Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

“KORUPSI”

Disusun Oleh:

GILBERT JOHAN MARTIN SINAGA

2002112539

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan

Dosen Pengampu: Dr. Tri Sukirno Putro, SE, M.Si

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga tim penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas Pendidikan Pancasila dan
Kewaganegaraan dengan judul “KORUPSI” pada akhirnya dapat terselesaikan dengan baik.
Tujuan dari penulisan tugas ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan
Pancasila dan Kewaganegaraan

Proposal ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai Korupsi melalui
factor-faktor penyebab korupsi dan upaya pencegahannya. Dalam rangka penulisan tugas ini,
tim penulis banyak mengalami kesulitan dan kendala. Namun berkat adanya arahan, dorongan
moril dan material serta bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan tugas ini.

Tidak lupa pula pada bagian ini, dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat yang
setinggi-tingginya tim penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini.

Tim penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini tidak terlepas dari segala
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati tim penulis
mengharapkan saran kritik dari pembaca sebagai bahan masukan sehingga dapat berguna baik
bagi penulis dikemudian hari.

Akhir kata, tim penulis mengucapkan terima kasih, semoga mendapatkan balasan
pahala dari Tuhan Yang Maha Esa, dan semoga penulisan tugas ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Pematang Siantar, 24 April 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya dalam
melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagaisuatu proses perubahan yang direncanakan
mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan pembangunan
terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni (orang-orang yang
terlibatsejak dari perencanaan samapai pada pelaksanaan) dan pembiayaan. Diantaradua faktor
tersebut yang paling dominan adalah faktor manusianya.indonesia merupakan salah satu
negara terkaya di asia dilihat dari keanekaragaman kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi
ironisnya, negaratercinta ini dibandingkan dengan negara lain di kawasan asia bukanlah
merupakan sebuah negara yang kaya malahan termasuk negara yang miskin.mengapa
demikian? Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya.
Kualitas tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga
menyangkut kualitas moral dan kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat
kejujuran dari aparat penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi.korupsi di
indonesia dewasa ini sudah merupakan patologi social (penyakit social) yang sangat berbahaya
yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Korupsi
telah mengakibatkan kerugian materiil keuangan negara yang sangat besar. Namun yang lebih
memprihatinkan lagi adalah terjadinya perampasan dan pengurasankeuangan negara yang
dilakukan secara kolektif oleh kalangan anggota legislatif dengan dalih studi banding, thr, uang
pesangon dan lainsebagainya di luar batas kewajaran.

Bentuk perampasan dan pengurasan keuangan negara demikian terjadi hampir di


seluruh wilayah tanah air. Hal itumerupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu,
sehingga yang menonjol adalah sikap kerakusan dan aji mumpung. Persoalannya adalah
dapatkah korupsi diberantas? Tidak ada jawaban lain kalau kita ingin maju, adalah korupsi
harus diberantas. Jika kita tidak berhasil memberantas korupsi,atau paling tidak mengurangi
sampai pada titik nadir yang paling rendahmaka jangan harap negara ini akan mampu mengejar
ketertinggalannya dibandingkan negara lain untuk menjadi sebuah negara yang maju.
Karenakorupsi membawa dampak negatif yang cukup luas dan dapat membawa negara ke
jurang kehancuran.
Sorotan masyarakat yang demikian tajam tersebut harus difahami sebagai bentuk
kepedulian dan sebagai motivator untuk terus berjuang mengerahkan segala daya dan strategi
agar maksud dan tujuan pemberantasan korupsi dapat lebih cepat, dan selamat tercapai. Selain
itu, diperlukan dukungan yang besar dari segenap kalangan akademis untuk membangun
budaya anti korupsi sebagai komponen masyarakat berpendidikan tinggi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian korupsi?

2. Apa saja jenis-jenis korupsi?

3. Apa saja teori-teori penyebab terjadinya korupsi?

4. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi?

5. Apa saja upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi?

6. Apa saja strategi pemberantasan korupsi?

7. Apa saja yang menjadi dasar hukum korupsi?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui arti yang lebih mendalam mengenai Korupsi

2. Untuk mengetahui pembagian dari jenis-jenis korupsi

3. Untuk mengetahui teori-teori apa saja yang menjadi penyebab terjadinya korupsi

4. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya korupsi

5. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah dan memberantas korupsi

6. Untuk mengetahui strategi apa yang digunakan dalam memberantas korupsi

7. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi dasar hukum korupsi


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi adalah penyelewengan atau


penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk
keuntungan pribadi atau orang lain. Menurut hukum di Indonesia korupsi adalah perbuatan
melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri/orang lain, baik perorangan maupun
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara/perekonomian negara.

B. Jenis-Jenis Korupsi

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor


20 Tahun 2001. Ada 30 delik tindak pidana korupsi yang dikategorikan menjadi 7 jenis. Jenis-
jenis korupsi di antaranya adalah:

1. Kerugian Keuangan Negara


Jenis perbuatan yang merugikan negara ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
mencari keuntungan dengan cara melawan hukum dan merugikan negara serta
menyalahgunakan jabatan untuk mencari keuntungan dan merugikan negara.
2. Suap-Menyuap
Suap-menyuap merupakan tindakan pemberian uang atau menerima uang atau
hadiah yang dilakukan oleh pejabat pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan kewajibannya sebagimana perbedaan hukum formil
dn materiil.
3. Penggelapan dalam Jabatan
Penyalahgunaan jabatan, yakni tindakan seorang pejabat pemerintah dengan
kekuasaaan yang dimilikinya melakukan penggelapan laporan keuangan,
menghilangkan barang bukti atau membiarkan orang lain menghancurkan barang bukti
yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri dengan jalan merugikan negara.
4. Pemerasan
Pemerasan merupakan tindakan yang dilakukan oleh pegawai negeri atau
penyelenggara negara untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum atau dengan menyalahgunakan kekuasaaannya dengan memaksa
seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan
potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri.
5. Perbuatan Curang
Perbuatan curang yang dimaksud dalam jenis korupsi ini biasanya dilakukan
oleh pemborong, pengawas proyek, rekanan TNI/Polri, pengawas rekanan TNI/Polri,
yang melakukan kecurangan dalam pengadaan atau pemberian barang yang
mengakibatkan kerugian bagi orang lain atau terhadap keuangan negara atau yang dapat
membahayakan keselamatan negara pada saat perang.
6. Benturan Kepentingan dalam Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghadirkan barang
atau jasa yang dibutuhkan oleh suatu instansi atau perusahaan. Orang atau badan yang
ditunjuk untuk pengadaan barang atau jasa ini dipilih setelah melalui proses seleksi
yang disebut dengan tender. Jika ada instansi yang bertindak sebagai penyeleksi
sekaligus sebagai peserta tender maka itu dapat dikategorikan sebagai korupsi.
7. Gratifikasi
Gratifikasi merupakan pemberian hadiah yang diterima oleh pegawai Negeri
atau Penyelenggara Negara dan tidak dilaporkan kepada KPK dalam jangka waktu 30
hari sejak diterimanya gratifikasi. Gratifikasi dapat berupa uang, barang, diskon,
pinjaman tanpa bunga, tiket pesawat, liburan, biaya pengobatan, serta fasilitas-fasilitas
lainnya.

C. Teori Penyebab Terjadinya Korupsi

1) Menurut Robert Kitgaard


Teori CDMA: Corruption = Directionary + Monopolu - Accountability.
Korupsi terjadi karena adanya faktor kekuasaan dan monopoli yang tidak dibarengi
dengan akuntabilitas.
2) Teori Means-Ends Scheme - Robert Merton
Teori ini menyatakan bahwa korupsi merupakan suatu perilaku manusia yang
diakibatkan oleh tekanan sosial sehingga menyebabkan pelanggaran norma-norma.
3) Teori Solidaritas Sosial
Teori ini dikembangkan oleh Emile Durkehim (1858-1917). Teori ini
memandang bahwa watak manusia sebenarnya bersifat pasif dan dikendalikan oleh
masyarakatnya.
4) Menurut Jack Bologne
Teori GONE: Greed + Opportunity + Need + Expose. Faktor-faktor penyebab
korupsi adalah keserakahan (greed), kesempatan (Opportunity), kebutuhan (Needs),
dan pengungkapan (Expose). Keserakahan berpotensi dimiliki setiap orang dan
berkaitan dengan individu pelaku korupsi. Organisasi, instansi, atau masyarakat luas
dalam keadaan tertentu membuka faktor kesempatan melakukan kecurangan.
Faktor kebutuhan erat dengan individu untuk menunjang kehidupan yang wajar.
Sementara faktor pengungkapan berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang
dihadapi oleh pelakuk kecurangan apabila pelaku ditemukan melakukan kecurangan.
5) Menurut Donald R Cressey (Fraud Triangle Theory)
Tiga faktor yang berpengaruh terhadap fraud (kecurangan) adalah kesempatan,
motivasi, dan rasionalisasi. Ketiga faktor tersebut memiliki derajat yang sama besar
untuk saling memengaruhi.
6) Teori model cost-benefit
Menurut teori ini, korupsi terjadi jika manfaat korupsi yang didapat/dirasakan
lebih besar dari biaya/risikonya (nilai manfaat bersih korupsi)
7) Teori willingness and Opportunity to Corrupt
Korupsi terjadi jika terdapat kesempatan/peluang (kelemahan sistem,
pengawasan kurang, dan sebagainya) dan niat/keinginan (didorong karena kebutuhan
dan keserakahan).
8) Teori motivasi pelaku
Menurut Abdullah Hehamauha dalam makalah semiloka "Wajah
Pemberantasan Korupsi di Indonesia Hari Ini," korupsi dapa dibedakan menjadi lima.
Ini meliputi korupsi karena kebutuhan, korupsi karena ada peluang, korupsi karena
ingin memperkaya diri sendiri, korupsi karena ingin menjatuhkan pemerintah, dan
korupsi karena ingin menguasai suatu negara.

D. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Korupsi

Menurut Pusat Edukasi Antikorupsi dari KPK, faktor penyebab korupsi dibagi menjadi
dua, faktor internal dan eksternal. Berikut penjelasan mengenai dua faktor penyebab korupsi:
a) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor penyebab korupsi yang datang dari diri
pribadi. Faktor ini terdiri dua aspek perilaku, yaitu individu dan sosial. Aspek perilaku
individu meliputi sifat tamak atau rakus manusia, moral yang kurang kuat, san gaya
hidup konsumtif.
Sementara aspek sosial dapat terjadi karena dorongan perilaku keluarga. Kaum
behavioris mengatakan bahwa lingkungan keluarga lah yang secara kuat memberi
dorongan bagi orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat baik seseorang yang sudah
menjadi sifat pribadinya. Lingkungan dalam hal ini malah memberi dorongan dan
bukan memberi hukuman pada orang ketika ia menyalahgunakan kekuasaannya.
b) Faktor eksternal
Faktor internal merupakan faktor penyebab korupsi yang datang dari sebab-
sebab luar. Ini meliputi beberapa aspek, yaitu:
 Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi
Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi di antaranya adalah:
 Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi adalah
masyarakat sendiri.
 Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi.
 Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah dan
diberantas bila mereka ikut aktif dalam agenda pencegahan dan
pemberantasan.
 Aspek ekonomi
Aspek ekonomi yang menjadi faktor penyebab korupsi adalah pendapatan yang
tidak mencukupi.
 Aspek politis
Aspek politis yang menjadi faktor penyebab korupsi seperti kepentingan politis,
meraih dan mempertahakan kekuasaan.
 Aspek organisasi
Aspek organisasi yang menjadi faktor penyebab korupsi di antaranya adalah:
 Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan
 Tidak adanya kultur organisasi yang benar
 Kurang meadainya sistem akuntabilitas yang benar
 Kelemahan sistem pengendalian manajemen
 Lemahnya pengawasan.

E. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah dan memberantas Tindakan korupsi,
yaitu:

1. Membentuk lembaga independen yang khusus menangani korupsi


2. Mewajibkan pejabat publik melaporkan dan mengumumkan jumlah kekayaan yang
dimiliki baik sebelum dan sesudah menjabat. Masyarakat ikut memantau tingkat
kewajaran peningkatan jumlah kekayaan setelah selesai menjabat. Kesulitan timbul
ketika kekayaan yang didapatkan dengan melakukan korupsi dialihkan kepemilikannya
ke orang lain
3. Memberi hak kepada masyarakat untuk mendapatkan akses terhadap informasi. Perlu
dibangun sistem dimana masyarakat (termasuk media) diberikan hak meminta segala
informasi sehubungan dengan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan hajat hidup
orang banyak.
4. Pemberantasan tindak pidana korupsi harus dimulai dari diri sendiri dari hal-hal yang
kecil dan mulai hari ini agar setiap daerah terbebas dari korupsi
5. Perlu pemantauan dan evaluasi terhadap seluruh pekerjaan atau kegiatan
pemberantasan korupsi agar diketahui capaian yang telah dilakukan. Melalui
pemantauan dan evaluasi dapat dilihat strategi atau program yang sukses dan gagal.
Program yang sukses sebaiknya silanjutkan, sementara yang gagal dicari penyebabnya.
6. Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan pengabdian pada
bangsa dan negara melalui pendidikan formal, informal dan agama.
7. Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan teknis.
8. Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki tang-gung
jawab yang tinggi.
9. Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan masa
tua.
10. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi.
11. Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab etis tinggi
dan dibarengi sistem kontrol yang efisien.
12. Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan pejabat yang mencolok.
13. Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintahan mela-lui
penyederhanaan jumlah departemen beserta jawatan di bawahnya.

F. Strategi Pemberantasan Korupsi

Menurut Andi Hamzah (2005:249), strategi pemberantasan korupsi bisa disusun dalam
tigas tindakan terprogram, yaitu Prevention, Public Education dan Punishment. Prevention ialah
pencerahan untuk pencegahan. Publik Education yaitu pendidikan masyarakat untuk menjauhi
korupsi. Punishment adalah pemidanaan atas pelanggaran tindak pidana korupsi.

1. Strategi Preventif
Strategi Preventif diarahkan untuk mencegah terjadinya korupsi dengancara
menghilangkan atau meminimalkan faktor-faktor penyebab atau peluang terjadinya
korupsi. Konvensi PBB Anti Korupsi, Uneted NationsConvention Against Corruption
(UNCAC), menyepakati langkah-langkahuntuk mencegah terjadinya korupsi. Masing-
masing negara setuju untuk: “...mengembangkan dan menjalankan kebijaksanaan anti-
korupsi terkoordinasi dengan mempromosikan partisipasi masyarakat danmenunjukkan
prinsip-prinsip supremasi hukum, manajemen urusan publik dan properti publik dengan
baik, integritas, transparan, dan akuntable, ...saling bekerjasama untuk
mengembangkan langkah-langkah yang efektif untuk pemberantasan korupsi”.
2. Public Education
Public Education atau pendidikan anti korupsi untuk rakyat perludigalakkan untuk
membangun mental anti-korupsi. Pendidikan anti-korupsi ini bisa dilakukan melalui
berbagai pendekatan, seperti pendekatan agama, budaya, sosioal, ekonomi, etika,
dsb.Adapun sasaran pendidikan anti-korupsi secara garis besar bisadikelompokkan
menjadi dua:
a. Pendidikan anti korupsi bagi aparatur pemerintah dan calon
aparatur pemerintah.
b. Public education anti korupsi bagi masyarakat luas melalui lembaga-lembaga
keagamaan, dan tokoh-tokoh masyarakat. Semua itu dilakukanuntuk
meningkatkan moral anti korupsi. Publik perlu mendapatsosialisasi konsep-
konsep seperti kantor publik dan pelayanan publik berikut dengan
konsekuensi-konsekuensi tentang biaya-biaya sosial,ekonomi, politik, moral,
dan agama yang diakibatkan korupsi.
3. Strategi Punishment
Strategi Punishment adalah tindakan memberi hukuman terhadap pelakutindak
pidana korupsi. Dibandingkan negara-negara lain, Indonesiamemiliki dasar hukum
pemberantasan korupsi paling banyak, mulai dari peraturan perundang-undangan yang
lahir sebelum era eformasi sampaidengan produk hukum era reformasi, tetapi
pelaksanaannya kurangkonsisten sehingga korupsi tetap subur di negeri ini.Dari sekian
banyak peraturan perundang-undangan anti-korupsi yang ada,salah satu yang paling
populer barangkali UU Nomor 30/2002 tentangKPK. KPK adalah lembaga negara yang
bersifat independen yang dalam pelaksanaan tugas dan kewenangannya bebas dari
kekuasaan manapun.Tugas-tugas KPK adalah sebagai berikut:
c. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasantindak
pidana korupsi,
d. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasantindak
pidana korupsi,
e. Melakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi,
f. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi, dan
melakukan monitor terhadap penyelengaraan pemerintahan Negara

G. Dasar Hukum Korupsi

Adapun beberapa dasar hukum korupsi yang berlaku di Indonnesia, yaitu:

1) UU No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.


2) UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelengaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN.
3) UU No. 3 tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
4) UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
5) Ketetapan MPR No. X/MPR/1998 tentang Penyelengaraan Negara yang Bersih dan
Bebas KKN.
6) UU No. 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.
7) UU No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK).
8) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi.
9) Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta
Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.
10) Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2005 tentang Sistem Manajemen Sumber
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara langsung
merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam perbuatan korupsi meliputi
dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kedudukannya dan aspek
penggunaan uang Negara untuk kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan
dan kelemahan pemimpin,kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme, penjajahan
rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras, kelangkaan lingkungan
yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya manusia, serta struktur
ekonomi.Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu Adminstrative Coruption dan
Against The Rule Corruption. Serta ada hukum yang mengatur tindakan tersebut dan ada
lembaga tersendiri yang menangani kasus tersebut.

B. Saran

Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini.Dan pencegahan


korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil. Dan seharusnya pemerintah lebih tegas terhadap
terpidana korupsi. Undang-undang yang adapun dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Agar korupsi tidak lagi menjadi budaya di negara ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://acch.kpk.go.id/statistik;jsessionid=7F20FD5BEB7FBE969BDB1233677BED8D

http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi

http://nabilazizarrohman.wordpress.com/2013/06/07/makalah-korupsi/

http://rezkirasyak.blogspot.com/2012/04/korupsi-dan-jenis-jenis-korupsi.html

http://www.seniberpikir.com/korupsi-dan-nilai-nilai-pancasila/
http://philiphermawan.wordpress.com/tag/hubungan-korupsi-dengan-nilai-pancasila/
http://politik.kompasiana.com/2010/04/27/fenomena-korupsi-di-indonesia-dan-
pemberantasannya-127991.html
https://www.academia.edu/3097181/STRATEGI_PEMBERANTASAN_KORUPSI_DI_IND
ONESIA
http://makalainet.blogspot.com/2013/10/korupsi.html

Anda mungkin juga menyukai