20
JURNAL AKUNTANSI KONTEMPORER (JAKO) – VOL 12 NO 1 – JANUARI 2020 – Halaman 20-34
Di Indonesia, minat investor melakukan inves- Pentingnya kinerja keuangan dapat dirasakan
tasi terus mengalami peningkatan. Hal itu salah oleh berbagai pihak. Bagi perusahaan, semakin
satunya ditandai dengan meningkatnya jumlah efisien kinerja keuangan perusahaan menggam-
Single Investor Identification (SID) dari tahun 2012 barkan keberhasilan dalam pencapaian tujuan pe-
sampai dengan akhir tahun 2018. Investor rusahaan menghasilkan laba. Hal itu dapat di-
diwajibkan memiliki SID sejak 2012, sesuai dengan manfaatkan oleh manajer sebagai dasar pengambi-
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal lan keputusan, baik dalam melakukan investasi,
dan Lembaga Keuangan No. KEP-327/BL/2012. memaksimalkan operasional, dan pembagian
Gambar 2 menunjukkan pertumbuhan jumlah SID sejumlah keuntungan kepada pemegang saham.
tahun 2012-26 Desember 2016: Bagi pihak eksternal perusahaan, kinerja keuangan
perusahaan juga menjadi aspek penting dalam
pengambilan keputusan. Investor tentunya akan
lebih tertarik melakukan investasi terhadap perus-
ahaan dengan kinerja keuangan yang baik. Perus-
ahaan dengan kinerja keuangan yang baik meru-
pakan perusahaan yang dapat menghasilkan laba
semaksimal mungkin sehingga diharapkan mem-
iliki tingkat pengembalian yang tinggi. Sebagai
penanam modal, semakin maksimal kinerja keu-
angan perusahaan menandakan semakin efisien
Gambar 2. Pertumbuhan Jumlah SID tahun 2012- tingkat pengelolaan perusahaan dan diharapkan
26 Desember 2018 akan dapat menghasilkan laba yang tinggi sehing-
Sumber: Kustodian Sentral Efek Indonesia, 2018 ga dapat memberikan return yang menguntungkan
bagi investor. Sebagai contoh, harga saham PT
Berdasarkan Gambar 2, tahun 2012 jumlah SID Akasha Wira International Tbk (ADES) melompat
atau investor pasar modal Indonesia tercatat sebe- tinggi sebesar 16% menjadi Rp 1.540 pada tanggal
sar 281.256 dan pada akhir tahun 2018 sebanyak 10 Mei 2012 karena aktivitas pemborongan saham.
1.617.367. Dari data tersebut dapat dikatakan Disinyalir, kegiatan investor membeli saham ini
jumlah investor pasar modal Indonesia mengalami terkait dengan kinerja cemerlang perusahaan.
pertumbuhan. Semakin bertambahnya jumlah in- Sepanjang kuartal pertama tahun 2012, laba bersih
vestor pasar modal dapat dimanfaatkan oleh pe- ADES melonjak tiga kali lipat menjadi Rp 13,45
rusahaan untuk mendapatkan dana atau modal miliar dari sebelumnya Rp 3,54 miliar dibanding
tambahan dari pihak eksternal. Dalam pengambi- periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut
lan keputusan berinvestasi, pihak eksternal mem- menunjukkan kinerja keuangan yang baik dapat
pertimbangkan kinerja keuangan yang tercantum meningkatkan minat investor untuk menanamkan
dalam laporan keuangan karena semakin efisien modalnya ke perusahaan (Taqiyyah, 2012).
kinerja keuangan suatu perusahaan maka diharap- Bagi pihak bank atau kreditur, kinerja keuangan
kan perusahaan akan dapat menghasilkan laba yang baik menandakan semakin baik pengelolaan
yang maksimal dan dapat memberikan return se- operasional perusahaan dalam menghasilkan laba
hingga akan menarik investor untuk melakukan yang maksimal sehingga memberikan jaminan
investasi. Menurut Jumingan (2006), kinerja keu- kesanggupan perusahaan untuk membayar utang
angan adalah cerminan dari seberapa baik pengel- beserta bunga dan dapat meyakinkan pihak bank
olaan perusahaan yang mengacu pada laporan atau kreditur untuk memberikan kredit kepada
keuangan yang telah dipublikasikan pada suatu perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan juga
periode tertentu yang biasanya diukur dari aspek bermanfaat bagi penghasilan negara berupa pajak,
kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. yang merupakan sumber utama pendapatan nega-
Seberapa baik kinerja keuangan suatu perusahaan ra. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan
dapat dilihat dari informasi yang ada pada laporan yang ditandai dengan semakin tinggi laba yang
keuangan yang dimiliki. Informasi yang terdapat dihasilkan perusahaan, maka semakin banyak dana
dalam laporan keuangan dapat menjadi salah satu yang akan diterima pemerintah sebagai modal
dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk penggerak perekonomian negara. Industri man-
melihat kinerja keuangan perusahaan di masa sebe- ufaktur berperan membawa multiplier effect pada
lumya sehingga dapat memprediksikan bagaimana perekonomian nasional seperti penyerapan tenaga
kinerja keuangan ke depannya. kerja, peningkatan nilai tambah bahan baku dalam
21
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, MANAJEMEN ASET, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
OLEH : DIANA dan OSESOGA
negeri, meningkatkan nilai investasi dan pen- ahaan melunasi utang jangka pendeknya
erimaan negara dari ekspor sehingga menjadi menggunakan aset lancar yang dimiliki. Semakin
sektor andalan untuk mengakselerasi pertumbuhan tinggi CR atau semakin likuid perusahaan, menun-
ekonomi nasional. Saat ini, sektor industri ber- jukkan tingginya tingkat kemampuan untuk me-
kontribusi terhadap PDB sebesar 20%, kemudian lunasi utang jangka pendek yang ada dengan
untuk perpajakan sekitar 30%, dan ekspor hingga menggunakan aset lancar yang dimiliki. Tingginya
74%. Capaian ini yang terbesar disumbangkan dari aset lancar menunjukkan ketersediaan dana jangka
lima sektor manufaktur yaitu industri makanan pendek yang dapat digunakan selain untuk me-
dan minuman, industri tekstil dan pakaian, indus- lunasi utang jangka pendek, juga dapat digunakan
tri otomotif, industri kimia, dan industri elektroni- untuk mendukung kegiatan operasional perus-
ka (Hardum, 2019). Sebagai bentuk dukungan ter- ahaan dalam meningkatkan penjualan guna
hadap kinerja perekonomian Indonesia yang se- menghasilkan laba. Dengan laba yang tinggi diikuti
makin baik, Warta Ekonomi memberikan apresiasi pengelolaan aset yang efisien, maka nilai ROA di-
kepada 29 perusahaan terbuka (emiten) sektor harapkan akan tinggi. Semakin tinggi tingkat likui-
manufaktur yang telah berhasil memiliki tingkat ditas suatu perusahaan maka semakin efisien kiner-
perdagangan saham dan kinerja keuangan yang ja keuangan perusahaan. Hal ini sesuai dengan
baik, antara lain Astra International Tbk, Unilever penelitian yang telah dilakukan oleh Utami dan
Indonesia Tbk, dan Gudang Garam Tbk. Penghar- Pardanawati (2016), Alicia (2017), serta Saragih,
gaan ini diberikan berdasarkan kinerja fundamen- dkk. (2015) yang menyatakan bahwa likuiditas
tal emiten (analisis kinerja keuangan perusahaan), memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
yaitu perusahaan yang konsisten menghasilkan kinerja keuangan. Namun, hasil penelitian ini tidak
profit, bahkan berhasil mengalami pertumbuhan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
profit, serta memiliki kinerja dan kemampuan Tjahjono (2014) yang menyatakan bahwa likuiditas
efisiensi baik, yang dapat diukur dari Return On tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Assets (ROA) (Rahayu, 2018). Solvabilitas merupakan kemampuan suatu pe-
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat rusahaan dalam membayar kewajiban jangka pan-
diukur dengan rasio profitabilitas. Investor juga jang jika perusahaan dilikuidasi (Darsono, dkk.,
cenderung menilai berdasarkan rasio profitabilitas, 2005; dalam Sabil, 2016). Tingkat solvabilitas
rasio tersebut menggambarkan kemampuan perus- diukur dengan Debt to Total Asset Ratio (DTA). Ra-
ahaan memperoleh laba dalam hubungannya sio tersebut menunjukkan seberapa besar aset pe-
dengan penjualan, total aktiva maupun modal rusahaan yang dibiayai oleh utang. Semakin tinggi
sendiri (Utami dan Pardanawati, 2016). Dalam tingkat solvabilitas, yaitu ditandai dengan tingkat
penelitian ini profitabilitas diukur dengan DTA yang rendah menandakan semakin sedikit
menggunakan rasio Return On Asset (ROA). Pen- aset yang diperoleh perusahaan dengan
gukuran kinerja keuangan menggunakan ROA menggunakan utang. Semakin sedikit jumlah utang
menunjukkan kemampuan operasional perusahaan dan beban bunga yang ditanggung perusahaan
untuk menghasilkan laba menggunakan aset yang mengakibatkan dana yang dimiliki perusahaan
dimiliki. ROA yang tinggi menunjukkan semakin selain untuk melunasi utang dan beban bunga, juga
tinggi kemampuan perusahaan untuk dapat dialokasikan ke kegiatan operasional perus-
menghasilkan laba dari aset yang dimiliki. Hal ini ahaan. Dalam operasional, dana yang ada
menandakan bahwa kinerja keuangan perusahaan digunakan untuk membeli aset perusahaan yang
yang baik berbanding lurus dengan tingkat ROA akan dikelola untuk memperoleh penjualan guna
yang tinggi. memperoleh laba. Laba yang tinggi disertai dengan
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pengelolaan aset yang efisien akan menghasilkan
keuangan antara lain likuiditas, solvabilitas, mana- tingkat ROA yang tinggi. Semakin tinggi tingkat
jemen aset, dan ukuran perusahaan. Likuiditas solvabilitas yang ditandai dengan semakin rendah
adalah rasio yang menunjukkan kemampuan pe- nilai DTA maka semakin efisien kinerja keuangan
rusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian sebe-
yang berjangka pendek tepat pada waktunya lumnya yang dilakukan oleh Isbanah (2015), Su-
(Utami dan Pardanawati, 2016). Dalam penelitian pardi, dkk. (2016), dan Gunde, dkk. (2017) yang
ini tingkat likuiditas diukur dengan menggunakan menyatakan bahwa solvabilitas/leverage memiliki
Current Ratio (CR). Current ratio merupakan rasio pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Na-
yang menunjukkan tingkat kemampuan perus- mun, penelitian yang dilakukan oleh Utami dan
22
JURNAL AKUNTANSI KONTEMPORER (JAKO) – VOL 12 NO 1 – JANUARI 2020 – Halaman 20-34
Pandanawati (2016), serta Tjahjono (2014), menya- puluh miliar rupiah) sampai dengan
takan solvabilitas tidak memiliki pengaruh ter- Rp.250.000.000.000,00 (dua ratus lima puluh miliar
hadap kinerja keuangan. rupiah).
Rasio aktivitas menurut Raharjaputra (2009) Semakin besar ukuran suatu perusahaan
merupakan rasio yang mengukur seberapa efektif menunjukkan semakin banyak jumlah total aset
(hasil guna) perusahaan menggunakan sumber yang dimiliki, yang berarti semakin tinggi tingkat
dayanya. Dari rasio aktivitas ini dapat digunakan kemampuan perusahaan mengelola asetnya dalam
untuk menilai kemampuan manajemen aset perus- kegiatan operasional perusahaan untuk
ahaan. Dalam penelitian ini manajemen aset diukur menghasilkan laba. Tingginya tingkat laba yang
dengan menggunakan Total Asset Turnover (TATO). dihasilkan disertai pengelolaan aset yang efisien
Rasio tersebut menunjukkan tingkat keberhasilan maka akan menghasilkan ROA yang tinggi.
total aset yang dimiliki untuk menghasilkan Dengan demikian, semakin besar ukuran perus-
penjualan. Semakin tinggi rasio aktivitas atau se- ahaan maka semakin efisien kinerja keuangan pe-
makin tinggi tingkat TATO perusahaan yang berar- rusahaan. Hal ini didukung dalam penelitian Tisna
ti semakin baiknya manajemen aset yang ditandai dan Agustami (2016) yang menyatakan bahwa
dengan semakin cepat perputaran operasional aset ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif ter-
perusahaan menghasilkan penjualan. Angka hadap kinerja keuangan, penelitian Isbanah (2015)
penjualan yang tinggi dan disertai dengan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap
penggunaan beban yang efisien, maka perusahaan kinerja keuangan, dan penelitian Epi (2017) yang
akan menghasilkan laba yang tinggi. Laba yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak ber-
tinggi dan pengelolaan aset yang efisien maka akan pengaruh terhadap kinerja keuangan.
menghasilkan nilai ROA yang tinggi. Dengan Beragamnya hasil penelitian terkait pengaruh
demikian, semakin efisien manajemen aset yang likuiditas, solvabilitas, manajemen aset, dan uku-
ditandai dengan semakin tinggi nilai TATO maka ran perusahaan terhadap kinerja keuangan men-
semakin efisien juga kinerja keuangan perusahaan. dorong peneliti untuk kembali membuktikan
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan pengaruh likuiditas, solvabilitas, manajemen aset,
oleh Utami dan Pardanawati (2016), Indriyani, dkk. dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan
(2017), dan Sinaga (2018) yang menyatakan rasio perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
aktivitas berpengaruh positif terhadap kinerja keu- memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh
angan. Namun hal ini bertentangan dengan hasil likuiditas, solvabilitas, manajemen aset, dan uku-
penelitian Mulyani dan Budiman (2017) yang ran perusahaan terhadap kinerja keuangan pada
menyatakan bahwa rasio aktivitas berpengaruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI peri-
negatif terhadap kinerja keuangan. Sedangkan hasil ode 2015-2018.
penelitian Noormuliyaningsih dan Swandari
(2016), menyatakan TATO tidak berpengaruh sig- KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN
nifikan terhadap ROA. HIPOTESIS
Kinerja keuangan juga dapat dipengaruhi oleh Laporan Keuangan
ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan merupa- Laporan keuangan adalah penyajian terstruktur
kan nilai yang menunjukan besar kecilnya perus- dari posisi keuangan dan kinerja keuangan dalam
ahaan (Indarti dan Extralyus, 2013; dalam Tisna sebuah entitas. Tujuan laporan keuangan adalah
dan Agustami, 2016). Dalam penelitian ini ukuran untuk memberikan informasi tentang posisi keu-
perusahaan diukur menggunakan logaritma natu- angan, kinerja, dan arus kas suatu entitas yang
ral total aset. Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa bermanfaat bagi beragam pengguna laporan dalam
Keuangan tentang Pernyataan Pendaftaran dalam membuat keputusan ekonomi. Laporan keuangan
Rangka Penawaran Umum dan Penambahan Mod- lengkap terdiri dari laporan posisi keuangan pada
al dengan Memberikan Hak Memesan Efek Ter- akhir periode, laporan laba rugi dan penghasilan
lebih Dahulu oleh Perusahaan dengan Aset Skala komprehensif lain selama periode, laporan peru-
Kecil atau Perusahaan dengan Aset Skala Menen- bahan ekuitas selama periode, laporan arus kas
gah, perusahaan dengan aset skala kecil adalah selama periode, catatan atas laporan keuangan, dan
badan hukum yang didirikan di Indonesia yang Laporan posisi keuangan pada awal periode
memiliki total aset tidak lebih dari komparatif yang disajikan ketika entitas menerap-
Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) dan kan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif
Perusahaan dengan aset skala menengah memiliki atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan
total aset lebih dari Rp. 50.000.000.000,00 (lima keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-
23
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, MANAJEMEN ASET, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
OLEH : DIANA dan OSESOGA
pos dalam laporan keuangannya (Ikatan Akuntan rusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Indonesia, 2018). Current ratio yang rendah biasanya dianggap
menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi,
Kinerja Keuangan sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga ku-
Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran- rang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana
ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasi- menganggur yang pada akhirnya dapat mengu-
lan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba rangi kemampuan laba perusahaan (Hantono,
(Tjahjono, 2014). Terdapat tiga alat yang dapat 2016). Menurut Syamsuddin (2009, dalam Novita-
digunakan dalam menganalisa laporan keuangan, sari dan Herlambang, 2015) “...tingkat current ratio
yaitu dengan analisa horizontal (membandingkan 2,00 sudah dianggap baik (concidered acceptable)”.
data keuangan pada periode yang berbeda), analisa Hasil penelitian Utami dan Pardanawati (2016)
vertikal (membandingkan item laporan keuangan serta Mulyani dan Budiman (2017) menyatakan
dengan basis persentase pada satu periode), dan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signif-
analisa rasio (menggambarkan hubungan antara ikan terhadap kinerja keuangan, sedangkan
pos-pos dalam laporan keuangan). Kinerja keu- penelitian Tjahjono (2014) menyatakan bahwa
angan perusahaan dapat diukur dengan likuiditas tidak berpengaruh terhadap kinerja keu-
menggunakan rasio-rasio yang terdapat dalam angan.
laporan keuangan perusahaan yang dikeluarkan Ha1: Likuiditas berpengaruh terhadap kinerja
secara periodik (Solechan, 2017). keuangan
Kieso, dkk. (2017) mengklasifikasikan rasio un-
tuk menganalisis laporan keuangan yaitu: liquidity Solvabilitas
ratios untuk mengukur kemampuan jangka pendek Rasio solvabilitas merupakan rasio yang men-
perusahaan untuk melunasi kewajiban yang dimil- gukur kemampuan perusahaan untuk bertahan
iki sebelum jatuh tempo, activity ratios untuk men- dalam periode jangka panjang (Weygandt, dkk.
gukur seberapa efektif perusahaan mengelola aset 2015). Dalam penelitian ini solvabilitas diukur
yang dimiliki, profitability ratios untuk mengukur dengan menggunakan Debt to Total Assets Ratio
tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu perus- (DTA). Menurut Gunde, dkk. (2017) debt to total
ahaan dalam jangka waktu yang ditentukan, dan assets ratio mengukur seberapa besar jumlah aktiva
coverage ratios untuk mengukur tingkat perlin- perusahaan yang dibiayai dengan hutang atau
dungan bagi kreditur dan investor jangka panjang. seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh
Dalam penelitian ini kinerja keuangan diproksikan terhadap pengelolaan aktiva.
menggunakan Return On Asset (ROA). ROA adalah Semakin tinggi DTA berarti semakin besar
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampu- sumber dana yang dimiliki melalui pinjaman
an perusahaan dalam menghasilkan laba bersih digunakan untuk membiayai aktiva. Semakin besar
berdasarkan tingkat aset tertentu (Fajrin dan Laily, DTA menunjukkan semakin besar tingkat
2016). Tingkat ROA yang tinggi menggambarkan ketergantungan perusahaan terhadap pihak ekster-
semakin baik kinerja keuangan perusahaan. nal (kreditur) dan semakin besar beban biaya hu-
tang (biaya bunga) yang harus dibayar sehingga
Likuiditas akan menurunkan laba yang diperoleh. Hasil
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan penelitian Gunde, dkk. (2017) dan Akbar, dkk.
kemampuan perusahaan untuk memenuhi (2017) menyatakan solvabilitas memiliki pengaruh
kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat terhadap kinerja keuangan, berbeda dengan
pada waktunya (Utami dan Pardanawati 2016). penelitian Utami dan Pandanawati (2016), serta
Sehingga jika perusahaan memiliki likuiditas yang Tjahjono (2014), menyatakan solvabilitas tidak
tinggi maka perusahaan akan dapat melunasi memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan.
utang- utang jangka pendeknya. Dalam penelitian Ha2: Solvabilitas berpengaruh terhadap kinerja
ini digunakan Current Ratio (CR) untuk mengukur keuangan
tingkat likuiditas perusahaan. Hantono (2016)
menyatakan current ratio menunjukkan sejauh ma- Manajemen Aset
na aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang
lancar. dilakukan perusahaan dalam menjalankan
Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pem-
kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan pe- belian, dan mengukur efektivitas perusahaan da-
24
JURNAL AKUNTANSI KONTEMPORER (JAKO) – VOL 12 NO 1 – JANUARI 2020 – Halaman 20-34
25
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, MANAJEMEN ASET, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
OLEH : DIANA dan OSESOGA
kan menggunakan current ratio. Current ratio perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perus-
(CR) merupakan rasio yang menggambarkan ahaan dihitung berdasarkan logaritma natural total
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban aset yang dimiliki perusahaan. Perhitungan total
jangka pendek menggunakan aset lancarnya. aset dengan menggunakan logaritma natural dil-
CR dapat dirumuskan sebagai berikut: akukan untuk mengurangi fluktuasi data dan me-
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 nyederhanakan nilai total aset tanpa mengubah
CR = proporsi dari nilai yang sebenarnya.
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
UP = 𝐿𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Keterangan:
CR : Current Ratio Keterangan:
Current Assets : Total aset lancar perusahaan UP : Ukuran perusahaan
Current Liabilities : Total utang jangka pendek Ln total assets : Logaritma natural total aset pe-
perusahaan rusahaan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡𝑠
DTA = Keterangan:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
α : Konstanta
Keterangan: β1, β2, β3, β4 : Loefisien regresi masing-masing
DTA : Debt to Total Asset Ratio Variabel independen
Total Debts : Total utang perusahaan CR : Likuiditas
Total Assets : Total aset perusahaan DTA : Solvabilitas
TATO : Manajemen aset
Manajemen Aset UP : Ukuran perusahaan
Manajemen aset yang diukur dengan rasio ak- e : Standard error
tivitas adalah rasio untuk mengukur efektivitas
perusahaan mengelola sumber daya dalam men- HASIL DAN PEMBAHASAN
jalankan kegiatan operasinya. Dalam penelitian ini
manajemen aset diproksikan dengan total asset Objek Penelitian
turnover. Total Asset Turnover (TATO) menggam- Objek yang digunakan dalam penelitian ini-
barkan efektivitas penggunaan aset perusahaan adalah perusahaan yang dijadikan sampel ber-
dalam menghasilkan pendapatan. TATO dapat jumlah 44 perusahaan manufaktur. Penelitian dil-
dirumuskan sebagai berikut: akukan selama 4 tahun yaitu tahun 2015-2018, se-
hingga total observasi dalam penelitian ini adalah
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 176. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan,
TATO = maka objek penelitian ini disajikan dalam tabel 1:
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Keterangan:
TATO : Total Asset Turnover
Net Sales : Penjualan bersih
Average Total Assets : Rata-rata aset perusahaan
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan skala yang
digunakan untuk menentukan besar kecilnya suatu
26
JURNAL AKUNTANSI KONTEMPORER (JAKO) – VOL 12 NO 1 – JANUARI 2020 – Halaman 20-34
Unstandardized
mum, maksimum, mean, range, dan standar deviasi Residual
(Ghozali, 2018). Berikut adalah hasil pengujian N 176
statistik deskriptif: Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,08086421
Absolute ,170
Tabel 2. Statistik Deskriptif Most Extreme Differences Positive ,170
Negative -,120
Kolmogorov-Smirnov Z 2,257
N Ran Min Max Mean Std. De- Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal.
ROA 176 ge
,552 ,000 ,552 ,10309 viation
,0972501 b. Calculated from data.
CR 176 8,694 ,5842 9,276 2,53887 1,765906 Sumber: Data yang diolah
DTA 176 23
,749 ,0702 65 ,41138
,819 55 ,18201933
Hasil yang ditunjukkan pada Tabel 3 menun-
TATO 176 2,690 ,3297 3,027 1,15476 ,5151448 jukkan nilai Kolmogorov-Smirnov 2,257 dengan
UP 176 21
5,80 27,61 12 29,343
33,4 15 1,342501 besar signifikansi 0,000, sehingga dapat dinyatakan
51 686 737 782 6 bahwa semua variabel yang diuji terdistribusi
Valid 176
secara tidak normal karena nilai signifikansi lebih
N kecil dari 0,05. Untuk mengatasi hasil distribusi
Sumber:
(list- Data yang diolah data yang tidak normal, maka dilakukan transfor-
wise) masi data. Dalam melakukan transformasi data
Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada Tabel perlu diketahui terlebih dulu variabel mana yang
2 kinerja keuangan (ROA) memiliki rata-rata sebe- tidak terdistribusi secara normal dengan melihat
sar 0,103097. Artinya, rata-rata rata perusahaan tabel sebagai berikut:
yang menjadi sampel penelitian memiliki kemam-
puan menghasilkan laba sebesar 10,3097% dari
rata-rata total asetnya.
Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada Tabel
2 likuiditas (CR) memiliki nilai rata-rata sebesar
2,538855 yang dapat diartikan bahwa setiap 1 nilai
27
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, MANAJEMEN ASET, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
OLEH : DIANA dan OSESOGA
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas per Variabel sama yaitu moderate positive skewness. Hal tersebut
berarti bentuk transformasi data yang diterapkan
Variabel Kolmogorov- Asymp. Sig. (2- menggunakan SQRT atau akar kuadrat. Setelah
Smirnov Z tailed) dilakukan transformasi data, uji Kolmogorov-
ROA 2,340 0,000 Smirnov dilakukan kembali dengan menggunakan
CR 2,291 0,000 data hasil transformasi.
DTA 0,806 0,534
Berdasarkan hasil grafik histogram dari variabel
TATO 1,293 0,070
kinerja keuangan (Gambar 4), likuiditas (Gambar
UP 2,225 0,000
5), dan ukuran perusahaan (Gambar 6) dapat
Sumber: Data yang diolah
dinyatakan bahwa ketiga variabel yang tidak
terdistribusi normal memiliki bentuk grafik yang
Berdasarkan Tabel 4, dengan melihat nilai sig-
sama yaitu moderate positive skewness. Hal tersebut
nifikansi masing-masing variabel, dapat dinya-
berarti bentuk transformasi data yang diterapkan
takan bahwa variabel kinerja keuangan (ROA),
menggunakan SQRT atau akar kuadrat. Setelah
likuiditas (CR), dan ukuran perusahaan (UP)
dilakukan transformasi data, uji Kolmogorov-
merupakan variabel penelitian yang tidak terdistri-
Smirnov dilakukan kembali dengan menggunakan
busi secara normal karena memiliki nilai signif-
data hasil transformasi.
ikansinya lebih kecil dari 0,05. Setelah mengetahui
variabel yang tidak terdistribusi normal, transfor-
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas 2
masi data dilakukan dengan melihat bentuk grafik
histogram tiap variabel sebagai berikut:
Unstandardized
Unstandard-
Residual Test Valuea ized Residual
-,00554
N 171
Cases < Test Value 85
Mean ,0000000
Cases >= Test Value 86
Normal Parametersa,b
Std. Devia- ,10216245
Total Cases 171
tion
Absolute ,083 Number of Runs 81
1,087
a.tailed)
Median
Kolmogorov-Smirnov Z
Sumber: Data yang diolah
Asymp. Sig. (2-tailed) ,188
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil uji pada Tabel 9, nilai signif-
b. Calculated from data. ikansi dari hasil uji adalah sebesar 0,399, sehingga
Sumber: Data yang diolah dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi dalam
model regresi.
Hasil pengujian normalitas pada Tabel 7
menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov 1,087 Uji Heteroskedastisitas
dengan besar signifikansi 0,188, sehingga dapat Tabel 10 menunjukkan hasil dari uji heteroske-
dinyatakan bahwa semua variabel yang diuji telah dastisitas:
terdistribusi secara normal karena memiliki nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05. Tabel 10. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Uji Asumsi Klasik
Stand-
Uji Multikolonieritas
Tabel 8 menunjukkan hasil dari uji multikoloni- ardized
29
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, MANAJEMEN ASET, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
OLEH : DIANA dan OSESOGA
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur Hasil ini menunjukkan model regresi dapat
seberapa jauh kemampuan model dalam men- digunakan untuk memprediksi variabel dependen
erangkan variasi variabel dependen. Berikut adalah atau fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai
hasil uji koefisien korelasi dan determinasi: aktual sudah tepat (model fit). Nilai signifikansi
sebesar 0,000 menunjukkan bahwa variabel inde-
Tabel 11. Hasil Uji Koefisien Korelasi dan Determinasi penden yaitu likuiditas, solvabilitas, manajemen
Model Summaryb aset, dan ukuran perusahaan secara simultan ber-
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen
Model R R Square Adjusted RSquare Std. Error of the Es-
yaitu kinerja keuangan.
timate
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
1 ,654a ,428 ,414 ,10339
Berikut merupakan hasil uji statistik t:
a. Predictors: (Constant), SQRT_UP, TATO,
SQRT_CR, DTA Tabel 13. Hasil Uji Statistik t
b. Dependent Variable: SQRT_ROA Coefficientsa
(2015) yang menyatakan bahwa likuiditas memiliki tidak memusatkan pendanaan untuk kegiatan
pengaruh terhadap kinerja keuangan. Berbeda operasional, melainkan untuk kegiatan investasi.
dengan hasil penelitian Tjahjono (2014) yang Sebanyak 115 dari 171 observasi (67,25%) men-
menyatakan bahwa likuiditas tidak memiliki galami rata-rata kenaikan jumlah utang sebesar
pengaruh terhadap kinerja keuangan. 23,23%. Dari 115 observasi tersebut, sebanyak 44
Variabel solvabilitas (DTA) mempunyai nilai observasi (38,26%) mengalami penurunan laba ta-
koefisien regresi -0,116 yang berarti bahwa tiap hun berjalan dengan nilai rata-rata penurunan laba
peningkatan 1% solvabilitas (DTA) akan me- sebesar 34,03%. Dari 44 observasi yang mengalami
nyebabkan penurunan kinerja keuangan yang di- penurunan laba tahun berjalan, sebanyak 27 ob-
proksikan dengan return on asset sebesar 11,6%. servasi (61,36%) mengalami peningkatan penge-
Pada hasil uji statistik t untuk variabel solvabili- luaran arus kas investasi lebih besar daripada pen-
tas (DTA), diperoleh nilai t sebesar -1,379 dengan ingkatan arus kas dari hasil operasional, dengan
tingkat signifikansi 0,170. Hasil ini menunjukkan rata-rata kenaikan nilai arus kas investasi sebesar
Ha2 ditolak, dengan kata lain solvabilitas tidak ber- 140,8%. Hal ini menunjukkan perusahaan yang
pengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil ini mengalami peningkatan utang, memanfaatkan da-
sesuai dengan hasil penelitian Tjahjono (2014) yang na yang diperoleh untuk meningkatkan kegiatan
menyatakan bahwa solvabilitas tidak memiliki investasi.
pengaruh terhadap kinerja keuangan yang di- Variabel manajemen aset (TATO) menunjukkan
proksikan dengan ROA. Berbeda dengan hasil nilai koefisien regresi 0,146 yang menandakan tiap
penelitian Gunde,dkk (2017) yang menyatakan peningkatan 1% manajemen aset (TATO) akan
bahwa solvabilitas memiliki pengaruh yang signif- membuat kinerja keuangan yang diproksikan
ikan terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset meningkat sebesar 14,6%.
dengan ROA. Pada hasil uji statistik t untuk variabel mana-
Solvabilitas yang diproksikan dengan debt to to- jemen aset (TATO), diperoleh nilai t sebesar 8,686
tal asset menunjukkan seberapa besar jumlah aset dengan tingkat signifikansi 0,000. Hasil ini
perusahaan yang didanai dengan utang. Semakin menunjukkan bahwa Ha3 diterima, yaitu mana-
rendah tingkat DTA menandakan semakin sedikit jemen aset memiliki pengaruh signifikan terhadap
jumlah aset yang diperoleh menggunakan utang. kinerja keuangan. Hasil ini sejalan dengan hasil
Semakin sedikit jumlah utang mengakibatkan penelitian Sinaga (2018) dan Indriyani,dkk (2017)
beban utang yang ditanggung juga akan semakin yang menyatakan bahwa manajemen aset (TATO)
sedikit sehingga dapat memaksimalkan laba yang memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan
diperoleh perusahaan. Akan tetapi dalam (ROA). Namun, hasil ini berbeda dengan hasil
penelitian ini, solvabilitas (DTA) tidak memiliki penelitian yang dilakukan Noormulianingsih dan
pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Swandari (2016) yang menyatakan bahwa TATO
Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan utang perusahaan diiringi dengan ROA.
peningkatan kegiatan produksinya. Sebanyak 115 Variabel ukuran perusahaan (UP) mempunyai
dari 171 observasi (67,25%) mengalami rata-rata nilai koefisien regresi sebesar 0,184 yang
kenaikan jumlah utang sebesar 23,23%. Dana yang menunjukkan bahwa tiap peningkatan 1% ukuran
berasal dari utang dapat digunakan oleh perus- perusahaan (UP) akan menyebabkan kinerja keu-
ahaan untuk meningkatkan produksi yang dapat angan yang diproksikan dengan return on asset
diukur dengan beban pokok penjualan. Sebanyak meningkat sebesar 18,4%.
90 dari 115 observasi (78,26%) mengalami kenaikan Pada hasil uji statistik t untuk variabel ukuran
beban pokok penjualan dengan nilai rata-rata perusahaan (UP), diperoleh nilai t sebesar 2,628
16,01%. Dari 90 observasi, sebanyak 71 observasi dengan tingkat signifikansi 0,009. Hasil ini
(78,89%) mengalami peningkatan laba tahun ber- menunjukkan bahwa Ha4 diterima, yaitu ukuran
jalan dengan nilai rata-rata kenaikan sebesar perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kiner-
114,64% yang dapat diartikan bahwa perusahaan ja keuangan. Hasil ini mendukung hasil penelitian
mengusahakan peningkatan kegiatan operasional- Tisna dan Agustami (2016) dan Isbanah (2015) yang
nya untuk memperoleh pendapatan dan laba. menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki
Hal lain yang dapat menyebabkan solvabilitas pengaruh terhadap kinerja keuangan. Namun, hasil
tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan ber- ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Epi (2017)
dasarkan observasi yaitu terdapat sebagian perus- yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak
ahaan yang mengalami peningkatan utang tetapi berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
31
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, MANAJEMEN ASET, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
OLEH : DIANA dan OSESOGA
32
JURNAL AKUNTANSI KONTEMPORER (JAKO) – VOL 12 NO 1 – JANUARI 2020 – Halaman 20-34
33
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, MANAJEMEN ASET, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
OLEH : DIANA dan OSESOGA
34