A. Latar Belakang
1
Putusan MK No. 36/PUU-XV/2017, h. 108-109
2
Pasal 3 UU No. 30 Tahun 2002
3
Tempo.co, “8 Upaya Pelemahan KPK Oleh DPR Menurut Catatan ICW”, Nasional Tempo.
https://nasional.tempo.co/read/885616/8-upaya-pelemahan-kpk-oleh-dpr-menurut-catatan-
icw/full&view=ok diakses pada 29 Januari 2022.
4
Laurensius Arliman, ‘KODIFIKASI RUU KUHP Oleh : Laurensius Arliman S 1 Abstract Corruption as
a Form of Criminal Act of Extraordinary Extremely Detrimental to the People , the Idea to Weaken
the Corruption Eradication Commission ( KPK ), One of Them by Entering the Rules of C’, Jurnal
Pendidikan, 2014, h. 5.
menjadi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019. Mengingat
pemberantasan korupsi merupakan agenda prioritas pemerintah untuk
diwujudkan serta korupsi yang merupakan kejahatan luar biasa, maka
sangat perlu upaya penguatan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi
sebagai lembaga negara penunjang dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
5
Hendra Nurtjahjo, ‘Lembaga, Badan, dan Komisi Negara Independen (State Auxiliary Agencies)
di Indonesia: Tinjauan Hukum Tata Negara’, Jurnal Hukum dan Pembangunan, No. 3, 2005, h.
278.
6
Ni’matul Huda, Sengketa Kewenangan lembaga Negara Dalam Teori dan Praktik di Mahkamah
Konstitusi, FH UII Press, Yogyakarta, 2016, h. 74.
negara dalam menjalankan tugasnya.7 Adapun organ perlengkapan negara
yang berupa lembaga penunjang ini lahir karena:
B. Isu Hukum
7
Hendra Nurtjahjo, Op. Cit., h. 279.
8
Ibid., h. 280.
1. Kedudukan lembaga pemberantas korupsi sebagai lembaga
penunjang di negara Uruguay, Hong Kong dan Indonesia.
2. Upaya penguatan kelembagaan komisi pemberantas korupsi sebagai
lembaga penunjang yang independen pada JUTEP Uruguay, ICAC
Hong Kong dan KPK Indonesia.
C. Alasan Penggunaan Perbandingan
Adapun alasan-alasan mengapa penulis menggunakan ICAC Hong
Kong dan JUTEP Uruguay dalam melakukan studi komparatif dengan KPK
Indonesia sebagai lembaga penunjang di bidang pemberantasan korupsi,
diuraikan sebagai berikut:
a. Uruguay
Sistem pemerintahan Uruguay memiliki persamaan dengan
Indonesia. Pertama, Uruguay merupakan negara dengan sistem
Presidensial dan sistem negara republik. Hal ini menjadi penting
sebab bagaimana model kekuasaan eksekutif di suatu negara
mempengaruhi pula bagaimana pemerintah menempatkan suatu
lembaga negara penunjang, apakah langsung dibawah Presiden
sebagai pemegang kekuasaan eksekutif, ataukah justru dipisahkan
dari campur tangan Presiden. Jika di Indonesia, saat ini KPK berada
dibawah cabang kekuasaan eksekutif yang dipegang oleh Presiden,
sehingga memberikan perspektif perbandingan yang menarik ketika
membandingkan dengan negara yang sama-sama menggunakan
sistem presidensial. Kedua, bentuk negara Uruguay sama dengan
Indonesia, yakni berbentuk negara kesatuan. Bentuk negara juga
mempengaruhi bagaimana suatu negara mengatur kedudukan
komisi pemberantas korupsi di negaranya, apakah menjadi terpusat
dalam lingkup nasional atau memiliki cabang-cabang komisi yang
ditempatkan di negara bagian (jika merupakan negara federal).
Ketiga, sistem hukum yang dianut Uruguay adalah Civil Law seperti
di Indonesia. Sistem hukum berkaitan dengan bagaimana landasan
hukum yang menjadi dasar didirikannya suatu lembaga penunjang,
berkaitan pula seperti apakah lembaga tersebut dilegitimasi di suatu
negara, serta bagaimana upaya penegakan dan pemberantasan
korupsinya. Selain sama-sama menganut Civil Law, Uruguay juga
memiliki konstitusi yang tidak dapat mudah dirubah kecuali melalui
proses hukum yang berlaku, ini sama dengan di Indonesia. Keempat,
berkaitan dengan keadaan faktual dari Uruguay yang merupakan
negara dengan indeks korupsi sebesar 71 dari 100, serta mengalami
peningkatan dari tahun 2018 menuju tahun 2019. Uruguay sendiri
menduduki peringkat ke-18 di dunia yang terbersih dari korupsi dan
menjadi negara dengan tingkat korupsi paling rendah di Amerika
Selatan. Keadaan faktual ini menjadi penting, sebab untuk
mengetahui seperti apa pengaturan dan implementasi dalam upaya
pemberantasan korupsi di Uruguay terutama melalui lembaga
penunjang di bidang pemberantasan korupsinya yakni JUTEP.
b. Hong Kong
Peraturan Perundang-undangan
Buku
Huda, Ni’matul, Sengketa Kewenangan lembaga Negara Dalam Teori dan Praktik
di Mahkamah Konstitusi, FH UII Press, Yogyakarta, 2016.
Artikel Jurnal
Internet
Tempo.co, “8 Upaya Pelemahan KPK Oleh DPR Menurut Catatan ICW”, Nasional
Tempo. https://nasional.tempo.co/read/885616/8-upaya-pelemahan-kpk-
oleh-dpr-menurut-catatan-icw/full&view=ok diakses pada 29 Januari 2022
Revisi Turnitin_Ridho Budaya
by Turnitin Check
13
12
14
2
1
19
4
4
3
20
10
16
1
21
1
11
17
18
15
Revisi Turnitin_Ridho Budaya
ORIGINALITY REPORT
24 %
SIMILARITY INDEX
24%
INTERNET SOURCES
11%
PUBLICATIONS
10%
STUDENT PAPERS
PRIMARY SOURCES
1
Submitted to Universitas Islam Indonesia
Student Paper 5%
2
jurnal.uns.ac.id
Internet Source 3%
3
etheses.uin-malang.ac.id
Internet Source 3%
4
journal.uir.ac.id
Internet Source 3%
5
repository.uinbanten.ac.id
Internet Source 1%
6
Submitted to Padjadjaran University
Student Paper 1%
7
Ulang Mangun Sosiawan. "Peran Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) Dalam
1%
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi",
Jurnal Penelitian Hukum De Jure, 2019
Publication
8
ejournal.unikama.ac.id
Internet Source 1%
9
ijmmu.com
Internet Source 1%
10
docobook.com
Internet Source 1%
11
dspace.uii.ac.id
Internet Source 1%
12
journal.untar.ac.id
Internet Source 1%
13
www.coursehero.com
Internet Source 1%
14
pusatkrisis.kemkes.go.id
Internet Source 1%
15
sitimaryamnia.blogspot.com
Internet Source 1%
16
asrikina.blogspot.com
Internet Source <1 %
17
koneuntukmu.blogspot.com
Internet Source <1 %
18
www.suara.com.hk
Internet Source <1 %
19
Paman Nurlette. "Komisi Pemberantasan
Korupsi Menjadi Objek Hak Angket Dewan
<1 %
Perwakilan Rakyat (Analisis Yuridis Terhadap
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
36/PUU-XV/2017 Dan Undang-Undang MD3)",
SASI, 2020
Publication
20
moam.info
Internet Source <1 %
21
www.saplaw.top
Internet Source <1 %