Anda di halaman 1dari 18

ISSN : 2302 - 1590

E-ISSN: 2460 – 190X

ECONOMICA
Journal of Economic and Economic Education Vol.4 No.2 (240-257)

PENGARUH VALUE ADDED INTELLECTUAL CAPITAL, GCG,


DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Rosalia Budi Ratnasari1, Kartika Hendra Titisari2, Suhendro3


Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Batik Surakarta
Jl. H. Agus Salim No. 10 Surakarta 57147 Telp 0271-714751
Email : rosaliabudi94@gmail.com

Submitted: 2016.01.30 Reviewed: 2016.07.01 Accepted: 2016.07.01


http://dx.doi.org/10.22202/economica.2016.v4.i2.382

Abstract
The aim of this study was to examine the effect of Value Added Intellectual Capital, Good Corporate
Governance and Ownership Structure on financial performance. The population in this study is a manufacturing
company listed on the Stock Exchange in 2012-2014. Sampling using purposive sampling method as many as 21
companies manufacturing base and chemical industry sector in 2012-2014. The variables used are value added
intellectual capital, the board of directors, board of directors, managerial ownership and institutional ownership as an
independent variable, whereas the company's financial performance as the dependent variable. The analytical tool used
is multiple regression analysis to examine the effect of independent variables on the dependent variable. The results
showed that the board of directors, managerial kepemlikan affect the company's performance, and value-added
intellectual capital, the board of commissioners, institutional ownership, does not affect the company's performance.

.
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Value Added Intellectual Capital Good Corporate
Governance, dan Struktur Kepemilikan terhadap kinerja keuangan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang listing di BEI tahun 2012-2014. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling
sebanyak 21 perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2014. Variabel yang digunakan
adalah value added intellectual capital, dewan direksi, dewan komisaris, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan
institusional sebagai variabel independen, sedangkan kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel dependen. Alat
analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dewan direksi, kepemlikan manajerial berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan, dan value added intellectual capital, dewan komisaris, kepemilikan institusional, tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Keywords: ARIAS Learning Model, Participation and Learning Outcomes

©2015 Prodi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI, Padang


Rosalia Budi

PENDAHULUAN saat ini, fenomena corporate governance


Perkembangan perekonomian dunia sudah menjadi perhatian. Penelitian
dewasa ini sudah meningkat dengan pesat. mengenai hubungan antara Corporate
Beberapa perusahaan telah mengubah Governance dengan kinerja sudah banyak
pandangan bisnisnya menjadi berbasis dilakukan. Namun, hasil yang beragam
pengetahuan (knowledge-based business) oleh masing-masing peneliti tersebut juga
yang sebelumnya masih berbasis pada dipengaruhi oleh perbedaan variabel yang
tenaga kerja (labor-based business). Untuk digunakan. Penelitian ini berusaha untuk
mengetahui tingkat keberhasilan suatu melakukan penelitian terhadap mekanisme
perusahaan diperlukan penilaian atau Corporate Governance yang
pengukuran terhadap kinerja yang telah memfokuskan pada struktur internal
dilakukan oleh perusahaan dalam perusahaan, karena penelitian sebelumnya
melaksanakan strategi yang telah belum ada batasan yang jelas mengenai
ditetapkan. Suatu perusahaan apa saja variabel yang termasuk struktur,
akanmelaporkan aktivitas yang berkaitan sistem, dan proses baik internalmaupun
dengan keuangan ke dalam bentuk laporan eksternal. Struktur internalperusahaan
keuangan. Laporan keuangan merupakan sendiri terdiri dari komposisi dewan
alat utama para manajer menunjukkan direksi dan dewan komisaris.
efektivitas pencapaian tujuan dan Struktur kepemilikan di Indonesia
melaksanakan fungsi pertanggungjawaban mempunyai karakteristik yang berbeda-
dalam organisasi. Manajemen dalam beda dari perusahaan-perusahaan di
menetapkan kebijakan untuk mengambil Negara lain. Proporsi kepemilikan
keputusan dibutuhkan informasi mengenai manjemen dan institusional dalam
kinerja suatu perusahaan. Oleh sebab itu, kepemilikan saham perusahaan merupakan
dari tahun ke tahun sangat penting struktur kepemilikan atau bisa disebut
mengukur dan mengetahui kinerja kepemilikan saham. Sebagian besar
keuangan sebuah perusahaan. perusahaan di Indonesia memiliki
Intellectual capital sering kecenderungan terpusat sehingga pendiri
dihubungkan dengan sumber daya dapat duduk sebagai dewan direksi atau
manusia, karena hanya manusia yang komisaris, dan selain itu konflik keagenan
mempunyai olah pikir. Dengan adanya dapat terjadi antara manajer dan pemilik,
sumber daya manusia yang memiliki juga antara pemegang saham mayoritas
intelektualitas tinggi, maka diharapkan dan minoritas. Penelitian di Indonesia
dapat menghasilkan suatu sistem yang maupun di luar negeri menunjukkan
mampu mengoptimalkan kinerja ketidakkonsistenan dari hasil-hasil
seseorang. Sehingga apabila perusahaan penelitian sebelumnya mengenai pengaruh
memiliki sumber daya manusia dengan struktur kepemilikan terhadap kinerja
intelektualitas tinggi, semakin kecil tingkat keuangan. Sehingga penelitian ini untuk
kesalahan dalam pembuatan dan mengevaluasi kembali pengaruh struktur
penyampaian laporan keuangan. Sebagian kepemilikan terhadap kinerja keuangan.
besar peneliti mengemukakan bahwa Berdasarkan uraian di atas dapat
Intellectual Capital memiliki tingkat diketahui betapa pentingnya value
kecendrungan yang tinggi dalam addedintellectual capital,good corporate
mempengaruhi kinerja keuangan. Sehingga governance dan struktur kepemilikanpada
dalam penelitian ini peneliti akan mengkaji suatu perusahaan dalam menunjang kinerja
ulang seberapa besar kontribusi intellectual keuangan, diluar berbagai macam faktor
capital terhadap kinerja keuangan. lain yang memengaruhi kinerja keuangan
Perusahaan dalam mengembangkan perusahaan. Maka penelitian dari skripsi
bisnis tidak hanya didasarkan pada strategi ini dilakukan dengan tujuan untuk
ilmu pengetahuan, tetapi juga perlu mengetahui apakah terdapat pengaruh dari
memperhatikan corporate governance (tata Value Added Intellectual Capital,Good
kelola perusahaan). Dalam dunia usaha
241
Rosalia Budi

Corporate Governance dan Struktur perusahaan dalam menciptakan nilai


Kepemilikanterhadap Kinerja Keuangan. tambah untuk meningkatkan daya saing.
Perusahaan dapat meningkatkan
Kinerja Keuangan keunggulan kompetitif dan nilai tambah
Kinerja keuangan didefinisikan dengan memanfaatkan dan mengelola
sebagai penentuan suatu analisis tertentu sumber daya intelektual dengan baik, dan
dengan menggunakan aturan-aturan atas dasar keunggulan kompetitif dan nilai
pelaksanaan keuangan yang dapat tambah tersebut perusahaan mendapatkan
mengukur keberhasilan perusahaan dalam penghargaan lebih dari investor dengan
menghasilkan laba. Return on assets berinvestasi lebih tinggi pada perusahaan.
(ROA) yang positif menunjukkan bahwa Semakin tinggi intellectual capital maka
modal dalam keseluruhan aktiva yang akan semakin tinggi pula kinerja keuangan
diinvestasikan dipergunakan untuk operasi perusahaan, sehingga keunggulan
perusahaan dapat memberikan laba bagi kompetitif dan nilai tambah yang didapat
perusahaan, sebaliknya ROA yang negatif dapat meningkatkan kinerja keuangan
menunjukkan bahwa modal yang perusahaan. Oleh karena itu, intellectual
dipergunakan dalam keseluruhan aktiva capital berpengaruh terhadap kinerja
digunakan untuk operasi perusahaan tidak keuangan. Berdasarkan uraian tersebut,
dapat memberikan keuntungan bagi hipotesis penelitian ini dapat disimpulkan
perusahaan yang kemudian perusahaan sebagai berikut:
akan menderita kerugian. Penilaian kinerja
keuangan merupakan salah satu cara yang H1 : Value Added Intellectual Capital
dilakukan oleh pihak manajemen agar berpengaruh terhadap kinerja
dapat memenuhi kewajibannya kepada keuangan
para pemilik perusahaan.(Tertius &
Christiawan, 2015) menambahkan ROA Good Corporate Governance
mengukur seberapa efektif perusahaan Good Corporate Governance
dapat mengubah pendapatan dari merupakan salah satu kemampuan
pengembalian investasinya menjadi asset. meningkatkan keungglan kompetitif
Semakin tinggi ROA perusahaan, semakin kinerja perusahaan. Kinerja keuangan
baik. Beberapa perusahaan menekankan perusahaan termasuk dalam kinerja
net margin yang tinggi untuk perusahaan. Good Corporate Governance
meningkatkan ROA mereka. penelitian ini menggunakan indikator
dewan direksi dan dewan komisaris.
Value Added Intellectual Capital Dewan direksi memiliki peranan yang
Intellectual capital tidak memiliki sangat penting dalam suatu perusahaan.
definisi secara pasti. Beberapa peneliti Tugas dewan direksi adalah menentukan
mengartikan secara berbeda karena konsep arah kebijakan dan strategi sumber daya
mengenai IC sangat luas dan sering terbagi yang dimiliki perusahaan. Sedangkan tugas
menjadi beberapa kategori. Organization dewan komisaris adalah melakukan
for Economic Co-Operation and pengawasan dan memberikan opsi kepada
Development (OECD) dalam (Adeline, dewan direksi perusahaan. Semakin
2012)mendeskripsikanintellectual capital banyak anggota dewan komisaris, maka
sebagai nilai ekonomi dari dua kategori pengawasan terhadap dewan direksi juga
aktiva tidakberwujud perusahaan, yaitu lebih baik. Sesuai yang telah diuraikan,
organizational (structural) capital dan dapat dikatakan semakin tinggi corporate
human capital.(Soetedjo & Mursida, governance maka semakin tinggi pula
2014)menambahkan Pemahaman atas kinerja keuangan perusaahan. Hipotesis
komponen-komponen yang mambentuk penelitian ini sebagai berikut:
modal intelektual menjadi sangat penting
mengingat komponen tersebut jika dikelola
dengan baik dapat menjadi dasar bagi
242
Rosalia Budi

H2 :Good Corporate Governance (dewan 3. Perusahaan manufaktur yang memiliki


direksi) berpengaruh terhadap kinerja data keuangan dan data pasar secara
keuangan lengkap yang berkaitan dengan
H3 :Good Corporate Governance (dewan penelitian.
komisaris) berpengaruh terhadap 4. Perusahaan tidak memperoleh laba
kinerja keuangan negatif selama periode pengamatan.
Setelah dilakukan teknik
Struktur Kepemilikan pengambilan sampel sesuai dengan
Kepemilikan manajerial dan kriteria, maka sampel yang digunakan
kepemilikan institusional merupakan dalam penelitian ini adalah 21 perusahaan
bagian dari struktur kepemilikan manufaktur sektor industri dasar dan kimia
perusahaan. Kepemilikan manajerial yang terdaftar di BEI periode tahun 2012-
merupakan persentase kepemilikan saham 2014.
perusahaan oleh manajer dimana manajer
juga sekaligus sebagai pemegang saham Definisi Operasional Variabel
perusahaan. Semakin besar kepemilikan Variabel dependen adalah variabel
saham oleh manajer maka akan semakin yang dipengaruhi oleh variabel independen
memaksimalkan kinerja perusahaan. atau variabel bebas. Dalam penelitian ini
Kepemilikan institusional yang besar variabel dependennya adalah kinerja
mengindikasikan kemampuan manajer keuangan perusahaan. Untuk mengukur
dalam memonitori pemanfaatan aktiva kinerja keuangan perusahaan, peneliti
perusahaan. Berdasarkan uraikan tersebut, menggunakan tiga indikator yaitu, Return
struktur kepemlikan memiliki pengaruh On Asset (ROA), Return On Equity (ROE),
terhadap kinerja keuangan. Hipotesis dan Growth Revenue (GR) . ROA dihitung
penelitian ini sebagai berikut: dari laba sebelum bunga dan pajak dibagi
dengan total aktiva.
H4 :Struktur Kepemilikan (kepemilikan
manajerial) berpengaruh terhadap 𝐸𝐵𝐼𝑇
kinerja keuangan 𝑅𝑂𝐴 =
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
H5 :Struktur Kepemilikan (kepemilikan
institusional) berpengaruh terhadap Keterangan:
kinerja keuangan ROA : Return On Asset
EBIT : Laba sebelum bunga dan pajak
METODE PENELITIAN Asset : Total Aktiva
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini Variabel independen adalah
adalah seluruh perusahaan manufaktur variabel yang mempengaruhi variabel
yang terdaftar dalam Bursa Efek lainnya. Variabel independen dalam
Indonesia/ Indonesia Stocks Exchange, penelitian ini meliputi value added
selama periode 2012-2014. Sampel dalam intellectual capital, goodcorporate
penelitian ini adalah perusahaan governance yang terdiri dari dewan direksi
manufaktur yang listing di BEI. Metode dan dewan komisaris, dan struktur
pengambilan sampel dalam penelitian ini kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan
menggunakan metode purposivesampling. manajerial dan kepemilikan institusional.
Adapun kriteria pemilihan sampel dalam Dalam penelitian ini variabel independen
penelitian ini adalah: adalah
1. Perusahaan manufaktur yang 1. Value Added Intellectual Capital
menerbitkan laporan tahunan Dalam penelitian ini adalah
perusahaan dari tahun 2012-2014 modal intelektual yang diukur
2. Perusahaan manufaktur yang berdasarkan pengukuran dari model
menyajikan laporan keuangan dalam value added yang diproksikan dari
satuan mata uang rupiah. physical capital (VACA), human
243
Rosalia Budi

capital (VAHU) dan structural capital


(STVA). Kombinasi dari ketiga value 𝑉𝐴𝐶𝐴 = 𝑉𝐴/𝐶𝐸
added disimbolkan dengan nama
VAICTM. VAICTM menunjukkan Keterangan:
kemampuan intelektual organisasi VACA : Value Added Capital Employed
yang merupakan penjumlahan dari VA : Value Added
VACA, VAHU, dan STVA. VAICTM CE : Capital Employed (jumlah ekuitas
menggunakan rumus sebaga berikut: dan laba bersih)

𝑉𝐴𝐼𝐶 𝑇𝑀 = 𝑉𝐴𝐶𝐴 + 𝑉𝐴𝐻𝑈 + 𝑆𝑇𝑉𝐴 Value Added Human Capital (VAHU)


VAHU merupakan salah satu
Keterangan: modal intelektual perusahaan yang
VAICTM: Value Added Intellectual mengacu pada nilai kolektif, yaitu
Capital kompetensi, pengetahuan dan
VACA: Value Aded Capital keterampilan. Rumus VAHU sebaga
Employed berikut:
VAHU: Value Added Human Capital
STVA: Structural Capital Value 𝑉𝐴𝐻𝑈 = 𝑉𝐴/𝐻𝑈
Added
Sebelum menghitung variabel Keterangan:
intellectual capital secara keseluruhan, VAHU : Value Added Human Capital
perlu dihitung mengenai nilai tambah VA : Value Added
atau Value Added (VA). Nilai tambah HU : Human Capital (beban karyawan)
atau Value Added (VA) merupakan
perbedaan antara penjualan (OUT) dan Streuctural Capital Value Added (STVA)
input (IN). VA dihitung dengan cara: STVA merupakan system
perusahaan yang telah diciptakan dari
𝑉𝐴 = 𝑂𝑈𝑇 − 𝐼𝑁 tahun ke tahun, yaitu terdiri dari
competitive intelligence, formula, hak
Keterangan: paten, sistem informasi, kebijakan, proses,
VA : Value Added dan lain sebagainya. Rumus STVA sebagai
OUT : Total penjualan dan pendapatan berikut:
lain
IN : Total beban (selain gaji dan beban STVA = SC/VA
karyawan) Keterangan:
STVA : Structural Capital Value Added
Metode perhitungan VAICTM SC : Structural Capital = VA-HU
menggunakan tiga jenis input perusahaan VA : Value Added
yang terdiri dari Value Added Human
Capital (VAHU), Value Added of Capital 2. Good Corporate Governance (dewan
Employed (VACA) serta Streuctural direksi dan dewan komisaris)
Capital Value Added (STVA), dengan Direksi sebagai organ
rumus sebagai berikut: perusahaan yang bertugas dan
bertanggung jawab secara legal dalam
Value Added of Capital Employed mengelola perusahaan. Jumlah
(VACA) anggota direksi disesuaikan dengan
VACA merupakan indikator kompleksitas perusahaan dengan tetap
efisiensi nilai tambah modal perusahaan. memperhatikan efektivitas dalam
VACA juga didefinisikan sebagai pengambilan keputusan secara efektif,
pemanfaatan aset tetap dan lancar suatu tepat dan cepat serta bertindak
perusahaan dalam total modal. Rumus independen. Peningkatan ukuran dari
VACA sebagai berikut:
244
Rosalia Budi

dewan direksi akan memberikan Dalam(Ghozali, 2006) disebutkan bahwa


manfaat bagi perusahaan karena alat analisis yang digunakan dalam uji
terciptanya hubungan dengan pihak statistik deskriptif antara lain adalah nilai
luar perusahaan dan ketersediaan maksimum, minimum, rata-rata (mean),
sumber daya. Dewan direksi adalah dan standar deviasi.
anggota dewan yang bertanggung
jawab terhadap kinerja dan Uji Asumsi Klasik
manajemen perusahaan(Sekaredi, Uji Normalitas
2011). Variabel ini diukur dengan Tujuan melakukan uji normalitas
jumlah seluruh anggota dewan direksi adalah untuk mengetahui apakah dalam
dalam perusahaan. model regresi, variabel penganggu atau
Dewan komisaris adalah fungsi residual memiliki distribusi normal. Model
dari perusahaan yang berfungsi regresi yang baik memiliki distribusi data
melakukan supervisi terhadap dewan normal atau mendeteksi normal, untuk
direksi. Sedangkan dewan komisaris mendeteksi apakah distribusi normal atau
diukur dengan menggunakan indikator tidak dapat dilakukan dengan cara analisis
jumlah anggota dewan komisaris suatu statistik (Ghozali, 2006).
perusahaan. Pengujian normalitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan
3. Struktur Kepemilikan menggunakan uji statistik Kolmogorov-
Struktur kepemilikan terdiri Smirnov. Jika nilai probabilitas
dari kepemilikan manajerial dan (Kolmogorov-Smirnov) < taraf
kepemilikan institusional.(Waskito, signifikansi, maka distribusi data dikatakan
2014)menjelaskan kepemilikan tidak normal dan Jika nilai probabilitas
manajerial adalah situasi dimana (Kolmogorov-Smirnov) > taraf
manajer memiliki saham perusahaan signifikansi, maka distribusi data dikatakan
atau dengan kata lain manajer tersebut normal.
sekaligus sebagai pemegang saham
perusahaan. Kepemilikan manajerial Uji Multikolinearitas
diukur dengan jumlah saham yang Uji Multikolonieritas bertujuan
dimiliki manajer atau direksi dibagi untuk menguji apakah model regresi
dengan total saham beredar. ditemukan adanya korelasi antar variabel
Kepemilikan institusional independen. Model regresi yang baik
adalah kepemilikan saham oleh seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
pemerintah, institusi keuangan, variabel independen. Untuk mendeteksi
institusi berbadan hukum, institusi luar ada atau tidaknya multikolonieritas di
negeri, dana perwalian, serta institusi dalam model regresi adalah sebagai
lainnya pada akhir tahun (Sekaredi, berikut:
2011). Sedangkan untuk kepemilikan 1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu
institusional diukur dengan jumlah estimasi model regresi empiris yang
lembar saham yang dimiliki oleh sangat tinggi, tetapi secara individual
institusi dibagi jumlah lembar saham variabel-variabel independen banyak
yang beredar. yang tidak signifikan mempengaruhi
variabel dependen.
2. Menganalisis matrik korelasi variabel-
TEKNIK ANALISI DATA variabel independen. Jika antar
Uji Statistik Deskriptif variabel independen terdapat korelasi
Statistik deskriptif digunakan untuk yang cukup tinggi (di atas 0,95), maka
mendeskripsikan secara ringkas variabel- merupakan indikasi adanya
variabel dalam penelitian ini. Analisis multikolonieritas.
deskriptif dilakukan untuk mengetahui 3. Melihat nilai Tolerance dan Variance
gambaran data yang akan dianalisis. Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff
245
Rosalia Budi

yang umum dipakai untuk terhadap variabel dependennya. Model


menunjukkan adanya multikolonieritas pengujian dalam penelitian ini dinyatakan
adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau dalam persamaan dibawah ini:
sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali,
2006). ROA =  + 1VAIC + 2DD + 3DK +
4KM + 5KI + 
Uji Autokorelasi Keterangan:
Uji autokorelasi bertujuan menguji ROA : Return On Asset
apakah dalam model regresi linear ada  : Intercept/konstanta
korelasi antara kesalahan pengganggu pada 1, 2, 3, 4, 5 : Koefisien Regresi
periode t dengan kesalahan pengganggu VAIC : Value Added
pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu Intellectual Capital
cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya DD : Dewan Direksi
autokorelasi yaitu dengan Uji Durbin- DK : Dewan Komisaris
Watson (DW test). Uji Durbin Watson KM : Kepemilikan
digunakan untuk autokorelasi tingkat satu Manajerial
(first order autocorrelation) dan KI : Kepemilikan
mensyaratkan adanya intercept (konstanta) Institusi
dalam model regresi dan tidak ada variabel  : Error
lag diantara variabel independen(Ghozali,
2006). Apabila nilai Durbin Waston Uji F
terletak diantara batas atas (du) dan 4-(du) Uji statistik F pada dasarnya
berarti tidak terjadi auotokorelasi. menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan
Uji Heteroskedastisitas dalam model mempunyai pengaruh secara
Pengujian ini bertujuan untuk bersama-sama terhadap variabel dependen.
mengetahui apakah dalam model regresi Uji F dilakukan dengan membandingkan
terjadi ketidaksamaan variance dari antara nilai F-tabel dengan F-hitung hasil
residual satu pengamatan kepengamatan run regresi yang dilakukan. Jika nilai F-
lain. Jika variance dari residual satu tabel < Fhitung maka dapat disimpulkan
pengamatan kepengamatan lain tetap, model dapat diterima.
maka disebut homokedastisitas dan jika
berbeda disebut Uji t
heteroskedastisitas(Ghozali, 2006). Uji T statistik pada dasarnya
Dalam(Ghozali, 2006) ada beberapa cara menunjukan seberapa jauh pengaruh satu
untuk mendeteksi ada atau tidaknya variabel penjelas atau independen secara
heteroskedastisitas antara lain adalah individual menerangkan variansi variabel
dengan melakukan uji park, uji glejser, uji dependen(Ghozali, 2006). Penetapan untuk
white dan melihat grafik scatterplot antara mengetahui hipotesis diterima atau ditolak
nilai prediksi variabel terikat (dependent) dengan membandingkan t hitung dan t
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. tabel. Jika t hitung lebih kecil daripada t
tabel artinya bahwa tidak ada pengaruh
Analisis Regresi yang signifikan dari variabel bebas secara
Analisis yang digunakan dalam individual terhadap variabel dependen.
pengolahan data penelitian adalah analisis Jika t hitung lebih besar dari t tabel artinya
regresi linier berganda (multiple linear ada pengaruh yang signifikan dari veriabel
regression). Analisis regresi berganda bebas secara individual terhadap variabel
digunakan untuk menguji pengaruh dari independen.
beberapa variabel bebas terhadap satu
variabel terikat. Analisis regresi dapat
memberikan jawaban mengenai besarnya
pengaruh setiap variabel independen
246
Rosalia Budi

nilai rata-rata diperoleh sebesar 5.59 dan


Uji Hipotesis standar deviasinya sebesar 2.576.
Uji Hipotesis dilakukan untuk Dewan Komisaris diperoleh nilai
mendapatkan bukti apakah hipotesis yang minimum sebesar 2 dan nilai maksimum
telah dibuat, diterima atau ditolak. Dalam sebesar 9. Sedangkan mean atau nilai rata-
penelitian ini pengambilan kesimpulan rata diperoleh sebesar 4.46 dan nilai
tersebut didapat dari hasil uji parameter standar deviasinya sebesar 1.730. Variabel
individual atau disebut juga uji t statistik. Kepemilikan Manajerial diperoleh nilai
minimum sebesar 0.000 dan nilai
Uji Koefisien Determinan maksimum sebesar 0.260. Sedangkan
Koefisien determinasi (R2) ini mean atau nilai rata-rata sebesar 0.02952
digunakan untuk menggambarkan dan standar deviasinya sebesar 0.064469.
kemampuan model menjelaskan variasi Variabel Kepemilikan Institusi diperoleh
yang terjadi dalam variabel nilai minimum sebesar 0.000 dan nilai
dependen(Ghozali, 2006). Koefisien maksimum sebesar 0.980. Sedangkan
determinasi (R2) dinyatakan dalam mean atau nilai rata-rata diperoleh sebesar
persentase. Nilai koefisien korelasi (R2)ini 0.61175 dan standar deviasinya sebesar
berkisar antara 0 < R2< 1. Semakin besar 0.189094. Dan untuk variabel Return On
nilai yang dimiliki, menunjukkan bahwa Asset diperoleh nilai minimum sebesar
semakin banyak informasi yang mampu 0.000 dan nilai maksimum sebesar 0.350.
diberikan oleh variabel-variabel Sedangkan mean atau nilai rata-rata
independen untuk memprediksi variansi sebesar 0.10222 dan standar deviasinya
variabel dependen. sebesar 0.087684.

PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik


Uji Statistik Deskripif 1. Uji Normalitas
Analisis mengenai statistik Pengujian normalitas
deskriptif yang dilakukan memberikan dilakukan untuk mengetahui data yang
gambaran untuk mengetahui nilai mean, digunakan berdistribusi normal atau
nilai maksimum, nilai minimum dan tidak. Alat uji analisis yang digunakan
standar deviasi yang dihasilkan dari data dalam melakukan uji coba (parametric
variabel-variabel yang digunakan dalam atau non parametric) disebut uji One
penelitian ini. Tabel analisis deskriptif Sample Kolmogorov Smirnov Test. Uji
menjelaskan variabel-variabel dalam statistik non parametrik Kolmogorov
penelitian, meliputi variabel independen Smirnov (K-S) memiliki kriteria jika
yaitu value added intellectual capital, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0.05
dewan direksi, dewan komisaris, maka distribusi data dapat dikatakan
kepemilikan manajerial, kepemilikan terkena problem normalitas. Dan data
institusi dan variabel dependen yaitu berdistribusi normal jika nilai Asymp.
kinerja keuangan dengan pengukuran Sig. > 0.05. Uji normalitas tersebut
Return On Asset (ROA). ditunjukan pada tabel berikut.
Berdasarkan hasil olah data statistik Dari tabel 2 (terlampir) dapat
deskriptif (terlampir, tabel 1), jumlah data dilihat besarnya nilai statistik
observasi sebanyak 63. Variabel Value Kolmogorov- Smirnov untuk variabel
Added Intellectual Capital dengan nilai Return On Asset (ROA) adalah KS =
minimum 1.160 dan nilai maksimum 1.176 dengan p = 0.126. Jika
23.640. Sedangkan nilai mean atau nilai digunakan tingkat signifikansi α = 5%
rata-rata sebesar 3.43349 dan nilai standar atau 0.05, ternyata nilai p untuk
deviasinya sebesar 3.150143. Untuk variabel ROA yaitu (0.126) adalah
variabel Dewan Direksi diperoleh nilai lebih besar dari α (0.05), maka dapat
minimum sebesar 2 dan nilai maksimum disimpulkan bahwa variabel ROA
sebesar 11. Sedangkan untuk mean atau memiliki distribusi normal.
247
Rosalia Budi

Dari gambar dapat dilihat


2. Uji Multikolinearitas grafik scatterplot(terlampir) variabel
Uji multikolinieritas dependen yaitu ROA. Grafik
merupakan uji yang dilakukan dengan scatterplot tersebut dapat dilihat
tujuan untuk mengetahui model bahwa titik-titik menyebar di atas dan
regresi terdapat korelasi antar variabel di bawah angka 0 pada sumbu Y, hal
independen (Waskito, 2014). Untuk ini dapat disimpulkan bahwa tidak
mengetahui ada tidaknya masalah terjadi heteroskedastisitas pada model
multikolinieritas dapat dilihat dari regresi, sehingga model regresi layak
nilai Tolerance dan VIF (Variance dipaki untuk memprediksi veriabel
Inflation Factor). Analisis jika nilai dependen berdasarkan masukan
tolerance > 0.10 dan VIF < 10, maka variabel independennya.
dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat multikolinieritas pada 4. Uji Autokorelasi
penelitian tersebut atau jika nilai Tujuan pengujian asumi klasik
tolerance < 0.10 dan VIF > 10, maka autokorelasi adalah untuk mengetahui
dapat disimpulkan bahwa terdapat dalam model regresi linier ada
multikolinieritas pada penelitian tidaknya korelasi antara kesalahan
tersebut. pengganggu pada data observasi dari
Hasil dari tabel uji satu pengamatan ke pengamatan lain.
multikolinieritas (terlampir, tabel 3) Hasil uji asumsi klasik
tersebut dapat dilihat bahwa, nilai (terlampir, tabel 4) menunjukkan
tolerance variabel VAIC sebesar besarnya nilai Durbin-Watson untuk
0.950, variabel dewan direksi sebesar variabel ROA adalah sebesar 2.135.
0.603, variabel dewan komisaris Menggunakan lima pengukuran
sebesar 0.685, variabel kepemilikan variabel independen dan sampel
manajerial sebesar 0.766, dan variabel berjumlah 63, didapatkan nilai dL =
kepemilikan institusi sebesar 0.800. 1.4265 dan nilai dU = 1.7671.Nilai dw
Sedangkan untuk nilai VIF variabel berada pada daerah dU < dw < 4-dU,
VAIC sebesar 1.053, variabel dewan sehingga dapat disimpulkan model
direksi sebesar 1.658, variabel dewan regresi terbebas dari problem
komisaris sebesar 1.460, variabel autokorelasi dan layak digunakan.
kepemilikan manajerial sebesar 1.305, Dalam penelitian ini, nilai Durbin-
dan variabel kepemilikan institusi Watson harus berada diantara 1.7671
sebesar 1.251. Nilai tolerance untuk (dU) dan 2.2329 (4-dU), agar tidak
semua variabel > 0.10 dan nilai VIF mengalami masalah autokorelasi.
semua variabel < 10, dapat Hasil analisis menunjukkan nilai
disimpulkan bahwa hasil pengujian ini Durbin-Watson untuk variabel
menunjukkan data yang dianalisis dependen ROA telah berada diantara
memenuhi asumsi klasik 1.7671 (dU) dan 2.2329 (4-dU),
multikolinearitas. sehingga dapat disimpulkan model
regresi terbebas dari masalah
3. Uji Heteroskedastisitas autokorelasi dan layak digunakan.
Pengujian penelitian ini
menggunakan grafik scatterplot. Jika Analisis Regresi
grafik scatterplot tidak ada pola yang Penelitian ini menggunakan
jelas dan titik-titik menyebar di atas analisis regresi berganda. Analisis regresi
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, berganda digunakan untuk menguji
sehingga dapat disimpulkan tidak basarnya pengaruh variabel indpenden
terjadi heterokedastisitas. yaituvalue added intellectual capital,
dewan direksi, dewan komisaris,
248
Rosalia Budi

kepemilikan manajerial, dan kepemilikan


institusi terhadap satu variabel dependen Hasil Uji Hipotesis
yaitu return n asset. Uji F
ROA =  + 1VAIC + 2DD+ 3DK Uji koefisien regresi secara
+4KM+ 5KI +  bersama-sama atau bisa disebut dengan uji
ROA = -0.029 + 0.003VAIC + 0.012DD+ F. Pengujian ini bertujuan untuk
0.002DK +0.376KM+ 0.060KI +  mengetahui besarnya pengaruh dari
variabel independen (value added
1. Nilai konstanta sebesar -0.029 intellectual capital, dewan direksi, dewan
(negatif), artinya apabila variabel komisaris, kepemilikan manajerial,
independen VAIC, dewan direksi, kepemilikan institusi) secara bersama-
dewan komisaris, kepemilikan sama atau simultan berpengaruh positif
manajemen, kepemilikan institusi terhadap variabel dependen (Return On
dalam model diasumsikan sama Asset).
dengan 0 atau konstan, maka return on Dari uji koefisien regresi simultan
asset akan berkurang sebesar 0.029. (terlampir, tabel 5), dapat dilihat pada tabel
2. Nilai koefisien regresi variabel value nilai F sebesar 2.419. Sedangkan nilai F
added intellectual capital (1) sebesar tabel penelitian ini sebesar 2.377, yang
0.003 (positif). Artinya setiap diperoleh dari tabel F statistik dengan df 1
kenaikan 1 satuan value added = (jumlah variabel – 1) = 6-1 = 5 dan df 2
intellectual capital akan = n-k-1 = 63-5-1 = 57. Nilai secara statistik
meningkatkan return on asset sebesar menunjukkan nilai F hitung 2.377
0.003 dengan asumsi variabel lain (2.419>2.377) dengan nilai signifikansi
bersifat konstan. sebesar 0.047 (0.047<0.05). Ini
3. Nilai koefisien regresi variabel dewan menunjukkan bahwa secara bersama-sama
direksi(2) sebesar 0.012 (positif). atau simultan variabel independen
Artinya setiap kenaikan 1 satuan memiliki pengaruh signifikan positif
dewan direksiakan meningkatkan terhadap variabel dependennya. Artinya,
return on asset sebesar 0.012 dengan variabel independen yaitu value added
asumsi variabel lain bersifat konstan. intellectual capital, dewan direksi, dewan
4. Nilai koefisien regresi variabel dewan komisaris, kepemilikan manajerial, dan
komisaris(3) sebesar 0.002 (positif). kepemilikan institusi secara bersama-sama
Artinya setiap kenaikan 1 satuan atau simultan berpengaruh terhadap return
dewan komisarisakan meningkatkan on asset.
return on asset sebesar 0.002 dengan
asumsi variabel lain bersifat konstan. Uji t
5. Nilai koefisien regresi variabel Penelitian ini menggunakan uji t
untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh
kepemilikan manajerial(4) sebesar
value added intellectual capital, dawn
0.376 (positif). Artinya setiap
direksi, dewan komisaris, kepemilikan
kenaikan 1 satuan kepemilikan
manajerial, dan kepemilikan institusi
manajerialakan meningkatkan return
terhadap return on asset. Nilai t tabel
on asset sebesar 0.376 dengan asumsi
sebesar 2.002 yang diperoleh dari df = n-k-
variabel lain bersifat konstan.
1 = 63-5-1 dengan signifikansi 0.05/2 =
6. Nilai koefisien regresi variabel
0.025. Hasil uji t (terlampir, tabel 6)
kepemilikan institusi(5) sebesar 0.060
1. Pengujian Hipotesis 1
(positif). Artinya setiap kenaikan 1
Pada tabel 5 merupakan hasil
satuan kepemilikan institusiakan
pengujian yang dapat dilihat bahwa
meningkatkan return on asset sebesar
nilai t hitung variabel value added
0.060 dengan asumsi variabel lain
intellectual capital sebesar 0.729
bersifat konstan.
dengan nilai signifikansi sebesar
0.469. Karena nilai –t tabel ≤ t hitung
249
Rosalia Budi

≤ t tabel (-2.002 ≤ 0.729 ≤ 2.002) dan 2.002 ≤ 0.966 ≤ 2.002) dan nilai
nilai signifikansi lebih dari 0.05 (0.469 signifikansi lebih dari 0.05 (0.338 >
> 0.05). Sehingga dapat disimpulkan 0.05). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa H01 diterima, maka variabel bahwa H05 diterima, maka variabel
value added intellectual capital tidak kepemilikan institusi tidak
berpengaruh terhadap variabel return berpengaruh terhadap variabel return
on asset (ROA). on asset (ROA).
2. Pengujian Hipotesis 2
Pada tabel 5 merupakan hasil Koefisien Determinan
pengujian yang dapat dilihat bahwa Nilai R2 yang telah disesuaikan
nilai t hitung variabel dewan direksi adalah antara 0 sampai dengan 1. Nilai R2
sebesar 2.284 dengan nilai signifikansi yang mendekati 1 berarti kemampuan
sebesar 0.026. Karena nilai t hitung > t variabel-variabel independen memberikan
tabel (2.284 > 2.002) dan nilai hampir semua informasi yang dibutuhkan
signifikansi kurang dari 0.05 (0.026 < untuk memprediksi variabel dependen.
0.05). Sehingga dapat disimpulkan Nilai R2 yang kecil atau dibawah 0.5
bahwa H02 ditolak, maka variabel berarti kemampuan variabel-variabel
dewan direksi berpengaruh terhadap independen dalam menjelaskan variabel
variabel return on asset (ROA). dependen sangat kecil(Ghozali, 2006).
3. Pengujian Hipotesis 3 Dari hasil uji menggunakan SPSS
Pada tabel 5 merupakan hasil 16.0 yang diperlihatkan (terlampir, tabel
pengujian yang dapat dilihat bahwa 7), dapat dilihat besarnya nilai Adjusted R2
nilai t hitung variabel dewan komisaris adalah 0.103 atau sebesar 10,3%. Hal ini
sebesar 0.225 dengan nilai signifikansi berarti 10,3% dari ROA, dapat dijelaskan
sebesar 0.823. Karena nilai –t hitung ≤ oleh variabel-variabel independen VAIC,
t hitung ≤ t tabel (-2.002 ≤ 0.225 ≤ dewan direksi, dewan komisaris,
2.002) dan nilai signifikansi lebih dari kepemilikan manajerial, kepemilikan
0.05 (0.823 > 0.05). Sehingga dapat institusi. Sedangkan sisanya sebesar 89,7%
disimpulkan bahwa H03 diterima, (100% - 10,3%) dijelaskan oleh variabel-
maka variabel dewan komisaris tidak variabel yang lain selain variabel penjelas
berpengaruh terhadap variabel return atau variabel independen di luar model
on asset (ROA). penelitian ini.
4. Pengujian Hipotesis 4
Pada tabel 5 merupakan hasil Pengaruh value added intellectual capital
pengujian yang dapat dilihat bahwa terhadap kinerja keuangan
nilai t hitung variabel kepemilikan Hasil analisis pengujian dengan
manajerial sebesar 2.009 dengan nilai menggunakan regresi linier berganda
signifikansi sebesar 0.049. Karena menunjukkan bahwa kinerja value added
nilai t hitung > t tabel (2.009 > 2.002) intellectual capital tidak berpengaruh
dan nilai signifikansi kurang dari 0.05 terhadap kinerja keuangan yang diukur
(0.049 < 0.05). Sehingga dapat dengan return on asset (ROA). Hasil
disimpulkan bahwa H04 ditolak, maka penelitian ini sejalan dengan penelitian
variabel kepemilikan manajerial yang dilakukan oleh(Wiranata &
berpengaruh terhadap variabel return Nugrahanti, 2013)dan penelitian(Santoso,
on asset (ROA). 2012)yang menyatakan bahwa value added
5. Pengujian Hipotesis 5 intellectual capital tidak mempengaruhi
Pada tabel 5merupakan hasil kinerja keuangan. Hal ini berarti besarnya
pengujian yang dapat dilihat bahwa value added yang timbul tidak akan
nilai t hitung variabel kepemilikan menaikan dari kinerja keuangan
institusi sebesar 0.966 dengan nilai perusahaan yang erat kaitannya dengan
signifikansi sebesar 0.338. Karena sumber daya manusia yang dimiliki..
nilai –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel (- Meskipun perusahaan dapat menyajikan
250
Rosalia Budi

laporan keuangan dengan tingkat akurasi Pengaruh dewan komisaris terhadap


yang tinggi dan memiliki sumber daya kinerja keuangan
manusia dengan kemampuan tinggi, hal Hasil analisis pengujian selanjutnya
tersebut bukan menjadi patokan dapat yaitu variabel dewan komisaris dengan
meningkatkan kinerja keuangan. Hal ini menggunakan regresi linier berganda
terjadi karena kurangnya kemampuan menunjukkan bahwa kinerja dewan
sumber daya yang dimiliki untuk komisaris tidak berpengaruh terhadap
mengelola value added yang timbul secara kinerja keuangan yang diukur dengan
efisien sehingga besarnya intellectual return on asset (ROA). Hasil penelitian ini
capital tidak akan berpengaruh terhadap sejalan dengan penelitian yang dilakukan
kinerja keuangan. Jadi value added oleh(Bukhori, 2012)yang menyatakan
intellectual capital tidak berperan penting bahwa dewan komisaris tidak
dalam kinerja keuangan karena ada mempengaruhi kinerja keuangan. Jumlah
indikasi penggunaan aktiva fisik (tetap) dewan komisaris yang semakin banyak
yang masih mendominasi untuk memberi membuat perusahaan mengalami kesulitan
kontribusi pada kinerja perusahaan. dalam menjalankan peran, diantaranya
kesulitan dalam mengkoordinir dan
Pengaruh dewan direksi terhadap berkomunikasi kerja dari masing-masing
kinerja keuangan dewan komisaris itu sendiri, kesulitan
Hasil analisis pengujian variabel mengendalikan dan mengawasi tindakan
dewan direksi dengan menggunakan manajemen, serta kesulitan dalam
regresi linier berganda menunjukkan mengambil keputusan yang berguna bagi
bahwa kinerja dewan direksi berpengaruh perusahaan.
terhadap kinerja keuangan yang diukur
dengan return on asset (ROA). Hasil Pengaruh kepemilikan manajerial
penelitian ini sejalan dengan penelitian terhadap kinerja keuangan
yang dilakukan oleh(Yudha, Latifah, & Hasil analisis pengujian variabel
Prasetyo, 2015) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial dengan
dewan direksimempengaruhi kinerja menggunakan regresi linier berganda
keuangan. Jumlah dewan direktur yang menunjukkan bahwa kepemilikan
besar menunjukkan bahwa dari sudut manajerial berpengaruh terhadap kinerja
resource dependence maka akan keuangan yang diukur dengan return on
menguntungkan perusahaan. Jumlah asset (ROA). Hasil penelitian ini sejalan
dewan direksi yang semakin besar dengan penelitian yang dilakukan
berkaitan dengan hal semakin sulitnya oleh(Yudha, Latifah, & Prasetyo, 2015)
pengawasan sehingga menimbulkan dan penelitian(Waskito, 2014) yang
permasalahan agensi ang muncul dari menyatakan bahwa kepemilikan
pemisahan antara manajemen dan control, manajerialmempengaruhi kinerja
serta dengan semakin besarnya dewan keuangan. Kepemilikan manajerial yang
direksi dapat meningkatkan permasalahan tinggi sehingga kinerja manajer dalam
dalam hal kmunikasi dan koordinasi. mengelola perusahaan optimal dan
Semakin besar jumlah dewan direksi pada manajer sebagai pemegang saham
perusahaan maka akan berdampak positif minoritas telah dapat berpartisipasi aktif
terhadap kinerja keuangan, karena dewan dalam membuat suatu keputusan dalam
direksi telah menjalankan fungsinya perusahaan. Rasa memiliki manajer atas
dengan mengawasi kualitas informasi perusahaan sebagai pemegang saham
pelaporan keuangan yang diberikan kepada cukup mampu membuat perbedaan dalam
pihak yang membutuhkan. pencapaian kinerja dibandingkan dengan
manajer murni sebagai tenaga professional
yang digaji perusahaan. Dapat dijelaskan
bahwa kepemilikan saham manajerial
dapat membantu penyatuan kepentingan
251
Rosalia Budi

antara manajer dan pemegang saham, metode purposive sampling yaitu sebanyak
sehingga semakin meningkat proporsi 21 perusahaan manufaktur sektor industri
kepemilikan saham manajerial maka dasar dan kimia periode tahun 2012-2014.
semakin baik kinerja perusahaan. Penelitian ini menggunakan variabel
independen value added intellectual
Pengaruh kepemilikan institusi capital, good corporate governance yang
terhadap kinerja keuangan diukur dengan dewan direksi dan dewan
Hasil analisis pengujian variabel komisaris, serta struktur kepemilikan.
kepemilikan institusional dengan Sedangkan variabel dependennya adalah
menggunakan regresi linier berganda kinerja keuangan. Alat analisis yang
menunjukkan bahwa kepemilikan digunakan untuk menguji pengaruh
institusional tidak berpengaruh terhadap variabel independen terhadap veriabel
kinerja keuangan yang diukur dengan dependen adalah analisis regresi berganda.
return on asset (ROA). Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sejalan dengan penelitian yang dilakukan value added intellectual capital tidak
oleh(Wiranata & Nugrahanti, 2013) dan berpengaruh terhadap kinerja. value added
penelitian(Waskito, 2014)yang intellectual capital tidak berperan penting
menyatakan bahwa kepemilikan dalam kinerja keuangan karena ada
institusional tidakmempengaruhi kinerja indikasi penggunaan aktiva fisik (tetap)
keuangan. Para pemilik institusionalakan yang masih mendominasi untuk memberi
menjual saham nya ke pasar apabila kontribusi pada kinerja perusahaan.
institusional merasa tidak puas atas kinerja Variabel selanjutnya yaitu good corporate
manajerial. Manajer akan bertindak lebih governance yang diwujudkan melalui
hati-hati dalam menjalankan aktifitas dewan direksi menunjukan bahwa
perusahaan ketika kepemilikan institusi berpengaruh terhadap kinerja. Dewan
mengalami perubahan perilaku dari pasif direksi telah menjalankan fungsinya
menjadi aktif yang dapat meningkatkan dengan mengawasi kualitas informasi
akuntabilitas manajerial.Berarti ini juga pelaporan keuangan yang diberikan kepada
kepemilikan instutisional tidak mampu pihak yang membutuhkan. Hasil pengujian
untuk mendorong peningkatan kinerja faktor good corporate governance yang
perusahaan. Adanya asimetri informasi lain yaitu dewan komisaris yang
antara manajer dan pihak pemegang saham menunjukan bahwa tidak berpengaruh
menyebabkan manajer selaku pengelola terhadap kinerja, karena dewan komisaris
perusahaan bisa mengendalikan yang semakin banyak membuat perusahaan
perusahaan karena memiliki informasi mengalami kesulitan dalam menjalankan
lebih mengenai perusahaan dibandingkan peran. Variabel kepemilikan manajemen
pemegang saham. Sehingga adanya dalam penelitian ini mendapatkan hasil
kepemilikan institusi tidak menjamin berpengaruh terhadap kinerja keuangan
monitoring kinerja manajer dapat berjalan kepemilikan saham manajerial dapat
efektif. membantu penyatuan kepentingan antara
manajer dan pemegang saham, sehingga
PENUTUP semakin meningkat proporsi kepemilikan
Kesimpulan saham manajerial maka semakin baik
Penelitian ini bertujuan untuk kinerja perusahaan. Selanjutnya hasil
mengetahui pengaruh Value Added penelitian variabel kepemilikan institusi
Intellectual Capital, Good Corporate tidak berpengaruh terhadap kinerja
Governance, dan Struktur Kepemilikan keuangan. Adanya asimetri informasi
terhadap kinerja keuangan. Populasi antara manajer dan pihak pemegang saham
penelitian ini menggunakan perusahaan menyebabkan manajer selaku pengelola
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek perusahaan bisa mengendalikan
Indonesia (BEI) periode tahun 2012-2014. perusahaan karena memiliki informasi
Pengambilan sampel diambil dengan lebih mengenai perusahaan dibandingkan
252
Rosalia Budi

pemegang saham. Sehingga adanya Terhadap Kinerja Perusahaan.


kepemilikan institusi tidak menjamin Jurnal Akuntansi dan Keuangan .
monitoring kinerja manajer dapat berjalan Sekaredi, S. (2011). Pengaruh Corporate
efektif. Governance Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan. In Skripsi.
Saran Semarang: Universitas Diponegoro.
Adapun saran untuk penelitian Soetedjo, S., & Mursida, S. (2014).
selanjutnya adalah (1) penelitian Pengaruh Intellectual Capital
selanjutnya diharapkan dapat Terhadap Kinerja Keuangan Pada
menambahkan jumlah sampel dari semua Perusahaan Perbankan. SNA 17
sektor agar dapat mewakili populasi. Dan Mataram, Lombok .
hendaknya penggunaan sampel bukan Tertius, M. A., & Christiawan, Y. J.
hanya dari sektor manufaktur saja. (2) (2015). Pengaruh Good Corporate
Penambahan faktor good corporate Governance terhadap Kinerja
governance struktur eksternal, seperti Perusahaan pada Sektor Keuangan.
pasar modal,pasar uang, regulator, dan Business Accounting Review .
profesi lainnya. (3) Penambahan faktor Waskito, T. (2014). Pengaruh Struktur
struktur kepemilikan, seperti kepemilikan Kepemilikan Manajerial,
pemerintah, kepemilikan asing, Kepemilikan Institusional, dan
kepemilikan keluarga. Ukuran Perusahaan Terhadap
Kinerja Keuangan. In Skripsi.
DAFTAR PUSTAKA Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
10.22202/economica.2016.v4.i2.382 Wiranata, Y. A., & Nugrahanti, Y. W.
Adeline, F. A. (2012). Pengaruh (2013). Pengaruh Struktur
Intellectual Capital Terhadap Kepemilikan Terhadap
Pengendalian Anggaran dan Profitabilitas Perusahaan
Kinerja Organisasi. In Skripsi. Manufaktur di Indonesia. Jurnal
Semarang: Universitas Diponegoro. Akuntansi dan Keuangan .
Bukhori, I. (2012). Pengaruh Good www.idx.co.id
Corporate Governance dan Ukuran Yudha, E. P., Latifah, S. W., & Prasetyo,
Perusahaan Terhadap Kinerja A. (2015). Pengaruh Corporate
Perusahaan. Diponegoro Journal Of Governance Terhadap Kinerja
Accounting . Keuangan Perusahaan Manufaktur
Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis yang Go Public di BEI. KRA II .
Multivariate dengan SPSS.
Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Santoso, S. (2012). Pengaruh Modal
Intelektual dan Pengungkapannya

253
Nilmadesri Rosya

LAMPIRAN

Tabel 1
Statistik Deskriptif
Variabel Mean Maksimum Minimum Std. Deviasi N
VAIC 3.43349 23.640 1.160 3.150143 63
DD 5.59 11 2 2.576 63
DK 4.46 9 2 1.730 63
KM .02952 .260 .000 .064469 63
KI .61175 .980 .000 .189094 63
ROA .10222 .350 .000 .087684 63
Keterangan:
VAIC : Value Added Intellectual Capital
DD : Dewan Direksi
DK : Dewan Komisaris
KM : Kepemilikan Manajerial
KI : Kepemilikan Institusi
ROA : Return On Asset

Tabel 2
One Sampel Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 63
a
Normal Parameters Mean .0000000
Std Deviation .7964042
Absolute .148
Positive .148
Negative -.105
Kolmogorov-Smirnov Z 1.176
Asymp. Sig. (2-Tailed) 0.126

254
Nilmadesri Rosya

Tabel 3
Tabel Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistic
Model Tolerance VIF
VAIC .950 1.053
DD .603 1.658
DK .685 1.460
KM .766 1.305
KI .800 1.251

Keterangan:
VAIC : Value Added Intellectual Capital
DD : Dewan Direksi
DK : Dewan Komisaris
KM : Kepemilikan Manajerial
KI : Kepemilikan Institusi
ROA : Return On Asset

Gambar 1

255
Nilmadesri Rosya

Tabel 4
Tabel Model Summary
Std. Error
Adjusted Durbin-
Model R R Square of the
R Square Watson
Estimate
1 .418a .175 .103 .083060 2.135
a. Predictors (Constant) : Kepemilikan Institusi, VAIC, Dewan Komisaris,
Kepemilikan Manajerial, Dewan Direksi
b. Dependent Variables : ROA

Tabel 5
Coefficientsa

Model Unstandardized t Sig. Collinearity


Coefficient Statistics
Std. Tolerance VIF
B Error
(Constant) -.029 .048 -.610 .544
VAIC .003 .003 .729 .469 .950 1.053
Dewan
Direksi .012 .005 2.284 .026 .603 1.658
Dewan
Komisaris .002 .007 .225 .823 .685 1.460
Kepemilikan
Manajerial .376 .187 2.009 .049 .766 1.305
Kepemilikan
Institusi .060 .062 .966 .338 .800 1.215
a. Dependent Variables : ROA

Tabel 6
Hasil Uji F
Sum of Mean
Squares Square
Model Df F Sig.
1 Regression .083 5 .017 2.419 0.047a
Residual .393 57 .007
Total .477 62

256
Nilmadesri Rosya

Tabel 7
Hasil Uji Regresi Berganda
Variabel Koefisie t Sig. Keterangan
n Regresi hitung
Konstanta -.029 -.610 .544 Tidak Berpengaruh
VAIC .003 .729 .469 Tidak Berpengaruh
Dewan Direksi .012 2.284 .026 Berpengaruh
Dewan Komisaris .002 .225 .823 Tidak Berpengaruh
Kepemilikan Manajerial .376 2.009 .049 Berpengaruh
Kepemilikan Institusi .060 .966 .338 Tidak Berpengaruh

Tabel 8
Koefisien Determinasi
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square
Estimate
1 .418a .175 .103 0.083060

257

Anda mungkin juga menyukai