Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)


adalah konsep manajemen perusahaan yang mengintegrasikan masalah sosial dan
lingkungan dalam kegiatan bisnis mereka, serta interaksi dengan para pemangku
kepentingan. Secara sederhana, CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah cara
perusahaan untuk menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi (mencari keuntungan
yang sebesar-besarnya) dengan kepentingan lingkungan dan sosial. Sekaligus memenuhi
harapan para pemegang saham dan para pemangku kepentingan yang terkait.
Konsep CSR yang diterapkan dengan baik dan benar dapat membawa banyak
keuntungan kompetitif. Keuntungan itu antara lain peningkatan akses modal, peningkatan
penjualan yang akhirnya meningkatkan keuntungan, penghematan biaya operasional
perusahaan, peningkatan produktivitas dan kualitas, peningkatan citra brand yang positif,
pengambilan keputusan yang baik dan proses manajemen risiko.

Dalam pengertian yang demikian, maka penting untuk membedakan CSR yang
disalurkan dalam bentuk konsep manajemen bisnis srategis, sponsorship, amal, dan
filantropi. Masing-masing jenis itu bisa mengurangi dampak negatif yang bisa timbul di
lingkungan usaha dan lingkungan sosial sekitarnya. Dengan demikian organisasi dapat
berkelanjutan secara finansial.

Bidang garap yang biasanya difasilitasi oleh CSR meliputi, eko-efisiensi,


pengelolaan lingkungan, sumber yang bertanggungjawab, standar ketenagakerjaan,
keterlibatan para pemangku kepentingan, hubungan baik antara karyawan dan masyarakat,
keseimbangan gender, kesetaraan sosial, tindakan anti-korupsi, hak asasi manusia, dan tata
kelola yang baik.

2.2 Etika Bisnis

Salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh perusahaan kepada masyarakat
adalah bersikap etis dan memiliki tanggung jawab sosial untuk memberikan manfaat yang
baik bagi masyarakat serta lingkungan.
Etika bisnis merupakan bagian daripada CSR yang mencakup bidang etika, hukum,
norma, ekonomi, serta tindakan lain yang diharapkan dapat dilakukan oleh perusahaan atau
organisasi sesuai dengan kepentingan masyarakat luas. Jika diibaratkan nih, etika bisnis
cuma salah satu bagian daripada sebuah gagasan yang besar dan inklusif, jiwa dari
pelaksanaan unit usaha. Sedangkan CSR merupakan gagasan yang besar dan inklusif itu
sendiri, manifestasi dari sebuah etika bisnis.

Etika bisnis berbicara tentang nilai yang dikandung oleh sebuah perusahaan atau
organisasi, apakah memiliki nilai yang baik atau yang buruk. Jika perusahaan memiliki
nilai yang baik dalam berbisnis dalam arti memiliki keputusan bisnis yang matang, etis,
dan benar sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku; tidak salah langkah dalam
bertindak; serta membawa kebaikan dan keuntungan bagi seluruh pihak, maka cara
perusahaan untuk mewujudkan tindakan dan keputusannya adalah dengan menjalankan
corporate social responsibility untuk menyebarkan dampak positifnya secara luas pada
masyarakat dan lingkungan.

Jika tindakan dan keputusan dari perusahaan malah berlaku sebaliknya, yaitu
menyebabkan kerusakan pada masyarakat serta lingkungan sekitar, maka perusahaan atau
organisasi akan dianggap tidak bertanggung jawab secara sosial serta tidak peduli akan
keberlangsungan lingkungan dan masyarakat, bahkan perusahaan itu sendiri untuk ke
depannya.

Setiap tindakan dan keputusan bisnis yang akan diambil oleh perusahaan sebaiknya
memang harus terbukti lulus secara etis terlebih dahulu sebelum ditindaklanjuti dan
direalisasikan dalam program jangka panjang perusahaan demi kepentingan semua pihak.

2.3 Kelangsungan Hidup

Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kelangsungan hidup berkaitan dengan


lingkungan eksternal maupun internal perusahaan. Lingkungan eksternal dalam hal ini
termasuk masyarakat dan wilayah/daerah tempat perusahaan berdiri dan lingkungan
internal yakni seluruh sumber daya penggerak perusahaan yang berasal dari dalam
perusahaan. Pada poin ini, kita hanya akan fokus pada lingkungan internal perusahaan dan
lingkungan eksternal berupa wilayah atau daerah tempat perusahaan dibangun dengan
sedikit pembahasan mengenai masyarakatnya. Karena tanggung jawab perusahaan
terhadap masyarakat akan dibahas lebih dalam pada poin selanjutnya yaitu Corporate
Citizenship.

a. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Kelangsungan Hidup Internal


Perusahaan

Saat ini tuntutan terhadap perusahaan semakin besar. Perusahaan diharapkan tidak
hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal (investor dan kreditor)
tetapi juga karyawan, konsumen serta masyarakat. Perusahaan mempunyai tanggung
jawab sosial terhadap pihak-pihak di luar manajemen dan pemilik modal. Akan tetapi
perusahaan kadangkala melalaikannya dengan alasan bahwa mereka tidak memberikan
kontribusi terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini disebabkan hubungan
perusahaan dengan lingkungannya bersifat non reciprocal yaitu transaksi antara keduanya
tidak menimbulkan prestasi timbal balik.

Di indonesia sendiri bukti dari pentingnya CSR dapat dilihat dari peraturan-
peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, seperti berikut :

- Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan


bahwa laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan salah
satu yang wajib disertakan dalam laporan tahunan
- Aturan Hukum CSR terkait Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PT PP No. 47
Tahun 2012 mengatakan, “Tanggung-jawab sosial dan lingkungan dikerjakan oleh
Direksi berdasar gagasan kerja tahunan Perseroan sesudah mendapatkan kesepakatan
Dewan Komisaris atau RUPS sesuai bujet dasar Perseroan, terkecuali ditetapkan lain
dalam ketentuan perundang-undangan.”
- Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 mengenai Penanaman Modal dimana Pasal 15
huruf b mengeluarkan bunyi: “Tiap penanam modal berkewajiban: melakukan
tanggung-jawab sosial perusahaan.”
- Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 mengenai Minyak dan Gas Bumi
- Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 mengenai Pertambangan Mineral dan Batubara

Berdasarkan pasal-pasal tersebut CSR dilaksanakan oleh Direksi berdasarkan


rencana kerja tahunan perseroan setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris atau
RUPS sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, kecuali ditentukan lain dalam peraturan
perundang-undangan. Hal ini berarti besaran dana CSR tidak spesifik, sesuai kebijakan
perusahaan. Kendati begitu, biaya CSR tetap wajib dikeluarkan, diperhitungkan, dan
dianggarkan oleh perusahaan sesuai dengan kepatutan dan kewajaran. Walaupun
peraturan-peraturan pemerintah tersebut belum benar-benar maksimal penerapan maupun
pengaruhnya, akan tetapi ini adalah langkah yang baik dalam mengembangkan kepedulian
akan lingkungan melalui CSR dan hal inilah yang perlu menjadi tugas Pemerintah dan
seluruh pihak perusahaan hingga masyarakat sekalipun untuk selalu peduli terhadap
lingkungan melalui implementasi CSR ini.

Pengungkapan Corporate Social Responsibility dapat berdampak baik bagi


perusahaan karena dengan adanya CSR perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap produk perusahaan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
mengungkapkan CSR. Sejalan dengan hal tersebut, maka reputasi perusahaan meningkat
dan kinerja perusahaan pun akan meningkat. Dengan melaksanakan CSR, citra perusahaan
akan semakin baik sehingga loyalitas konsumen makin tinggi. Seiring meningkatnya
loyalitas konsumen dalam waktu yang lama, maka penjualan perusahaan akan semakin
membaik, dan pada akhirnya dengan pelaksanaan CSR, diharapkan tingkat profitabilitas
perusahaan juga meningkat.

Namun sebaliknya apabila perusahaan tidak memperhatikan CSR tentu seiring


berjalannya waktu, dampak CSR yang diabaikan akan mempengaruhi citra perusahaan dan
kondisi lingkungan yang mampu mempengaruhi kelangsungan hidup internal perusahaan
sebab melanggar peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait CSR
tersebut, sesuai Perda dalam Bab XII tentang sanksi Pasal 35 berbunyi jika perusahaan
tidak mengeluarkan CSR maka sanksi berupa peringatan tertulis sebanyak tiga kali,
pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha dan pencabutan izin kegiatan
usaha.

b. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Kelangsungan Hidup Eksternal


Perusahaan

Semakin parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun dunia,


mulai dari penggundulan hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim menjadi
bukti bahwa perusahaan manapun perlu lebih serius dalam mengembangkan tanggung
jawab sosial perusahaan mereka.
Masih banyaknya kasus pencemaran lingkungan termasuk salah satunya di
Indonesia sendiri, khususnya tanah akibat pencemaran limbah B3(Bahan Beracun dan
Berbahaya) pada kategori Tanah Terkontaminasi Minyak Bumi yang dihasilkan oleh
perusahaan migas menjadi perhatian pemerintah. Seperti yang diberitakan media
radarcirebon.com bahwa pada awal Januari 2019 bahwa PT Chevron Pacific Indonesia
merupakan penghasil terbesar limbah beracun yang mencapai 27.275,6 ton hingga 2018.
Catatan Kementerian ESDM menunjukkan 10 perusahaan pengelola tambang migas
memiliki total limbah B3 mencapai 30.987,51 ton untuk tanah terkontaminasi, 6.081,22
ton untuk limbah sisa operasi, dan 33.128,62 ton untuk limbah sisa produksi.

Program CSR lingkungan hidup penting untuk meminimalisir dampak negatif yang
ditimbulkan dari polusi udara, tanah, dan air tadi. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:

● Polusi Udara: Beberapa proses produksi menimbulkan polusi udara yang sangat
berbahaya bagi kesehatan masyarakat seperti menimbulkan penyakit saluran
pernapasan. Polusi udara biasanya disebabkan oleh polusi kendaraan ataupun
polusi pabrik. Suatu perusahaan tentunya mempunyai tujuan untuk menghasilkan
suatu produk yang baik dengan begitu mereka berusaha agar yang dihasilkan tidak
membahayakan lingkungan, contohnya pada perusahaan otomotif dan baja yang
telah mengurangi polusi udara dengan mengubah proses produksinya sehingga
lebih sedikit karbondioksida yang dilepas ke udara.
● Polusi Tanah: Tanah tercemari oleh limbah beracun yang dihasilkan dari beberapa
proses produksi. Akibatnya tanah menjadi tidak subur dan akan berdampak buruk
bagi pertanian. Dengan begitu perusahaan harus mempunyai strategi yang
mengarah pada pencegahan terhadap polusi tanah. Misalnya perusahaan merevisi
produksi dan pengemasan guna mengurangi jumlah limbah, menyiapkan tempat
khusus pembuangan limbah pabrik, dan melakukan daur ulang guna membatasi
penggunaan bahan baku sehingga tidak menjadi limbah padat.
● Polusi Air: Polusi air biasanya disebabkan oleh pembuangan sampah dan limbah
ke sungai, danau, maupun laut. Limbah tersebut akan menjadikan air beracun serta
mematikan organisme yang ada di dalam air. Ada dua cara untuk menanggulangi
pencemaran tersebut yaitu penanggulangan secara non teknis dan teknis.
Penanggulangan non teknis yaitu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan
dengan cara menciptakan undang-undang yang dapat merencanakan, mengatur,
dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri sehingga tidak terjadi
pencemaran. Sedangkan penanggulangan secara teknis misalnya dengan mengolah
limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.

Namun, jika perusahaan-perusahaan tidak benar-benar serius mengatasi persoalan


CSR ini, sudah dapat dipastikan kedepannya dampak buruk terkait pencemaran lingkungan
ini akan mempengaruhi apapun dan siapapun. Kelangsungan hidup lingkungan eksternal
perusahaan akan terancam mengingat pencemaran disini mencakup tanah, air, dan udara
yang menjadi komponen penting bagi hewan, tumbuhan hingga manusia.

Berdasarkan hal tersebut sudah sepatutnya tiap negara mewajibkan perusahaan-


perusahaan terkait untuk melaksanakan CSR. Elkington dalam bukunya “Cannibals with
Forks: The Tripple Bottom Line in 21st Century Business” menegaskan bahwa perusahaan
yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit), melainkan juga
harus memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan
masyarakat (people).

- Profit atau keuntungan menjadi tujuan utama dan terpenting dalam setiap kegiatan usaha.
Tidak heran bila fokus utama dari seluruh kegiatan dalam perusahaan adalah mengejar
profit dan mendongkrak harga saham setinggi-tingginya, karena inilah bentuk tanggung
jawab ekonomi yang paling esensial terhadap pemegang saham. Aktivitas yang dapat
ditempuh untuk mendongkrak profit antara lain dengan meningkatkan produktivitas dan
melakukan efisiensi biaya. Peningkatan produktivitas bisa diperoleh dengan
memperbaiki manajemen kerja mulai penyederhanaan proses, mengurangi aktivitas yang
tidak efisien, menghemat waktu proses dan pelayanan. Sedangkan efisiensi biaya dapat
tercapai jika perusahaan menggunakan material sehemat mungkin dan memangkas biaya
serendah mungkin.

- Planet atau lingkungan merupakan lingkungan fisik (sumber daya fisik) perusahaan.
Lingkungan fisik memiliki pengaruh terhadap eksistensi perusahaan. Mengingat,
lingkungan merupakan penopang perusahaan. Hubungan perusahaan dengan lingkungan
alam bersifat sebab akibat. Kerusakan lingkungan dan eksploitasi tanpa batas, cepat atau
lambat dapat menghancurkan perusahaan dan masyarakat. Sehingga perusahaan harus
meningkatkan kualitas lingkungan sekitar dan meminimalisir gangguan dalam
lingkungan tersebut serta harus memperhatikan keragaman hayati. Beberapa program
CSR yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup,
penyediaan sarana air bersih, perbaikan permukiman, dan pengembangan pariwisata.

- People dalam hal ini diartikan stakeholders yang penting bagi perusahaan, karena
dukungannya sangat diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup, dan
perkembangan perusahaan. Perlu juga disadari bahwa operasi perusahaan berpotensi
memberi dampak kepada stakeholders. Maka dari itu perusahaan perlu berkomitmen
untuk berupaya memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada stakeholders. 10
Diantaranya perusahaan dapat mengembangkan program CSR seperti pemberian
beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan
perusahaan dapat merancang skema perlindungan sosial bagi warga setempat.

Contoh Perusahaan Dunia dan Indonesia yang Telah Melakukan CSR

1. Starbucks. Selama lebih dari empat dekade Starbucks berdiri, dan sejak awal
beroperasi, kedai kopi asal Amerika itu bekerja keras untuk membangun dan
menerapkan etika kerja bagi karyawannya. Majalah Fortune menempatkan Starbucks
di posisi kelima sebagai 'Most Socially Responsible Company 2012'. Ada sejumlah
alasan yang memperkuat pengukuhan ini. Salah satunya, Starbucks diketahui secara
konsisten terus mencari upaya terbaik untuk mengembangkan produksi kopi yang
berkelanjutan, atau yang disebut dengan C.A.F.E Practices. Starbucks juga mendukung
gerakan 'Ethos Water', yang menyediakan air bersih bagi miliaran orang yang
membutuhkan.
2. Disney sangat dikenal di seluruh dunia. Meskipun perusahaan telah ada sejak lama,
Disney merupakan salah satu perusahaan yang reputasinya masih bersinar. The Walt
Disney Company memfokuskan sebagian besar bisnisnya untuk aksi tanggung jawab
sosial, komunitas, lingkungan, termasuk aksi sukarela. Disney dikenal sebagai
penyumbang terbesar untuk korban bencana alam, seperti saat gempa bumi di Haiti
pada 2010. Perusahaan juga tertarik dalam aksi melindungi lingkungan, mendukung
film-film tentang alam hingga menanam pohon di hutan hujan dan melindungi ribuan
hektar terumbu karang.
3. Danone(Air Mineral Aqua) melakukan program CSR disebut WASH (water access,
sanitation, hygiene program) yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
lingkungan masyarakat pra-sejahtera dan berkontribusi secara aktif serta berkelanjutan
untuk memberikan solusi atas permasalahan yang berhubungan dengan penyediaan air
bersih di Indonesia. Program inikita kenal dengan “1 liter aqua untuk 10 liter air bersih”.
4. PT Sinde Budi Sentosa (Larutan Cap Badak) melakukan program CSR dengan cara
melestarikan habitat Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Program ini atas
kerjasama antara Sinde dan WWF Indonesia, dimana sinde mendonasikan dana dari
hasil penjualan produknya untuk program pelestarian Badak Jawa.

2.4 Corporate citizenship

a. Pengertian Corporate Citizenship


Corporate Citizenship melibatkan tanggung jawab sosial bisnis dan sejauh mana
mereka memenuhi tanggung jawab hukum, etika, dan ekonomi, sebagaimana ditetapkan
oleh pemegang saham. Sebagai salah satu cara perusahaan untuk memperbaiki reputasi
dan meningkatkan keunggulan kompetitif.

Corporate Citizenship menjadi semakin penting karena investor individu dan


institusional mulai mencari perusahaan yang memiliki orientasi tanggung jawab sosial
seperti praktik lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) mereka.

Citizenship perusahaan mengacu pada tanggung jawab perusahaan terhadap


masyarakat. Tujuannya adalah untuk menghasilkan standar hidup dan kualitas hidup yang
lebih tinggi bagi masyarakat di sekitarnya dan tetap menjaga profitabilitas bagi pemangku
kepentingan.

Tuntutan untuk perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial terus tumbuh,
mendorong investor, konsumen, dan karyawan untuk menggunakan kekuatan individu
mereka untuk memaksa manajemen perusahaan bekerja lebih keras, berpikir lebih kreatif,
dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai mereka atau berisiko terkena dampak negatif. jika
mereka tidak berbagi atau mengikuti nilai-nilai ini.

Semua bisnis memiliki tanggung jawab etika dan hukum dasar; namun, sebagian
besar bisnis yang berhasil membangun landasan Corporate Citizenshipi yang kuat,
menunjukkan komitmen terhadap perilaku etis dengan menciptakan keseimbangan antara
kebutuhan pemegang saham dan kebutuhan masyarakat dan lingkungan sekitar. Praktik-
praktik ini membantu mendatangkan konsumen dan membangun loyalitas merek dan
perusahaan.
Perusahaan melewati berbagai tahapan selama proses pengembangan Corporate
Citizenship. Perusahaan naik ke tahap yang lebih tinggi dari Corporate Citizenship
berdasarkan kapasitas dan kredibilitas mereka saat mendukung aktivitas komunitas,
pemahaman yang kuat tentang kebutuhan komunitas, dan dedikasi mereka untuk
memasukkan Citizenshipke dalam budaya dan struktur perusahaan mereka.

b. Manfaat Corporate Citizenship


Berikut merupakan manfaat dari Corporate Citizenship :

1. Hubungan karyawan yang sangat baik dengan meningkatkan moral perusahaan,


partisipasi, produktivitas, dan retensi: Fun Town mencapai ini dengan memperlakukan
karyawan dan komunitas mereka secara etis. Faktanya, Fun Town cukup pintar untuk
menyadari bahwa karyawan mereka adalah komunitas dan mencari cara agar mereka
bertindak sebagai duta di seluruh kota.

Misalnya, karyawan berpartisipasi dalam berbagai acara amal, seperti Habitat for
Humanity, menyumbang ke pantri makanan lokal, dan memberikan lokakarya teknik
tentang desain kendaraan ke sekolah menengah setempat.

2. Meningkatkan hubungan pelanggan dengan memperlakukan pelanggan mereka secara


etis dan mendengarkan keinginan, kebutuhan, dan umpan balik mereka: Fun Town
melakukan survei konstan di taman mereka dan di kota untuk mengetahui pendapat
konsumen. Mereka juga menawarkan hari apresiasi pelanggan dengan harga taman
'throwback' hingga $10 untuk memasuki taman.
3. Peningkatan pemasaran terjadi karena pelanggan lebih mudah menerima perusahaan
etis dan produk mereka: Fun Town memiliki citra perusahaan yang sangat baik, yang
menghasilkan pelanggan lebih memilih taman mereka daripada pesaing. Hal ini
memungkinkan perusahaan untuk menawarkan harga prestise, atau harga tinggi, untuk
masuk ke taman mereka karena reputasi, layanan pelanggan, dan kualitas tinggi
mereka.

c. Tahapan Corporate Citizenship


Ada lima tahap Corporate Citizenship yang akan dilalui oleh semua perusahaan
saat mereka memperoleh lebih banyak pengalaman dan pemahaman. Di setiap tahapan,
dimensi berikut muncul: konsep kewarganegaraan, niat strategis, kepemimpinan, struktur,
manajemen masalah, hubungan pemangku kepentingan, dan transparansi. Mari kita lihat
bagaimana Fun Town melewati setiap tahapan:
1. Elementary
2. Engaged
3. Innovative
4. Integrated
5. Transforming

Pada tahap Elementary, aktivitas kewargaan perusahaan bersifat mendasar dan


tidak terdefinisi karena hanya ada sedikit kesadaran perusahaan dan sedikit atau bahkan
tidak ada keterlibatan manajemen senior. Usaha kecil, khususnya, cenderung bertahan di
tahap ini. Mereka mampu mematuhi hukum kesehatan, keselamatan, dan lingkungan
standar, tetapi mereka tidak memiliki waktu atau sumber daya untuk sepenuhnya
mengembangkan keterlibatan masyarakat yang lebih besar.

Pada tahap Engaged, perusahaan akan sering mengembangkan kebijakan yang


mendorong keterlibatan karyawan dan manajer dalam aktivitas yang melebihi kepatuhan
dasar terhadap hukum dasar. Kebijakan Citizenship menjadi lebih komprehensif pada
tahap Innovative, dengan peningkatan pertemuan dan konsultasi dengan pemegang saham
dan melalui partisipasi dalam forum dan outlet lain yang mempromosikan kebijakan
Corporate Citizenship yang inovatif. Pada tahap Integrated, kegiatan Citizenship
diformalkan dan berbaur secara lancar dengan operasi rutin perusahaan. Kinerja dalam
kegiatan masyarakat dipantau, dan kegiatan ini diarahkan ke lini bisnis.
Begitu perusahaan mencapai tahap transforming, mereka sangat menyadari bahwa
Corporate Citizenship merupakan bagian integral dari strategi perusahaan. Ini memicu
pertumbuhan penjualan, memungkinkan ekspansi ke pasar baru, memungkinkan
perekrutan talenta terbaik, memungkinkan memperoleh modal yang lebih murah, dan
membangun ikatan emosional dan kecintaan terhadap merek. Keterlibatan ekonomi dan
sosial adalah aktivitas yang menyatu dari operasi sehari-hari perusahaan pada tahap ini.

d. Starbucks Sebagai Contoh

Jauh sebelum penawaran umum perdana (IPO) pada tahun 1992, Starbucks dikenal
karena rasa tanggung jawab sosial perusahaannya yang tinggi, dan komitmennya terhadap
keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Starbucks telah mencapai tonggak
kewarganegaraan korporat termasuk:
A. Mencapai 99% kopi yang bersumber secara etis
B. Menciptakan jaringan petani global
C. Merintis green building di seluruh tokonya
D. Menyumbang jutaan jam pelayanan masyarakat
E. Membuat terobosan program perguruan tinggi untuk mitra/karyawannya

Tujuan Starbucks termasuk mempekerjakan 10.000 pengungsi di 75 negara,


mengurangi dampak lingkungan dari cangkirnya, dan melibatkan karyawannya dalam
kepemimpinan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai