Disusun oleh
Kezia Khatwani ( 010002000118 )
Fakultas Hukum
Universitas Trisakti
2020
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “KOMISI
PEMBERANTASAN KORUPSI”.
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Jono Saroyo selaku dosen
Bahasa Indonesia saya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya
ilmiah ini.
Saya sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa saya harapkan demi kesempurnaan
karya saya. Semoga karya ilmiah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita
semua tentang KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI.
Kezia Khatwani
1
DAFTAR ISI
2
BAB I PENDAHULUAN
Secara harfiah korupsi merupakan sesuatu yang busuk, jahat dan merusak. Jika
membicarakan tentang korupsi memang akan menemukan kenyataan seperti itu karena
korupsi menyangkut segi segi moral, sifat dan keadaan yang buruk, jabatan dalam instansi
atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, faktor
ekonomi dan politik, serta penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan dibawah
kekuasaan jabatannya.
Korupsi pada umumnya biasa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan
dalam suatu jabatan tertentu sehingga karakteristik kejahatan korupsi itu selalu berkaitan
dengan penyalahgunaan kekuasaan. Melihat keadaan darurat ini pemerintahan Indonesia
akhir memutuskan untuk mendirikan Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) yang didirikan
pada tahun 2002 berdasarkan pada amanat Undang-undang Nomor 30 tahun 2002.
3
1.3 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca dan penulis lebih
memahami tentang lembaga negara yang berdiri sendiri yaitu lembaga Komisi
Pemberantasan Korupsi, apa itu Korupsi, Tujuan dan Fungsi Komisi Pemberantasan Korupsi
serta Kasus yang telah diselesaikan Komisi Pemberantas Korupsi.
1.4 MANFAAT
1. Diharapkan hasil penelitian bisa lebih memperjelas tentang Komisi Pemberantasan
Korupsi.
2. Diharapkan hasil penelitian bisa lebih memperjelas tentang apa makna Korupsi.
3. Diharapkan hasil penelitian bisa lebih memperjelas tentang tujuan dan fungsi
Komisi Pemberantasan Korupsi.
4
BAB II PENDAHULUAN
KPK dibentuk bukan untuk mengambil alih tugas pemberantasan korupsi dari
lembaga-lembaga yang ada sebelumnya. Penjelasan undang-undang menyebutkan peran KPK
sebagai trigger mechanism, yang berarti mendorong atau sebagai stimulus agar upaya
pemberantasan korupsi oleh lembaga-lembaga yang telah ada sebelumnya menjadi lebih
efektif dan efisien.
Dalam pelaksanaan tugasnya, KPK berpedoman kepada lima asas, yaitu: kepastian
hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum, dan proporsionalitas. KPK
bertanggung jawab kepada publik dan menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala
kepada Presiden, DPR, dan BPK.
KPK dipimpin oleh Pimpinan KPK yang terdiri atas lima orang, seorang ketua
merangkap anggota dan empat orang wakil ketua merangkap anggota. Kelima pimpinan KPK
tersebut merupakan pejabat negara, yang berasal dari unsur pemerintahan dan unsur
masyarakat. Pimpinan KPK memegang jabatan selama empat tahun dan dapat dipilih kembali
hanya untuk sekali masa jabatan. Dalam pengambilan keputusan, pimpinan KPK bersifat
kolektif kolegial.
Pimpinan KPK membawahi empat bidang, yang terdiri atas bidang Pencegahan,
Penindakan, Informasi dan Data, serta Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat.
Masing-masing bidang tersebut dipimpin oleh seorang deputi. KPK juga dibantu Sekretariat
Jenderal yang dipimpin seorang Sekretaris Jenderal yang diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden Republik Indonesia, namun bertanggung jawab kepada pimpinan KPK.
Visi :
Bersama masyarakat menurunkan tingkat korupsi untuk mewujudkan Indonesia maju.
Misi :
1. Meningkatkan upaya pencegahan melalui perbaikan sistem dan pendidikan
antikorupsi yang komprehensif
5
2. Pemberantasan tindak pidana korupsi yang efektif, akuntabel, professional, dan sesuai
dengan hukum.
3. Meningkatkan akuntabilitas, profesionalitas, dan integritas Komisi Pemberantasan
Korupsi dalam pelaksanaan tugas dan wewenang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi adalah penyelewengan atau
penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk
keuntungan pribadi atau orang lain.
2. Faktor Hukum
Faktor hukum bisa dilihat dari aspek undang-undang dan sisi lain lemahnya
penegakan hukum. Tidak baiknya substansi hukum, mudah ditemukan dalam aturan-aturan
yang diskriminatif dan tidak adil, rumusan yang tidak jelas dan tegas sehingga multi tafsir,
kontradiksi, dan overlapping dengan peraturan lain.
3. Faktor Ekonomi
Salah satu penyebab korupsi yakni terjadinya korupsi. Hal ini karena pendapatan atau
gaji yang tidak mencukupi kebutuhan.
4. Faktor Organisasi
Organisasi yang menjadi korban korupsi biasanya memberi andil terjadinya korupsi
karena membuka peluang atau kesempatan untuk terjadinya korupsi. Apabila organisasi tidak
membuka peluang sedikitpun bagi seseorang untuk melakukan korupsi, maka korupsi tidak
akan terjadi.
Jenis-jenis Korupsi menurut Buku Korupsi, Bukan Budaya tetapi Penyakit oleh Syahroni,
Maharso dan Tomy Sujarwadi :
6
maupun barang yang seharusnya dapat dijadikan milik negara. Korupsi ini sering terjadi
dengan ditangkapnya koruptor oleh KPK.
b. Penyuapan
Penyuapan merupakan sebuah perbuatan kriminal yang melibatkan sejumlah
pemberian kepada seseorang dengan sedemikian rupa sehingga bertentangan dengan tugas
dan tanggungjawabnya. Sesuatu yang diberikan sebagai suap tidak harus berupa uang, tapi
bisa berupa barang berharga, suara atau pengaruh seseorang dalam sebuah jabatan politik.
d. Pemerasan
Pemerasan berarti penggunaan ancaman kekerasan atau penampilan informasi yang
menghancurkan guna membujuk seseorang agar mau bekerja sama. Dalam hal ini pemangku
jabatan dapat menjadi pemeras atau korban pemerasan.
e. Nepotisme
Nepotisme berarti memilih keluarga atau teman dekat berdasarkan pertimbangan
hubungan kekeluargaan, bukan karena kemampuannya. Kata nepotisme berasal dari kata latin
nepos yang artinya keponakan atau cucu.
Akibat korupsi seperti dikutip dari buku Sejarah Korupsi di Indonesia yakni melumpuhkan
perekonomian negara. Akibat lain, korupsi dapat mengakibatkan bertambahnya volume uang
yang beredar dengan demikian mempercepat deras inflasi dari mata uang rupiah. Bahkan
rupiah dapat memperburuk hubungan dagang dengan luar negeri.
7
4. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.
5. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
Kasus pengadaan E-KTP menjadi salah satu kasus korupsi yang paling fenomenal. Kasus
yang menyeret Mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto ini telah bergulir sejak
2011 dengan total kerugian negara mencapai Rp 2,3 triliun.
Setidaknya ada sekitar 280 saksi yang telah diperiksa KPK atas kasus ini dan hingga kini ada
8 orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka adalah pengusaha Made Oka Masagung, Keponakan Setya Novanto yakni Irvanto
Hendra Pambudi, Mantan Direktur Pengelola Informasi Administrasi Kependudukan Dirjen
Dukcapil Kemendagri Sugiharto, Mantan Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kemendagri Irman, pengusaha Andi Narogong, Mantan Ketua Umum Golkar Setya Novanto,
Anggota DPR Markus Nari, dan Direktur PT Quadra Solution Anang Sugiana Sudihardjo.
Juliari Batubara menyerahkan diri ke KPK pada Minggu (06/12) dini hari setelah ditetapkan
sebagai tersangka kasus dugaan korupsi bantuan sosial (bansos).
Penetapan tersangka Juliari merupakan perkembangan operasi tangkap tangan pada Sabtu
(05/12) lalu terkait dugaan korupsi bansos untuk wilayah Jabodetabek tahun 2020 di
Kementerian Sosial.
Mengenakan jaket, topi dan masker warna hitam, Juliari tiba di KPK pada Minggu (06/12)
pukul 02.45 WIB, hampir satu jam setelah KPK menggelar konferensi pers penetapan
tersangka dirinya dan sejumlah pejabat Kemensos serta pihak swasta. Dalam konferensi pers,
Ketua KPK, Firli Bahuri, menduga Juliari Peter Batubara (JPB) menerima Rp17 miliar dari
korupsi bansos sembako yang ditujukan untuk keluarga miskin yang terdampak akibat wabah
virus corona.
Menteri Sosial Juliari Batubara ketika tiba di KPK pada Minggu (06/12) dini hari.KPK
menduga uang tersebut digunakan untuk keperluan pribadi.
"KPK menetapkan lima orang tersangka. Sebagai penerima JPB, MJS dan AW. Kemudian
sebagai pemberi adalah AIM dan HS," kata Ketua KPK Firli Bahuri saat konferensi pers,
Minggu (06/12) dini hari.
Padahal, jauh hari sebelumnya, Presiden Joko Widodo memperingatkan kabinetnya untuk
tidak main-main dalam penggunaan anggaran bencana terutama saat pandemi Covid-19.
8
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
KPK adalah sebuah lembaga yang berdiri sendiri yang dibuat untuk memberantas
kasus Korupsi yang sedang atau telah terjadi di Indonesia, Korupsi adalah sebuah tindakan
dimana orang tersebut menggunakan uang negara, perusahaan, dan sebagainya untuk
keuntungan pribadi atau orang lain. Tugas dan Fungsi KPK adalah untuk memberantas kasus
kasus korupsi di Indonesia. Kasus korupsi yang pernah atau sedang diatasi oleh KPK adalah
kasus korupsi E-KTP yang dilakukan oleh Setya Novanto dan kasus terbaru yaitu Menteri
Sosial Juliari Batubara yang melakukan korupsi bantuan bencana Covid-19.
3.2 SARAN
Saran saya bagi para pembaca adalah untuk belajar dengan sungguh sungguh dan
gunakanlah ilmu untuk kebaikan dan kesejahteraan rakyat, hindari korupsi dan suap
menyuap. Semoga makalah yang saya buat ini dapat memberikan manfaat bagi diri saya
sendiri dan para pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
Nyoman Serikat Putra Jaya. 2005. Tindak Pidana Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di
Indonesia. Semarang: Badan Penerbit Undip. Hal. 2
Muladi dan Barda Nawawi Arief. 1992. Bunga Rampai Hukum Pidana. Bandung: Alumni.
Hal. 133
Romli Atmasasmita. 2004. Sekitar Masalah Korupsi, Aspek Nasional dan Aspek
Internasional. Bandung: Mandar Maju. Hal. 1
Sigid Suseno dan Nella Sumika Putri. 2013. Hukum Pidana Indonesia: Perkembangan dan
Pembaharuan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal. 88
“5 Kasus Korupsi terbesar di Indonesia dengan kerugian negara fantastis”. Chyntia Sami
Bhayangkara. 11 Februari 2019. <https://www.suara.com/news/2019/02/11/163457/5-kasus-
korupsi-terbesar-di-indonesia-dengan-kerugian-negara-fantastis?page=all>
10