Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN HUBUNGANNYA DENGAN

PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL


RESPONSIBILITY DISCLOSURE )

Ellyta Muchtar
AMK BSI
Jl Kramat Raya no. 168 Jakarta Pusat
Email: ellyta_muchtar@yahoo.com

Abstract

The emergence of corporate governance are both triggered the scandal that happened in the big companies in
Indonesia and the United States. This large company in trouble for doing good corporate governance practices
that the merger did poorly with several large banks and the government's environmental damage caused as a
result of the activities of several companies related to natural resources. In the U.S. corporate governance is
poor precisely has been done by the top management as happened in Enron. Goal implementation of corporate
governance is good to encourage an efficient market, transparency and consistent with how implementing the
principles of good corporate governance are accountability, responsibility, transprancy and fairness. One of the
implementation of corporate governance is good through corporate social responsibility. Implementation should
be reported by the company in a report called sustainability reporting, and entered in the company's annual
report. The Companies that have been carrying out social responsibility indicates that the company has done
with good corporate governance.

Keywords: Good Corporate governance,the principles of good corporate governance, CSR, CSR Discloure

Munculnya tata kelola perusahaan yang baik dipicu akibat adanya skandal yang terjadi pada perusahaan-
perusahaan besar di Indonesia maupun di Amerika. Perusahaan besar ini bermasalah karena telah melakukan
praktek tata kelola perusahaan yang buruk dengan dilakukannya merger beberapa bank besar milik pemerintah
dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan sebagai akibat dari aktifitas beberapa perusahaan yang berhubungan
dengan sumber daya alam. Di Amerika tata kelola perusahaan yang buruk justru telah dilakukan oleh pihak top
manajemen seperti yang terjadi pada perusahaan Enron. Tujuan dilaksanakannya tata kelola perusahaan yang
baik adalah untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparansi dan konsisten dengan cara
melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik yaitu Akuntabilitas, pertanggung jawaban,
keterbukaan dan kewajaran . Salah satu implementasi tata kelola perusahaan yang baik adalah melalui tanggung
jawab social perusahaan. Pelaksanaanya harus dilaporkan oleh perusahaan dalam sebuah laporan yang disebut
sustainability reporting, dan masuk dalam laporan tahunan perusahaan. Perusahaan yang telah melaksanakan
tanggung jawab sosial menunjukan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan tata kelola perusahaan dengan
baik.

Kata Kunci: Tata Kelola Perusahaan Yang Baik, Prinsip-Prinsip GCG, Tanggung Jawab Sosial perusahaan,
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

I. PENDAHULUAN dilikuidasi/ dimerger (BBD,BDN,BAPINDO,


EXIM), PT Indorayon di Sumatra Utara, PT
Seiring dengan semakin populernya Dirgantara Di Bandung, PT Lapindo Brantas di
istilah tata kelola perusahaan yang baik atau Sidoarjo, Jawa Timur Kejatuhan beberapa bank
lebih dikenal dengan istilah Good Corporate pemerintah diakibatkan oleh kebijaksanaan
Governance tidak terlepas dari skandal yang ekspandi kredit oleh direksi bank yang
terjadi pada perusahaan-perusahaan besar yang bersangkutan yang tidak bijaksana. Kreditur
berada di Indonesia maupun di Amerika Serikat. tersebut diberikan dalam jumlah yang besar kepada
Beberapa perusahaan di Indonesia ada yang kelompok perusahaan besar tanpa melalui studi
bermasalah bahkan tidak mampu lagi kelayakan bisnis mereka, akibatnya bank-bank
meneruskan kegiatan usahanya akibat tersebut mengalami kesulitan keuangan karena
menjalankan praktek tata kelola perusahaan perusahaan tersebut tidak dapat mengembalikan
yang buruk (bad corporate governance). pinjaman dan bunganya.
Contohnya bank-bank pemerintah yang
Kebangkrutan PT Indorayon, sebuah dunia usaha. Prinsip dasar yang harus dilaksanakan
pabrik kertas yang besar disebabkan oleh tata oleh masing-masing pilar adalah:
kelola yang buruk terhadap hutan pinus di 1. Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan
sekitar danau Toba yang merupakan bahan baku perundang-undangan yang menunjang iklim
pembuatan kertas perusahaan tersebut. Akibat usaha yang sehat, efisien,dan transparan,
tata kelola hutan pinus yang tidak baik/buruk melaksanakan peraturan perundang-undangan
menimbulkan kerusakan lingkungan hutan dan dan penegakan hokum secara konsisten (consitent
mengganggu sistem tata kelola air disekitar law enforcement).
danau Toba. Permukaan danau Toba mengalami 2. Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan
penurunan tajam sehingga mengganggu mata GCG sebagai pedoman dasar pelaksanaan usaha.
pencaharian masyarakat sekitarnya. Masyarakat 3. Masyarakat sebagai pengguna produkdan jasa
marah dan menutup paksa aktivitas pabrik dunia usaha serta pihak yang terkena dampak dari
tersebut, akibatnya PT Indorayon tidak dapat keberadaan perusahaan, menunjukan kepedulian
beroperasi lagi karena hubungan yang tidak baik dan melakukan kontrol social secara objektif dan
dengan mayarakat disekitar lokasi pasokan bertanggung jawab.
bahan baku. Dua teori utama yang terkait dengan
Hal yang sama terjadi pada PT Lapindo penerapan good corporate governance ini adalah
Brantas yang melakukan kecerobohan dalam Agency Theory dan Stewardship Theory. Agency
melakukan eksplorasi minyak dan gas di theory yang dikembangkan oleh Michael Johnson
Sidoarjo, yang tidak saja menimbulkan memandang bahwa manajemen sebagai agent bagi
kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup para pemegang saham, akan bertindak dengan
pada area yang sangat luas, tetapi juga penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri,
mematikan mata pencaharian masyarakat sekitar bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta
lokasi yang tercemar. Hal ini dapat saja adil terhadap pemegang saham. Stewardship theory
menimbulkan tuntutan hukum dari masyarakat (Chinn,2000, Shaw, 2003) dibangun atas asumsi
yang pada gilirannya mengancam keberadaan dasar filosofi sifat manusia, yaitu dapat dipercaya,
perusahaan. memiliki integritas, bertanggung jawab, jujur
Di Amerika tuntutan akan penerapan terhadap orang lain. Dimana manusia memandang
good corporate governance terutama dipicu manajemen sebagai yang dapat dipercaya untuk
oleh skandal spektakuler yang terjadi pada bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan
perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, public maupun kepentingan stakeholder.
London Commonwealth, Polypeck, Maxwel Munculnya isu pemanasan global,
dan lain-lain yang melibatkan top eksekutif penipisan lapisan ozon, kerusakan hutan, kerusakan
perusahaan tersebut menggambarkan tidak lokasi disekitar areal pertambangan, pencemaran air
diterapkannya prinsip-prinsip Good Corporate akibat limbah beracun, pencemaran lingkungan
Governance. Keruntuhan perusahaan- akibat pengeboran minyak, pencemaran udara
perusahaan publik tersebut dikarenakan oleh akibat pembakaran hutan yang sembarangan,
kegagalan strategi maupun praktek curang dari pencemaran air laut akibat tumpahan minyak dari
manajemen puncak yang berlangsung tanpa kapal tangki pengangkut minyak yang bocor, dan
terdeteksi dalam waktu yang cukup lama karena sebagainya yang merupakan akibat negatif dari
lemahnya pengawasan yang independen oleh munculnya aktivitas bisnis yang berorientasi pada
corporate boards. keuntungan (profit) semata tanpa memperdulikan
Akibat adanya tata kelola perusahaan dampak negatif yang merugikan masyarakat dan
yang buruk tersebut pada akhirnya terdapat bumi yang kita diami ini.
kecenderungan meningkatnya tuntutan Konsep corporate social responsibility
masyarakat/ public atas transparansi dan (CSR), analisa stakeholder dan sejenisnya
akuntabilitas perusahaan sebagai wujud merupakan respon atas tindakan atau kegiatan
implementasi good corporate governance bisnis perusahaan yang telah merugikan masyarakat
(GCG). GCG diperlukan untuk mendorong dan bumi yang kita diami ini. Corporate social
terciptanya pasar yang efisien, transparan dan responsibility (CSR) merupakan tanggung jawab
konsisten dengan peraturan perundang- perusahaan kepada pemilik perusahaan/ pemegang
undangan. Oleh karena itu penerapan GCG saham, karyawan yang diwujudkan dalam
perlu didukung oleh tiga pilar yang saling pencapaian tingkat profitabilitas dan pertumbuhan
berhubungan yaitu Negara sebagai regulator, perusahaan dan tanggung jawab perusahaan
dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan terhadap peningkatan kesejahteraan dan kompetensi
masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan dan
memelihara lingkungan untuk generasi kehidupan karyawan dan keluarganya, serta
mendatang. Artinya perusahaan industri tidak komunitas lokal dan masyarakat luas pada
hanya memikirkan tentang aspek keuangan umumnya.
(profit) saja tetapi harus juga memikirkan aspek International Finance Corporation:
social dan aspek lingkungan perusahaan. Sesuai Komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi
dengan prinsip triple bottom line yang terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan
dikemukakan oleh Elkington yaitu profit, people melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga
dan planet. mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk
Pelaksanaan tanggung jawab social meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara
perusahaan/corporate social responsibility yang baik bagi bisnis maupun pembangunan.
(CSR) diungkapkan dalam suatu laporan yang Institute of Chartered Accountants,
disebut sustainability Reporting. Dan harus England and Wales: Jaminan bahwa organisasi-
dimasukan dalam laporan keuangan tahunan organisasi pengelola bisnis mampu memberi
perusahaan. dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan,
seraya memaksimalkan nilai bagi para pemegang
II. TINJAUAN PUSTAKA saham (shareholders) mereka.
Canadian Government: Kegiatan usaha
Istilah Good Corporate Governance yang mengintegrasikan ekonomi, lingkungan dan
(GCG) menurut Cadbury Committee Of United sosial ke dalam nilai, budaya, pengambilan
Kingdom (dalam Sukrisno Agoes 2009) adalah keputusan, strategi, dan operasi perusahaan yang
seperangkat peraturan yang mengatur hubungn dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab
antara pemegang saham, pengurus (pengelola) untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan
perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, berkembang.
karyawan, serta pemegang kepentingan internal European Commission: Sebuah konsep
dan aksternal lainnya yang berkaitan dengan dengan mana perusahaan mengintegrasikan
hak-hak dan kewajiban mereka. Atau dengan perhatian terhadap sosial dan lingkungan dalam
kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya
mengendalikan perusahaan. Menurut Agoes, dengan para pemangku kepentingan (stakeholders)
Sukrisno (2009) yang mendefinisikan tata berdasarkan prinsip kesukarelaan.
kelola perusahaan yang baik sebagai suatu CSR Asia: Komitmen perusahaan untuk
sistem yang mengatur hubungan peran Dewan beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip
Komisaris, peran Direksi, Pemegang Saham dan ekonomi, sosial dan lingkungan, seraya
Pemangku Kepentingan lainnya. Tata kelola menyeimbangkan beragam kepentingan para
perusahaan yang baik/GCG juga disebutkaan stakeholders.
sebagai suatu proses yang transparan atas Menurut Darwin dalam Theowordpress,
penentuan tujuan perusahaan, pencapaian dan 2004 bahwa Corporate Sustainable Reporting
penilaian kinerjanya. adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi,
Menurut Agoes,Sukrisno (2009) lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja
Corporate social responsibility (CSR) organisasi dan produknya di dalam konteks
merupakan tanggung jawab perusahaan kepada pembangunan berkelanjutan (sustainable
pemilik perusahaan/pemegang saham, karyawan development).
yang diwujudkan dalam pencapaian tingkat Pengungkapan Tanggung jawab sosial
profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan dan perusahaan (CSR Disclousure) sebagai penyajian
tanggung jawan perusahaan terhadap (release) sejumlah informasi yang dibutuhkan
peningkatan kesejahteraan dan kompetensi untuk pengoperasian secara optimal pasar modal
masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan yang efisien Pengungkapan CSR oleh setiap
dan memelihara lingkungan untuk generasi korporasi/perusahaan harus ada di dalam laporan
mendatang. keuangan tahunan perusahaan (Hendrikcsen dan
Beberapa organisasi mendefinisikan CSR Van Breda, 2000)
(majalah bisnis dan csr,2007; wikipedia 2008;
Sukada dan Jalal,2008) III. METODE PENELITIAN
World Business Council for Sustainable
Development: Komitmen berkesinambungan Kajian Literatur merupakan sumber utama
dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan yang menyangkut berbagai ketentuan studi yang
memberi kontribusi bagi pembangunan telah dilakukan sebelumnya , serta didukung
ekonomi, seraya meningkatkan kualitas dengan hasil kajian yang telah dilakukan dan
dipublikasikan oleh berbagai lembaga berupa Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan
jurnal dan kajian ilmiah lainnya. bisnis,dalam prinsip ini perusahaan harus
mengungkapkan informasi yang material dan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN relevan secara tepat waktu dan akurat dan mudah
diakses dan dipahami oleh pemangku
Tata Kelola Perusahaan Yang Baik/ kepentingan.. Informasi yang diungkapkan antara
Good Corporate Governance timbul akibat lain tentang keadaan keuangan, kinerja keuangan,
adanya beberapa kasus atau skandal yang kepemilikan dan pengeloalaan perusahaan. Audit
dilakukan perusahaan-perusahaan besar baik yang dilakukan atas informasi ini dilakukan
didalam negeri maupun di luar negeri sebagai secara Independen. Keterbukaan dilakukan agar
akibat dilaksanakannya praktek pengelolaan pemegang saham dan orang lain mengtahui
perusahaan yang buruk keadaan perusahaan sehingga nilai saham
Sejak diperkenalkan oleh OECD, prinsip- pemegang saham dapat ditingkatkan.
prinsip Good Corporate Governance berikut ini 4. Kewajaran ( Fairness)
telah dijadikan acuan oleh Negara-negara di Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki
dunia termasuk Indonesia. Prinsip ini disusun kesempatan untuk mendapatkan perlakukan adil
secara universal sehingga dapat berlaku bagi dari perusahaan. Pemberlakukan prinsip ini
semua Negara atau perusahaan dan diselaraskan diperusahaan akan melarang praktek-praktek
dengan sistem hukum, aturan atau taa nilai yang tercela yang dilakukan oleh orang dalam yang
berlaku di Negara masing-masing. merugikan pihak lain. Setiap anggota direksi
harus melakukan keterbukaan jika menemukan
Prinsi-prinsip tata kelola perusahaan yang baik transaksi–transaksi yang mengandung benturan
antara lain: kepentingan.
1. Akuntabilitas ( Accountability ). Tujuan dari dilaksanakannya tata kelola
Prinsip ini memuat kewenangan yang harus perusahaan yang baik/good corporate governance
dimiliki oleh dewan komisaris dan direksi (GCG) selain untuk menilai kinerja perusahaan
beserta kewajiban kepada pemegang saham juga untuk menciptakan nilai tambah (value Added)
dan stakeholders lainnya. Dewan direksi bagi semua pemangku kepentingan, mencegah dan
bertanggung jawab atas keberhasilan mengurangi manipulasi serta kesalahan yang
pengeloaan perusahaan dalam rangka signifikan dalam mengelola organisasi dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh meningkatkan upaya agar pemangku kepentingan
pemegang saham. Komisaris bertanggung tidak dirugikan. Menurut Tjager dkk 2003 (dalam
jawab atas keberhasilan pengawasan dan Sukrisno Agoes, 2009) salah satu manfaat
wajib memberikan nasehat kepada direksi diterapkannya good corporate governance adalah
atas pengelolaan perusahaan sehingga tujuan secara teoritis praktek GCG dapat meningkatkan
perusahaan dapat tercapai. Pemegang saham nilai perusahaan (Value Added).
bertanggung jawab atas keberhasilan Akhir-akhir ini terdapat kecenderungan
pembinaan dalam rangka pengelolaan meningkatnya tuntutan masyarakat/publik atas
perusahaan. transparansi dan akuntabilitas perusahaan sebagai
2. Pertanggung jawaban ( Responsibility) wujud implementasi good corporate governance
Prinsip ini menuntut perusahaan maupun (GCG) . salah satu implementasi GCG
pimpinan dan manajer perusahaan melakukan diperusahaan adalah melalui penerapan corporate
kegiatannya secara bertanggung jawab social responsibility (CSR) yang bila diartikan ke
terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga bahasa Indonesia tanggung jawab sosial
dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam perusahaan.
jangka panjang dan mendapat pengakuan Dalam era globalisasi kesadaran akan
Good Corporate Citizen. Sebagai pengelola penerapan tanggung jawab social perusahaan
perusahaan hendaknya dihindari dari segala menjadi penting seiring dengan semakin maraknya
biaya transaksi yang berpotensi merugikan kepedulian masyarakat terhadap produk atau barang
pihak ketiga maupun pihak lain diluar yang ramah lingkungan. Corporate social
ketentuan yang telah disepakati, seperti responsibility (CSR) adalah komitment dari
tersirat pada Undang-Undang, regulasi, perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi
kontrak maupun pedoman operasional bisnis terhadap pembangunan ekonomi yang
perusahaan. berkelanjutan. Komitment lain dari perusahaan
3. Keterbukaan ( Transparancy ) adalah meningkatkan kualitas hidup karyawan dan
keluarganya, komunitas local serta masyarakat luas.
Harmonisasi antara perusahaan dengan Di Indonesia istilah corporate social
masyarakat sekitarnya dapat tercapai apabila responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial
komitment penuh dari top management perusahaan sudah dikenal sejak tahun 1990 .
perusahaan terhadap penerapan CSR sebagai Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama
akuntabilitas publik. melakukan CSA (Corporate Social Activity) atau
Salah satu prinsip good corporate “aktivitas sosial perusahaan”. Walaupun tidak
governance adalah masalah pertanggung menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya
jawaban (responsibility) yaitu kesesuaian dalam mendekati konsep CSR yang merepresentasikan
pengelolaan perusahaan terhadap peraturan bentuk “peran serta” dan “kepedulian” perusahaan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip- terhadap aspek sosial dan lingkungan, seperti
prinsip corporate yang sehat. memberikan bantuan ke panti-panti jompo,
Belakangan ini terdapat tiga kepentingan pemberian santunan ke panti–panti asuhan,
public yang oleh perusahaan cenderung penyantuan anak yatim dan tidak mampu,
terabaikan. Pertama perusahaan hanya pemberian sumbangan untuk daerah yang terkena
bertanggung jawab kepada pemegang saham bencana alam, pemberian sumbangan ke rumah-
(shareholder) sedangkan masyarakat sekitar rumah ibadah. Tidak hanya perusaaan –perusahaan
perusahaan berdomisili kurang diperhatikan. bisnis saja yang melakukan aktivitas social tetapi
Kedua dampak negative yang ditimbulkan oleh lembaga pendidikan pun turut melaksanakannya
aktivitas perusahaan semakin meningkat dan dalam bentuk pemberian pelatihan-pelatihan
harus ditanggung oleh masyarakat sekitar, dibidang informasi dan komuputer dilingkungan
sementara itu sebagian besar keuntungan dimana lembaga pendidikan tersebut berada,
manfaat hanya dinikmati oleh pemilik saham pemberian beasiswa kepada masyarakat yang
perusahaan saja. Ketiga masyarakat yang kurang mampu, pemberian pelatihan-pelatihan ukm
menjadi korban ssebagian besar kesulitan untuk yang kesemuanya dilakukan oleh lembaga
menuntut ganti rugi kepada perusahaan yang pendidikan dalam rangka pemberdayaan dan
bersangkutan. peningkatan kompeetensi masyarakat sekitarnya.
Munculnya isu pemanasan global, Walaupun sudah banyak perusahaan yang
penipisan lapisan ozon, kerusakan hutan, menyadari pentingnya untuk menjalankan
kerusakan lokasi disekitar areal pertambangan, corporate social responsibility (CSR) , namun
pencemaran air akibat limbah beracun, masih ada juga yang berkeberatan untuk
pencemaran lingkungan akibat pengeboran menjalankannya. Bahkan diantara mereka yang
minyak, pencemaran udara akibat pembakaran setuju agar perusahaan menjalankan CSR masih
hutan yang sembarangan, pencemaran air laut terdapat perbedaan dalam mengartikan tingkat
akibat tumpahan minyak dari kapal tangki keterlibatan supaya perusahaan menjalankan
pengangkut minyak yang bocor, dan sebagainya program CSR. Pada akhirnya keberhasilan
yang merupakan akibat negatif dari munculnya pelaksanaan tanggung jawab social perusahaan/
aktivitas bisnis yang berorientasi pada corporate social responsibility (CSR) dan cakupan
keuntungan (profit) semata tanpa programnya yang dijalankan akan ditentukan oleh
memperdulikan dampak negative yang tingkat kesadaran para pelaku bisnis dan para
merugikan masyarakat dan bumi yang kita pemangku kepentingan yang terkait lainnya.
diami ini. CSR mencakup tujuh komponen utama,
Konsep corporate social responsibility yaitu: the environment, social development, human
(CSR), analisa stakeholder dan sejenisnya rights, organizational governance, labor practices,
merupakan respon atas tindakan atau kegiatan fair operating practices, dan consumer issues
bisnis perusahaan yang telah merugikan (Sukada dan Jalal, 2008). Jika dipetakan
masyarakat dan bumi yang kita diami ini. pendefinisian CSR yang relatif lebih mudah
Corporate social responsibility (CSR) dipahami dan bisa dioperasionalkan untuk kegiatan
merupakan tanggung jawab perusahaan kepada audit adalah dengan mengembangkan konsep
pemilik perusahaan/pemegang saham, karyawan Tripple Bottom Lines (Elkington, 1998) dan
yang diwujudkan dalam pencapaian tingkat menambahkannya dengan satu line tambahan,
profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan dan yakni procedure (lihat Suharto, 2007a).
tanggung jawan perusahaan terhadap Dengan demikian, CSR adalah: Kepedulian
peningkatan kesejahteraan dan kompetensi perusahaan yang menyisihkan sebagian
masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan keuntungannya (profit) bagi kepentingan
dan memelihara lingkungan untuk generasi pembangunan manusia (people) dan lingkungan
mendatang. (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur
(procedure) yang tepat dan profesional. kepada pengusaha golongan lemah, koperasi dan
Dalam aplikasinya, konsep 4P ini bisa masyarakat. Selanjutnya, Permen Negara BUMN
dipadukan dengan komponen dalam ISO 26000. menjelaskan bahwa sumber dana PKBL berasal
Konsep planet jelas berkaitan dengan aspek the dari penyisihan laba bersih perusahaan sebesar 2
environment. Konsep people di dalamnya bisa persen yang dapat digunakan untuk Program
merujuk pada konsep social development dan Kemitraan ataupun Bina Lingkungan. Peraturan ini
human rights yang tidak hanya menyangkut juga menegaskan bahwa pihak-pihak yang berhak
kesejahteraan ekonomi masyarakat (seperti mendapat pinjaman adalah pengusaha beraset
pemberian modal usaha, pelatihan keterampilan bersih maksimal Rp 200 juta atau beromset paling
kerja). Melainkan pula, kesejahteraan sosial banyak Rp 1 miliar per tahun. Namun undang-
(semisal pemberian jaminan sosial, penguatan undang ini pun masih menyisakan suatu
aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan pertanyaan. Undang-undang ini selain mengatur
kesehatan dan pendididikan, penguatan BUMN, program kemitraan perlu pula dikritisi
kapasitas lembaga-lembaga sosial dan kearifan sebelum disebut sebagai kegiatan corporate social
lokal). Sedangkan konsep procedur bisa responsibility (CSR). Kita tahu bahwa program
mencakup konsep organizational governance, kemitraan BUMN mirip dengan kegiatan/aktivitas
labor practices, fair operating practices, dan social perusahaan, namun masih ada bau bisnisnya.
consumer issues Masing-masing pihak harus memperoleh
Tanggung jawab sosial keuntungan.
perusahaan/corporate social responsibility Industri atau korporasi-korporasi wajib
(CSR) merupakan salah satu kewajiban yang untuk melaksanakannya, tetapi kewajiban ini bukan
harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai merupakan suatu beban yang memberatkan. Perlu
dengan isi pasal 74 Undang-undang Perseroan diingat pembangunan suatu negara bukan hanya
Terbatas (UU PT) yang baru. Undang-undang tanggung jawab pemerintah dan industri saja, tetapi
ini disyahkan dalam sidang paripurna DPR. setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan
Disebutkan bahwa “PT yang menjalankan usaha kesejahteraan sosial dan pengelolaan kualitas hidup
di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber masyarakat. Industri dan korporasi berperan untuk
daya alam wajib menjalankan tanggung jawab mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat
sosial dan lingkungan“ (Pasal 74 ayat 1). UU dengan mempertimbangkan pula faktor lingkungan
PT tidak menyebutkan secara rinci berapa hidup. Kini dunia usaha tidak lagi hanya
besaran biaya yang harus dikeluarkan memperhatikan catatan keuangan perusahaan
perusahaan untuk CSR serta sanksi bagi yang semata (single bottom line), melainkan sudah
melanggar. Peraturan lain yang menyentuh CSR meliputi keuangan, sosial, dan aspek lingkungan
adalah UU No.25 Tahun 2007 tentang biasa disebut (Triple bottom line) sinergi tiga
Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyatakan elemen ini merupakan kunci dari konsep
bahwa ”Setiap penanam modal berkewajiban pembangunan berkelanjutan.
melaksanakan tanggung jawab sosial Pernyataan tentang pelaksanaan tanggung
perusahaan.” Meskipun UU ini telah mengatur jawab social perusahaan harus diungkapkan dalam
sanksi-sanksi secara terperinci terhadap badan laporan yang disebut sustainability reporting, dan
usaha atau usaha perseorangan yang termasuk dalam laporan tahunan keuangan
mengabaikan CSR (Pasal 34), UU ini baru perusahaan.. Sustainibility Reporting adalah
mampu menjangkau investor asing dan belum pelaporan mengenai kebijakan ekonomi,
mengatur secara tegas perihal CSR bagi lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja
perusahaan nasional. organisasi dan produknya di dalam konteks
Jika dicermati, peraturan tentang CSR pembangunan berkelanjutan (sustainable
yang relatif lebih terperinci adalah UU No.19 development). Sustainability report harus menjadi
Tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudian dokumen strategik yang berlevel tinggi yang
dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri menempatkan isu, tantangan daan peluang.
Negara BUMN No.4 Tahun 2007 yang Darwin, 2004 dalam Theowordpower’s,2008
mengatur mulai dari besaran dana hingga yang menyatakan bahwa Corporate Sustainability
tatacara pelaksanaan CSR. Seperti kita ketahui, Reporting terbagi menjadi 3 katagori yaitu: kinerja
CSR milik BUMN adalah Program Kemitraan ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial.
dan Bina Lingkungan (PKBL). Sedangakan Zhegaf dan Ahmed (1990)
Dalam UU BUMN dinyatakan bahwa selain mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan
mencari keuntungan, peran BUMN adalah juga pelaporan sosial perusahaan yaitu;
memberikan bimbingan bantuan secara aktif
a. Lingkungan, meliputi pengendalian terhadap yang terkait dengan kesehatan, pendidikan dan seni
polusi, pencegahna atau perbaikan serta pengungkapan aktivitas kemasyarakatan
lingkungan, konserasi alam dan lainnya.
pengungkapan lain yang berkaitan dengan 2. Ketenagakerjaan
lingkungan. Tema ini meliputi dampak aktivitas perusahaan
b. Energi, meliputi konservasi energi, efeisiensi pada orang-orang dalam perusahaan tersebut.
energi dll Aktivitas tersebut meliputi : rekruitmen, program
c. Praktek bisnis yang wajar, meliputi pelatihan, gaji dan tuntutan, mutasi dan promosi
pemberdayaan terhadap minoritas dan dan lainnya.
perempuan, dukungan terhadap usaha 3. Produk dan Konsumen
minoritas, tanggung jawab sosial. Tema ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk
d. Sumber daya manusia, meliputi aktivitas atau jasa, antara lain kegunaan durability,
didalam suatu komunitas, dalam kaitannya pelayanan, kepuasan pelanggan, kejujuran dalam
dengan pelayanan kesehatan, pendidikan dan iklan, kejelasan/kelengkapan isi pada kemasan, dan
seni lainnya.
e.Produk, meliputi keamanan, pengurangan 4. Lingkungan Hidup
polusi dll Tema ini meliputi aspek lingkungan dari proses
Dalam Hendrikcsen (2004) dikatakan produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam
bahwa pengungkapan (disclosure) sebagai menjalankan operasi bisnis, pencegahan dan
penyajian sejumlah informasi yang dibutuhkan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan
untuk pengoperasian secara optimal pasar sumber daya alam dan konversi sumber daya alam.
modal yang efisien. Pengungkapan ada yang Perusahaan mempunyai komitmen terhadap
bersifat wajib (mandatory) yaitu pengungkapan shareholder untuk mendapatkan keuntungan (
informasi wajib dilakukan oleh perusahaan yang profit) dari aktifitas produksi yang dilakukan. Di
didasarkan pada peraturan atau standar tertentu, samping itu perusahaan juga harus memperhatikan
dan ada yang bersifat sukarela (voluntary) yang dampak yang ditimbulkan dari aktifitas produksi
merupakan pengungkapan informasi melebihi tersebut terhadap lingkungan terutama lingkungan
persyaratan minimum dari paraturan yang masyarakat sekitar lokasi perusahaan, sehingga
berlaku. Setiap unit/pelaku ekonomi selain tidak ada pihak yang dirugikan.Kepedulian suatu
berusaha untuk kepentingan pemegang saham perusahaan terhadap lingkungan dimana
dan mengkonsentrasikan diri pada pencapaian perusahaan yang bersangkutan berdiri bukan lagi
laba juga mempunyai tanggung jawab sosial, berdasarkan sukarela tetapi sudah menjadi suatu
dan hal itu perlu diungkapkan dalam laporan kewajiban untuk bertanggung jawab terhadap
tahunan, sebagaimana dinyatakan oleh dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dilakukan oleh perusahaan. Hal itu merupakan
(PSAK) No.1 tahun 2004 Paragraf kesembilan: rangkaian dari pengelolaan suatu perusahaan.
“Perusahaan dapat pula menyajikan laporan Dengan kata lain perusahaan yang sudah
tambahan seperti laporan mengenai lingkungan peduli terhadap lingkungan social dan
hidup dan laporan nilai tambah (value added masyarakatnya berarti sudah melaksanakan atau
statement), khususnya bagi industri dimana mengimplementasikan Tata Kelola Perusahaan
faktor-faktor lingkungan hidup memegang Yang Baik atau Good Corporate Governance.
peranan penting dan bagi industri yang Pelaksanaan tanggung jawab sosial/CSR
menganggap pegawai sebagai kelompok diungkapkan dalam suatu laporan yang disebut
pengguna laporan yang memegang peranan CSR Disclousure dan merupakan bagian dari
penting”. laporan keuangan tahunan perusahaan.
Pengungkapan sosial yang dilakukan Perusahaan seperti ini yang lebih banyak
oleh perusahaan umumnya bersifat voluntary disukai oleh para penanam modal (investor).
(sukarela), unaudited (belum diaudit), dan Karena menurut pendapat para investor perusahaan
unregulated (tidak dipengaruhi oleh peraturan yang telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya
tertentu). Glouter dalam Utomo (2000) berarti telah melakukan tata pengelolaan
menyebutkan tema-tema yang termasuk dalam perusahaan dengan baik. Dengan kata lain
wacana Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial perusahaa telah menjalankan atau
adalah: mengimplementasikan prinsip-prinsip good
1. Kemasyarakatan corporate governance dengan baik.
Tema ini mencakup aktivitas kemasyarakatan
yang diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Tata kelola perusahaan yang baik timbul
akibat adanya skandal yang terjadi pada Agoes Sukrisno. 2009. Etika Bisnis dan
perusahaan- perusahaan besar di Amerika Profesi. Salemba Empat.
(skandal Enron Wordcom, London
Commonwealth, Polypeck, Maxwel) juga di Chairil N. Siregar. 2007. Analisa Sosialogis
Indonesia (kasus Indorayon di Sumut, terhadap Implementasi CSR pada
Lapindo Brantas di Jatim, PT Dirgantara di Masyarakat Indonesia. Jurnal
Bandung dan penggabungan/peleburan Sosioteknologi. Edisi 12 tahun 6. Desember 2007.
berberapa bank pemerintah).
2. Good Corporate Governance merupakan M, Arief Effendi. 2006. “Implementasi GCG
seperangkat peraturan yang mengatur melalui CSR”. Suara Karya. Rubrik Opini.
hubungn antara pemegang saham, pengurus Edisi Rabu 15 Maret 2006.
(pengelola) perusahaan, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan, serta pemegang Pedoman Umum Good Corporate Governance
kepentingan internal dan aksternal lainnya Indonesia. 2006. Komite Nasional Kebijakan
yang berkaitan dengan hak-hak dan Governance.
kewajiban mereka. Atau dengan kata lain
suatu sistem yang mengarahkan dan Thomas S. Kaihatu. 2006. ” Good Corporate
mengendalikan perusahaan. Governance dan Penerapannya di Indonesia”.
3. Pelaksanaan GCG didukung oleh tiga pilar Jurnal Manajemen dan
penting yaitu Negara sebagai regulator, Wirausaha,Vol.8, No 1. Maret
perusahaan sebagai pelaku pasar dan 2006:1-9.
masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa
pelaku usaha. THEOWORDPOWER’WEBLOG. 2008.
4. Prinsip atau asas tata kelola perusahaan yang “Mengungkap Praktek Corporate
baik meliputi accountability, responsibility, Social Responsibility dan Prospek Dalam
transparency dan fairness Mencegah Kerusakan Lingkungan“. April
5. Penerapan salah satu prinsip dari GCG yaitu 04, 2008.
dengan melaksanakan corporate social
responsibility yang tercantum dalam.UU PT Wikipedia (2008), Corporate Social
pasal 74, UU no.25 tentang pasar modal dan Responsibility. http://en.wikipedia.
UU BUMN no.19 tahun 2003 org/wiki/Corporate
6. Pelaksanaan CSR harus diungkapakan dalam social_responsibility (diakses 20
suatu laporan yang disebut sustainability Februari 2008).
reporting dan masuk dalam laporan annual
financial tahunan perusahaan. Yuniasih, Ni Wayan dan Wirakusuma, Made
7. Pengungkapan tanggung jawab social gede. 2009. ”Pengaruh Kinerja Perusahaan
perusahaan dinyatakan dalam PSAK No.1 Terhadap Nilai Perusahaan
Tahun 2004 pasal ke sembilan. dengan Pengungkapan CSR dan GCG
8. Perusahaan yang telah melaksanakan sebagai Variable Pemoderisasi “. Universitas
tanggung jawab sosialnya terhadap Udayana, Bali. Jurnal Akuntansi dan
lingkungan social dan masyarakat berarti Bisnis Volume 4 no.1, Januari 2009.
telah melaksanakan tata kelola perusahaan
yang baik.

Anda mungkin juga menyukai