Anda di halaman 1dari 9

QUIZ 1

Jelaskan tujuan GCG dari sebuah perusahaan BUMN, Swasta dan Pemerintahan?

Tujuan penerapan good corporate governance bagi perusahaan swasta yaitu:

- Untuk menciptakan nilai tambah (value added) bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders).
- Untuk memastikan bahwa sasaran yang ditetapkan telah dicapai.
- Untuk memastikan bahwa aktiva perusahaan dijaga dengan baik.
- Untuk memastikan perusahaan menjalankan praktik-praktik usaha yang sehat.
- Untuk memastikan kegiatan-kegiatan perusahaan bersifat transparan.

Tujuan penerapan prinsip-prinsip good corporate governance pada BUMN dapat dilihat dalam Pasal 4
Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik pada BUMN, yaitu:

- Untuk mengoptimalkan nilai BUMN agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik
secaranasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan
hidupberkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan BUMN.
- Untuk mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, efisien, dan efektif, serta
memberdayakanfungsi dan meningkatkan kemandirian Organ Persero/Organ Perum.
- Untuk mendorong agar Organ Persero/Organ Perum dalam membuat keputusan dan
menjalankantindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundangundangan,serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial BUMN terhadap
PemangkuKepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMN.
- Untuk meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional.
- Untuk meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional.

Tujuan penerapan good corporate governance bagi pemerintahan yaitu:

- Untuk meningkatkan kemampuan operasional dan pertanggungjawaban kepada publik.


- Untuk memperkecil praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta konflik kepentingan.
- Corporate governance yang baik dapat mendorong pengelolaan organisasi yang lebih demokratis
(partisipasi banyak kepentingan), lebih accountable (adanya pertanggungjawaban dari setiap tindakan),
dan lebih transparan serta akan meningkatkan keyakinan bahwa perusahaan dapat memberikan
manfaat jangka panjang.
QUIZ 2

Segitiga etika bisnis terdiri dari sensitivitas etika, perilaku etis , dan.insentif etika.

Sensitivitas etika Sensitivitas etika didefinisikan sebagai prinsip-prinsip moral, tempat kerja faktor,
sportifitas, loyalitas, tekanan teman sebaya, dan keamanan kerja yang mempengaruhi satu keputusan
etis dan berasal dari organisasi budaya etis. Kecakapan berrmain, kesetiaan, tekanan teman sebaya, dan
faktor-faktor lain mempengaruhi keputusandan tindakan etis seseorang.

Perilaku etis dapat didefinisikan sebagai "tugas". Banyak ahli berpendapat bahwa tugas inti tertentu
adalah keharusan, dan karena itu akan selalu berlaku, terlepas dari keadaan. Perusahaan harus
menciptakan lingkungan bisnis yang etis di mana petugas, direktur, dan semua karyawan perusahaan
didorong dan diberdayakan untuk lakukan hal yang benar.

Isentif etika mencakup penghargaan, hukuman, dan persyaratan untuk berperilaku etisatau tidak etis.
Contoh insentif etika adalah hal yang tepat untuk organisasi di atasmempromosikan perilaku beretika,
berbagai kode etik profesional. Insentif untuk perilaku beretika berasal dari beberapa sumber, termasuk:

Insentif berbasis individu.


- Insentif berbasis individu untuk perilaku etis berhubungan dengan nilai-nilai etika danprinsip moral
seseorang untuk melakukan hal yang benar.

- Insentif berbasis organisasi.


Insentif berbasis organisasi berhubungan dengan membangun, memelihara, dan menegakkan perilaku
etis di seluruh organisasi.

- Insentif berbasis profesi.


Insentif berbasis profesi didefinisikan oleh afiliasi profesional individu. Misalnya,melatih akuntan harus
mematuhi kode etik profesional AICPA dan PCAOB.

- Insentif berbasis pasar.


Insentif berbasis pasar disediakan oleh pasar dalam membebankan biaya besar padaorganisasi dan
individu yang terlibat dalam perilaku yang tidak etis.

- Insentif berbasis regulasi.


Insentif berbasis regulasi diinduksi melalui aturan dan peraturan dengan menjatuhkansanksi, denda, dan
hukuman pada organisasi dan individu yang terlibat dalam perilakuyang tidak etis dan tidak dapat
diterima.
QUIZ 5

Selamat Siang Pak,

Good Corporate Governance (GCG) mulai dikenal sejak krisis ekonomi tahun 1997 krisis
1997 yang berkepanjangan yang dinilai karena tidak dikelolanya perusahaan–perusahaan secara
bertanggungjawab, serta mengabaikan regulasi dan sarat dengan KKN. nesia

Bermula dari usulan penyempurnaan peraturan pencatatan pada Bursa Efek Indonesia
yang mengatur mengenai peraturan bagi emiten yang tercatat di BEI yang mewajibkan
1998
untuk mengangkat Komisaris Independen dan membentuk Komite Audit pada tahun 1998,
GCG mulai di kenalkan pada seluruh perusahaan publik di Indo

Pemerintah Indonesia mendirikan lembaga Komite Nasional mengenai Kebijakan Good


2001 Corporate Governance (KGCG) melalui Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang
Ekonomi, Keuangan dan Industri Nomor: KEP-31/M.EKUIN/06/2000.

Pada Pemerintah Indonesia memperluas Tugas KNKCG melalui surat keputusan Menteri
Koordinator Perekonomian RI No. KEP-49/M.EKON/II/TAHUN 2004 tentang pemebentukan
2004
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) yang memperluas cakupan tugas sosialisasi
Governance bukan hanya di sector korporasi tapi juga di sektor pelayanan publik

KNKG pada tahun 2006 menyempurnakan pedoman CG yang telah di terbitkan pada tahun
2001 agar sesuai dengan perkembangan. Secara keseluruhan penegakan aturan untuk
penerapan CG belum ada sanksi yang memberikan efek jera bagi perusahaan yang tidak
2006 menerapkannya, namun di sektor perbankan telah dicoba untuk dimasukkan beberapa hal
yang terkait dengan kewajiban Bank dalam menerapkan CG yang berujung pada sanksi bagi
bank-bank yang tidak mengikuti aturan tersebut.

Terima Kasih.
Pemicu Timbulnya Good Corporate Governance di Dunia terjadi

- Pada awal dekade 2000an dunia dikejutkan oleh tumbangnya perusahaan –perusahaan raksasa
terkemuka di berbagai negara industri maju termasuk AmerikaSerikat, Inggris, Itali, Australia,
Singapura, dan Hongkong. Regulator pemerintahtiap negara dan pakar manajemen memberikan
kesimpulan bahwa penyebabutama tumbangnya perusahaan perusahaan besar tersebut adalah
karena lemahnyapenerapan prinsip – prinsip good corporate governance mereka.

- Kelemahan corporate governance tersebut antara lain ditandai oleh berbagaimacam hal,
diantaranya yaitu :
1.Renggangnya hubungan antara para pemegang saham dengan
manajemenperusahaan.

2.Lemahnya peranan dewan pengurus dalam mengarahkan dan mengendalikankebijaksanaan


dan pengelolaan harta, utang, dan operasi bisnis perusahaan.

3.Semakin bebasnya manajemen perusahaan mengelola dan mengambilkeputusan – keputusan


penting yang bersangkutan dengan kelangsungan hidupperusahaan.

4.Tidak transparan, akurat, dan tepat waktunya penyampaian laporanperkembangan bisnis dan
laporan keuangan oleh manajemen perusahaankepada para pemegang saham dan kreditur.

5.Dalam banyak kasus auditor yang mengaudit laporan keuangan perusahaantidak bekerja di
bawah pengawasan langsung dari komite audit Kelemahan - kelemahan corporate governance
itulah yang memberikanpeluang dewan pengurus dan manajemen perusahaan yang memiliki
moral danetika bisnis yang buruk mengelola perusahaan demi kepentingan pribadi
ataugolongan mereka bukan demi kepentingan perusahaan.

- Dalam melakukanpenyalah gunaan jabatan tersebut tidak sedikit manajemen perusahaan


berkolusidengan institusi profesi papan atas seperti penasehat hukum, perusahaankonsultan,
dan perusahaan akuntan publik.Skandal bisnis perusahaan – perusahaan raksasa dunia tersebut
telahmelukai kehidupan ekonomi banyak negara. Dampak negatif skandal tersebutantara lain
adalah menurunnya kepercayaan investor untuk menanamkan dananyadalam perdagangan
surat berharga. Selain itu bank dan lembaga keuangan non –bank lebih selektif dalam
menyalurkan kredit mereka. Sejak terjadinya skandalbisnis tersebut diatas para investor surat
berharga dan bank - bank kreditur sadarbahwa hak dan kepentingan mereka di perusahaan
dimana mereka menanamkandananya tidak sepenuhnya terlindungi.

- Kejatuhan perusahaan raksasa multinasional pada awal tahun 2000anmenyadarkan masyarakat


bisnis dan pemerintah bahwa corporate governance dinegara mereka perlu di reformasi. Dua
negara yang paling serius menanganiimbas skandal perusahaan – perusahaan publik di dunia itu
adalah Inggris danAmerika Serikat. Hal itu disebabkan karena pasar modal di kedua negara
itumerupakan motor perkembangan ekonomi mereka.

Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu pedoman dalam tata kelola perusahaan
yang baik, yang dapat membantu pencapaian tujuan perusahaan. Dalam pelaksanaannya
penerapan Good Corporate Governance (GCG) ini dituangkan dalam suatu mekanisme kerja,
salah satunya yaitu mekanisme internal perusahaan yang terdiri dari kepemilikan saham
institusional, dewan komisaris yang di dalamnya termasuk komite audit yang sangat berperan
dalam meminimalkan manipulasi atau tindak kecurangan di dalam manajemen perusahaan.
Diharapkan apabila pelaksanaan mekanisme penerapan Good Corporate Governance (GCG) ini
dilaksanakan secara optimal oleh pihak perusahaan dapat membantu dalam pencapaian tujuan
perusahaan dan meminimalkan terjadinya tindak kecurangan dalam pengelolaan perusahaan.

struktur kepemilikan merupakan salah satu cara yang digunakan pemegang saham untuk
mendelegasikan kendali pada tingkat tertentu kepada manajer. Pemegang saham institusional
merupakan pihak yang memiliki tingkat kepemilikan besar dalam perusahaan, sehingga
diharapkan dapat memonitor kinerja perusahaan dan mendeteksi adanya manajemen laba. Oleh
karena itu kepemilikan saham institusional yang besar dapat memberikan pengaruh yang besar
juga terhadap perusahaan. Keberadaan kepemilikan saham institusional dengan kata lain struktur
kepemilikan yang terkonsentrasi merupakan salah satu mekanisme GCG, selain perlindungan
hukum bagi para pemegang saham juga berperan aktif sebagai agen pengawas (monitoring
agent). struktur kepemilikan memiliki fungsi memonitoring kinerja dan pengelolaan perusahaan
oleh manajer dalam mencapai tujuan dan peningkatan kinerja perusahaan.
Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal
dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham
untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham.

Teori agensi pertama kali diperkenalkan oleh Jensen dan Meckling (1976). Hubungan keagenan timbul
karena adanya kontrak antara pemegang saham (principal) dan menajemen perusahaan (agent) yang
merupakan pengelola perusahaan, dalam kontrak tersebut pemilik memberikan wewenang kepada
manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan termasuk dalam pengambilan keputusan. Akan
tetapi, tidak ada jaminan bahwa manajemen perusahaan mengutamakan kepentingan pemilik
perusahaan,

Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami corporate
governance. Konsep corporate governance timbul sebagai upaya untuk mengendalikan atau mengatasi
perilaku manajemen yang mementingkan diri sendiri terutama yang terkait dengan hak pengendali
residual (residual control right). Corporate Governance sebagai mekanisme pengendali yang lebih
efektif untuk menyelaraskan kepentingan pemegang saham dengan kepentingan manajemen.
Pelaksanaan GCG di dalam perusahaan diharapkan mampu menghindari adanya praktek tidak terpuji
yang dilakukan direksi maupun pihak-pihak lain yang punya hubungan atau kepentingan dalam
perusahaan. Corporate governance merupakan serangkaian mekanisme yang dapat melindungi pihak-
pihak minoritas (outsider investor atau minority shareholders) dari ekspropriasi yang dilakukan oleh para
manajer dan pemegang saham pengendali dengan penekanan pada mekanisme legal .
jelaskan bagaimana perkembangan komite audit di Indonesia

Keberadaan Komite Audit dimulai sejak tahun 2001 melalui Surat Edaran Bapepam (Badan Pengawas
Pasar Modal, sekarang berubah menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)) No: SE-03/PM/2000 yang berisi
himbauan perlunya Komite Audit dimiliki oleh setiap Emiten. Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek
Indonesia) selanjutnya mengeluarkan surat No: Kep. 339/BEJ/07-2001 mengenai kewajiban perusahaan
tercatat untuk memiliki Komite Audit serta jumlah keanggotaan dari komite itu sendiri. Pada tahun
2003, keberadaan Komite Audit untuk BUMN diatur melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-
117/M-MBU/2002 yang berisi bahwa dalam membantu Komisaris/Dewan Pengawas, Komite Audit
bertugas :
1. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Intern maupun
Auditor Eksternal sehingga dapat dicegah pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi standar;
2. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen perusahaan
serta pelaksanaannya;
3. Memastikan bahwa telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap informasi yang
dikeluarkan BUMN, termasuk brosur, laporan keuangan berkala, proyeksi/forecast dan informasi
keuangan lainnya yang disampaikan kepada pemegang saham;
4. Mengindentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris/Dewan Pengawas;
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Komisaris/Dewan Pengawas sepanjang masih dalam
lingkup tugas dan kewajiban Komisaris/Dewan Pengawas berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Kemudian, Bapepam melalui suratnya Nomor: Kep-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004
mengeluarkan Peraturan Nomor IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite
Audit yakni dalam bagian 1.b mengenai definisi Komisaris Independen adalah anggota Komisaris yang:
1. Berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik;
2. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau Perusahaan Publik;
3. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan Publik, Komisaris, Direksi, atau
Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik;
4. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan
usaha Emiten atau Perusahaan Publik.
Pada tanggal 7 Desember 2012, Bapepam dan LK telah menerbitkan satu peraturan yaitu Peraturan
Nomor IX.I.5, lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-643/BL/2012 tentang
Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Penerbitan peraturan ini
menyempurnakan sekaligus mencabut Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-29/PM/2004 tanggal 24
September 2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
Penyempurnaan Peraturan ini dimaksudkan untuk meningkatkan independensi, peran dan kewenangan
Komite Audit dalam membantu pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan Dewan Komisaris Emiten
atau Perusahaan Publik. Dalam Peraturan ini diatur mengenai ketentuan umum, struktur dan
keanggotaan, persyaratan keanggotaan, masa tugas, tugas dan tanggung jawab, wewenang, rapat, dan
pelaporan Komite Audit, serta sanksi.
Audit internal memberikan jaminan dengan menilai dan melaporkan efektivitastata kelola,
manajemen risiko, dan proses kontrol yang dirancang untuk membantuorganisasi mencapai
tujuan strategis, operasional, keuangan, dan kepatuhan.Posisi terbaik untuk memberikan
jaminan ketika tingkat sumber daya,kompetensi, dan strukturnya selaras dengan strategi
organisasi dan ketika mengikutistandar IIA. Ia dapat melakukan yang terbaik ini ketika ia bebas
dari pengaruh yangtidak semestinya. Dengan mempertahankan kemandiriannya, audit internal
dapatmelakukan penilaian secara obyektif, memberikan manajemen dan dewan kritik
yanginformatif dan tidak bias terhadap proses tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian
internal. Berdasarkan temuannya, audit internal merekomendasikan perubahan untuk
memperbaiki proses dan menindaklanjuti implementasinya.

Berfungsi secara independen dalam organisasi, audit internal dilakukan oleh para profesional
yang memiliki apresiasi mendalam terhadap pentingnya tata kelolayang kuat, pemahaman
mendalam tentang sistem dan proses bisnis, dan doronganmendasar untuk membantu
organisasi mereka berhasil.

Audit internal memberikan wawasan dengan bertindak sebagai katalis untukmanajemen dan
dewan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang proses danstruktur tata kelola. The IIA
percaya wawasan audit internal pada pemerintahan,risiko, dan kontrol memprovokasi
perubahan positif dan inovasi dalam organisasi. Inimenginspirasi kepercayaan diri organisasi
dan memungkinkan pengambilankeputusan yang kompeten dan berdasarkan informasi. Apa
yang lebih, audit internalyang berhasil dapat matang untuk memberikan pandangan ke depan
ke organisasidengan mengidentifikasi tren dan membawa perhatian pada tantangan yang
munculsebelum mereka menjadi krisis.

Audit internal dapat menambah nilai dengan menyediakan layanan konsultasidan konsultasi,
yang dimaksudkan untuk meningkatkan tata kelola, manajemen risiko,dan proses kontrol,
selama audit internal tidak bertanggung jawab terhadapmanajemen. Ini sangat penting untuk
menjaga objektivitas audit internal danmenghindari konflik kepentingan. Pemilihan jenis audit
atau layanan yang harusdilakukan harus didasarkan pada otoritas, kematangan, dan tujuan
aktivitas audit,serta kebutuhan dan masalah organisasi.

Anda mungkin juga menyukai