Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dina Meisya

Nim : 20210410242

Kelas : F Manajemen

Implementasi CSR Dalam Perusahaan

Latar Belakang

Tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan atau dengan kata lain Corporate
Social Responsibility (CSR) merupakan suatu tanggung jawab berkelanjutan yang
dikeluarkan oleh pihak perusahaan dalam menjaga hubungan sosial dan lingkungan wilayah
sekitar perusahaan dimana pada tanggung jawab tersebut tidak mengabaikan kemampuan dari
perusahaan.¹

Dalam pelaksanaan aktivitas bisnisnya, perusahaan bukan hanya berkeinginan untuk


mendapatkan keuntungan secara finansial saja, namun dengan tujuan meraih keuntungan
sosial juga menjadi tujuan utama perusahaan dengan maksud menguatkan pendapatan
finansial. Hal ini perlu dilakukan suatu perusahaan dalam tujuan mempertahankan pelanggan
(customer) sebagai bentuk penguatan komsumen (consumer). Dengan maksud
mempertahankan konsumen, segala usaha dilakukan perusahaan dan tak jarang pula
menyebabkan terjadinya pelanggaran-pelanggaran etika, dan pada akhirnya berdampak
negative bagi konsumen atau orang diluar korporat. Kepercayaan (trust) dari masyarakat
setempat terhadap perusahaan sangat diperlukan untuk memperoleh keuntungan sosial
perusahaan dan pada akhirnya akan dapat menyebabkan pencegahan terhadap konflik sosial
antara masyarakat setemmpat terhadap perusahaan sangat diperlukan untuk memperoleh
keuntungan sosial perusahaan dan pada akhirnya akan dapat menyebabkan pencegahan
terhadap konflik sosial antara masyarakat dengan perusahaan. Begitu juga antara perusahaan
dengan karyawannya, dengan jaringan pemangku kepentingannya (stakeholder) terjalin
hubungan kepercayaan dan adanya ikatan antara karyawan dengan perusahaan.²

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility sudah diatur pada ketentuan pasal 74


undang-undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang berbunyi ketentuan Ayat
1 dijelaskan bahwa “Tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan wajib dilakukan oleh
perusahaan yang berkegiatan usaha dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam”.
Dalam hal ini maka pelaksanaa kegiatan daripada CSR ini wajib hukumnya untuk
dilaksanakan, apabila sebuah perusahaan tidak melaksanakan nya maka akan dikenakan
sanksi administrative dan sanksi lainnya sesuai dengan ketentun peraturan perundang-
undangan.

Dengan adanya kewajiban pelaksanaan kegiatan CSR diharapkan perusahaan bukan


hanya menerima hak untuk meraih keuntungan saja, dengan penggunaan sumber daya alam,
melainkan harus menjalankan kewajiban dalam memperhatikan kepentingan masyarakat dan
memperbaiki lingkungan sekitar perusahaan yang terkena dampak dari kegiatan usahanya
sebagai bentuk tanggungjawab dari kegiatan usaha perusahaan.

Adapun perusahaan yang tergolong wajib melakukan CSR adalah PT.Indocement


Tunggal Prakarsa Tbk. Perusahaan tersebut merupakan salah satu korporat penghasil semen
di Indonesia yang saat ini sudah memiliki 13 pabrik yang berlokasi dipulau Kalimantan dan
Pulau Jawa serta memiliki 9 terminal yang salah satunya ada dipelabuhan lembar, Pulau
Lombok Nusa Tenggara Barat.

Secara umum, perhatian para pembuat kebijakan terhadap CSR saat ini telah
menunjukkan adanya kesadaran bahwa terdapat potensi timbulnya dampak buruk dari suatu
kegiatan usaha. Dampak buruk tersebut tentunya harus direduksi sedemikian rupa sehingga
tidak membahayakan kemaslahatan masyarakat sekaligus tetap bersifat kondusif terhadap
iklim usaha. Konsep dan praktik CSR sudah menunjukkan gejala baru sebagai keharusan
yang realistis diterapkan. Para pemilik modal tidak lagi menganggap CSR sebagai
pemborosan. Masyarakat pun menilai hal tersebut sebagai suatu yang perlu, ini terkait dengan
meningkatnya kesadaran sosial kemanusiaan dan lingkungan.

¹Budi Untung, CSR dalam Dunia Bisnis Yogyakarta : CV ANDI OFFSET, 2014 Hal.1
²Bambang Rudinto dan Melia Famiola, Corporate Social Responsibility, Edisi Revisi,
Bandung Rekayasa Sains, 2019. Hal. 1-2
Pembahasan

Corporate Social Responsibility (CSR) ialah sebuah pendekatan dimana perusahaan


mengintegrasikan kepedulian sosial di dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi
mereka dengan para stakeholder berdasarkan prinsip kemitraan dan kesukarelaan
(Nuryana, 2005).
Menurut Zadek, Fostator dan Rapnas; CSR adalah bagian yang tidak terpisahkan
dari strategi bersaing jagka panjang yang berorientasi pada avokasi pendampingan &
kebijakan publik.CSR (Program Corporate Social Reponsibility) merupakan salah satu
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 Undang-
undang Perseroan Terbatas (UUPT) yang baru. Undang-undang ini disyahkan dalam
sidang paripurna DPR.
Dalam pasal 74 ayat 1 diatur mengenai kewajiban Tanggungjawab sosial dan
lingkungan bagi perseroan yang menangani bidang atau berkaitan dengan SDA, ayat 2
mengenai perhitungan biaya dan asas kepatutan serta kewajaran, ayat 3 mengenai sanksi,
dan ayat 4 mengenai aturan lanjutan. Ketiga, Undang-Undang No.25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyebutkan bahwa “Setiap penanam modal
berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”.
Namun UU ini baru mampu menjangkau investor asing dan belum mengatur secara
tegas perihal CSR bagi perusahaan nasional. Tentu saja kedua ketentuan undang-undang
tersebut diatas membuat fobia sejumlah kalangan terutama pelaku usaha swasta lokal.
Apalagi munculnya Pasal 74 UU PT yang terdiri dari 4 ayat itu sempat mengundang
polemik. Pro dan kontra terhadap ketentuan tersebut masih tetap berlanjut sampai
sekarang. Kalangan pelaku bisnis yang tergabung dalam Kadin dan Asosiasi Pengusaha
Indonesia (Apindo) yang sangat keras menentang kehadiran dari pasal tersebut.
Jika ditarik pada berbagai pengertian di atas maka CSR merupakan komitmen
perusahaan terhadap kepentingan pada stakeholders dalam arti luas dari sekedar
kepentingan perusahaan belaka. Dengan kata lain, meskipun secara moral adalah baik
bahwa perusahaan maupun penanam modal  mengejar keuntungan, bukan berarti
perusahaan ataupun penanam modal dibenarkan mencapai keuntungan dengan
mengorbankan kepentingan-kepentngan pihak lain yang terkait.
A. Teori Triple Bottom Line
Dewasa ini konsep CSR semakin berkembang, dan dengan berkembangnya konsep
CSR tersebut maka banyak teori yang muncul yang diungkapkan mengenai CSR ini.
Salah satu yang terkenal adalah teori triple bottom line dimana teori ini memberi
pandangan bahwa jika sebuah perusahaan ingin mempertahankan kelangsungan
hidupnya, maka perusahaan tersebut harus memperhatikan “3P”. Selain mengejar
keuntungan (profit), perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan
kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga
kelestarian lingkungan (planet) (Yusuf wibisono, 2007).
 Profit (Keuntungan)
Profit atau keuntungan menjadi tujuan utama dan terpenting dalam setiap
kegiatan usaha. Tidak heran bila fokus utama dari seluruh kegiatan dalam perusahaan
adalah mengejar profit dan mendongkrak harga saham setinggi-tingginya. karena
inilah bentuk tanggung jawab ekonomi yang paling esensial terhadap pemegang
saham. Aktivitas yang dapat ditempuh untuk mendongkrak profit antara lain dengan
meningkatkan produktivitas dan melakukan efiisensi biaya.Peningkatan produktivitas
bisa diperoleh dengan memperbaiki manajemen kerja mulai penyederhanaan proses,
mengurangi aktivitas yang tidak efisien, menghemat waktu proses dan pelayanan.
Sedangkan efisiensi biaya dapat tercapai jika perusahaan menggunakan material
sehemat mungkin dan memangkas biaya serendah mungkin (Yusuf wibisono, 2007).
 People (Masyarakat Pemangku Kepentingan)
People atau masyarakat merupakan stakeholders yang sangat penting bagi
perusahaan, karena dukungan masyarakat sangat diperlukan bagi keberadaan,
kelangsungan hidup, dan perkembangan perusahaan. Maka dari itu perusahaan perlu
berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada
masyarakat. Dan perlu juga disadari bahwa operasi perusahaan berpotensi memberi
dampak kepada masyarakat. Karena itu perusahaan perlu untuk melakukan berbagai
kegiatan yang dapat menyentuh kebutuhan masyarakat (Yusuf wibisono, 2007).
 Planet (Lingkungan)
Planet atau Lingkungan adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang dalam
kehidupan manusia. Karena semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia sebagai
makhluk hidup selalu berkaitan dengan lingkungan misalnya air yang diminum,
udara yang dihirup dan seluruh peralatan yang digunakan, semuanya berasal dari
lingkungan. Namun sebagaian besar dari manusia masih kurang peduli terhadap
lingkungan sekitar. Hal ini disebabkan karena tidak ada keuntungan langsung yang
bisa diambil didalamnya.
Karena keuntungan merupakan inti dari dunia bisnis dan itu merupakan hal yang
wajar. Maka, manusia sebagai pelaku industri hanya mementingkan bagaimana
menghasilkan uang sebanyak-banyaknya tanpa melakukan upaya apapun untuk
melestarikan lingkungan. Padahal dengan melestarikan lingkungan, manusia justru
akan memperoleh keuntungan yang lebih, terutama dari sisi kesehatan, kenyamanan,
di samping ketersediaan sumber daya yang lebih terjamin kelangsungannya (Yusuf
wibisono, 2007).

B. Dasar Hukum Corporate Social Responsibility (CSR)


Landasan hukum yang menyangkut CSR terdapat dalam: UU. 40 tahun 2007
yang berisi peraturan mengenai diwajibkannya melakukan CSR. Direksi yang
bertanggung jawab bila ada permasalahan hukum yang menyangkut perusahaan & CSR.
Penjelasan pasal 15 huruf b UU Penanaman Modal menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan “tanggung jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang
melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan
yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya
masyarakat setempat.

C. Alasan Terkait CSR dengan Bisnis


Hasil Survey "The Millenium Poll on CSR" (1999) yang dilakukan oleh
Environics International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales
Business Leader Forum (London) di antara 25.000 responden dari 23 negara
menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan
bahwa etika bisnis, praktik terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan, yang
merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) akan paling berperan.
Sedangkan bagi 40% lainnya, citra perusahaan & brand image-lah yang akan paling
memengaruhi kesan mereka. Hanya 1/3 yang mendasari opininya atas faktor-faktor
bisnis fundamental seperti faktor finansial, ukuran perusahaan,strategi perusahaan, atau
manajemen.
Lebih lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang dinilai tidak melakukan
CSR adalah ingin "menghukum" (40%) dan 50% tidak akan membeli produk dari
perusahaan yang bersangkutan dan/atau bicara kepada orang lain tentang kekurangan
perusahaan tersebut.
D. Prinsip-Prinsip yang Harus Dipegang dalam Melaksanakan CSR
Prinsip pertama adalah kesinambungan atau sustainability. Ini bukan berarti
perusahaan akan terus-menerus memberikan bantuan kepada masyarakat. Tetapi,
program yang dirancang harus memiliki dampak yang berkelanjutan. CSR berbeda
dengan donasi bencana alam yang bersifat tidak terduga dan tidak dapat di prediksi. Itu
menjadi aktivitas kedermawanan dan bagus.
Prinsip kedua, CSR merupakan program jangka panjang. Perusahaan mesti
menyadari bahwa sebuah bisnis bisa tumbuh karena dukungan atmosfer sosial dari
lingkungan di sekitarnya. Karena itu, CSR yang dilakukan adalah wujud pemeliharaan
relasi yang baik dengan masyarakat. Ia bukanlah aktivitas sesaat untuk mendongkrak
popularitas atau mengejar profit.
Perinsip ketiga, CSR akan berdampak positif kepada masyarakat, baik secara
ekonomi, lingkungan, maupun sosial. Perusahaan yang melakukan CSR mesti peduli dan
mempertimbangkan sampai kedampaknya.

Kesimpulan
CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan tanggung jawab sosial dari
perusahaan pada dasarnya memiliki konsep dengan visi yang sama yang untuk
pembangunan yang berkelanjutan. Konsep yang dikembangkan disesuiakan dengan
dimensi-dimensi yang ingin diterapakan oleh perusahaan. berbicara tentang visi
keberlanjutan dari CSR, hal ini berkaitan dengan proses-proses yang menjadi tahapan
yang harus dilewati oleh perusahaan. Mislanya dari segi CSR untuk pemeberdayaan
masyarakat penerapan CSR dimulai dari pengokohan perusahaan untuk mencapai
keberhasilan dari segi finansial, kemudian ekonomi, sehingga dapat berdampak pad
sosial dan lingkungan. Sementara itu, adanya isue-isue yang berkembang dalam
penerapan CSR ini juga menjadi hal yang perlu diantisipasi terlebih jika isue yang
dimaksud lebih kepada pemaksimalan damapak negatif adanya.
Daftar Pustaka
http://i-makalah.blogspot.com/2013/02/tanggung-jawab-sosial-perusahaan-csr.html,
http://romannaart.blogspot.com/2013/05/makalah-csr.html,
http://warnetblacktoili12.blogspot.com/2013/07/makalah-csr.html

Anda mungkin juga menyukai