Kepala Polri. Ini perlu dilakukan supaya institusi tersebut menegakkan tata
kelola yang baik, termasuk sumber daya manusia serta visi dan misi yang sama,
seperti yang sudah dibangun KPK dengan MA melalui Satuan Tugas Sapu
Jika misalnya, ada jaksa yang terindikasi korupsi dan KPK akan menggelar
OTT, KPK bisa secara langsung menghubungi Jaksa Agung. Dengan demikian,
pimpinan lembaga itulah yang pertama sekali menindak anak buahnya tanpa harus
diketahui publik melalui siaran pers. Ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan
penegak hukum itu harus merespons secara positif temuan KPK tersebut.
Mengapa hal ini sangat urgen dilakukan KPK? Sebab, ini untuk menjaga
jika seorang hakim ditangkap dan ddipertontonkan kepada dunia melalui siaran
televise. Apa kata masyarakat dan dunia terhadap peradilan Indonesia, yang
seharusnya KPK turut serta menjaga harkat dan wibawanya di mata dunia. Ketua
Mahkamah Agung, Hatta Ali berpendapat dari hasil studi banding yang dilakukan
diberhentikan. Kalau hakim itu bermasalah, dia akan diminta mengundurkan diri
sebagai hakim dengan kerahasiaan tetap dijaga. Jika ia tidak bersedia mundur,
Selama ini telah ada kerja sama antara KPK dan pimpinan Mahkamah
terkait dengan Saber Pungli. Mahkamah pun sudah menerbitkan Maklumat Ketua
Pimpinan pengadilan kini dapat dicopot dari jabatannya. Ini adalah salah satu
tersebut dilakukan agar tidak terjadi lagi peristiwa OTT seperti yang sudah
Agung ke daerah terhadap setiap berita dan laporan masyarakat. Sekecil apa pun
langsung menelusuri kebenaran berita tersebut. Jika benar, hakim itu lansung
diberi sanksi, dicopot dari jabatannya, diperintah untuk mengundurkan diri, atau
diproses secara hukum tanpa harus diketahui publik. Namun, apabila berita itu
tidak benar, nama baiknya akan dipulihkan. Setelah KPK berkoordinasi secara
professional dengan pimpinan lembaga penegak hukum, barulah kemudian
legislative, dan Badan Pemeriksa Keuangan. Sangat ajaib jika pejabat lembaga
tinggi negara harus diciduk dan dipertontonkan di muka umum melalui siaran
televise dan media cetak. Padahal belum tentu dia bersalah di pengadilan.
terjadinya tindak pidana korupsi. Ketika sistem sudah dibangun oleh KPK secara
pihak ada sebagian masyarakat lain yang menilai revisi sebenarnya juga dalam
Achmad Baidowi (PPP), Saiful Bahri Ruray (Partai Golkar), dan Ibnu Multazam
Korupsi. Usul tersebut kemudian disahkan menjadi RUU inisiatif DPR. Seperti
KPK memang diperlukan? Kedua, apakah benar jika revisi UU KPK akan
memperlemah KPK atau sebaliknya, memperkuat KPK pada masa yang akan
datang? Yang harus dilakukan para penolak maupun yang mendukung revisi UU
KPK untuk secara objektif mengkaji secara mendalam atas RUU yang telah diajukan
DPR. Secara konstitusional DPR punya kewenangan untuk mengajukan RUU hal
tersebut sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 20 ayat (1) UUD 1945. Dalam
Perundang-undangan bahwa setiap RUU harus terlebih dahulu masuk Prolegnas yang
empat hal baru dalam RUU KPK yang menjadi 'sorotan' publik. Pertama,
KPK oleh DPR menjadi RUU inisiatif karena RUU KPK tersebut bukan merupakan
dari 55 RUU yang masuk Prolegnas Prioritas 2019, di samping itu ada beberapa poin
materi muatan RUU yang konon dapat memperlemah KPK pada masa yang akan
mengawasi pelaksanaan tugas dan wewenang KPK. Tugas ini dianggap berpotensi
tidak memiliki urgensitas karena ketentuan Pasal 12 A ayat (1) huruf a RUU KPK
penyadapan bisa dilakukan jika terdapat 2 (dua) alat bukti permulaan yang cukup.
Oleh karenanya, ketentuan Pasal 12 A ayat (1) huruf b tidak diperlukan, sepanjang
Terkait dengan tugas Badan Pengawas KPK di bidang penegakan kode etik
penulis sependapat karena ada pemikiran bahwa keberadaan Dewan Pengawas KPK
itu analog dengan keberadaan Komisi Yudisial, Komisi Kejaksaan, dan Komisi
Pengawas KPK diharapkan tugasnya hanya berkaitan dengan penegakan kode etik
Dalam draf RUU KPK juga ada ketentuan yang dibuat dalam rangka
hal tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 40 yang menentukan bahwa KPK
berwenang mengeluarkan SP3 dalam perkara tipikor. Ketentuan tersebut sangat
mungkin dilandasi beberapa kasus yang 'belum selesai' setelah sekian tahun tanpa
kejelasan. Sementara itu, predikat sebagai tersangka sudah terlanjur ditetapkan KPK.
Bahkan, ada seorang tersangka yang sampai meninggal dunia belum diproses dan
jika ada kesepakatan antara Presiden dan DPR melalui mekanisme yang telah diatur
dalam UU No 12 Tahun 2011. Dengan demikian, sangat elegan dan merupakan win-
win solution untuk menghadapi gegap gempitanya pro-kontra terhadap RUU KPK
undangan.
Akhirnya, kita semua yang peduli dengan upaya pemberantasan tindak pidana
korupsi ikut serta mengawasi dan mengikuti proses pembahasan RUU KPK sehingga
kekhawatiran untuk memperlemah KPK melalui revisi UU KPK tidak akan terjadi.
Para pemrakarsa revisi UU KPK juga punyai komitmen sama bahwa RUU KPK
Akhirnya, marilah kita semua menunggu masa depan KPK melalui revisi UU KPK.
2.3 Eksistensi KPK harus dijaga
Institusi KPK kini dalam ujian besar, sebab ada upaya untuk
harus menjaga dan mendukung KPK agar bekerja maksimal memberantas korupsi.
didukung. Karena lembaga itu, telah terbukti jadi komisi garda depan dalam
KPK tidak tebang pilih. Kasus-kasus kakap, yang belum dituntaskan, harus
yang dikaruniai kekayaan alam yang melimpah, tapi hingga saat ini belum mampu
penyebab utama dari masalah kemiskinan ini adalah terjadinya salah urus oleh
penyelenggara negara. Hal itu telah terjadi selama bertahun-tahun di waktu yang
lampau.
Indonesia dari tahun ke tahun selalu pada angka yang memprihatinkan,” katanya.
Pada 2016, kata dia, indek persepsi korupsi, ada di angka 37 dengan posisi pada
Catatan ini TII, setidaknya sesuai fakta, dimana banyak jumlah kasus korupsi
di republik ini. Indonesia Corruption Watch (ICW) misalnya, mencatat 482 kasus
korupsi dengan 1.101 tersangka selama 2016. Tidak dipungkiri pula, budaya korupsi
“Ini bukan saja makin menjauhkan kita dari cita-cita luhur para pendiri
bangsa kita, tetapi juga telah makin memperpuruk sebagian dari masyarakat
akar dari semua ini adalah kerakusan manusia yang tidak pernah mengenal cukup.
Henriette mengungkapkan, sidang raya PGI pada Nopember 2014 di Nias mencatat,
saat ini bangsa Indonesia sedang berhadapan dengan sedikitnya empat masalah,
ekologis.
Sehingga tidak pernah mampu berkata cukup, dan tak segan untuk mengambil yang
https://kolom.tempo.co/read/1045614/mengukuhkan-eksistensi-kpk
https://www.neliti.com/id/publications/170253/eksistensi-kpk-dalam-memberantas-
tindak-pidana-korupsi
https://mediaindonesia.com/read/detail/258631-menunggu-masa-depan-kpk
http://www.koran-jakarta.com/pgi--eksistensi-kpk-harus-dijaga/