Anda di halaman 1dari 13

PERAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

DALAM MENEGAKKAN HUKUM DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

BUNGA NASYWA SALSABILA

DIEN ZAIDAN ASSHIDIQIE

EMI MARDIANA

M. IKHSAN

M. ROBBY KURNIADI

RIPKI PRADIKA PUTRA

GURU PEMBIMBING : YULIANA, SH

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI BENGKULU

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 8 KOTA BENGKULU

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas berkat rahmat dan karunia Allah SWT, kami dapat
menyelesaikan makalah yang bejudul Peran Komisi Pemberantas Korupsi dalam
Menegakkan Hukum di Indonesia ini. Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas
mata pelajaran PKN yang di ampu oleh Ibu Yuliana.

Penulis mengucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
selesainya penulisan makalah ini. Penulis berharap saran dan masukan untuk perbaikan dari
para pembaca untuk perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini memberikan manfaat kepada
para pembaca dan semua yang membutuhkan.

Bengkulu, Agustus 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………… i

Daftar Isi………………………………………………………………………………. ii

BAB I Pendahuluan…………………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………… 1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………... 2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………. 2

BAB II Pembahasan…………………………………………………………………… 3

2.1 Pengertian Komisi Pemberantasan Korupsi………………………………… 3

2.2 Fungsi dan Tugas Komisi Pemberantasan Korupsi…………………………. 4

2.3 Kewenangan KPK dalam Penyelidikan Tindak Pidana Korupsi……………. 5

2.4 Peran KPK dalam Memberantas Korupsi……………………………………. 7

BAB III Penutup……………………………………………………………………….. 9

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….. 9

Daftar Pustaka………………………………………………………………………….. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Delapan belas tahun lamanya Orde Reformasi telah bergulir. Setidaknya, selama kurun
waktu itu telah berlangsung empat kali pemilihan Presiden dan menghasilkan empat kali alih
kepemimpinan nasional. Dengan penuh semangat, setiap kepemimpinan nasional pasti
menabuh genderang perang' terhadap korupsi di Republik ini, sebagai satu sekian banyak
janji program yang dicanangkan. Memerangi korupsi adalah tugas utama yang harus
diselesaikan di masa Reformasi. Mustahil mereformasi suatu negara jika korupsi masih
merajalela.' Sangat naif memberantas kemiskinan, meningkatkan pelayanan kesehatan, atau
mempertinggi mutu pendidikan jika korupsi tetap dibiarkan merajalela.

Kegagalan memberantas korupsi adalah kegagalan reformasi karena korupsi merupakan


sumber bencana dan kejahatan yang melemahkan institusi dan nilai-nilai demokrasi dan
keadilan serta membahayakan pembangunan berkelanjutan penegak hukum, Oleh Karena itu,
korupsi merupakan masalah yang sangat membahayakan bagi masa kini dan masa depan
Indonesia, dan menjadi suatu keniscayaan jika suatu tuntutan gerakan reformasi adalah
membasmi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Untuk membasmi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) suatu negara harus membuat
lembaga yang bertugas di bidang tersebut seperti Indonesia lembaga KPK yang bertugas
untuk memberantas korupsi. Berdasarkan UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dalam pasal 32 ayat (2) dikatakan “dalam hal
Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi menjadi tindak pidana kejahatan, diberhentikan
sementara dari jabatannya”. Dan terhadap proses pemberhentian sementara pimpinan KPK
yang menjadi tindak pidana kejahatan, berdasarkan pada pasal 32 ayat (3) UU No 30 Tahun
2002 dikatakan bahwa “pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia”.1 Mengacu pada bunyi pasal diatas jelas bahwa
dalam hal pimpinan KPK menjadi tersangka, Presiden wajib memberhentikannya. Sehingga
pasal 32 ayat (2) menjadi sarana untuk melemahkan KPK dan menghambat upaya
pemberantasan korupsi yang saat ini sedang gencar-gencarnya dilakukan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Komisi Pemberantas Korupsi?
2. Apa fungsi dan tugas Komisi Pemberantas Korupsi?
3. Bagaimana kewenangan KPK dalam penyelidikan tindak pidana korupsi?
4. Bagaimana peran KPK dalam memberantas korupsi?

1.3 Tunjuan
1. Untuk mengetahui pengertian Komisi Pemberantas Korupsi.
2. Untuk mengetahui fungsi dan tugas Komisi Pemberantas Korupsi.
3. Untuk mengetahui kewenangan KPK dalam penyelidikan tindak pidana korupsi.
4. Untuk mengetahui peran KPK dalam memberantas korupsi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komisi Pemberantasan Korupsi

Komisi Pemberantasan Korupsi atau dikenal juga dengan istilah KPK merupakan
suatu lembaga independen di Indonesia yang memiliki tujuan untuk meningkatkan dan
melaksanakan upaya dan hasil dari pemberantasan tindak pidana korupsi. Sederhannya
adalah lembaga yang bertugas memberantas korupsi di Indonesia. Sebagai lembaga negara
yang independen, KPK terbebas dari pengaruh pihak atau kekuasaan mana pun saat
memenuhi tugas dan wewenangnya. KPK didirikan pada tahun 2002 berdasarkan Undang-
undang RI nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Secara bahasa, kata korupsi berasal dari bahasa Latin corruptio yang memiliki arti busuk,
rusak, atau menyogok.

Secara istilah, tindak pidana korupsi merupakan tindakan yang dilakukan oleh pejabat
publik, politisi, pegawai negeri, atau pun pihak lainnya yang menyalahgunakan kepercayaan
atau kekuasaan yang diberikan untuk mendapatkan keuntungan sendiri secara sepihak. KPK
bertanggung jawab terhadap publik atau rakyat Indonesia serta menyampaikan laporan hasil
kerjanya secara terbuka kepada BPK, DPR, dan Presiden RI.

Sejarah KPK pertama kali didirikan di Indonesia pada tahun 2002 berdasarkan
Undang-undang RI nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. Lembaga anti korupsi ini didirikan saat Indonesia dipimpin oleh Presiden Megawati
Soekarnoputri. Pembentukan KPK sendiri pada masa itu dilatari adanya kekotoran di dalam
institusi kepolisian dan kejaksaan. Dengan adanya KPK, para koruptor ini diharapkan bisa
ditangkap. Ide mengenai dibentuknya lembaga seperti KPK sudah ada sejak masa
pemerintahan Presiden BJ Habibie. Hal ini juga tercantum pada Undang-undang RI nomor 28
tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bebas dan bersih dari KKN. Dengan dasar
ini, pada masa itu Presiden Habibie membentuk badan seperti Komisi Pengawas Persaingan
Usaha (KPPU) atau lembaga Ombudsman dan Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara
Negara (KPKPN). Sejak pembentukan KPK, KPKPN dibubarkan dan dileburkan ke dalam
satu lembaga bernama KPK.

3
KPK berpedoman kepada lima asas, yaitu kepastian hukum, keterbukaan,
akuntabilitas, kepentingan umum, dan proporsionalitas. KPK bertanggung jawab kepada
publik dan menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala kepada Presiden Indonesia,
Dewan Perwakilan Rakyat, dan Badan Pemeriksa Keuangan.

2.2 Fungsi dan Tugas Komisi Pemberantas Korupsi

KPK berfungsi dan bertugas untuk berkoordinasi dengan instansi terkait yang
berwenang untuk melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi KPK berfungsi dan
bertugas untuk melakukan pengawasan atau supervisi terhadap instansi terkait yang
berwenang untuk melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi KPK berfungsi dan
bertugas untuk melakukan penyelidikan, penyidikan, hingga penuntutan terhadap tindak
pidana korupsi KPK berfungsi dan bertugas untuk melakukan berbagai tindakan untuk
pencegahan tindak pidana korupsi KPK berfungsi dan bertugas untuk melakukan monitor
terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia Wewenang KPK.

Dikutip dari Bab II Pasal 6 UU Nomor 30 Tahun 2002 terdapat lima tugas utama yang
dibebankan pada lembaga KPK. Berikut tugasnya:

1. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana


korupsi

2. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana


korupsi

3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi

4. Melakukan tindakan tindakan pencegahan tindak pidana korupsi

5. Melakukan mentoring terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara

Adapun fungsi Komisi Pemberantas Korupsi adalah sebagai berikut:

1. Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi.

2. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi.

4
3. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi
yang terkait.

4. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang


melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.

5. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.

2.3 Kewenangan KPK dalam Penyelidikan Tindak Pidana Korupsi

KPK memiliki kewenangan tambahan yaitu dapat mengambil alih perkara korupsi
walaupun sedang ditangani oleh Kepolisian atau Kejaksaan (Pasal 8 ayat (2) UU KPK); Akan
tetapi, pengambil alihan perkara korupsi tersebut harus dengan alasan yang diatur dalam
Pasal 9 Undang-Undang KPK Pasal 9; penyidikan dan penuntutan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8, dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dengan alasan:

a. Laporan masyarakat mengenai tindak pidana korupsi tidak ditindaklanjuti;

b. Proses penanganan tindak pidana korupsi secara berlarut-larut atau tertunda - tunda tanpa
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan;

c. Penanganan. tindak pidana korupsi ditujukan untuk melindungi pelaku tindak pidana
korupsi yang sesungguhnya;

d. Penanganan tindak pidana korupsi mengandung unsur korupsi;

e. Hambatan penanganan tindak pidana korupsi karena campur tangan dari eksekutif,
yudikatif, atau legislatif;

f. Keadaan lain yang menurut pertimbangan kepolisian atau kejaksaan, penanganan tindak
pidana korupsi sulit dilaksanakan secara baik dan dapat dipertanggung jawabkan

Dalam menangani kasus KPK diberi kewenangan memperpendek jalur birokrasi dan
proses dalam penuntutan. Jadi KPK mengambil sekaligus dua peranan yaitu tugas Kepolisian
dan Kejaksaan yang selama ini tidak berdaya dalam memerangi korupsi. Disamping itu
dalam Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002, KPK diberi kewenangan
untuk melakukan pengawasan, penelitian, atau penelaahan. terhadap instansi yang

5
menjalankan tugas dan wewenang yang berkaitan dengan pemberantasan korupsi dan instansi
yang dalam melaksanakan pelayanan publik.

Untuk memerangi tindak pidana korupsi yang dikategorikan sebagai tindak pidana luara biasa
(extra ordinary crime), maka KPK diberi tambahan kewenangan yang tidak dimiliki institusi
lain yaitu;

a) Melakukan penyadapan dan merekam pembicaraan.

b) Memerintahkan kepada instansi yang terkait untuk melarang seseorang berpergian keluar
negeri.

c) Meminta keterangan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya tentang keadaan
keuangan tersangka atau terdakwa yang sedang diperiksa.

d) Memerintahkan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya untuk memblokir rekening
yang diduga hasil dari korupsi milik tersangka, terdakwa, atau pihak lain yang terkait.

e) Meminta data kekayaan dan data perpajakan tersangka atau terdakwa kepada instansi
terkait.

f) Menghentikan sementara suatu transaksi keuangan, transaksi perdagangan, dan perjanjian


lainnya atau pencabutan sementara perizinan, lisensi serta konsesi yang dilakukan atau
dimiliki oleh tersangka atau terdakwa yang diduga berdasarkan bukti awal yang cukup ada
hubungannya dengan tindak pidana korupsi yang sedang diperiksa.

g) Meminta bantuan interpol Indonesia atau instansi penegak hukum negara lain untuk
melakukan pencarian, penangkapan, dan penyitaan barang bukti diluar negeri.

h) Meminta bantuan kepolisian atau instansi lain yang terkait untuk melakukan penangkapan,
penahanan, penggeledahan, dan penyitaan dalam perkara tindak pidana korupsi yang sedang
ditangani.

Untuk lebih menyempurnakan hukum perlu mengadakan Undang-Undang tentang


hukum acara pidana untuk melaksanakan peradilan bagi pengadilan dalam lingkungan
peradilan umum dan Mahkamah Agung dengan mengatur hak serta kewajiban bagi mereka
yang ada dalam proses pidana, sehingga dengan demikian dasar utama negara hukum dapat
ditegakan. Pembangunan hukum yang intinya adalah pembaharuan terhadap ketentuan

6
hukum yang telah ada yang dianggap usang, dan penciptaan ketentuan hukum baru yang
diperlukan untuk memenuhi masyarakat.

2.4 Peran KPK dalam Memberantas Korupsi

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki peran yang sangat penting dalam
upaya memberantas korupsi di Indonesia. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai
peran KPK dalam memberantas korupsi:

1. Penyelidikan dan Penuntutan

KPK memiliki kewenangan untuk menyelidiki, mengusut, dan menuntut tindak pidana
korupsi. Mereka dapat mengumpulkan bukti, memeriksa saksi, dan mengusut dugaan korupsi
di berbagai sektor, termasuk pemerintahan, bisnis, dan lembaga-lembaga lain.

2. Operasi Tangkap Tangan (OTT)

Salah satu alat paling efektif yang dimiliki oleh KPK adalah kemampuan untuk
melaksanakan OTT. Ini berarti mereka dapat menangkap tersangka korupsi saat sedang
melakukan tindakan korupsi. OTT ini sering kali mendapatkan perhatian media dan menjadi
contoh tindakan tegas dalam memberantas korupsi.

3. Pencegahan Korupsi

KPK tidak hanya berfokus pada penindakan korupsi yang telah terjadi, tetapi juga pada
pencegahan korupsi di masa depan. Mereka memberikan rekomendasi dan panduan kepada
instansi pemerintah dan lembaga swasta untuk menghindari praktik korupsi.

4. Pendidikan dan Kampanye Anti-Korupsi

KPK aktif dalam meningkatkan kesadaran publik mengenai korupsi. Mereka mengadakan
kampanye anti-korupsi, seminar, pelatihan, dan program edukasi untuk masyarakat dan
sektor bisnis.

5. Kolaborasi dengan Lembaga Lain

KPK bekerja sama dengan berbagai lembaga penegak hukum, seperti kepolisian, jaksa, dan
pengadilan, untuk memastikan bahwa kasus-kasus korupsi ditangani dengan baik. Mereka

7
juga dapat berkoordinasi dengan lembaga internasional dalam kasus yang melibatkan aspek
internasional.

6. Pemberian Perlindungan kepada Whistleblower

KPK memberikan perlindungan kepada whistleblower atau pelapor korupsi. Hal ini penting
agar orang yang tahu tentang praktik korupsi berani melaporkannya tanpa takut represalias.

7. Pengembangan Integritas Lembaga Pemerintah

KPK berperan dalam membantu lembaga pemerintah meningkatkan integritas dan


akuntabilitas mereka. Mereka memberikan rekomendasi untuk perbaikan sistem dan tata
kelola yang dapat mengurangi risiko korupsi.

8. Monitoring dan Evaluasi

KPK secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pemerintah dan
lembaga-lembaga terkait untuk memastikan bahwa upaya pencegahan korupsi terus berjalan.

Penting untuk dicatat bahwa peran KPK tidak selalu berjalan tanpa hambatan.
Beberapa tantangan termasuk tekanan politik, upaya perubahan regulasi, dan resistensi dari
pihak-pihak yang terlibat dalam praktik korupsi. Meskipun demikian, KPK tetap menjadi
salah satu lembaga paling berpengaruh dalam upaya memberantas korupsi di Indonesia.

Peran KPK dalam Proses Penegakan Hukum di Indonesia Pencegahan Korupsi:

1. Komisi Pemberantasan Korupsi mengawasi pemerintah dan lembaga publik untuk


mencegah korupsi, serta mengedukasi masyarakat tentang integritas.
2. Penyelidikan dan Penyidikan: KPK menyelidiki kasus korupsi, termasuk penyadapan,
penggeledahan, dan pemeriksaan, serta mengumpulkan bukti.
3. Penuntutan: Komisi Pemberantasan Korupsi menuntut pelaku korupsi ke pengadilan
dengan dukungan tim jaksa yang ahli.
4. Penguatan Pengadilan: Komisi Pemberantasan Korupsi berperan dalam proses
persidangan dan memberikan bantuan hukum kepada korban korupsi.
5. Pengawasan Putusan: KPK memantau pelaksanaan hukuman dan pemulihan aset hasil
korupsi.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu:

1. KPK merupakan suatu lembaga independen di Indonesia yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan dan melaksanakan upaya dan hasil dari pemberantasan tindak pidana
korupsi.
2. KPK berfungsi dan bertugas untuk melakukan penyelidikan, penyidikan, hingga
penuntutan terhadap tindak pidana korupsi KPK berfungsi dan bertugas untuk
melakukan berbagai tindakan untuk pencegahan tindak pidana korupsi KPK berfungsi
dan bertugas untuk melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan
negara Indonesia.
3. KPK memiliki kewenangan tambahan yaitu dapat mengambil alih perkara korupsi
walaupun sedang ditangani oleh Kepolisian atau Kejaksaan (Pasal 8 ayat (2) UU
KPK); Akan tetapi, pengambil alihan perkara korupsi tersebut harus dengan alasan
yang diatur dalam Pasal 9 Undang-Undang KPK Pasal 9; Pengambilalihan penyidikan
dan penuntutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.
4. Peran KPK tidak selalu berjalan tanpa hambatan. Beberapa tantangan termasuk
tekanan politik, upaya perubahan regulasi, dan resistensi dari pihak-pihak yang
terlibat dalam praktik korupsi. Meskipun demikian, KPK tetap menjadi salah satu
lembaga paling berpengaruh dalam upaya memberantas korupsi di Indonesia.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5729356/5-fungsi-dan-tugas-kpk-siswa-sudah-tahu-
belum

https://www.liputan6.com/hot/read/5169390/kpk-adalah-komisi-pemberantasan-korupsi-
ketahui-tugas-dan-wewenangnya

https://www.liputan6.com/hot/read/5169390/kpk-adalah-komisi-pemberantasan-korupsi-
ketahui-tugas-dan-wewenangnya

https://www.neliti.com/id/publications/3356/kewenangan-dan-peranan-komisi-
pemberantasan-korupsi-dalam-penyidikan-dan-penuntu

https://www.jurnalponsel.com/pengertian-tugas-sejarah-fungsi-kpk/

10

Anda mungkin juga menyukai