Anda di halaman 1dari 4

Analisis Kasus Enron Corporation, Etika Profesi Akuntansi dan Stabilitas

Ekonomi

1. Analisis Kasus
Salah satu perusahaan energi asal Amerika mengguncang dunia pada awal tahun 2000-an.
Namun perusahaan tersebut terkenal bukan dengan prestasi melainkan karena suatu manipulasi
dan kejahatan akuntansi. Enron bersama kantor akuntan Arthur Andersen terbukti bersalah
menggelembungkan hasil kinerja keuangannya. Akibatnya skandal Enron ini, terjadi kerugian
yang sangat besar hingga mencapai lebih dari 60 juta dollar Amerika di pasar saham. Karena
skandal Enron ini, Amerika yang dikenal sebagai negara super power tersebut mengalami
krisis keuangan. Yang mana dampak daripada semua ini akan berefek domino terhadap
perekonomian secara global.
Skandal Enron ini, merupakan kejahatan akuntansi yang menjadi salah satu kasus paling
parah dalam dunia akuntansi. Motifnya kejahatan akuntansinya adalah dengan
menggelembungkan kinerja keuangan sehingga terlihat sangat tinggi untuk mendapatkan
perhatian investor agar mau menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
Bahkan Enron juga menyembunyikan hutang yang dimilikinya untuk mengelabui public.
Kinerja keuangan Enron pada kisaran tahun 1998 hingga tahun 200 terlihat sangat bagus.
Namun, kenyataannya Enron menggelembungkan pendapatannya hingga sebesar 586 juga
dollar sejak 1997. Setelah kasus ini tercium publik, saham Enron langsung jatuh serta tidak
lama kemudian mengalami kepailitan. Yang mana secara otomatis para pemegang saham
Enron merugi besar. Kejadian ini tentunya akan berimbas juga terhadap kepercayaan investor
secara umum. Terjadi distrust yang sangat tinggi, para investor tentu menjadi skeptis dalam
berinvestasi di pasar saham saat itu.
Dari kasus tersebut dapat kita lihat bahwa, pentingnya etika profesi akuntansi dalam
melakukan suatu pelaporan baik keuangan maupun dalam hal manajerial. Meskipun hal
tersebut kurang dianggap sebagai profesi yang sangat prestisius, namun disini peran seorang
akuntan bertanggung jawab untuk membuat pelaporan keuangan sesuai dengan data yang real.
Dan tentunya akan menjadi penting untuk menjaga stabilitas perekonomian. Tindakan seorang
akuntan yang tidak sesuai dengan etika profesi akuntansi akan dapat memicu terjadinya krisis
seperti yang terjadi pada kasus Enron ini. Tindakan curang serta manipulatif yang dilakukan
seorang akuntan akan dapat menjadi awal kehancuran suatu perusahaan.
Jika kita tinjau mengenai teori fraud triangle, yang mana terdapat 3 penyebab
terjadinya tindakan kecurangan yang dilakukan seseorang yaitu motivasi (motive),
kesempatan (opportunity) dan rasionalisasi (rationalisation). Motivasi dalam konteks ini
merupakan keinginan seseorang untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya
dengan mengesampingkan etika yang perlu dilakukan sesuai standar. Selain itu,
kesempatan juga seringkali menjadi alasan utama terjadinya fraud (kecurangan).

Analasis Kasus:
Profesi auditor menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa kasus yang terjadi. Salah satu
yang terjadi yaitu pada Kasus Enron, membuat kredibilitas auditor ini sebagai pihak eksternal
semakin dipertanyakan. Pasalnya pada Kasus Enron ini melibatkan kantor akuntan public
Arthur Andersen. Yang mana salah satu penyebab nya adalah adanya manipulasi laporan
keuangan. Pada laporan keuangan dilaporkan perusahaan mencatat keuntungan sebanyak 600
juta Dollar AS, namun yang sebenarnya adalah perusahaan ini mengalami banyak kerugian.
Kemudian setelah kasus ini diselidiki, terdapat beberapa bukti pernyataan bahwa terdapat
beberapa pejabat, pihak manajerial serta sebagian besar staf akuntansi ini merupakan mantan
auditor di KAP Andersen. Yang akhirnya adalah KAP Andersen ini dinyatakan bersalah
karena telah melakukan hambatan terhadap proses pengadilan melalui penghancuran dokumen-
dokumen yang terkait dengan proses audit yang telah dilakukan.
Analisis Kasus:
Berdasarkan dari kasus yang sudah dijelaskan sebelumnya bisa kita lihat bahwa,
Kecurangan yang sering terjadi di banyak perusahaan ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Secara teori fraud triangle, yang mana terdapat 3 penyebab terjadinya tindakan kecurangan
yang dilakukan. Ketiga penyebab ini salah satunya yaitu adanya kesempatan, ini berkaitan
dengan pengendalian dan pengawasan internal perusahaan yang sangat lemah, sehingga hal ini
dapat memicu terjadinya kecurangan dalam perusahaan. Kemudian, adanya motivasi
perusahaan untuk melakukan segala bentuk kecurangan untuk mendapatkan kekayaan yang
lebih, hal ini juga termasuk dalam konteks keserakahan, rasa tidak puas terhadap hasil
kekayaan dari kinerja perusahaan diluar dari kewajaran laporan keuangan perusahaan.

Jika kita kaitkan dengan pelaporan keuangan pada Kasus Enron tentu sudah salah besar,
karena pada kasus ini adanya unsur kesengajaan untuk melakukan sebuah kecurangan. Adanya
bentuk pemalsuan, pengubahan, atau manipulasi catatan keuangan (financial record),
penghilangan yang sengaja dilakukan Enron terhadap informasi yang seharusnya informasi
tersebut disajikan serta diungkapkan menyangkut prinsip dan kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam membuat suatu laporan keuangan. Tujuan daripada kecurangan yang
dilakukan Enron ini salah satunya yaitu untuk menaikkan harga saham perusahaan di pasar
global. Hal ini dapat terjadi karena dalam melakukan pelaporan keuangan tidak adanya dari
pihak eksternal perusahaan untuk mengaudit komponen dari laporan keuangan sesuai dengan
standar yang berlaku. Hal ini bisa dilakukan dengan cara melakukan suatu prosedur dan
mengumpulkan bukti-bukti yang relevan terkait dengan laporan keuangan.
Sebagai seorang auditor tentunya harus memiliki sikap indepedensi yang tinggi, hal ini
menjadi penting karena dalam melakukan proses audit tidak adanya pihak lain yang ikut
campur. Sebagai auditor harus mampu untuk mendeteksi segala bentuk kecurangan, maupun
trik-trik rekayasa yang dilakukan perusahaan.
Pada kasus ini Enron dengan sengaja mempercantik laporan keuangannya sehingga laporan
keuangan tersebut akan terlihat menarik dimata investor, selain itu juga salah satu kesalahan
yang terjadi adalah adanya praktik Windowdrasing, seperti misalnya suatu perusahaan
melakukan penundaan pengakuan beban-beban tertentu di tahun terkait, hal ini tentu akan
terlihat bahwa revenue perusahaan yang didapatkan itu tetap meningkat, sehingga nantinya
investor akan tertarik dengan perusahaan yang memiliki sales atau revenue stabil atau memiliki
growth yang signifikan.
Untuk itu dalam melakukan suatu pelaporan keuangan tentu perusahaan harus mengaudit
kembali semua data-data laporan keuangan, apakah laporan keuangan tersebut sudah sesuai
dengan standar yang berlaku atau belum. Hal ini tentu penting baik untuk pihak internal
maupun eksternal seperti investor, akan lebih yakin dengan laporan keuangan yang telah
diterbitkan. Selain itu juga dengan kita mengaudit laporan keuangan tentu akan menarik minat
investor agar mau menanamkan saham ataupun modalnya di perusahaan.
Kemudian jika kita kaitkan dengan adab serta etika profesi akuntansi, peran akuntan
menjadi penting karena akuntansi tidak hanya memengaruhi perilaku manajemen, pemegang
saham, karyawan namun juga akan mempengaruhi suatu entitas yang bersangkutan. Laporan
keuangan merupakan suatu perwujudan dari pertanggungjawaban (accountability) dari pihak
manajemen kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan.
Adanya kebenaran serta keadilan dalam mengukur terkait pengukuran kekayaan, utang,
modal pendapatan, biaya, serta laba perusahaan, itu merupakan tanggung jawab seorang
akuntan, untuk itu dalam membuktikan bahwa informasi itu benar adanya diperlukan adanya
proses auditing. Dengan adanya proses auditing, segala bentuk kecurangan dalam pelaporan
keuangan dapat diminimalisir agar nantinya tidak ada pihak yang dirugikan.
Dari kasus ini bisa kita simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen sudah
melanggar kode etik yang mana seharusnya menjadi pegangan perusahaan dalam melakukan
tugasnya. Kecurangan yang awalnya hanya menguntungkan pihak perusahaan, namun pada
akhirnya malah menjadi boomerang sendiri yang berakibat pada jatuhnya kredibilitas
perusahaan. Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bertanggungjawab serta bersikap
menjungjung tinggi indepedensi dan profesionalisme tidak dilakukan oleh KAP Arthur
Andersen. Dalam hal ini, perbuatan yang dilakukan Enron mengalami kebangkrutan sehingga
meninggalkan hutang milyaran dollar sedangkan KAP Arthur Andersen kehilangan
indepedensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP. Selain itu juga kasus ini
berdampak pada karyawan-karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen yang mana
mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan karena adanya kasus ini. Dalam hal ini,
menjadi penting juga peran profesi Akuntan khususnya Akuntan Publik di pasar modal untuk
melindungi kepentingan publik.

Anda mungkin juga menyukai