Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, MANAJEMEN ASET, dan UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

OLEH : DIANA dan OSESOGA

PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, MANAJEMEN ASET, dan


UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
Lely Diana
Maria Stefani Osesoga*
Universitas Multimedia Nusantara, Jalan Scientia Boulevard, Gading, Serpong, Tangerang, Banten
maria.stefani@umn.ac.id

ARTICLE INFO ABSTRACT


Article history: Financial performance refers to companies’ capability which is showed in financial
Received December 10, 2019 report and used for decision making by stakeholders. The purpose of this research
Revised January 07, 2020 was to obtain empirical evidence about the effect of liquidity, solvency, management
Accepted January 07, 2020 asset, and firm size towards financial performance. The objects were manufacturing
companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) for period 2015-2018. The
Key words: sample was selected by using purposive sampling method and was analyzed by
Financial Performance, Firm Size, using multiple regression method. The result of this research were (1) liquidity have
Liquidity, Management Asset, Sol- significant effect towards financial performance, (2) solvency does not have effect
vency towards financial performance, (3) management asset have significant effect towards
financial performance, and (4) firm size have significant effect towards financial
performance.
DOI:
10.33508/jako.v12i1.2282 ABSTRAK
Kinerja keuangan mengacu pada kemampuan perusahaan yang ditunjukkan dalam
laporan keuangan dan digunakan untuk pengambilan keputusan oleh pemangku
kepentingan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris
tentang pengaruh likuiditas, solvabilitas, aset manajemen, dan ukuran perusahaan
terhadap kinerja keuangan. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufak-
tur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2015-2018. Sampel
dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan dianalisis dengan
menggunakan metode regresi berganda. Hasil penelitian ini adalah (1) likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan, (2) solvabilitas tidak ber-
pengaruh terhadap kinerja keuangan, (3) aset manajemen berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan, dan (4) ukuran perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan.

PENDAHULUAN dibandingkan tahun 2017 yaitu dari angka Rp 179,6


Berdasarkan data publikasi Badan Koordinasi triliun menjadi Rp 185,9 triliun. Meskipun terjadi
Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi Pe- fluktuasi realisasi investasi selama tahun 2018,
nanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Pena- secara keseluruhan kegiatan investasi di Indonesia
naman Modal Asing (PMA) 2018 terus mengalami masih terus mengalami peningkatan dari tahun
peningkatan dibandingkan dengan tahun 2017. sebelumnya (Badan Koordinasi Penanaman Modal,
Pada Triwulan I tahun 2018 total realisasi investasi 2018). Kondisi perkembangan realisasi investasi
meningkat sebesar 11,76%, pada Triwulan II Indonesia dapat dilihat dalam Gambar 1 sebagai
meningkat sebesar 3,16%, pada Triwulan III men- berikut:
galami penurunan sebesar 1,59%, dan pada
Triwulan IV mengalami peningkatan sebesar 3,51%
dari tahun 2017. Meskipun belum berhasil men-
capai target realisasi investasi tahun 2018 sebesar
Rp 765 triliun, secara keseluruhan realisasi inves-
tasi masih mengalami peningkatan dari tahun 2017
yaitu senilai Rp 692,8 triliun menjadi Rp 721,3 tri- Gambar 1. Perkembangan Realisasi Investasi In-
liun pada tahun 2018 (Badan Koordinasi Pena- donesia Periode 2017-2018
naman Modal, 2018). Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal,
Pada Triwulan IV tahun 2018 total realisasi in- 2018
vestasi kembali mengalami peningkatan

20
JURNAL AKUNTANSI KONTEMPORER (JAKO) – VOL 12 NO 1 – JANUARI 2020 – Halaman 20-34

Di Indonesia, minat investor melakukan inves- Pentingnya kinerja keuangan dapat dirasakan
tasi terus mengalami peningkatan. Hal itu salah oleh berbagai pihak. Bagi perusahaan, semakin
satunya ditandai dengan meningkatnya jumlah efisien kinerja keuangan perusahaan menggam-
Single Investor Identification (SID) dari tahun 2012 barkan keberhasilan dalam pencapaian tujuan pe-
sampai dengan akhir tahun 2018. Investor rusahaan menghasilkan laba. Hal itu dapat di-
diwajibkan memiliki SID sejak 2012, sesuai dengan manfaatkan oleh manajer sebagai dasar pengambi-
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal lan keputusan, baik dalam melakukan investasi,
dan Lembaga Keuangan No. KEP-327/BL/2012. memaksimalkan operasional, dan pembagian
Gambar 2 menunjukkan pertumbuhan jumlah SID sejumlah keuntungan kepada pemegang saham.
tahun 2012-26 Desember 2016: Bagi pihak eksternal perusahaan, kinerja keuangan
perusahaan juga menjadi aspek penting dalam
pengambilan keputusan. Investor tentunya akan
lebih tertarik melakukan investasi terhadap perus-
ahaan dengan kinerja keuangan yang baik. Perus-
ahaan dengan kinerja keuangan yang baik meru-
pakan perusahaan yang dapat menghasilkan laba
semaksimal mungkin sehingga diharapkan mem-
iliki tingkat pengembalian yang tinggi. Sebagai
penanam modal, semakin maksimal kinerja keu-
angan perusahaan menandakan semakin efisien
Gambar 2. Pertumbuhan Jumlah SID tahun 2012- tingkat pengelolaan perusahaan dan diharapkan
26 Desember 2018 akan dapat menghasilkan laba yang tinggi sehing-
Sumber: Kustodian Sentral Efek Indonesia, 2018 ga dapat memberikan return yang menguntungkan
bagi investor. Sebagai contoh, harga saham PT
Berdasarkan Gambar 2, tahun 2012 jumlah SID Akasha Wira International Tbk (ADES) melompat
atau investor pasar modal Indonesia tercatat sebe- tinggi sebesar 16% menjadi Rp 1.540 pada tanggal
sar 281.256 dan pada akhir tahun 2018 sebanyak 10 Mei 2012 karena aktivitas pemborongan saham.
1.617.367. Dari data tersebut dapat dikatakan Disinyalir, kegiatan investor membeli saham ini
jumlah investor pasar modal Indonesia mengalami terkait dengan kinerja cemerlang perusahaan.
pertumbuhan. Semakin bertambahnya jumlah in- Sepanjang kuartal pertama tahun 2012, laba bersih
vestor pasar modal dapat dimanfaatkan oleh pe- ADES melonjak tiga kali lipat menjadi Rp 13,45
rusahaan untuk mendapatkan dana atau modal miliar dari sebelumnya Rp 3,54 miliar dibanding
tambahan dari pihak eksternal. Dalam pengambi- periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut
lan keputusan berinvestasi, pihak eksternal mem- menunjukkan kinerja keuangan yang baik dapat
pertimbangkan kinerja keuangan yang tercantum meningkatkan minat investor untuk menanamkan
dalam laporan keuangan karena semakin efisien modalnya ke perusahaan (Taqiyyah, 2012).
kinerja keuangan suatu perusahaan maka diharap- Bagi pihak bank atau kreditur, kinerja keuangan
kan perusahaan akan dapat menghasilkan laba yang baik menandakan semakin baik pengelolaan
yang maksimal dan dapat memberikan return se- operasional perusahaan dalam menghasilkan laba
hingga akan menarik investor untuk melakukan yang maksimal sehingga memberikan jaminan
investasi. Menurut Jumingan (2006), kinerja keu- kesanggupan perusahaan untuk membayar utang
angan adalah cerminan dari seberapa baik pengel- beserta bunga dan dapat meyakinkan pihak bank
olaan perusahaan yang mengacu pada laporan atau kreditur untuk memberikan kredit kepada
keuangan yang telah dipublikasikan pada suatu perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan juga
periode tertentu yang biasanya diukur dari aspek bermanfaat bagi penghasilan negara berupa pajak,
kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. yang merupakan sumber utama pendapatan nega-
Seberapa baik kinerja keuangan suatu perusahaan ra. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan
dapat dilihat dari informasi yang ada pada laporan yang ditandai dengan semakin tinggi laba yang
keuangan yang dimiliki. Informasi yang terdapat dihasilkan perusahaan, maka semakin banyak dana
dalam laporan keuangan dapat menjadi salah satu yang akan diterima pemerintah sebagai modal
dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk penggerak perekonomian negara. Industri man-
melihat kinerja keuangan perusahaan di masa sebe- ufaktur berperan membawa multiplier effect pada
lumya sehingga dapat memprediksikan bagaimana perekonomian nasional seperti penyerapan tenaga
kinerja keuangan ke depannya. kerja, peningkatan nilai tambah bahan baku dalam

21
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, MANAJEMEN ASET, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
OLEH : DIANA dan OSESOGA

negeri, meningkatkan nilai investasi dan pen- ahaan melunasi utang jangka pendeknya
erimaan negara dari ekspor sehingga menjadi menggunakan aset lancar yang dimiliki. Semakin
sektor andalan untuk mengakselerasi pertumbuhan tinggi CR atau semakin likuid perusahaan, menun-
ekonomi nasional. Saat ini, sektor industri ber- jukkan tingginya tingkat kemampuan untuk me-
kontribusi terhadap PDB sebesar 20%, kemudian lunasi utang jangka pendek yang ada dengan
untuk perpajakan sekitar 30%, dan ekspor hingga menggunakan aset lancar yang dimiliki. Tingginya
74%. Capaian ini yang terbesar disumbangkan dari aset lancar menunjukkan ketersediaan dana jangka
lima sektor manufaktur yaitu industri makanan pendek yang dapat digunakan selain untuk me-
dan minuman, industri tekstil dan pakaian, indus- lunasi utang jangka pendek, juga dapat digunakan
tri otomotif, industri kimia, dan industri elektroni- untuk mendukung kegiatan operasional perus-
ka (Hardum, 2019). Sebagai bentuk dukungan ter- ahaan dalam meningkatkan penjualan guna
hadap kinerja perekonomian Indonesia yang se- menghasilkan laba. Dengan laba yang tinggi diikuti
makin baik, Warta Ekonomi memberikan apresiasi pengelolaan aset yang efisien, maka nilai ROA di-
kepada 29 perusahaan terbuka (emiten) sektor harapkan akan tinggi. Semakin tinggi tingkat likui-
manufaktur yang telah berhasil memiliki tingkat ditas suatu perusahaan maka semakin efisien kiner-
perdagangan saham dan kinerja keuangan yang ja keuangan perusahaan. Hal ini sesuai dengan
baik, antara lain Astra International Tbk, Unilever penelitian yang telah dilakukan oleh Utami dan
Indonesia Tbk, dan Gudang Garam Tbk. Penghar- Pardanawati (2016), Alicia (2017), serta Saragih,
gaan ini diberikan berdasarkan kinerja fundamen- dkk. (2015) yang menyatakan bahwa likuiditas
tal emiten (analisis kinerja keuangan perusahaan), memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
yaitu perusahaan yang konsisten menghasilkan kinerja keuangan. Namun, hasil penelitian ini tidak
profit, bahkan berhasil mengalami pertumbuhan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
profit, serta memiliki kinerja dan kemampuan Tjahjono (2014) yang menyatakan bahwa likuiditas
efisiensi baik, yang dapat diukur dari Return On tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Assets (ROA) (Rahayu, 2018). Solvabilitas merupakan kemampuan suatu pe-
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat rusahaan dalam membayar kewajiban jangka pan-
diukur dengan rasio profitabilitas. Investor juga jang jika perusahaan dilikuidasi (Darsono, dkk.,
cenderung menilai berdasarkan rasio profitabilitas, 2005; dalam Sabil, 2016). Tingkat solvabilitas
rasio tersebut menggambarkan kemampuan perus- diukur dengan Debt to Total Asset Ratio (DTA). Ra-
ahaan memperoleh laba dalam hubungannya sio tersebut menunjukkan seberapa besar aset pe-
dengan penjualan, total aktiva maupun modal rusahaan yang dibiayai oleh utang. Semakin tinggi
sendiri (Utami dan Pardanawati, 2016). Dalam tingkat solvabilitas, yaitu ditandai dengan tingkat
penelitian ini profitabilitas diukur dengan DTA yang rendah menandakan semakin sedikit
menggunakan rasio Return On Asset (ROA). Pen- aset yang diperoleh perusahaan dengan
gukuran kinerja keuangan menggunakan ROA menggunakan utang. Semakin sedikit jumlah utang
menunjukkan kemampuan operasional perusahaan dan beban bunga yang ditanggung perusahaan
untuk menghasilkan laba menggunakan aset yang mengakibatkan dana yang dimiliki perusahaan
dimiliki. ROA yang tinggi menunjukkan semakin selain untuk melunasi utang dan beban bunga, juga
tinggi kemampuan perusahaan untuk dapat dialokasikan ke kegiatan operasional perus-
menghasilkan laba dari aset yang dimiliki. Hal ini ahaan. Dalam operasional, dana yang ada
menandakan bahwa kinerja keuangan perusahaan digunakan untuk membeli aset perusahaan yang
yang baik berbanding lurus dengan tingkat ROA akan dikelola untuk memperoleh penjualan guna
yang tinggi. memperoleh laba. Laba yang tinggi disertai dengan
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pengelolaan aset yang efisien akan menghasilkan
keuangan antara lain likuiditas, solvabilitas, mana- tingkat ROA yang tinggi. Semakin tinggi tingkat
jemen aset, dan ukuran perusahaan. Likuiditas solvabilitas yang ditandai dengan semakin rendah
adalah rasio yang menunjukkan kemampuan pe- nilai DTA maka semakin efisien kinerja keuangan
rusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian sebe-
yang berjangka pendek tepat pada waktunya lumnya yang dilakukan oleh Isbanah (2015), Su-
(Utami dan Pardanawati, 2016). Dalam penelitian pardi, dkk. (2016), dan Gunde, dkk. (2017) yang
ini tingkat likuiditas diukur dengan menggunakan menyatakan bahwa solvabilitas/leverage memiliki
Current Ratio (CR). Current ratio merupakan rasio pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Na-
yang menunjukkan tingkat kemampuan perus- mun, penelitian yang dilakukan oleh Utami dan

22
JURNAL AKUNTANSI KONTEMPORER (JAKO) – VOL 12 NO 1 – JANUARI 2020 – Halaman 20-34

Pandanawati (2016), serta Tjahjono (2014), menya- puluh miliar rupiah) sampai dengan
takan solvabilitas tidak memiliki pengaruh ter- Rp.250.000.000.000,00 (dua ratus lima puluh miliar
hadap kinerja keuangan. rupiah).
Rasio aktivitas menurut Raharjaputra (2009) Semakin besar ukuran suatu perusahaan
merupakan rasio yang mengukur seberapa efektif menunjukkan semakin banyak jumlah total aset
(hasil guna) perusahaan menggunakan sumber yang dimiliki, yang berarti semakin tinggi tingkat
dayanya. Dari rasio aktivitas ini dapat digunakan kemampuan perusahaan mengelola asetnya dalam
untuk menilai kemampuan manajemen aset perus- kegiatan operasional perusahaan untuk
ahaan. Dalam penelitian ini manajemen aset diukur menghasilkan laba. Tingginya tingkat laba yang
dengan menggunakan Total Asset Turnover (TATO). dihasilkan disertai pengelolaan aset yang efisien
Rasio tersebut menunjukkan tingkat keberhasilan maka akan menghasilkan ROA yang tinggi.
total aset yang dimiliki untuk menghasilkan Dengan demikian, semakin besar ukuran perus-
penjualan. Semakin tinggi rasio aktivitas atau se- ahaan maka semakin efisien kinerja keuangan pe-
makin tinggi tingkat TATO perusahaan yang berar- rusahaan. Hal ini didukung dalam penelitian Tisna
ti semakin baiknya manajemen aset yang ditandai dan Agustami (2016) yang menyatakan bahwa
dengan semakin cepat perputaran operasional aset ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif ter-
perusahaan menghasilkan penjualan. Angka hadap kinerja keuangan, penelitian Isbanah (2015)
penjualan yang tinggi dan disertai dengan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap
penggunaan beban yang efisien, maka perusahaan kinerja keuangan, dan penelitian Epi (2017) yang
akan menghasilkan laba yang tinggi. Laba yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak ber-
tinggi dan pengelolaan aset yang efisien maka akan pengaruh terhadap kinerja keuangan.
menghasilkan nilai ROA yang tinggi. Dengan Beragamnya hasil penelitian terkait pengaruh
demikian, semakin efisien manajemen aset yang likuiditas, solvabilitas, manajemen aset, dan uku-
ditandai dengan semakin tinggi nilai TATO maka ran perusahaan terhadap kinerja keuangan men-
semakin efisien juga kinerja keuangan perusahaan. dorong peneliti untuk kembali membuktikan
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan pengaruh likuiditas, solvabilitas, manajemen aset,
oleh Utami dan Pardanawati (2016), Indriyani, dkk. dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan
(2017), dan Sinaga (2018) yang menyatakan rasio perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
aktivitas berpengaruh positif terhadap kinerja keu- memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh
angan. Namun hal ini bertentangan dengan hasil likuiditas, solvabilitas, manajemen aset, dan uku-
penelitian Mulyani dan Budiman (2017) yang ran perusahaan terhadap kinerja keuangan pada
menyatakan bahwa rasio aktivitas berpengaruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI peri-
negatif terhadap kinerja keuangan. Sedangkan hasil ode 2015-2018.
penelitian Noormuliyaningsih dan Swandari
(2016), menyatakan TATO tidak berpengaruh sig- KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN
nifikan terhadap ROA. HIPOTESIS
Kinerja keuangan juga dapat dipengaruhi oleh Laporan Keuangan
ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan merupa- Laporan keuangan adalah penyajian terstruktur
kan nilai yang menunjukan besar kecilnya perus- dari posisi keuangan dan kinerja keuangan dalam
ahaan (Indarti dan Extralyus, 2013; dalam Tisna sebuah entitas. Tujuan laporan keuangan adalah
dan Agustami, 2016). Dalam penelitian ini ukuran untuk memberikan informasi tentang posisi keu-
perusahaan diukur menggunakan logaritma natu- angan, kinerja, dan arus kas suatu entitas yang
ral total aset. Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa bermanfaat bagi beragam pengguna laporan dalam
Keuangan tentang Pernyataan Pendaftaran dalam membuat keputusan ekonomi. Laporan keuangan
Rangka Penawaran Umum dan Penambahan Mod- lengkap terdiri dari laporan posisi keuangan pada
al dengan Memberikan Hak Memesan Efek Ter- akhir periode, laporan laba rugi dan penghasilan
lebih Dahulu oleh Perusahaan dengan Aset Skala komprehensif lain selama periode, laporan peru-
Kecil atau Perusahaan dengan Aset Skala Menen- bahan ekuitas selama periode, laporan arus kas
gah, perusahaan dengan aset skala kecil adalah selama periode, catatan atas laporan keuangan, dan
badan hukum yang didirikan di Indonesia yang Laporan posisi keuangan pada awal periode
memiliki total aset tidak lebih dari komparatif yang disajikan ketika entitas menerap-
Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) dan kan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif
Perusahaan dengan aset skala menengah memiliki atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan
total aset lebih dari Rp. 50.000.000.000,00 (lima keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-

23
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, MANAJEMEN ASET, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
OLEH : DIANA dan OSESOGA

pos dalam laporan keuangannya (Ikatan Akuntan rusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Indonesia, 2018). Current ratio yang rendah biasanya dianggap
menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi,
Kinerja Keuangan sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga ku-
Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran- rang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana
ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasi- menganggur yang pada akhirnya dapat mengu-
lan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba rangi kemampuan laba perusahaan (Hantono,
(Tjahjono, 2014). Terdapat tiga alat yang dapat 2016). Menurut Syamsuddin (2009, dalam Novita-
digunakan dalam menganalisa laporan keuangan, sari dan Herlambang, 2015) “...tingkat current ratio
yaitu dengan analisa horizontal (membandingkan 2,00 sudah dianggap baik (concidered acceptable)”.
data keuangan pada periode yang berbeda), analisa Hasil penelitian Utami dan Pardanawati (2016)
vertikal (membandingkan item laporan keuangan serta Mulyani dan Budiman (2017) menyatakan
dengan basis persentase pada satu periode), dan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signif-
analisa rasio (menggambarkan hubungan antara ikan terhadap kinerja keuangan, sedangkan
pos-pos dalam laporan keuangan). Kinerja keu- penelitian Tjahjono (2014) menyatakan bahwa
angan perusahaan dapat diukur dengan likuiditas tidak berpengaruh terhadap kinerja keu-
menggunakan rasio-rasio yang terdapat dalam angan.
laporan keuangan perusahaan yang dikeluarkan Ha1: Likuiditas berpengaruh terhadap kinerja
secara periodik (Solechan, 2017). keuangan
Kieso, dkk. (2017) mengklasifikasikan rasio un-
tuk menganalisis laporan keuangan yaitu: liquidity Solvabilitas
ratios untuk mengukur kemampuan jangka pendek Rasio solvabilitas merupakan rasio yang men-
perusahaan untuk melunasi kewajiban yang dimil- gukur kemampuan perusahaan untuk bertahan
iki sebelum jatuh tempo, activity ratios untuk men- dalam periode jangka panjang (Weygandt, dkk.
gukur seberapa efektif perusahaan mengelola aset 2015). Dalam penelitian ini solvabilitas diukur
yang dimiliki, profitability ratios untuk mengukur dengan menggunakan Debt to Total Assets Ratio
tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu perus- (DTA). Menurut Gunde, dkk. (2017) debt to total
ahaan dalam jangka waktu yang ditentukan, dan assets ratio mengukur seberapa besar jumlah aktiva
coverage ratios untuk mengukur tingkat perlin- perusahaan yang dibiayai dengan hutang atau
dungan bagi kreditur dan investor jangka panjang. seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh
Dalam penelitian ini kinerja keuangan diproksikan terhadap pengelolaan aktiva.
menggunakan Return On Asset (ROA). ROA adalah Semakin tinggi DTA berarti semakin besar
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampu- sumber dana yang dimiliki melalui pinjaman
an perusahaan dalam menghasilkan laba bersih digunakan untuk membiayai aktiva. Semakin besar
berdasarkan tingkat aset tertentu (Fajrin dan Laily, DTA menunjukkan semakin besar tingkat
2016). Tingkat ROA yang tinggi menggambarkan ketergantungan perusahaan terhadap pihak ekster-
semakin baik kinerja keuangan perusahaan. nal (kreditur) dan semakin besar beban biaya hu-
tang (biaya bunga) yang harus dibayar sehingga
Likuiditas akan menurunkan laba yang diperoleh. Hasil
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan penelitian Gunde, dkk. (2017) dan Akbar, dkk.
kemampuan perusahaan untuk memenuhi (2017) menyatakan solvabilitas memiliki pengaruh
kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat terhadap kinerja keuangan, berbeda dengan
pada waktunya (Utami dan Pardanawati 2016). penelitian Utami dan Pandanawati (2016), serta
Sehingga jika perusahaan memiliki likuiditas yang Tjahjono (2014), menyatakan solvabilitas tidak
tinggi maka perusahaan akan dapat melunasi memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan.
utang- utang jangka pendeknya. Dalam penelitian Ha2: Solvabilitas berpengaruh terhadap kinerja
ini digunakan Current Ratio (CR) untuk mengukur keuangan
tingkat likuiditas perusahaan. Hantono (2016)
menyatakan current ratio menunjukkan sejauh ma- Manajemen Aset
na aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang
lancar. dilakukan perusahaan dalam menjalankan
Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pem-
kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan pe- belian, dan mengukur efektivitas perusahaan da-

24
JURNAL AKUNTANSI KONTEMPORER (JAKO) – VOL 12 NO 1 – JANUARI 2020 – Halaman 20-34

lam rangka memanfaatkan sumber daya yang di-


milikinya melalui kegiatan operasinya. Utami dan Model Penelitian
Pardanawati (2016) menjelaskan bahwa dari rasio Model penelitian yang digunakan dalam
aktivitas bisa menilai manajemen aset perusahaan. penelitian ini adalah sebagai berikut:
Dalam penelitian ini, manajemen aset diukur
dengan menggunakan rasio Total Assets Turnover
(TATO). Menurut Indriyani, dkk. (2017), total assets Likuiditas
(CR)
turnover adalah kemampuan perusahaan
menghasilkan penjualan berdasarkan efektivitas Solvabilitas

penggunaan total aktiva.


(DTA)
Kinerja Keuangan (ROA)
Semakin tinggi perputaran total aktiva berarti Manajemen
Aset
semakin efektif penggunaan aset tersebut. Menurut (TATO)

Sinaga (2018) perputaran aset yang tinggi menan-


Ukuran
dakan bahwa perusahaan efektif dalam me- Perus-
manfaatkan sumber daya yang menghasilkan laba. ahaan
(UP)
Semakin tinggi perputaran, maka akan mem-
perbesar nilai penjualan/pendapatan perusahaan
yang mengakibatkan laba perusahaan meningkat. Gambar 3. Model Penelitian
Hasil penelitian Sinaga (2018) menyatakan TATO
berpengaruh terhadap ROA, penelitian Mulyani METODE PENELITIAN
dan Budiman (2017) menyatakan bahwa rasio ak- Dalam penelitian ini, objek yang diteliti adalah
tivitas mempunyai pengaruh negatif terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI peri-
kinerja keuangan, sedangkan penelitian Noormuli- ode 2015-2018. Data yang digunakan adalah data
yaningsih dan Swandari (2016), menyatakan TATO sekunder berupa laporan keuangan perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. yang diperoleh dari situs resmi BEI, yaitu
Ha3: Manajemen Aset berpengaruh terhadap www.idx.co.id dan website resmi perusahaan.
kinerja keuangan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ada-
lah purposive sampling.
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan nilai yang Variabel Penelitian
menunjukkan besar kecilnya perusahaan (Indarti a. Variabel Dependen
dan Extralyus, 2013; dalam Tisna dan Agustami, Variabel dependen yang digunakan dalam
2016). Ukuran perusahaan diukur berdasarkan penelitian ini adalah kinerja keuangan yang
besarnya logaritma natural total aset yang dimiliki diproksikan dengan Return On Asset (ROA).
perusahaan. Penggunaan logaritma natural Kinerja keuangan merupakan ukuran prestasi
digunakan untuk mengurangi fluktuasi data. keberhasilan suatu perusahaan yang
Dengan logaritma natural, nilai total aset akan dis- dilaporkan dalam laporan keuangan. ROA
ederhanakan tanpa mengubah proporsi dari nilai adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
yang sebenarnya. kemampuan aset perusahaan dalam
Semakin maksimal aktiva perusahaan maka menghasilkan laba. ROA dapat dirumuskan
laba yang akan didapat menjadi maksimal pula, sebagai berikut:
karena aktiva perusahaan digunakan oleh perus-
ahaan untuk kegiatan operasional perusahaan yang 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
tujuannya untuk menghasilkan laba (Ambarwati, ROA =
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
dkk. (2015). Hasil penelitian Tisna dan Agustami
(2016) menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perus- Keterangan:
ahaan, penelitian Isbanah (2015) menyatakan uku- ROA : Return On Asset
ran perusahaan berpengaruh negatif terhadap Net Income : Laba bersih tahun berjalan
kinerja keuangan, sedangkan menurut penelitian Average total assets : Rata-rata total aset yang
Epi (2017) ukuran perusahaan tidak mempunyai dimiliki perusahaan
pengaruh terhadap kinerja keuangan. b. Variabel Independen Likuiditas
Ha4: Ukuran Perusahaan (UP) berpengaruh ter- Likuiditas merupakan tingkat kemampuan
hadap kinerja keuangan. perusahaan melunasi kewajiban jangka pen-
dek. Dalam penelitian ini likuiditas diproksi-

25
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, MANAJEMEN ASET, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
OLEH : DIANA dan OSESOGA

kan menggunakan current ratio. Current ratio perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perus-
(CR) merupakan rasio yang menggambarkan ahaan dihitung berdasarkan logaritma natural total
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban aset yang dimiliki perusahaan. Perhitungan total
jangka pendek menggunakan aset lancarnya. aset dengan menggunakan logaritma natural dil-
CR dapat dirumuskan sebagai berikut: akukan untuk mengurangi fluktuasi data dan me-
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 nyederhanakan nilai total aset tanpa mengubah
CR = proporsi dari nilai yang sebenarnya.
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
UP = 𝐿𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Keterangan:
CR : Current Ratio Keterangan:
Current Assets : Total aset lancar perusahaan UP : Ukuran perusahaan
Current Liabilities : Total utang jangka pendek Ln total assets : Logaritma natural total aset pe-
perusahaan rusahaan

Solvabilitas Teknik Analisis Data


Solvabilitas merupakan rasio yang mengukur Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan
kemampuan perusahaan dalam melunasi dengan analisis regresi berganda untuk meneliti
kewajiban jangka panjang. Dalam penelitian ini pengaruh antara suatu variabel dependen dengan
solvabilitas diproksikan menggunakan debt to total beberapa variabel independen (Sekaran dan Bou-
asset ratio. Debt to Total Asset Ratio (DTA) meng- gie, 2016). Model regresi yang digunakan adalah
gambarkan seberapa besar aset yang dimiliki pe- sebagai berikut:
rusahaan dibiayai oleh utang. DTA dapat dirumus-
kan sebagai berikut: ROA = 𝛼 + 𝛽1 𝐶𝑅 + 𝛽2 𝐷𝑇𝐴 + 𝛽3 𝑇𝐴𝑇𝑂 + 𝛽4 𝑈𝑃 + 𝑒

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡𝑠
DTA = Keterangan:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
α : Konstanta
Keterangan: β1, β2, β3, β4 : Loefisien regresi masing-masing
DTA : Debt to Total Asset Ratio Variabel independen
Total Debts : Total utang perusahaan CR : Likuiditas
Total Assets : Total aset perusahaan DTA : Solvabilitas
TATO : Manajemen aset
Manajemen Aset UP : Ukuran perusahaan
Manajemen aset yang diukur dengan rasio ak- e : Standard error
tivitas adalah rasio untuk mengukur efektivitas
perusahaan mengelola sumber daya dalam men- HASIL DAN PEMBAHASAN
jalankan kegiatan operasinya. Dalam penelitian ini
manajemen aset diproksikan dengan total asset Objek Penelitian
turnover. Total Asset Turnover (TATO) menggam- Objek yang digunakan dalam penelitian ini-
barkan efektivitas penggunaan aset perusahaan adalah perusahaan yang dijadikan sampel ber-
dalam menghasilkan pendapatan. TATO dapat jumlah 44 perusahaan manufaktur. Penelitian dil-
dirumuskan sebagai berikut: akukan selama 4 tahun yaitu tahun 2015-2018, se-
hingga total observasi dalam penelitian ini adalah
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 176. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan,
TATO = maka objek penelitian ini disajikan dalam tabel 1:
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Keterangan:
TATO : Total Asset Turnover
Net Sales : Penjualan bersih
Average Total Assets : Rata-rata aset perusahaan

Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan skala yang
digunakan untuk menentukan besar kecilnya suatu

26
JURNAL AKUNTANSI KONTEMPORER (JAKO) – VOL 12 NO 1 – JANUARI 2020 – Halaman 20-34

Tabel 1. Pemilihan Sampel current liability dapat dilunasi dengan 2,538855


No. Kriteria Jumlah Pe- jumlah current aset-nya.
rusahaan Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada Tabel
1. Perusahaan manufaktur 134 2 solvabilitas (DTA) memiliki rata-rata sebesar
yang terdaftar di BEI pada 0,411386 yang menunjukkan bahwa tingkat solva-
tahun 2015-2018 secara ber- bilitas rata-rata perusahaan manufaktur yang men-
turut-turut. jadi sampel penelitian memiliki aset yang 41,1386
2. Menerbitkan laporan keu- 128 %-nya didanai oleh utang.
angan per 31 Desember dan Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada Tabel
telah diaudit. 2 manajemen aset memiliki nilai rata-rata sebesar
3. Menerbitkan laporan keu- 103 1,154715 yang berarti rata-rata aset perusahaan
angan dalam mata uang dapat menghasilkan penjualan sebesar 1,154715
Rupiah. kali dari aset yang dimiliki.
4. Mengalami laba pada tahun 65 Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada Tabel
2015-2018 secara berturut- 2 ukuran perusahaan (UP) memiliki rata-rata sebe-
turut. sar 29,343782 dengan rata-rata total aset sebesar
5. Memiliki nilai total aset di 44 Rp17.984.099.880.933 yang menunjukkan bahwa
atas Rp1 Triliun secara ber- perusahaan yang menjadi sampel penelitian mem-
turut-turut. iliki ukuran yang relatif besar dilihat dari total aset
Jumlah Perusahaan sebagai Sam- 44 yang dimiliki.
pel
Sumber: Data yang diolah Uji Normalitas
Hasil uji normalitas data adalah sebagai berikut:
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau Tabel 3. Hasil Uji Normalitas 1
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai mini- One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
mum, maksimum, mean, range, dan standar deviasi Residual
(Ghozali, 2018). Berikut adalah hasil pengujian N 176
statistik deskriptif: Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,08086421
Absolute ,170
Tabel 2. Statistik Deskriptif Most Extreme Differences Positive ,170
Negative -,120
Kolmogorov-Smirnov Z 2,257
N Ran Min Max Mean Std. De- Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal.
ROA 176 ge
,552 ,000 ,552 ,10309 viation
,0972501 b. Calculated from data.

CR 176 8,694 ,5842 9,276 2,53887 1,765906 Sumber: Data yang diolah
DTA 176 23
,749 ,0702 65 ,41138
,819 55 ,18201933
Hasil yang ditunjukkan pada Tabel 3 menun-
TATO 176 2,690 ,3297 3,027 1,15476 ,5151448 jukkan nilai Kolmogorov-Smirnov 2,257 dengan
UP 176 21
5,80 27,61 12 29,343
33,4 15 1,342501 besar signifikansi 0,000, sehingga dapat dinyatakan
51 686 737 782 6 bahwa semua variabel yang diuji terdistribusi
Valid 176
secara tidak normal karena nilai signifikansi lebih
N kecil dari 0,05. Untuk mengatasi hasil distribusi
Sumber:
(list- Data yang diolah data yang tidak normal, maka dilakukan transfor-
wise) masi data. Dalam melakukan transformasi data
Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada Tabel perlu diketahui terlebih dulu variabel mana yang
2 kinerja keuangan (ROA) memiliki rata-rata sebe- tidak terdistribusi secara normal dengan melihat
sar 0,103097. Artinya, rata-rata rata perusahaan tabel sebagai berikut:
yang menjadi sampel penelitian memiliki kemam-
puan menghasilkan laba sebesar 10,3097% dari
rata-rata total asetnya.
Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada Tabel
2 likuiditas (CR) memiliki nilai rata-rata sebesar
2,538855 yang dapat diartikan bahwa setiap 1 nilai

27
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, MANAJEMEN ASET, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
OLEH : DIANA dan OSESOGA

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas per Variabel sama yaitu moderate positive skewness. Hal tersebut
berarti bentuk transformasi data yang diterapkan
Variabel Kolmogorov- Asymp. Sig. (2- menggunakan SQRT atau akar kuadrat. Setelah
Smirnov Z tailed) dilakukan transformasi data, uji Kolmogorov-
ROA 2,340 0,000 Smirnov dilakukan kembali dengan menggunakan
CR 2,291 0,000 data hasil transformasi.
DTA 0,806 0,534
Berdasarkan hasil grafik histogram dari variabel
TATO 1,293 0,070
kinerja keuangan (Gambar 4), likuiditas (Gambar
UP 2,225 0,000
5), dan ukuran perusahaan (Gambar 6) dapat
Sumber: Data yang diolah
dinyatakan bahwa ketiga variabel yang tidak
terdistribusi normal memiliki bentuk grafik yang
Berdasarkan Tabel 4, dengan melihat nilai sig-
sama yaitu moderate positive skewness. Hal tersebut
nifikansi masing-masing variabel, dapat dinya-
berarti bentuk transformasi data yang diterapkan
takan bahwa variabel kinerja keuangan (ROA),
menggunakan SQRT atau akar kuadrat. Setelah
likuiditas (CR), dan ukuran perusahaan (UP)
dilakukan transformasi data, uji Kolmogorov-
merupakan variabel penelitian yang tidak terdistri-
Smirnov dilakukan kembali dengan menggunakan
busi secara normal karena memiliki nilai signif-
data hasil transformasi.
ikansinya lebih kecil dari 0,05. Setelah mengetahui
variabel yang tidak terdistribusi normal, transfor-
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas 2
masi data dilakukan dengan melihat bentuk grafik
histogram tiap variabel sebagai berikut:

Gambar 4.Grafik Histogram ROA

Sumber: Data yang diolah

Hasil pengujian pada Tabel 5 menunjukkan nilai


Kolmogorov-Smirno 0,973 dengan besar signifikan-
Gambar 5. Grafik Histogram CR si 0,034, sehingga dapat dinyatakan bahwa semua
variabel masih belum terdistribusi secara normal
karena memiliki signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Setelah dilakukan transformasi, langkah selanjut-
nya yaitu perlu mendeteksi adanya outlier dengan
melihat nilai batas z-score yaitu 3 sampai 4.

Tabel 6.Data Outlier


Z-
No Perusahaan Variabel Tahun score
PT Industri Jamu dan
Gambar 6. Grafik Histogram UP 1 Farmasi Sido Muncul Tbk SQRT_CR 2015 3,08892
PT Wilmar Cahaya Indo-
2 nesia Tbk TATO 2016 3,62317
Berdasarkan hasil grafik histogram dari variabel PT Multi Bintang Indone-
kinerja keuangan (Gambar 4), likuiditas (Gambar 3 sia Tbk SQRT_ROA 2017 3,28315
PT Wilmar Cahaya Indo-
5), dan ukuran perusahaan (Gambar 6) dapat 4 nesia Tbk TATO 2017 3,25915
dinyatakan bahwa ketiga variabel yang tidak PT Astra International
5 Tbk SQRT_UP 2018 3,01718
terdistribusi normal memiliki bentuk grafik yang
28
JURNAL AKUNTANSI KONTEMPORER (JAKO) – VOL 12 NO 1 – JANUARI 2020 – Halaman 20-34

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas 3 Tabel 9. Hasil Uji Autokorelasi


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Runs Test

Unstandardized
Unstandard-
Residual Test Valuea ized Residual
-,00554
N 171
Cases < Test Value 85
Mean ,0000000
Cases >= Test Value 86
Normal Parametersa,b
Std. Devia- ,10216245
Total Cases 171
tion
Absolute ,083 Number of Runs 81

Most Extreme Differences ,083


Z -,843
Positive
Asymp. Sig. (2- ,399
Negative -,057

1,087
a.tailed)
Median
Kolmogorov-Smirnov Z
Sumber: Data yang diolah
Asymp. Sig. (2-tailed) ,188
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil uji pada Tabel 9, nilai signif-
b. Calculated from data. ikansi dari hasil uji adalah sebesar 0,399, sehingga
Sumber: Data yang diolah dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi dalam
model regresi.
Hasil pengujian normalitas pada Tabel 7
menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov 1,087 Uji Heteroskedastisitas
dengan besar signifikansi 0,188, sehingga dapat Tabel 10 menunjukkan hasil dari uji heteroske-
dinyatakan bahwa semua variabel yang diuji telah dastisitas:
terdistribusi secara normal karena memiliki nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05. Tabel 10. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Uji Asumsi Klasik
Stand-
Uji Multikolonieritas
Tabel 8 menunjukkan hasil dari uji multikoloni- ardized

eritas: Unstandardized Coeffi-

Coefficients cients t Sig.


Tabel 8. Hasil Uji Multikolonieritas
Model B Std. Error Beta

1 (Constant) 1,059 ,261 4,057 ,052

DTA -,045 ,054 -,115 -,833 ,406

TATO ,042 ,011 ,287 3,939 ,061

SQRT_CR -,024 ,020 -,162 -1,190 ,236

SQRT_UP -,181 ,045 -,307 -4,054 ,068


a. Dependent Variable: SQRT_ROA
Sumber: Data yang diolah a. Dependent Variable: ABS_UT
Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan
bahwa dalam model regresi tidak terdapat masalah Berdasarkan hasil pada Tabel 10, tidak ada
multikolonieritas. variabel independen yang signifikan
mempengaruhi variabel absolut residual, sehingga
Uji Autokorelasi dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari
Tabel 9 di bawah ini merupakan hasil uji au- masalah heteroskedastisitas.
tokorelasi dengan Run Test:
Uji Hipotesis
Uji Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur
kekuatan hubungan linear antara dua variabel.

29
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, MANAJEMEN ASET, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
OLEH : DIANA dan OSESOGA

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur Hasil ini menunjukkan model regresi dapat
seberapa jauh kemampuan model dalam men- digunakan untuk memprediksi variabel dependen
erangkan variasi variabel dependen. Berikut adalah atau fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai
hasil uji koefisien korelasi dan determinasi: aktual sudah tepat (model fit). Nilai signifikansi
sebesar 0,000 menunjukkan bahwa variabel inde-
Tabel 11. Hasil Uji Koefisien Korelasi dan Determinasi penden yaitu likuiditas, solvabilitas, manajemen
Model Summaryb aset, dan ukuran perusahaan secara simultan ber-
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen
Model R R Square Adjusted RSquare Std. Error of the Es-
yaitu kinerja keuangan.
timate
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
1 ,654a ,428 ,414 ,10339
Berikut merupakan hasil uji statistik t:
a. Predictors: (Constant), SQRT_UP, TATO,
SQRT_CR, DTA Tabel 13. Hasil Uji Statistik t
b. Dependent Variable: SQRT_ROA Coefficientsa

Model Unstd Coefficients Std Coef t Sig.


Berdasarkan Tabel 11, nilai koefisien korelasi (R)
sebesar 0,654 atau 65,4% menunjukkan bahwa B Std. Error Beta
hubungan antara variabel likuiditas, solvabilitas,
(Constant) -,929 ,410 -2,267 ,025
manajemen aset, dan ukuran perusahaan dengan
variabel kinerja keuangan memiliki tingkat hub- SQRT_CR ,066 ,031 ,239 2,131 ,035
ungan yang kuat.
1 DTA -,116 ,084 -,156 -1,379 ,170
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,414 menunjuk-
kan bahwa variabel independen yaitu likuiditas, TATO ,146 ,017 ,522 8,686 ,000
solvabilitas, manajemen aset, dan ukuran perus-
SQRT_UP ,184 ,070 ,164 2,628 ,009
ahaan mampu menerangkan variabel dependen
yaitu kinerja keuangan sebesar 41,4% sedangkan a. Dependent Variable: SQRT_ROA
sebesar 58,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain Sumber: Data yang diolah
yang tidak diujikan dalam penelitian ini.
Berdasarkan Tabel 13, diperoleh persamaan re-
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) gresi, yaitu:
Tabel 12 di bawah ini menunjukkan hasil uji
statistik F: ROA = −0,929 + 0,066𝐶𝑅 − 0,116𝐷𝑇𝐴 + 0,146𝑇𝐴𝑇𝑂
+ 0,184UP

Tabel 12. Hasil Uji Statistik F


ANOVAa Keterangan:
CR : Likuiditas
Model Sum of df Mean F Sig. DTA : Solvabilitas
Regres- Squares
1,327 4 Square
,332 31,032 ,000b TATO : Manajemen aset
UP : Ukuran perusahaan
1 sion
Residual 1,774 166 ,011

Total 3,101 170 Variabel likuiditas (CR) mempunyai nilai


koefisien regresi 0,066 yang berarti tiap pening-
a. Dependent Variable: SQRT_ROA
katan 1% likuiditas (CR) akan menyebabkan pen-
b. Predictors: (Constant), SQRT_UP, TATO, SQRT_CR, DTA
ingkatan kinerja keuangan yang diproksikan
dengan return on asset sebesar 6,6%.
Sumber: Data yang diolah Pada hasil uji statistik t untuk variabel likuiditas
(SQRT_CR) diperoleh nilai t sebesar 2,131 dengan
Berdasarkan Tabel 12, terdapat F hitung sebesar tingkat signifikansi 0,035. Dengan hasil ini dapat
31,032 yang memiliki nilai lebih besar dari F tabel disimpulkan bahwa Ha1 diterima, sehingga likuidi-
sebesar 2,43 (k;n-k) dengan “k” yang berarti jumlah tas memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
variabel independen serta “n” yang merupakan keuangan. Hal ini sejalan dengan penelitian Mul-
jumlah sampel selama periode penelitian (4;167). yani dan Budiman (2017), Alicia (2017), dan Saragih
30
JURNAL AKUNTANSI KONTEMPORER (JAKO) – VOL 12 NO 1 – JANUARI 2020 – Halaman 20-34

(2015) yang menyatakan bahwa likuiditas memiliki tidak memusatkan pendanaan untuk kegiatan
pengaruh terhadap kinerja keuangan. Berbeda operasional, melainkan untuk kegiatan investasi.
dengan hasil penelitian Tjahjono (2014) yang Sebanyak 115 dari 171 observasi (67,25%) men-
menyatakan bahwa likuiditas tidak memiliki galami rata-rata kenaikan jumlah utang sebesar
pengaruh terhadap kinerja keuangan. 23,23%. Dari 115 observasi tersebut, sebanyak 44
Variabel solvabilitas (DTA) mempunyai nilai observasi (38,26%) mengalami penurunan laba ta-
koefisien regresi -0,116 yang berarti bahwa tiap hun berjalan dengan nilai rata-rata penurunan laba
peningkatan 1% solvabilitas (DTA) akan me- sebesar 34,03%. Dari 44 observasi yang mengalami
nyebabkan penurunan kinerja keuangan yang di- penurunan laba tahun berjalan, sebanyak 27 ob-
proksikan dengan return on asset sebesar 11,6%. servasi (61,36%) mengalami peningkatan penge-
Pada hasil uji statistik t untuk variabel solvabili- luaran arus kas investasi lebih besar daripada pen-
tas (DTA), diperoleh nilai t sebesar -1,379 dengan ingkatan arus kas dari hasil operasional, dengan
tingkat signifikansi 0,170. Hasil ini menunjukkan rata-rata kenaikan nilai arus kas investasi sebesar
Ha2 ditolak, dengan kata lain solvabilitas tidak ber- 140,8%. Hal ini menunjukkan perusahaan yang
pengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil ini mengalami peningkatan utang, memanfaatkan da-
sesuai dengan hasil penelitian Tjahjono (2014) yang na yang diperoleh untuk meningkatkan kegiatan
menyatakan bahwa solvabilitas tidak memiliki investasi.
pengaruh terhadap kinerja keuangan yang di- Variabel manajemen aset (TATO) menunjukkan
proksikan dengan ROA. Berbeda dengan hasil nilai koefisien regresi 0,146 yang menandakan tiap
penelitian Gunde,dkk (2017) yang menyatakan peningkatan 1% manajemen aset (TATO) akan
bahwa solvabilitas memiliki pengaruh yang signif- membuat kinerja keuangan yang diproksikan
ikan terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset meningkat sebesar 14,6%.
dengan ROA. Pada hasil uji statistik t untuk variabel mana-
Solvabilitas yang diproksikan dengan debt to to- jemen aset (TATO), diperoleh nilai t sebesar 8,686
tal asset menunjukkan seberapa besar jumlah aset dengan tingkat signifikansi 0,000. Hasil ini
perusahaan yang didanai dengan utang. Semakin menunjukkan bahwa Ha3 diterima, yaitu mana-
rendah tingkat DTA menandakan semakin sedikit jemen aset memiliki pengaruh signifikan terhadap
jumlah aset yang diperoleh menggunakan utang. kinerja keuangan. Hasil ini sejalan dengan hasil
Semakin sedikit jumlah utang mengakibatkan penelitian Sinaga (2018) dan Indriyani,dkk (2017)
beban utang yang ditanggung juga akan semakin yang menyatakan bahwa manajemen aset (TATO)
sedikit sehingga dapat memaksimalkan laba yang memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan
diperoleh perusahaan. Akan tetapi dalam (ROA). Namun, hasil ini berbeda dengan hasil
penelitian ini, solvabilitas (DTA) tidak memiliki penelitian yang dilakukan Noormulianingsih dan
pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Swandari (2016) yang menyatakan bahwa TATO
Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan utang perusahaan diiringi dengan ROA.
peningkatan kegiatan produksinya. Sebanyak 115 Variabel ukuran perusahaan (UP) mempunyai
dari 171 observasi (67,25%) mengalami rata-rata nilai koefisien regresi sebesar 0,184 yang
kenaikan jumlah utang sebesar 23,23%. Dana yang menunjukkan bahwa tiap peningkatan 1% ukuran
berasal dari utang dapat digunakan oleh perus- perusahaan (UP) akan menyebabkan kinerja keu-
ahaan untuk meningkatkan produksi yang dapat angan yang diproksikan dengan return on asset
diukur dengan beban pokok penjualan. Sebanyak meningkat sebesar 18,4%.
90 dari 115 observasi (78,26%) mengalami kenaikan Pada hasil uji statistik t untuk variabel ukuran
beban pokok penjualan dengan nilai rata-rata perusahaan (UP), diperoleh nilai t sebesar 2,628
16,01%. Dari 90 observasi, sebanyak 71 observasi dengan tingkat signifikansi 0,009. Hasil ini
(78,89%) mengalami peningkatan laba tahun ber- menunjukkan bahwa Ha4 diterima, yaitu ukuran
jalan dengan nilai rata-rata kenaikan sebesar perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kiner-
114,64% yang dapat diartikan bahwa perusahaan ja keuangan. Hasil ini mendukung hasil penelitian
mengusahakan peningkatan kegiatan operasional- Tisna dan Agustami (2016) dan Isbanah (2015) yang
nya untuk memperoleh pendapatan dan laba. menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki
Hal lain yang dapat menyebabkan solvabilitas pengaruh terhadap kinerja keuangan. Namun, hasil
tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan ber- ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Epi (2017)
dasarkan observasi yaitu terdapat sebagian perus- yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak
ahaan yang mengalami peningkatan utang tetapi berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

31
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, MANAJEMEN ASET, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
OLEH : DIANA dan OSESOGA

SIMPULAN 2. Terdapat variabel lain yang tidak digunakan


Simpulan yang diperoleh atas penelitian ini adalah: dalam penelitian ini (58,6% atau 100%-41,4%)
1. Ha1 diterima, yang berarti variabel likuiditas yang memiliki pengaruh terhadap kinerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
keuangan. Hal ini terbukti dari nilai t sebesar Adjusted R Square dalam penelitian ini yang
2,131 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari hanya sebesar 0,414.
0,05 yaitu 0,035. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Mulyani dan Budiman (2017), Saran yang dapat diajukan untuk penelitian
Alicia (2017), dan Saragih (2015) yang selanjutnya adalah sebagai berikut:
berpendapat bahwa likuiditas berpengaruh 1. Memperluas objek penelitian yang diteliti
terhadap kinerja keuangan. dengan menggunakan atau menambahkan
2. Ha2 ditolak, yang berarti variabel solvabilitas sektor lain dan memperpanjang periode
tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. penelitian.
Hasil uji t menunjukkan nilai t sebesar -1,379 2. Menambahkan variabel independen lain yang
dengan tingkat signifikansi yaitu 0,170. Hasil diprediksi memiliki pengaruh terhadap kinerja
penelitian ini mendukung penelitian Tjahjono keuangan, seperti corporate social responsibility,
(2014) dan Utami dan Pardanawati (2016) yang good corporate governance, dan pertumbuhan
berpendapat bahwa solvabilitas tidak penjualan.
berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
3. Ha3 diterima, yang berarti variabel manajemen Implikasi dari penelitian ini adalah:
aset berpengaruh signifikan terhadap kinerja 1. Bagi perusahaan, harus dapat memaksimalkan
keuangan. Hasil uji t menunjukkan nilai t penggunaan aset yang dimiliki dan berhati-hati
sebesar 8,686 dengan tingkat signifikansi yaitu dalam pengambilan keputusan kredit sehingga
0,000. Hasil penelitian ini sejalan dengan dapat meningkatkan kinerja keuangannya.
penelitian Sinaga (2018) dan Indriyani,dkk 2. Bagi investor dan kreditur, dapat
(2017) yang menyatakan bahwa manajemen aset mempertimbangkan likuiditas dan penggunaan
memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan. aset perusahaan untuk menilai kinerja keuangan
4. Ha4 diterima, yang berarti variabel ukuran perusahaan dalam pengambilan keputusan
perusahaan berpengaruh secara signifikan melakukan investasi maupun pemberian kredit.
terhadap kinerja keuangan. Hasil uji t
menunjukkan nilai t sebesar 2,628 dengan REFERENCES
tingkat signifikansi yaitu 0,009. Hasil penelitian Akbar, S., Nurdin, dan Azib.(2017). Pengaruh Debt
ini mendukung penelitian Tisna dan Agustami to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap
(2016) dan Isbanah (2015) yang berpendapat Return on Asset.Prosiding Manajemen, 3(2), 1193-
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh 1198.
terhadap kinerja keuangan. Alicia, D. D. (2017). Pengaruh Likuiditas terhadap
5. Variabel likuiditas, solvabilitas, manajemen aset, Profitabilitas pada Perusahaan Sub Sektor Se-
dan ukuran perusahaan secara simultan men yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
berpengaruh signifikan terhadap kinerja periode 2011-2015.Jurnal Online Mahasiswa
keuangan (ROA). Hasil penelitian ini (JOM) Bidang Akuntansi, 2(2), 1-11.
mendukung penelitian Utami dan Pardanawati Ambarwati, N. S., Yuniarta, G. A., dan Sinarwati,
(2016) yang menyatakan bahwa likuiditas, N. K. (2015). Pengaruh Modal Kerja, Likuiditas,
solvabilitas, dan manajemen aset secara Aktivitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap
simultan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang
kinerja keuangan (ROA). Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi, 3(1), 1-11.
Keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut: Badan Koordinasi Penanaman Modal.(2018). Press
1. Objek yang digunakan penelitian ini adalah Release TW III 2018.Diunduh pada tanggal 13
perusahaan manufaktur terdaftar di BEI pada Juni 2019,
periode 2015-2018, sehingga hasil penelitian ini www.bkpm.go.id/images/uploads/file_siaran_
tidak dapat digeneralisasi untuk semua pers/Paparan_Bahasa_Indonesia_Press_Release
perusahaan yang listing di BEI. _TW_III_2018.pdf. (2018).
Epi, Y. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan,

32
JURNAL AKUNTANSI KONTEMPORER (JAKO) – VOL 12 NO 1 – JANUARI 2020 – Halaman 20-34

Struktur Kepemilikan Manajerial dan Mana- pdf. (2018).


jemen Laba terhadap Kinerja Perusahaan Prop- Mulyani, E. L., dan Budiman, A. (2017). Analisis
erty dan Real Estate yang Terdaftar pada Bursa Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, Solvabilitas,
Efek Indonesia. Riset dan Jurnal Akuntansi, 1(1), Aktivitas dan Non Performing Loan terhadap
1-7. Kinerja Keuangan. Jurnal Ekonomi Manajemen,
Fajrin, P. H., dan Laily, N. (2016).Analisis Profita- 3(1), 11-17.
bilitas dan Likuiditas terhadap Kinerja Keu- Noormuliyaningsih, T., dan Swandari, F.
angan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Jurnal (2016).Pengaruh Rasio Aktivitas dan Rasio Lev-
Ilmu dan Riset Manajemen, Vol.5 No.6. erage terhadap Tingkat Profitabilitas. Jurnal
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Wawasan Manajemen, 4(1),65-73.
dengan Program IBM SPSS 25. Semarang: Badan Novitasari, P., dan Herlambang, L. (2015).
Penerbit Universitas Diponegoro. Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover,
Gunde, Y. M., Murni, S., dan Rogi, M. H. Debt to Equity Ratio, dan Return on Equity ter-
(2017).Analisis Pengaruh Leverage terhadap hadap Harga Perusahaan pada Perusahaan yang
Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Sub Terdaftar di JII Periode 2009-2013. JESTT, 2(4),
Industri Food and Beverages yang Terdaftar di 356-371.
BEI (Periode 2012-2015).Jurnal EMBA, 5(3), 4185- Raharjaputra, H. S. (2009). Manajemen Keuangan
4194. dan Akuntansi untuk Eksekutif Perusahaan. Ja-
Hantono.(2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, karta: Salemba Empat.
Total Hutang, Current Ratio, terhadap Kinerja Sabil.(2016). Peranan Rasio Likuiditas, Solvabilitas,
Keuangan dan Harga Saham sebagai Variabel Rentabilitas terhadap Kinerja Keuangan pada
Moderating.Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, 6(1), K.I.A Tour & Travel Jakarta.Moneter, (3)1, 54-65.
35-43. Taqiyyah, B. (2012). Saham ADES meroket ter-
Ikatan Akuntan Indonesia.(2018). Standar Akuntansi dongkrak kinerja cemerlang.Didapat dari
Keuangan. Jakarta: Penerbit Salemba. www.investasi.kontan.co.id/news/saham-ades-
Indriyani, I., Panjaitan, F., dan Yenfi. (2017). Ana- meroket-terdongkrak-kinerja-cemerlang.
lisis Pengaruh Current Ratio dan Total Asset Saragih, M. Siahaan, Y., Purba, R., dan Supitriyani.
Turnover terhadap Return On Asset. Jurnal Ilmi- (2015). Pengaruh Current Ratio terhadap Return
ah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK, 10(2). On Asset pada Perusahaan Sektor Aneka Indus-
Hardum, S. E., (2019). Industri manufaktur berperan tri yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
penting genjot investasi.Didapat dari Financial, 1(1), 19-24.
www.beritasatu.com/ekonomi/531583-industri- Sekaran, U., dan Bougie, R. (2016). Research Methods
manufaktur-berperan-penting-genjot- for Business. New Jersey: John Wiley dan Sons.
investasi.html. Sinaga, C. D. (2018). Pengaruh Current Ratio, Total
Rahayu, R. (2018). Inilah 92 Emiten Peraih Indonesia Asset Turnover, Net Profit Margin dan Invento-
Best Public Company 2018.Didapat dari ry Turnover terhadap Return On Asset pada Pe-
www.wartaekonomi.co.id/read189333/inilah- rusahaan Manufaktur Sektor Pertambangan Di-
92-emiten-peraih-indonesia-best-public- bursa Efek Indonesia Periode 2011-2016. Jurnal
company-2018.html. Akuntansi FE UMRAH, 1-11.
Isbanah, Y. (2015). Pengaruh ESOP, Leverage, and Solechan, A. (2017). Pengaruh Efisiensi Modal In-
Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan telektual terhadap Kinerja Keuangan Perus-
Perusahaan di Bursa Efek Indonesia.Journal of ahaan di Indonesia.Jurnal Kajian Akuntansi, 1(1),
Research in Economics and Management, 15(1), 28- 87-100.
41. Supardi, H., Suratno, H., dan Suyanto. (2016).
Jumingan.(2006). Analisis Laporan Keuangan.Jakarta: Pengaruh Current Ratio, Debt to Total Asset Ra-
PT. Bumi Aksara. tio, Total Asset Turnover dan Inflasi terhadap
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., dan Warfield, T. D. Return On Asset. Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas
(2017). Intermediate Accounting Third Edition. Ekonomi, 2(2), 16-27.
New Jersey: John Wiley dan Sons. Tisna, G. A., dan Agustami, S. (2016). Pengaruh
Kustodian Sentral Efek Indonesia.(2018). Peraturan Good Corporate Governance dan Ukuran Pe-
KSEI No.I-E tentang Single Identification (SID). rusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perus-
Diunduh pada tanggal 13 Juni 2019, ahaan.Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 4(2),
www.ksei.co.id/files/Peraturan_KSEI_No._I- 1035-1046.
E_tentang_Single_Investor_Identification_(SID).

33
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, MANAJEMEN ASET, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
OLEH : DIANA dan OSESOGA

Tjahjono, R. S. (2014). Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Perus-
ahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 16(3), 1-22.
Utami, W. B., dan Pardanawati, S. L. (2016).
Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas dan Mana-
jemen Aset terhadap Kinerja Keuangan Pada Pe-
rusahaan Go Public yang Terdaftar Dalam
Kompas 100 di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan
Pajak, 17(01), 63-72.
Weygandt, J. J., Kimmel, P. D., dan Kieso, D. E.
(2015). Financial Accounting IFRS Edition (3th Edi-
tion). New Jersey: John Wiley dan Son, Inc.

34

Anda mungkin juga menyukai