PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis untuk
bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan
publik eksternal. CSR merupakan komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara
legal dan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya,
komunitas lokal, dan komunitas luas. Konsep CSR melibatkan tanggung jawab kemitraan antara
pemerintah, perusahaan, dan komunitas masyarakat setempat yang bersifat aktif dan dinamis.
Terdapat tiga alasan penting mengapa perusahaan harus melaksanakan CSR, khususnya terkait
dengan perusahaan ekstraktif. Pertama, perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan oleh
karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Kedua, kalangan bisnis
dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme, sehingga bisa
tercipta harmonisasi hubungan bahkan pendongkrakan citra dan performa perusahaan. Ketiga,
kegiatan CSR merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindarkan konflik sosial.
PT. Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan pertambangan yang mayoritas sahamnya
dimiliki Freeport-MCMoRan Copper & Gold Inc. sebuah perusahaan Amerika Serikat. PT. Freeport
Indonesia merupakan penghasil emas terbesar di dunia dan memiliki dua tambang di Papua, yaitu
tambang Erstberg (sejak tahun 1967) dan tambang Grasberg (sejak tahun 1988). Keberadaan PT.
Freeport Indonesia telah memberikan manfaat langsung dan tidak langsung bagi negara Indonesia
dimana 33 milliar dollar AS dari tahun 1992 –2004 telah berikan kepada Pemerintah Indonesia.
Perusahaan sudah melaksanakan tanggung jawab sosial kepada masyarakat dan lingkungan sekitar,
dibuktikan dengan PT. Freeport Indonesia telah mempekerjakan orang-orang Papua diarea
pertambangan dan melakukan konservasi terhadap lingkungan. Akan tetapi kesejahteraan penduduk
Papua tak secara otomatis bergerak naik dengan adanya PT. Freeport Indonesia. Di wilayah operasi
PT. Freeport Indonesia, sebagian besar penduduk asli berada dalam kemiskinan dan hidup dengan
cara mengais emas yang tersisa dari limbah PT. Freeport Indonesia. Selain permasalahan kesenjangan
ekonomi, aktivitas pertambangan PT. Freeport Indonesia juga merusak lingkungan serta
menimbulkan pelanggaran HAM.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas permasalahan yang akan bahas adalah :
1. Apakah PT Freeport Indonesia termasuk perusahaan yang professional jika dilihat dari CSR?
2. Apakah CSR yang dilakukan PT Freeport Indonesia sudah memenuhi kewajiban hukum dan
moral dari segi etika bisnis?
1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR).
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan
sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial di dalam operasi bisnis
mereka dan dalam interaksi mereka dengan para stakeholder berdasarkan prinsip kemitraan dan
kesukarelaan. Corporate Social Responsibility (CSR) juga dapat diartikan sebagai kontribusi
perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak
(minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku
kepentingannya, diantaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan
lingkungan .
2
Sedangkan manfaat CSR bagi Perusahaan adalah :
Meningkatkan citra perusahaan.
Penguatan brand perusahaan di masyarakat.
Membedakan perusahaan dengan kompetitornya.
3
Pemeliharaan hubungan relasional antara korporasi dan lingkungan sosialnya yang tidak
dikelola dengan baik sering mengundang kerentanan konflik.
Perbaikan tata kelola perusahaan yang baik.
Pelestarian lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial serta budaya.
4
8. CSR Meningkatkan Semangat dan Produktivitas Karyawan.
Keunggulan sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa berkontrubusi besar
terhadap masyrakat sekitar, stakeholder, dan pihak-pihak yang terlibat. Hal tersebut pastinya
akan menambah semangat tersendiri untuk karyawa yang bekerja. Selain itu, perusahaan
juga akan berdampak pada peningkatan etos kerja dan produktivitas para karyawannya.
BAB III
5
PEMBAHASAN
A. Profil Singkat PT. Freeport Indonesia.
PT. Freeport Indonesia adalah perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan (FCX) yang
merupakan perusahaan tambang internasional utama dengan kantor pusat di Phoenix, Arizona,
Amerika Serikat. PT. Freeport Indonesia menambang, memproses dan melakukan eksplorasi
terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di
Kabupaten Mimika Provinsi Papua, Indonesia. Kompleks tambang PT. Freeport Indonesia di Grasberg
merupakan salah satu penghasil tunggal tembaga dan emas terbesar di dunia, dan mengandung
cadangan tembaga yang dapat diambil yang terbesar di dunia, selain cadangan tunggal emas
terbesar di dunia.
6
Beberapa permasalahan atau kasus CSR yang melibatkan PT Freeport Indonesia dan
dipublikasikan oleh beberapa media di tanah air antara lain:
1. Biaya CSR tidak mencapai 1 persen keuntungan bersih PT Freeport Indonesia. Sementara
rakyat Papua membayar lebih mahal karena harus menanggung akibat dari kerusakan alam.
2. Keberadaan tambang emas yang berada di Papua hanya memberikan keuntungan yang
minim bagi masyarakat sekitar. Freeport sebagai pengelola hanya memberikan masyarakat
Papua dengan dana CSR (Corporate Social Responsibility) dan bina lingkungannya.
3. Selama hampir setengah abad kehadiran Freeport di Papua terus memunculkan berbagai
masalah. Mulai dari setoran ke negara yang dinilai masih sangat rendah, hingga soal
ketenagakerjaan dan peran perusahaan terhadap kesejahteraan masyarakat Papua.
Analisis Etika Bisnis CSR Berdasarkan Teori Etika Mengenai Pekerjaan dan Kegiatan Bisnis.
a) Teori Etika Deontology.
Konsep teori ini mengemukakan bahwa suatu tindakan itu bukan dinilai dan dibenarkan
berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu
sendiri dan harus bernilai moral. Program CSR PT Freeport Indonesia sesungguhnya
mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar dengan membuat
7
sebuah program dana kemitraan untuk pengembangan masyarakat. Akan tetapi Freeport
sendiri ternyata hanya sebatas memberikan dana kemitraan tersebut, melalui Lembaga
Pembangunan Masyarakat Amungne dan Kamoro (LPMAK).
Aliran Utilitarianisme
Menurut teori ini, suatu kebijakan dapat dikatakan baik jika mendatangkan manfaat atau
keuntungan bagi banyak orang. Dilihat berdasarkan aliran ini, program CSR PT Freeport Indonesia
termasuk bertentangan karena menurut masyarakat Papua itu sendiri PT Freeport Indonesia hanya
melakukan CSR sebagai bentuk kewajiban demi menaati peraturan perundangan yang ada di
Indonesia, yang jika tidak diikuti maka bisa mengancam keberadaan Freeport di Papua. Hal ini
terlihat dari program CSR yang tidak mampu untuk memajukan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
Secara ekonomis masyarakat tidak mengalami peningkatan pendapatan yang berarti dan sSecara
politis mereka tidak terberdayakan.
BAB IV
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
PT Freeport Indonesia bisa dikatakan sebagai salah satu perusahaan tambang terbesar di
dunia dengan pemasukan finansial yang sangat besar, namun hal tersebut tidak diimbangi dengan
penyampaian CSR yang baik dan tepat guna kepada masyarakat Papua. Selama ini CSR yang dilakukan
oleh Papua hanyalah berupa bantuan dana kemitraan melalui Lembaga Pembangunan Masyarakat
Amungne dan Kamoro (LPMAK) dimana dana-dana tersebut dikelola dan diberikan kepada
masyarakat Papua untuk kemudian dijadikan proyek-proyek untuk kegiatan kemanusiaan dan
pembangunan. Disinilah terlihat jelas bahwa dana kemitraan yang diberikan oleh PT Freeport
Indonesia ternyata masih dipilah-pilah lebih lanjut sebelum diberikan kepada masyarakat Papua,
padahal begitu banyak penduduk Papua yang masih hidup dibawah garis kemiskinan dan sangat
memerlukan uluran tangan dari pihak-pihak lain.
B. Saran
Untuk melaksanakan program CSR, suatu perusahaan harus mengakui bahwa permasalahan
masyarakat sekitar perusahaan merupakan bagian yang tidak bias dipisahkan dari perusahaan itu
sendiri. Tidak hanya itu, perusahaan juga seharusnya siap sedia untuk menangani permasalahan
tersebut, karena itu merupakan landasan dasar untuk terlaksananya CSR. Dapat disimpulkan jika CSR
sangat bermanfaat untuk masyarakat dan juga perusahaan itu sendiri mendapatkan manfaat yang
sama karena CSR dapat meningkatkan image perusahaan dimata masyarakat terutama masyaraka
sekitar. Seharusnya dunia usaha tidak memandang CSR sebagai suatu tuntutan represif dari
masyarakat, melainkan sebagai kebutuhan dunia usaha untuk berkembang lebih baik lagi dimasa
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
9
Sonny A . Keraf, Etika BIsnis : Tuntutan dan Relevansinya, Yogyakarta, Kanisius, 1998.
Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kartini, Dwi. 2009. Corporate Social Responsibility Transformasi Konsep Sustainability Management
dan Implementasi di Indonesia. Bandung: PT. Refika Aditama.
Suharto, Edi. 2008. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri: Memperkuat Tanggungjawab Sosial
Perusahaan (Corporate Social Responsibility). Bandung: Alfabeta.
Dirjosisworo Soejono, Hukum Perusahaan Mengenai Penanaman Modal, Indonesia, Mandar Maju,
Bandung: 1999.
Dwi Nurwoko (2006) Sosiologi teks pergaulan dan terapan. Jakarta : Kencana
https://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan
https://ptfi.co.id/id
https://id.wikipedia.org/wiki/Freeport_Indonesia
http://www.djpp.depkumham.go.id/hukum-bisnis/84-tanggung-jawab-sosial-perusahaan-corporate-
social-responsibility-dan-iklim-penanaman-modal.html
10