3. Penerapan GCG standar tidak didunia/di Indonesia saja? Yang melakukan review siapa?
Penerapan telah memiliki GCG standar yang berlaku internasional (dunia) seperti OECD
dari G20 tahun 2015 yang mengeluarkan Principle of Corporate Governance. Namun
selain itu, masing-masing negara juga biasanya mengeluarkan peraturan sendiri yang
mengatur terkait regulasi penerapan CGC, misalnya di Indonesia KNKG mengeluarkan
Pedoman umum good public governance.
4. GCG di luar negeri sudah ada sangsi hukumnya, apa di indonesia ada sangsi hukumnya?
Jika belum kenapa belum ada sangsi hukum di indonesia? Sanksi khusus terkait
pelanggaran dalam implementasi GCG belum ada, namun sanksi atas pelanggaran
penerapan GCG biasanya mengacu spesifik kepada pelanggaran material yang
ditemukan, contoh misal terkait korupsi pada perusahaan tersebut, maka sanksi nya
akan mengacu kepada undang-undang anti korupsi.
5. Kenapa perusahaan yang mempunyai kasus pelanggaran mendapatkan reward yang
baik? Karena mereka memeberikan penghargaan berdasarkan kualitas dari
perusahaannya bukan dari pribadi dari masing – masing karyawan, sehingga jika
terdapat kasus yang dilakukan oleh salah satu karyawan perusahaan tersebut tidak
membuat perusahaan tersebut tidak layak untuk mendapatkan reward tersebut.
6. apa perbedaan tanggung jawab antara komite audit dengan komite nominasi ?
7. tata kelola perusahaan yang baik itu gimana ?
8. bagaimana cara meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik sesuai dengan regulasi
yang berlaku?
9. apakah pedoman penanganan benturan kepentingan itu wajib atau tidak untuk
perusahaan yang telah menerapkan GCG dan bentuknya seperti apa ?
10. bentuk dukungan dari pemegang saham dan pemangku kepentingan ?
11. batasan-batasan bagi perusahaan dalam transparansi?
12. WBS sistem dalam Indofood ?
2. ANJANG – PRINSIP OECD MANA YANG RELEVAN DENGAN UMKM? LANGKAH APA UNTUK
MEMPERMUDAH TATA KELOLA PERUSAHAAN UMKM?
Jawab: untuk saat ini UMKM belum menerapkan prinsip OECD, namun jika diperhatikan prinsip
1, yaitu kerangka tata kelola perusahaan yang efektif adalah yang paling relevan untuk UMKM.
Langkah untuk mempermudah Tata kelola UMKM adalah dengan menyusun kerangka tata kelola
yang efektif terlebih dulu sebelum diimplementasikan.
3. YENNI – FAKTOR RISIKO YANG DAPAT DIPERKIRAKAN?
Jawab: risiko material yang dapat diperkirakan yang dapat meliputi: risiko yang spesifik untuk
industri atau area geografis di mana perusahaan beroperasi; ketergantungan pada komoditas;
risiko pasar keuangan termasuk tingkat bunga atau risiko mata uang; risiko yang terkait dengan
transaksi derivatif dan rekening administratif; risiko perilaku bisnis; dan risiko yang berkaitan
dengan lingkungan.
4. RYAN – KEBIJAKAN PERUSAHAAN APA YANG MENUNJANG PRINSIP ADIL BAGI PARA
PEMEGANG SAHAM?
Jawab: Contoh di PT Indo Tambangraya Megah Tbk,
1. Pemegang saham Perusahaan memiliki hak dasar yang sama sebagai berikut: (1)
Hak menerima sertifikat saham dan hak mengalihkan saham
2. Hak menerima informasi yang memadai, tepat waktu dan dalam bentuk yang layak
untuk membuat keputusan
3. Hak menghadiri, mengemukakan pendapat dan memberikan suara dalam Rapat
Umum Pemegang Saham
4. Hak memilih dan memberhentikan para Komisaris dan Direktur
5. Hak menyetujui penunjukan auditor eksternal
6. Hak memperoleh pembagian keuntungan Perusahaan
Prinsip 4
Peran pemangku kepentingan dalam tata kelola, kususnya Stakeholder, termasuk karyawan perorangan
dan badan perwakilan mereka, harus dapat mengkomunikasikan keprihatinan mereka tentang praktik
ilegal atau tidak etis kepada dewan dan kepada otoritas publik yang kompeten ; dan
Prinsip 6
Tanggung jawab dewan direksi, dimana Dewan harus memenuhi fungsi-fungsi utamanya, diantara 7
(tujuh) fungsi-fungsi tersebut agar dimengerti, dipahami dan memahami supaya dapat dilakukan atau
dilaksanakan dalam menjalankan perusahaan yang bekelanjutan dengan memperhatiakan Visi dan Misi
PT INALUM.