OLEH :
SKRIPSI
KUPANG
2022
i
ii
iii
iv
Motto
v
PERSEMBAHAN
ini.
kelurag besar yang selalu setia mendorong dan mendukung penulis demi
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Peran Dinas
dapat diselesaikan dengan baik. Karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat
yang harus dipenuhi oleh semua mahasiswa SI untuk memperoleh gelar akedemik
Sarjana Sosial (S.Sos) pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Nusa Cendana Kupang. Penulis menyadari
bahwa dalam penyususnan skripsi ini penulis selalu mendapat bimbingan dan
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih setulus – tulusnya Kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria, kepada kedua
orang tua penulis Bapak Viktor Bau dan Ibu Erlin Bia yang senantiasa
memberikan semangat, nasehat dan doa demi kesuksesan anaknya ini. Berkat
Penulis juga telah menerima banyak bimbingan dan bantuan dari Ibu Dra.
Jeny J. Therik, M.Si dan Ibu Adriana Rodina Fallo, SH., M.SI selaku pembimbing
I dan II, atas segalah support dan bimbingan dari Ibu berdua yang telah diberikan
selama dalam penulisan skripsi ini, penulis ucapkam limpah trima kasih.
Penulis sadar bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tampa bantuan
serta dukungan dari berbagai pihak, baik berbentuk moral maupun material. Maka
vii
menjadi kewajiban penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah suka rela membantu serta mendukung dalam penulisan skripsi ini hingga
selesai. Dengan penuh kerendahan hati mengucapkan limpah trima kasih sebesar
– besarnya kepada :
1. Bapak Dr. drh. Maxs U.E. Sanam, M.Sc selaku Rektor Universitas Nusa
jajarannya.
5. Kakak adik penulis, yang selalu mendukung dan membantu penulis kakak
6. Keluarga besar dari Bapa ( bai Muin . Nene Lotu, Bai Blas, Nene Bete,
dan semua keluraga 3S dan yang ada di Masik). Keluarga besar Mama (
Ama Yoseb Mali Uka,dan Nene Wilhelmina, dan semua kelurga besar ).
7. Sahabat – sahabat Penulis ( Sri, Aggel, Monik, Isna, Shargis, Yesi, Nisa,
Windi, Ota, Niki, Jeni,,Luis). Dan teman – teman KKN penulis (kakak,
Mario, Kakak Don, Kakak Fery, Ivan, Serly, Sri, Neng, Ina, Lala, Clarita,
Elvi) kakak Muin, Iky Mones. Trima kasih juga untuk Om Fandi
viii
8. Pihak – pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas
kekurangan, baik dalam bentuk maupun isi. Oleh karena itu, penulis sangat
menghargai adanya saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun
Penulis
ix
x
ABSTRAK
Elviana Orisanti Nina Bau. Skripsi 2022, Peran Dinas Pariwisata Dalam
Meningkatkan Pendapatan Daerah Kabupaten Belu.Di bimbing oleh
Pembimbing I Dra. Jeny J. Therik, M.Si , Pembimbing II Adriana Rodina
Fallo, SH., M.SI,.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi objektif Peran dari Dinas
Pariwisata dalam usaha meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Belu.
Rumusan masalah yang diajukan yaitu: Bagaiman Peran Dinas Pariwisata
Kabupaten Belu dalam meningkatkan pendapatan daerah ?. Meteode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan, jumblah
informan tujuh orang. Data penelitian ini dikumpulkan melalui observasi,
wawancara dan pengumpulan dokumen – dokumen.
Hasil penelitian yang ditemukan peneliti berdasarkan fokus penelitian yakni
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata, dilakukan melalui kegiatan
Pramosi dan event – event pariwisata yang sudah terlaksana. Namun
diperhadapkan dengan pendemi covid-19 sehingga dilarangnya membentuk
kerumunan maka Dinas Pariwisata melakukan pemasaran dan promosi pariwisata
dengan mengunakan dan memanfaatkan media-media sosial, seperti websait,
Instagram, facebook, dan you tube resmi Dinas Pariwisata Kabupaten Belu, Dinas
Pariwisata Kabupaten Belu juga menjalankan beberapa kerjasama dengan pihak
perhotelan yang bertujuan untuk penambahan pendapatan daerah. Program
Pengembangan Kemitraan dan Kelembagaan, ini dilakukan melalui kegiatan
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ekonomi kreatif, hubungan kerjasama
antara pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan pariwisata. Kegiatan
usaha mikro kecil dan menengah ini sudah terlaksanakan dengan baik, seperti
kerjasama antara Dinas Pariwisata Kabupaten Belu dengan kelompok - kelompok
Tenun ikat dan hasil - hasil tenun dari masyarakat itu dipramosikan atau dijualkan
pada saat event-event dan festival berlangsung sehingga lebih memperkenal
luaskan kepada masyarakat luar maupun masyarakkat lokal tentang kain - kain
adat khas Kabupaten Belu dan juga bias meningkatnya pendapatan daerah
Kabupaten Belu.
Kata Kunci : Peran Dinas Pariwisata dan Pendapan Asli Daerah (PAD).
v
ABSTRACT
Elviana Orisanti Nina Bau. Thesis 2022, The Role of the Department of Tourism in
Increasing Regional Income Belu Regency. Supervised by Supervisor I Dra. Jeny J.
Therik, M.Si, Advisor II Adriana Rodina Fallo, SH., M.SI,.
This study aims to determine the objective condition of the role of the Tourism Office in
an effort to increase regional income in Belu Regency. The formulation of the problem proposed
is: What is the role of the Belu Regency Tourism Office in increasing regional income?. The
method used in this research is descriptive qualitative with seven informants. This research data
was collected through observation, interviews and collection of documents - documents.
The results of the research that were found by researchers were based on the research
focus, namely the Tourism Marketing Development Program, carried out through promotional
activities and tourism events that had been implemented. However, faced with the Covid-19
pandemic so that it is prohibited to form a crowd, the Tourism Office carries out tourism
marketing and promotion by using and utilizing social media, such as websait, Instagram,
Facebook, and the official YouTube channel of the Belu Regency Tourism Office, the Belu
Regency Tourism Office also runs several collaborations with hoteliers aimed at increasing
regional income. Partnership and Institutional Development Program, this is carried out through
the activities of micro, small and medium enterprises (MSMEs) creative economy, cooperative
relations between the government and the community in tourism development. The activities of
these micro, small and medium enterprises have been carried out well, such as the collaboration
between the Belu Regency Tourism Office and the weaving groups and the weaving products
from the community are promoted or sold during events and festivals so that they are more
widely known to the public. outside and the local community about the traditional fabrics of
Belu Regency and also the bias of increasing Belu Regency's regional income.
Keywords: The role of the Department of Tourism and Local Revenue (PAD).
DAFTAR ISI
Tabel 1.1. Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Belu Tahun 2018 – 2020 ....................... 6
Tabel 1.2. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas Pariwisata Kabupaten Belu
Tabel 4.2. Objek wisata, Wisata Budaya, Wisata Religi, Wisata Buatan
1. Surat permohonan Untuk Melakukan Penelitian Dari Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik
2. Surat Ijin Penelitian Dari Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Provinsi Nusa Tenggara Timur
3. Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian dari Dinas Pariwisata Kabupaten Belu
4. Dokumentasi Penelitian
PENDAHULUAN
Negara Indonesia adalah salah satu negara yang memilki banyak potensi kekayaan
alam yang merupakan modal dasar bagi dunia kepariwisataan yang dapat menjadikan sebagai
tempat objek wisata yang patut untuk dibanggakan terlebih objek wisata pantai dan lautnya,
sebab Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai garis pantai yang panjang.
Potensi kekayaan alam apabila dikelola atau managemen dengan baik akan memberikan
peranan yang cukup besar dalam menunjang pencapaian pembangunan daerah. Banyak
perlu dapat perhatian semua pihak. Dengan cara ini dapat diantisipasi dengan mudah segala
permasalahan yang ada di daerah. Sumber daya yang ada diupayakan penggunaannya secara
optimal sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembangunan tersebut dapat tercapai.
diarahkan pada peran kegiatan sosial dan ekonomi, untuk menciptakan lapangan kerja,
meningkatkan pendapatan masyarakat, serta pendapatan asli daerah. Selain itu, pembangunan
sarana dan prasarana sebagai penunjang dalam pengembangan destinasi pariwisata perlu
diimbangi dengan adanya pemberdayaan masyarakat daerah sekitar wisata. Hal ini menjadi
sangat wajar dikarenakan daerah wisata menjadi pilihan utama wisatawan lokal maupun
manca negara. Bahkan pada era globalisasi saat ini, daerah wisata telah berkembang pesat
menjadi primadona wisatawan meski hanya untuk sekedar menghabiskan waktu luang.
Upaya pembangunan daerah wisata sudah dilakukan pemerintah sejak tahun 1978.
Hal itu dituangkan dalam TAP MPR No. IV/MPR/1978, yaitu bahwa pariwisata perlu
ditingkatkan dan diperluas anatara lain untuk meningkatkan penerimaan devisa, memperluas
kepribadian nasional. Upaya yang dilakukan pemerintah saat itu dalam hal pengembangan
pariwisata dalam negeri lebih ditunjukan kepada pengenalan budaya bangsa dan tanah air
dengan diimbangi langkah-langkah dan peraturan yang terarah antara lain dibidang promosi,
penyediaan fasilitas serta mutu dan kelancaran pelayanan. Usaha untuk mencapai kesuksesan
dalam pengembangan pariwisata diperlukan pemahaman baik dari sisi pemerintah dan
masyarakat.
pariwisata itu akan mampu memberikan keuntungan sekaligus menekan biaya sosial dan
ekonomi serta dampak lingkungan sekecil mungkin. Disisi lain, masyarakat sebagai pelaku
wisata lebih terfokus dan berorientasi keuntungan, tentu tidak seenaknya melakukan segala
sesuatu demi mencapai keuntungan, tetapi harus menyesuaikan dengan kebijakan dari
jumlah kedatangan wisatawan dari suatu daerah ke daerah lain. Dengan semakin banyaknya
wisatawan yang datang akan membuat dampak positif dalam bidang sosial dan ekonomi.
daya, memajukan kebudayaan, mengangkat citra bangsa, memupuk rasa cinta tanah air,
memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa dan mempererat persahabatan antara bangsa.
Dengan adanya kunjungan wisatawan baik wisatawan manca negara maupun wisatawan lokal
akan berpengaruh terhadap kesempatan kerja dan pendapatan daerah tujuan wisatawan.
industri baru yang berkaitan dengan jasa-jasa wisata misalnya; usaha-usaha transportasi,
akomodasi (hotel, motel, pondok wisata, perkemahan, dan lain-lain), yang memerlukan
perluasan beberapa industri seperti peralatan hotel dan kerajinan tangan (Wahab, 2003:9).
kesejahteraan masyarakat daerah sekitar wisata diadopsi sebagai suatu strategi pembangunan
pariwisata berbasis masyarakat yang diimplementasikan dalam kerangka design dengan pusat
dan sasarannya tidak hanya menumbuh kembangkan nilai tambah ekonomi, tetapi juga nilai
tambah yang bersifat sosial dan budaya. Pariwisata menjadi suatu kegiatan yang cukup
Dengan kedatangan wisatawan ke suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW), terutama wisatawan
Sektor ekonomi yang dianggap cukup perspektif adalah sektor pariwisata. sektor ini
diyakini tidak hanya sekadar mampu menjadi sektor andalan dalam usaha meningkatkan
pemerintah daerah juga menggali potensi-potensi lain yang dapat menyumbang Pendapatan
Asli Daerah (PAD). Potensi tersebut dari sektor yang dapat dikembangkan untuk
Pariwisataa diera globalisasi saat ini, merupakan salah satu sektor yang mempunyai
maju ekonominya, di mana pada gilirannya industri pariwisata merupakan suatu kenyataan
keberadaan sektor pariwisata sangat potensial. Adanya Obyek wisata yang dimiliki oleh suatu
lapangan pekerjaan, meningkatkan taraf hidup masyarakat, serta meningkatkan rasa cinta
untuk melestarikan lingkungan alam dan budaya yang ada. Hal tersebut tentunya akan
memberikan banyak pemasukan bagi daerah yang sadar akan potensi yang dimiliki. Meski
sektor pariwisata hanya menyumbang sedikit namun harapannya sektor tersebut dapat
meningkatkan pendapatan daerah secara bertahap. Oleh karena itu untuk meningkatkan
pendapatan daerah dari sektor pariwisata dibutuhkan manajemen dan tata pengelolaan
pariwisata yang diperankan oleh segenap pemangku kepentingan (stakeholders) baik dari
Sektor pariwisata saat ini merupakan sektor yang terus dikembangkan dan dikelola
pemerintah terutama oleh pemerintah daerah. Di mana pariwisata sebagai salah satu potensi
unggulan sebagai penyumbang pendapatan daerah. Hal ini Perlu adanya pengelolaan secara
tersusun dan terencana agar memperoleh hasil yang optimal bagi daerah dan layak menjadi
potensi unggulan. Pengelolaan potensi wisata yang dimiliki terus dilakukan untuk
Kabupaten Belu adalah salah satu kabupaten terbesar kedua di pulau Timor, Provinsi
Nusa Tenggara Timur. Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Timor Leste ini
memiliki potensi obyek wisata daerah diantaranya yaitu wisata alam, wisata budaya, dan
wisata sejarah, yang harus dikembangkan dan ditingkatkan demi menarik perhatian
wisatawan. Mulai dari wisata Kolam Susu yang pernah dijadikan sebuah lagu oleh Grup band
legendaris Koes Plus, wisata alam Fulan Fehan yang dikenal sebagai bukit teletubis Pulau
Timor, wisata laut yaitu Pantai Pasir Putih, Benteng pertahanan jaman penjajahan Belanda
yaitu Benteng Makes yang terletak di bawah kaki gunung Lakaan yang merupakan gunung
tertinggi di daratan Pulau Timor. Selain wisata alam, ada pula wisata budaya, yaitu tarian
daerah Kabupaten Belu yaitu Tarian Likurai, Tarian Tebe dan wisata daerah lainnya.
Perkembangan pariwisata Kabupaten Belu yang baik dapat meningkatkan pendapatan dari
Meskipun memiliki berbagai potensi wisata alam dan wisata budaya, kunjungan
wisatawan manca negara dan domestik masih sangatlah kurang. Berdasarkan data indikator
kinerja utama Dinas Pariwisata kabupaten Belu, realisasi kunjungan wisatawan manca negara
dan domestik dari tahun 2018-2020 hanya mencapai 20% dari target yang ditetapkan. Hal ini
yang di lakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Belu. Selain itu berdasarkan pengamatan
penulis pada beberapa objek wisata alam yang ada di Kabupaten Belu masih belum dikelola
secara maksimal dan masih kurangnya fasilitas yang tersedia seperti Sejumlah tempat wisata
di Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan negara RDTL ini belum dikelola
dengan baik, bahkan terkesan amburadul. Sejumlah destinasi wisata di Kecamatan Kakuluk
Mesak, seperti di Pantai Pasir Putih, Pantai Sukaerlaran dan Teluk Gurita, kondisi fasilitasnya
sangat memprihatinkan. Padahal setiap akhir pecan ketiga pantai ini selalu menjadi tempat
wisata andalan masyarakat kabupaten Belu. Ditempat wisata Sukaer Laran, loket masuk tidak
dijaga petugas dari Dinas Pariwisata. Di sana hanya terdapat beberapa orang remaja, dengan
potongan kertas yang diakuinya didapat dari hasil copyan. Karcis itu tidak dikasih nomor dan
stempel dengan tarif sekali masuk, pengunjung dipungut Rp 5.000,00.Uang pungutan pun
tidak diketahui diserahkan kepada siapa. yang mereka tahu, setiap hasil pungutan akan
diserahkan kepada kakaknya. Selain pungutan masuk yang terkesan asal-asalan, tempat
wisata ini juga dipenuhi dengan tumpukan sampah plastik yang tidak terurus. Fasilitas air
bersih juga sangat sulit. Rendahnya kunjungan wisatawan ke Kabupaten Belu ini juga akan
berdampak pada rendahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD). Berdasarkan data yang diperoleh
penulis, realisasi PAD dari Dinas Pariwisata Kabupaten Belu masih belum mencapai target
Tabel 1.2 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas Pariwisata Kabupaten Belu
Tahun 2018-2020
Tabel 1.2. dapat diketahui bahwa pendapatan yang diperoleh dari sektor pariwisata
daerah ( PAD ) Kabupaten Belu. Alasan rendahnya pendapatan daerah kabupaten Belu setiap
tahunnya karena sumber daya manusia, infrastruktur, pendanaan, sarana – prasarana yang
masih mengalami kelemahan dari segi promosi akibatnya jumlah Wisatawan yang
berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Belu dampak yang terakhir yaitu
pendemi Covid-19. Covid-19 juga menjadi salah satu alasan rendahnya kunjungan wisatawan
lokal maupun manca negara ke tempat wisata Kabupaten Belu, sehingga dapat berakibat
Daya tarik suatu daerah wisata tergantung dari promosi dan fasilitas yang ditawarkan,
oleh karena itulah Dinas Pariwisata Kabupaten Belu harus berupaya dalam mempromosikan
dan melakukan hal – hal lain agar dapat menarik wisatawan untuk datang ke Kabupaten Belu.
misalnya tentang update – update terbaru kegiatan pariwisata diradio, atau pun
media cetak yang agak terlambat, mengakibatkan banyak masyrakat dari luar
kota, manca negara maupun dalam kota tidak mengetahui adanya kegiatan yang
dilaksanakan. Dan juga jaringan kerjasama promosi pariwisata sering terjadi mis
objek pariwisata yang ada di Kabupaten Belu belum di kekolah secara maksimal
kekurangan dana, dan juga dana yang digunakan untuk menggelolah objek wisata
pariwisata.
3. Kegiatan UMKM ekonomi kreatif, yaitu kegiatan promosi dan penjualan kain
setempat lebih menyukai produk luar dari pada produk lokal sendiri.
Berdasarkan hal-hal yang telah disampaikan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Peran Dinas Pariwisata Kabupaten Belu Dalam Meningkatkan
Pendapatan Daerah”.
pendapatan daerah ?
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah: Mendeskripsikan Peran Dinas Pariwisata Kabupaten Belu dalam
1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat teoritik yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah untuk
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi bagi Dinas
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam suatu penelitian tidak terlepas dari perolehan data melalui referensi buku-
buku atau literature studi kepustakaan ini dilakukan untuk memenuhi atau
mempelajari serta mengutip pendapat-pendapat dari para ahli yang ada hubungannya
buku, skripsi dan tesis serta artikel yang berkaitan dengan Peran Dinas Pariwisata
daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan pemerintahannya
permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara, dan hak-hak asal usul dalam daerah-
Penjelasan Pasal 18 UUD 1945 menerangkan bahwa karena negara Indonesia itu
adalah suatu negara kesatuan, lndonesia tidak akan mempunyai daerah di dalam
lingkungannya yang juga berbentuk negara. Wilayah Indonesia dibagi menjadi daerah-daerah
provinsi dan daerah provinsi dibagi pula menjadi daerah yang lebih kecil. Daerah-daerah itu
bersifat otonom atau bersifat administratif belaka, semuanya menurut aturan yang akan
kehidupan yang dilakukan dan berpusat di daerah. Daerah yang dimaksud yaitu provinsi dan
pemerintahan kabupaten atau kota. Pada pemerintahan di daerah tentu saja sudah di konsep
dengan betul dan segala tujuan, sasaran, obyek, subyek, sarana dan prasana telah disiapkan
dengan matang untuk menuju tujuan masyarakat adil dan makmur. Strategi pengembangan
dan tujuan yang konkrit merupakan hal- hal yang harus diperhatikan. Strategi Pemerintahan
Daerah digunakan untuk mencari jalan keluar bagi semua orang untuk menuju perubahan.
Pada pemerintahan daerah juga perlu adanya koordinasi antara pusat dan daerah agar semua
program-program yang telah disusun akan menghasilkan perubahan ke arah yang lebih baik.
kekuasaan dan tentang organisasi negara berkembang sangat pesat. Variasi struktur dan
fungsi organisasi dan institusi-institusi kenegaraan itu berkembang dalam banyak ragam dan
bentuknya, baik di tingkat pusat atau nasional maupun di tingkat daerah atau lokal. Gejala
perkembangan semacam itu merupakan kenyataan yang tak terelakkan karena tuntutan
keadaandan kebutuhan yang nyata, baik karena faktor- faktor sosial, ekonomi, politik dan
budaya ditengah dinamika gelombang pengaruh globalisme versus lokalisme yang semakin
yang valid untuk menjalankan dan mengukur suatu keberhasilan pemerintahan daerah
tersebut. Maju mundurnya suatu organisasi tergantung pada peran serta pelaku organisasi itu
sendiri. Semakin pandai nilai berfikirnya pelaku organisasi maka secara otomatis semakin
maju dan perkembangnya organisasi. Prilaku organisasi terbagi jadi 2 asfek yaitu; perilaku
organisasi terhadap manusia dan prilaku manusia terhadap organisasi. Perilaku ini merupakan
prilaku positif yang bisa berpengaruh terhadap jalannya organisasi. Dalam perilaku organisasi
semua asfek kegiatan harus tersusun rapi dan terencana. Dengan demikian roda organisasi
Model hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah secara teoritis
menurut Clarke dan Stewart (dalam Huda : 2009) dapat dibedakan menjadi tiga, yakni:
Pertama, The Relative Autonomy Model. Memberikan kebebasan yang relatif besar kepada
adalah pada pemberian kebebasan bertindak bagi pemerintah daerah dalam kerangka
kekuasaan/ tugas dan tanggung jawab yang telah dirumuskan oleh peraturan perundangan.
Kedua, The Agency Model . Model di mana pemerintah daerah tidak mempunyai kekuasaan
yang cukup berarti sehingga keberadaannya terlihat lebih sebagai agen pemerintah pusat yang
bertugas untuk menjalankan kebijaksanaan pemerintah pusatnya. Karenanya pada model ini
berbagai petunjuk rinci dalam peraturan perundangan sebagai mekanisme kontrol sangat
menonjol. Pada model ini pendapatan asli daerah bukanlah hal penting dan sistem keuangan
daerahnya didominasi oleh bantuan dari pemerintah pusat. Ketiga, The Interaction Model.
Merupakan suatu bentuk model di mana keberadaan dan peran pemerintah daerah ditentukan
oleh interaksi yang terjadi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Organisasi pemerintahan daerah salah satu organisasi yang telah dibentuk untuk
peranan yang sangat penting dalam mengatur dan mengawasi pemerintahan yang ada di
daerah tersebut. Pemerintahan daerah salah satunya bertujuan memperbaiki kinerja organisasi
yang dijalankannya.
Perangkat Daerah di Kabupaten terdiri atas; Kepala Daerah, Sekretaris Daerah,
Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lambaga Teknis Daerah ,Kecamatan dan Kelurahan atau
Desa. Tugas Sekretaris Daerah membantu Kepala Daerah (Bupati) dalam menyusun
kebijakan dan mengkoordinasikan pada Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. Hal ini
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi
Perangkat Daerah.
Organisasi perangkat daerah harus sejalan dengan peraturan pemerintah yang ada di
indonesia agar koordinasi semakin terarah. Kepemimpinan Daerah yang punya sifat good
governance sangat perlu untuk dijadikan barometer berhasil tidaknya seorang pemimpin.
itu sendiri. Kegagalan pembangunan sering terjadi karena kurang partisifasinya masyarakat
setempat.
Good governance merupakan prinsip dasar yang melandasi perbedaan antara konsepsi
pada adanya tuntutan yang demikian kuat agar peranan pemerintah dikurangi dan peranan
Dengan ketegasan dan disiplin aparatur pemerintahan yang bersih dan berwibawa
maka akan menghasilkan etos kerja yang baik pula. Potensi yang ada di daerah terus digali
dan diperdayakan untuk kemakmuran masyarakatnya. Setiap daerah punya potensi yang
berbeda (Halim dan Iqbal : 2012). Potensi itu bisa berupa pikiran, benda, sumber daya
manusia, sumber daya alam dan potensi organisasi pemerintahan yang sangat menunjang
Teori otonomi daerah berasal dari istilah “Autos” berarti sendiri, dan “Nomos” berarti
pemerintahan. Jadi otonomi berarti “pemerintahan sendiri” dan secara dogmatis pemerintahan
disini dipakai dalam arti luas. Menurut perkembangan pemerintah Indonesia, otonomi selain
(Supriatna : 1996)
Daerah, otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
terbatas atau kemandirian itu adalah wujud pemberian kesempatan yang harus dipertanggung
jawabkan. Secara implisit definisi otonomi tersebut mengandung dua unsur (Syafirudin :
2002), yaitu:
1. Adanya pemberian tugas dalam arti sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan
Negara kesatuan dapat di bedakan dalam dua bentuk: (1) Negara kesatuan dengan
sistem Sentralisasi. (2) Negara kesatuan dengan sistem Desentralisasi. Dalam Negara
kesatuan dengan sistem sentralisasi segala sesuatu dalam negara langsung diatur dan diurus
oleh pemerintah pusat dan daerah-daerah hanya tinggal melaksanakan segala apa yang
diintruksikan oleh pemerintah pusat. Sedangkan dalam Negara kesatuan dengan sistem
Di dalam otonomi, hubungan kewenangan antara pusat dan daerah, antara lain
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang didapat oleh daerah itu
dari pajak dan retribusi daerah. Pendapatan yang berasal dari hasil pajak daerah, retribusi
daerah, perusahaan milik daerah dan pengelolan kekayaan daerah yang dipisahkan serta lain-
1. Pajak Daerah
adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau
2. Retribusi
Retribusi adalan iuran dari masyarakat tertentu (individu yang bersangkutan) yang
lansung, dan pelaksanaannya dapat dipaksakan. Dengan kata lain yang lebih
menikmati jasa secara langsung. Contoh retribusi: karcis pasar, karcis parkir, uang
SPP, karcis bioskop, karcis masuk taman hiburan, rekening listrik, rekening
telepon, rekening air PAM, dan lain-lain. Retribusi ini berbeda dengan pajak;
sebab kalau pajak itu merupakan iuran masyarakat kepada pemerintah berdasarkan
Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian
izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah
Retribusi adalah pemungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian
izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan olah pemerintah daerah
untuk kepentingan orang pribadi atau badan. (Syamsi : 1994). Retribusi terdiri dari
3 macam, yaitu retribusi jasa umum, jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu.
antara lain bagian laba dari BUMD dan hasil kerja sama dengan pihak ketiga.
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah antara lain penerimaan daerah di luar
pajak dan retribusi daerah seperti jasa giro, hasil penjualan aset daerah.
2.2.4 Tujuan dan Fungsi Pendapatan Daerah
Salah satu pendapatan daerah adalah bearsal dari pendapatan asli daerah. Dana-
dana yang bersumber dari pendapatan aslih daerah tersebut merupakan salah satu
rutin serta biaya pembangunan daerah, serta untuk mengatur dan meningkatkan
kondisi sosial ekonomi pemakaian jasa tersebut. Tentu dalam hal ini tidak terlepas
dari adanya beban yang menangani atau yang diberi tugas untuk mengatur hal
diluar pendapatan asli daerah, karena pendapatan asli daerah dapat dipergunakan
sesuai dengan praksa dan inisiatif daerah sedangkan bentuk pemberian pemerintah
(non PAD) sifat lebih terikat. Adanya pengganti dan peningkatan pendapatan asli
meningkatkan pendapatan asli daerah sebagai sumber utama pendapatan daerah yang
dapat digunakan oleh daerah dalam melaksanakan pemerintah dan membangun daerah
Hal ini berarti usaha meningkatkan pendapatan asli daerah seharusnya dilihat
dari perspektif yang lebih luas tidak hanya ditinjau dari segih daerah masing-masing
daerah itu sendiri dianggap sebagai alternatif untuk memperoleh tambahan dana yang
dapat digunakan untuk berbagai keperluan pengeluaran yang ditentukan oleh darah
sendiri khusunya keperluan rutin. Oleh karena itu peningkatan pendapatan tersebut
Pariwisata Belu. Brand image destinasi (Belu) ini sangat penting sebagai identitas atau citra
diri yang membuat kabupaten Belu dapat dengan muda diidentifikasi secara berbeda dengan
destinasi yang lain ditengah gencarnya persaingan pasar pariwisata baik ragional, nasional
maupun internasional yang semakin kompetitif. dapat dengan mendorong tumbuhnya industri
1. Religious Tourism
dari lingkungan yang bisa di tempati untuk tujuan keagamaan, tidak termasuk
b) Mayoritas Penduduk Pulau Timor (Belu, Malaka, TTU dan Timor Leste)
c) Prosesi Nat Feto Lalean yang rutin (2 Tahunan) diselenggarakan oleh Paroki
Teluk Gurnta oesa Dualaus, Kecamatan kakuluk Mesak. Patung Bunda Maria
dengan tinggi 32m ini merupakan salah satu patung Bunda Mariah tertinggi
se-Asia Tenggara.
a) Sesuai dengan visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Belu 2021-2024 yang
berkualitas, tenagaedis (Dokter Ahli) dengan repotasi terbaik, sera harga yang
Potensi pasar internasional medical tourism dari Timor Leste maupun daratan
Indonesia termasuk kebijakan bebas visa yang masi berlaku serta minimnya
dan sebagainya.
perputaran ekonomi daerah dan membuat kota menjadi lebih hidup. Data
hotel-hotel di kabupaten Belu. Belu sejak tahun 2016 pada saat pelaksanaan
Festival dan Events seperti Festival Crossborder, Festival Foho Rai dan beberapa
Festival lainnya. Festival Likurai Timor (Festival Fulan Fehan) masuk dalam 100
Wonderful Event, coE Nasional tanun 2018. Selaras dengan program pemerintah
pusat untuk menjadikan Indonesia sebagai "Negeri 1000 Festival yang mulai
diluncurkan tanggal 9 Juni 2021 pada Festival Teluk Jailolo ke-12 di Halmahera
Barat. Atambua sebagai salah satu pintu masuk Wisman ke Indonesia. Didalam
dunia wisata digital, khususnya yang berbasis platform social media Hashtag
Kota Festival dan Festival Fulan Fehan menjadi salah satu indikator Fulan Fehan
Untuk Mendorong tumbuhnya industri pariwisata melalui atraksi/daya tarik khas Belu dengan
Tema Health Tourism, Religious Tourism serta Kota Festival, diperlukan beberapa kebijakan
buatan.
2.3.Kerangka Berpikir
Sektor ekonomi yang dianggap cukup perspektif adalah sektor pariwisata. sektor ini
diyakini tidak hanya sekadar mampu menjadi sektor andalan dalam usaha meningkatkan
pemerintah daerah juga menggali potensi-potensi lain yang dapat menyumbang Pendapatan
Asli Daerah (PAD). Potensi tersebut dari sektor yang dapat dikembangkan untuk
keberadaan sektor pariwisata sangat potensial. Adanya Obyek wisata yang dimiliki oleh suatu
lapangan pekerjaan, meningkatkan taraf hidup masyarakat, serta meningkatkan rasa cinta
untuk melestarikan lingkungan alam dan budaya yang ada. Sektor pariwisata saat ini
merupakan sektor yang terus dikembangkan dan dikelola pemerintah terutama oleh
pemerintah daerah. Dimana pariwisata sebagai salah satu potensi unggulan sebagai
penyumbang pendapatan daerah. Hal ini Perlu adanya pengelolaan secara tersusun dan
terencana agar memperoleh hasil yang optimal bagi daerah dan layak menjadi potensi
unggulan. Pengelolaan potensi wisata yang dimiliki terus dilakukan untuk meningkatkan
Kabupaten Belu.
Kabupaten Belu adalah salah satu kabupaten terbesar kedua di pulau Timor, Provinsi
Nusa Tenggara Timur. Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Timor Leste ini
memiliki potensi obyek wisata daerah diantaranya yaitu wisata alam, wisata budaya, dan
wisata sejarah, yang harus dikembangkan dan ditingkatkan demi menarik perhatian
wisatawan. memiliki berbagai potensi wisata alam dan wisata budaya, kunjungan wisatawan
kepariwisataan Kabupaten Belu yang tertuang dalam rencana strategis Dinas Pariwisata
BAB III
METODE PENELITIAN
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan
untuk menggambarkan gejala, fenomena, atau peristiwa tertentu untuk mendapat informasi
terkait dengan fenomena, kondisi, atau variabel tertentu dan tidak dimaksudkan untuk
pendekatan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan memahami suatu fenomena secara
mendalam dengan peneliti sebagai instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti melakukan
observasi partisipan, wawancara mendalam, catatan lapangan, focus group dan prediksi
obyektif. Jenis penelitian dekriptif dan pendekatan kualitatif digunakan untuk menggali
pendapatan daerah.
Lokasi penelitian akuntabilitas ini berada pada Dinas Pariwisata Kabupaten Belu. Alasan
peneliti memilih lokasi ini karena sektor pariwisata merupakan salah satu yang mempunyai
pendapatan daerah maka penulis menggunakan program kerja Dinas Pariwisata Kabupaten
program Belu Expo dan cetak info promosi sehingaa masyarakat luar
maupun masyrakat lokal lebih mengetahui potensi wisata alam yang ada
pendapatan daerah.
pendapatan daerah.
agar objek wisata lebih baik dan lebih menarik ditinjau dari segi tempat maupun
benda-benda yang ada didalamnya untuk dapat menarik minat wisatawan untuk
Kabupaten Belu perlu melengkapi atau mengati sarana sarana yang belum ada
dan yang sudah rusak guna untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan
pendapatan daerah.
b. penggelolaan objek wisata, Dinas Pariwisata Kabupaten Belu lebih efektif lagi
dalam penggelolaan wisata seperti wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah
pendapatan daerah.
sub focus :
penjualan kain kain adat khas daerah Kabupaten Belu guna untuk
diperlukan selama proses penelitian. Informan yang digunakan dengan pertimbangan bahwa
informan sebagai sumber data mengetahui masalah yang dihadapi berkaitan dengan Peran
informan dengan menggunakan teknik purposive. Oleh karena itu, informan yang ditetapkan
tentang objek penelitian. Selanjutnya, penulis menyajikan kerangka informan pada Tabel 3.1.
Informan
kepariwisataan
Total 7 Orang
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari informan melalui
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara, dalam arti data diperoleh dan dicatat oleh pihak lain.
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun
1. Observasi
Teknik observasi dalam sutopo (1969) digunakan untuk menggali data dari sumber data
yang berupa pristiwa, tempat atau lokas, dan benda, serta rekaman gambar. Dalam
penelitian ini peneliti mengamati, merekam atau mencatat Peran Dinas Pariwisata
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh
terkait Peran Dinas Pariwisata Kabupaten Belu dalam meningkatkan pendapatan daerah.
melalui beberapa dokumen berupa peraturan-peraturan dan data Peran Dinas Pariwisata
Teknik analisa data menurut Moleong (2004), dilakukan secara terus menerus dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara,
pengamatan yang sudah dilakukan dalam catatan lapangan, dokumen dan sebagainya sampai
dengan penarikan kesimpulan. Dalam melaksanakan analisis data, peneliti mengacu pada
beberapa tahapan yang terdiri dari dari beberapa tahapan antara lain:
1. Pengumpulan data atau informasi (data collection) melalui wawancara dengan informan
2. Reduksi data (data Reduction) yaitu proses pemelihan, pemusatan perhatian pada
selama meneliti. Tujuan diadakan transformasi data untuk memilih informasi mana ynag
dianggap sesuai dan tidak sesuai dengan masalah yang menjadi pusat penelitian di
lapangan.
3. Penyajian data (data display) yaitu kegiatan sekumpulan informasi dalam bentuk naratif,
grafik jaringan, tabel dan bagan yang bertujuan untuk mempertajam pemahaman
penelitian terhadap informasi yang dipilih kemudian disajikan dalam tabel ataupun uraian
penjelasan.
4. Penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclution drawing/verification), dalam arti pola-
pola penjelasan, alur sebab akibat dan proposisi. Penarikan kesimpulan dilakukan secara
ilmia.
Keabsahan data menurut Moleong (2004), merupakan hal yang sangat penting dalam
penelitian kualitatif. Informasi yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti dan akan
dijadikan data dalam penelitian ini perlu diperiksi kredibilitasnya, sehingga data penelitian
tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan dijadikan sebagai dasar dalam
peristiwa yang diamati oleh peneliti, benar-benar sesuai dengan apa yang dikumpulkan,
mengandung nilai kebenaran, dalam arti hasil penelitian dapat dipercaya oleh pembaca
yang bersifat kritis dan dapat diterima oleh orang-orang yang memberikan informasi yang
penelitian ini, yaitu dengan cara melakukan wawancara berulang ulang, dengan beberapa
sumber yang berbeda, seperti satu konteks pertanyaan yang sama ditanyakan kepada
penelitian dengan penekanan pada pelacakan data dan informasi serta interpretasi yang
didukung oleh materi yang ada pada penelusuran pelacakan audit. Untuk memenuhi
penelusuran tersebut, peneliti menyiapakan bahan-bahan yang diperlukan seperti catatan
lapangan dan transkip wawancara, hasil perekaman (dokumen dan foto), hasil analisis
kesesuaian data dilapangan yang dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumen
lainnya.
BAB IV
Kabupaten Belu sebagai salah satu bagian dari Provinsi Nusa Tenggara
tinggal didaerah tersebut dan/atau orang yang secara hukum berhak tinggal didaerah
Sumber: Dinas Penduduk dan Catatan Sipil kabupaten Belu tahun 2022
4.1.3. Topografi
kecil dibagian utara. Sementara pada bagian tengah wilayah ini terdiri
kabupaten Belu dapat dibagi menjadi lima kelas dengan masing masing
raimanuk.
e. Kemiringan Lereng di atas 40% terdapat disebagian kecamatan Nanaet
Selatan.
4.1.4.1.Pariwisata
objek wisata alam, objek wisata sejarah maupun objek wisata budaya.
Terdapat banyak objek wisata favorit baik oleh turis mancanegara maupun
Lakaan, Fulan Fehan, Air Terjun Sihata Mauhalek, Anin Nawan, Bukit
Mandeu, Bukit Lidak, Mata air Lahurus, Mata air Webot Haekesak, Niki Tohe
Wisata Pantai antara lain Pasir Putih, Kolam Susuk, dan Teluk Gurita.
4.1.4.2.Pertanian
Kabupaten Belu pada tahun 2018 tercatat 7651.2 Ha. Pertanian tanaman padi
yang mencapai 20.200 ton pada tahun ini sedangkan produksi padi sebanyak
20.111 ton. Namun angka ini tidak berarti produktivitas jagung lebih tinggin
dari pada padi karena selisih produksi yang sangat tipis tetapi luas lahan yang
ditanami berbanding sangat jauh. Luas tanam jagung seluas 8.133 Ha.
4.1.4.3.Perikanan
yang merupakan fokus sektor perikanan laut. Sedangkan untuk perikanan darat
laut maupun darat, khususnya yang berasal dari tambak untuk dikembangkan.
Pada tahun 2017, jumlah produksi perikanan laut sebanyak 1.513,7 dan
perikanan darat sebanyak 145,3 ton. Sub sektor Produksi perikanan perairan
umum 2,5 ton, tambak 116,6 ton, dan kolam 26,2 ton. Sebuah potret potensi
4.1.4.4.Peternakan
karena salah satu produk unggulan Kabupaten adalah sapi. Masyarakat Belu
yang umumnya peternak yang juga ditunjang dengan kondisi alam yang
terbagi atas 3 (tiga) jenis yaitu ternak besar, ternak kecil, dan unggas. Ternak
besar terdiri dari sapi, kerbau, dan kuda, ternak kecil terdiri dari babi,
kambing, dan domba. Pada jenis ternak besar, populasi terbanyak adalah sapi
sebanyak 69.621 ekor, pada jenis ternak kecil populasi terbanyak adalah babi
4.1.4.5.Kehutanan
Luas kawasan hutan berdasarkan Berita Acara (BA) Tata Batas pada tahun
2014 adalah 58.155,55 Ha yang terdiri dari Hutan Lindung, Hutan Produksi,
Hutan Produksi Tetap, Hutan Produksi Konversi, Cagar Alam dan Suaka
Kabupaten Belu dan Malaka dan belum ada pemisahan dikarenakan penetapan
luas yang terpisah belum ada dan tidak dapat dilakukan oleh Dinas Kehutanan
dari penyebaran lokasinya kawasan hutan (KH) Uabau Atepupu (RTK 115)
kedua kawasan hutan tersebut belum dapat dilakukan sehingga luas KH Uabau
seluas 3.188,88 Ha, Hutan Produksi Tetap seluas 3.025 Ha, Cagar Alam seluas
pemerintahan kabupaten Belu dalam bidang budaya dan pariwisata berdasarkan asas otonomi
daerahnya. Melalui Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata ini berbagau urusan pemerintahan
daerah terkait bidang pariwisata dan kebudayaan yang dilakukan. Fungsi dari Dinas
Penelaan visi, misi dan program kepala daerah terpilih ditunjukan untuk memahami
arah pembangunan yang akan dilaksanakan selama limah tahun kedepan, sesuai dengan
kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Belu, yang tertuang dalam RPJMD
Kabupaten Belu Tahun 2016-2021. Proses telaahan pelayanan Dinas Pariwisata Kabupaten
Belu yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi pembangunan Kabupaten Belu
Sesuai dengan visi misi Kabupaten Belu yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten
Belu Tahun 2016 – 2021, maka visi pembangunan yaitu: “Belu Yang Berkualitas, Mandiri,
menjadi penentu untuk mencapai keberhasilan pencapain visi pembangunan. Oleh karena itu
ditetapkan empat visi pembangunan yang akan menjadi acuan dalam penyiapan karangka
Tabel 4.2.Objek Wisata, Wisata Alam, Wisata Budaya, Dan Wisata Bahari
Kabupaten Belu
Motaain, Embung
Sirani (Haliwen),
Beendungan Haikrik
4 Kecamatan Gua Jepang, Air Gua Jepang, Air Pantai Berluli Pasir
Kakuluk Mesak Terjun Atapupu, Terjun Atapupu, Gua Putih, Kolam Susuk,
Ratu Dulilu,
Sabanase
Kampung Adat
Kewar
Atambua Raimaten -
Permandian Tirta - -
Mandeu),
Fatukabelak Tuan,
Klau Hane,
Sesuai peraturan Buapti Belu Nomor 60 tahun 2017 tentang struktur organisasi dan tata
1. Kepala Dinas
2. Sekertaris
agar tersedianya program data dan hasil evaluasi, yang akurat, serta urusan
ketentuan dan prosedur yang berlaku dalam mendukung kinerja dinas yang
handal.
ketata usahaan, perlengkapan serta urusan rumah tangga dan perjalanan dinas
dan daya tarik wisata, bimbingan teknis, pemantauan evaluasi, pelaporan dan
berlaku agar tercapainya kinerja sub bidang yang handal, berbasis pelayanan.
prosedur yang berlaku agar tercapainya kinerja sub bidang yang handal,
berbasis pelayanan.
prosedur yang berlaku agar tercapainya kinerja sub bidang yang handal,
berbasis pelayanan.
bidang dan prosedur yang berlaku agar tercapainya kinerja sub bidang
Khusus
Sub bidang promosi wisata konvensi, insentif, event dan minat khusus
ketentuan bidang dan prosedur yang berlaku agar tercapainya kinerja sub
bidang yang handal, berbasis pelayanan.
Intelektual
pelayanan.
Pariwisata
pelayanan.
Kreatif
pelayanan.
berbasis pelayanan.
4.4. Peran Dinas Pariwisata Kabupaten Belu Dalam Meningkatkan Pendapatan Daerah
Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Belu dan mendorong tumbuhnya
industri pariwisata, berdasarkan hasil penelitian terhadap Dinas Pariwisata maka dapat
sesuatu yang dapat ditawarkan kepada para wisatawan baik lokal maupun
(pantura) lokasinya seperti pantai pasir putih, perbatasan Motaain sampe ke Teluk
Gurita, yang berikur festival tenun ikat, festival musik Atambua, Atambua culture
fashion dan iven crosborder. Saat melakukan event-event atau festival didalamnya
mereka juga melakukan kegiatan seperti kuliner makan laut pada saat festival
pantai utara, perlombaan voli, dance, dan fashion show busana adat.
Kabupaten Belu, media cetak seperti browser dan buku- buku. hal ini juga
diperjelaskan oleh Bapak Paulus Nusandri Bisana, S.S. selaku seksi pemasaran
“kalo mereka kewalahan pada saat covid-19 masuk ke daerah Kabupaten Belu
mereka bingung harus melakukan teknik pemasaran seperti apa, akhirnya mereka
sepakat mengunakan media sosial sebagai media untuk melakukan promosi dan
pemasaran pariwisata dengan mereka membuat konten-konten dan memasukan
video-vidio, foto serta mengupdet berita – berita atau informasi yang berkaitan
dengan pariwisata. (wawancara pada tanggal 10 februari 2022).”
Peneliti juga melakukan wawancara dengan salah satu wisatawan Ibu Lesa
“kegiatan promosinya belum terlaksana dengan baik hanya mungkin karena kurang
kesadaran dari kami masyarakat tentang potensi yang dimiliki dan kurang
pahamnya kami tentang media sosial sehingga membuat kami sebagian
masyarakat belum mengetahui secara merata potensi wisata yang ada di
Kabupaten Belu. Wawancara pada tanggal 12 febuari 2022).”
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti berkaitan dengan pramosi dan
event pariwisata yang terlaksana dapat disimpulkan bahwa, teknik pramosi yang
sosial dan websait resmi Dinas Pariwisata Kabupaten Belu sehingga program
Hanya saja masih ada sebagian masyarakat Kabupaten Belu belum ada kesadaran
tentang potensi alam yang mereka miliki sehingga, tidak ada rasa ingin tahu
tentang potensi alam yang mereka miliki dan kurang pemahaman tentang media
pihak perhotelan yang bertujuan untuk penambahan pendapatan daerah, hal ini
susuai dengan pernyataan Ibu Natalies Hendrayani, SH selaku kepala bidang
“wisatawan yang datang berkunjung ke daerah Kabupaten Belu baik itu pengujung
luar daerah Kabupaten Belu atau bahkan pengunjung manca negara yang datang
berkunjung ke tempat wisata dan menginap di hotel dengan otomatis pihak
prusahaan dari hotel membayar pajak dan dari pajak hotel tersebut masuk ke
dalam pendapatan daerah (PAD). (wawancara pada tanggal 10 februari 2022). “
perhotelan seperti, Dinas Pariwisata membuat buku tentang destinasi wisata yang
ada di Kabupaten Belu lalu dimasukan ke setiap hotel yang ada di Kabupaten Belu
sehingga pada saat pengujung datang mengginap dan saat mereka mengisi buku
tamu mereka juga diberikan brosur tersebut dan dari pihak perhotelan juga
menjelaskan sedikit tentang objek wisata yang ada dalam buku tersebut, berikut
adalah contoh buku dari dinas pariwisata yang disimpan disetiap hotel :
Hal yang sama juga yang disampaikan Ibu Natalies Hendrayani, SH selaku
“hal ini disebabkan karena belum terpenuhinya aspek 5A (atraksi, akomodasi, akses,
aktivitas, amenitas), pada destinasi wisata yang ada di Kabupaten Belu akibat belum
optimalnya pengelolaan sumberdaya yang ada karena keterbatasan sumber daya manusia
diberbagai level dan belum optimalnya penataan dan pengelolaan kepariwisataan di
Kabupaten Belu yang mengedepankan konsep wisata yang khas, dengan
mempertimbangkan keunggulan khas,peluang dan target pasar. Sehinga berdampak pada
peningkatan pendapatan daerah dari segi parawisata”
Tabel 4.3. Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Domestik
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti berkaitan dengan jaringan
wisata dengan cara Dinas Pariwisata menyiapkan buku yang berkaitan dengan
objek wisata dan dititipkan ke pihak perhotelan sehingga saat pengunjung datang
menginap juga diberikan buku tersebut dan dijelaskan sediki tentang objek wisata.
Belu, sehinga berdampak pada rendahnya angka rata-rata lama menginap di hotel.
Oleh karena itu perlu diperhatikan lagi secara maksimal teknik penataan dan
sehingga masi banyak tempat wisata yang fasilitas pariwisata, sarana dan
prasarana belum memadahi, seperti pantai sukaerlaran belum ada tempat atau
lopo - lopo untuk tempat beristirahat masyrakat yang berkunjung, wisata kolam
susuk disekitaran tempat wisata kolam susuk ini masi banyak sampah
Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Mickhael Bria, S,Sos sebagai sekertaris
”Sarana dan prasarana saat ini belum semuanya terbangun dan terlaksanakan
dengan baik tetapi kami berusaha untuk memenuhi segalah kekurangan fasilitas
di tempat tempat wisata yang dibutuhkan oleh wisatawan. Namun kami juga
memiliki beberapa tempat wisata yang fasilitasnya sudah sangat baik seperti
pantai pasir putih, fulan fehan, air terjun mauhalek dan batung budah maria
segalah bangsa. (wawancara pata tanggal 10 februari 2022).”
Hal ini juga dipertegas oleh salah satu wisatawan Bapak Kornelis Sali,
beliau mengatakan:
” sarana – prasarana dan fasilitas yang ada ditempat - tempat wisata belum
memadahi atau memuasakan dikarenakan seperti prasarana trasportasi, jalan
yang diakses untuk menuju ke tempat wisata seperti bukit batu maudemu dan
kampung adat nualain karna letaknya yang jauh dan akses jalanya yg rusak
sehingga membuat masyarakat malas untuk berkunjung kesana. (wawancara
pata tanggal 12 februari 2022)”
bahwa, sarana dan prasarana yang ada dibeberapa tempat wisata belum
memadahi seperti pantai sukaerlaran yang tidak memiliki lopo untuk tempat
penginapan. Dan juga wisata kolam susuk yang tidak memiliki tempat
Oleh karena itu perlu diperhatikan lagi dan harus memunuhi segalah
Kabupaten Belu.
Pemerintah Kabupaten Belu baik secara mandiri maupun atas dukungan dari
Kabupaten Belu.
dan dikunjungi wisatawan. Ironisnya berbagai pramosi itu tidak diikuti dengan
yang harus direfocusing dan fokuskan untuk penanganan covid sebagai hal yang
kurang diperhatikan secara baik. Hal ini juga disesuai dengan pernyataan dari
Hal ini juga dipertegaskan oleh Ibu Natalies Hendrayani, SH selaku kepala bidang
”karena dana yang terbatas semasa pendemi covid-19, sehingga membuat beberapa
program yang sudah direncanakan oleh kami yang berkaitan dengan
pengelolaan pariwisata harus terhenti karena sebagian besar dana harus
difokuskan untuk penangan covid. Sehinnga dampaknya dapat mempengaruhi
tidak lancarnya pembangunan pariwisata yang ada di Kabupaten Belu”.(
wawancara pata tanggal 10 februari 2022).”
tingkat kunjungan wisatawan dari tahun 2018 – 2020. Sejumblah objek wisata
membuat semua anggaran difokuskan untuk menangan covid dan hal yang
pihak atau gotong royong baik itu secara perorangan maupun kelompok. Salah
satu konsep dan yang di gunakan Dinas Pariwista Kabupaten Belu untuk
Belu ada dua Tempat yang satu di kelurahan Fatubenao dan yang kedua berada di
kelurahan Manumutin, dan dan hasil-hasil tenun dari masyarakat itu dipramosikan
atau dijualan pada saat event-event dan festival berlangsung sehingga lebih
kain - kain adat khas Kabupaten Belu. Bukan hanya melalui kelompok tenun ikat
saja tetapi Pariwisata juga mengabil retrubusi dari kios-kios dan stan-stan sekirat
tempat objek wisata pada saat even- even dilakukan. Semua ini guna
Kegitan penjualan kain adat dan berbagai aksesorit khas Kabupaten Belu
Hal ini juga dipertegaskan oleh Ibu Iton Naimau salah satu wisatawan selakigus
sebagai ketua kelompok Tenun Ikat KSM “Biaberek” beliau mengatakan bahwa:
”kelompok tenun ikat KSM Biaberek ini bekerjasama dengan Dinas Pariwisata untuk
mempramosikan tenun – tenun ikat, selendang, busana-busana dan aksesoris yang
bermotif budaya khas Kabupaten Belu kepada masyarakat luar maupun lokal
degan cara hasil tenun mereka akan dipromosikan dan dijual pada saat event –
event maupun festival yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Belu,
sehinnga nanti hasilnya akan di bagi dua, 30% untuk Dinas Pariwata dan 70%
untuk kelompok tenun Ikat Biaberek. (wawancara pata tanggal 12 februari
2022).”
yang ada di Kabupaten Belu dikelolah oleh masyarakat begitu juga dengan hasil
Hasil ini sesuai dengan pernyataan Ibu Viktoria Lopes selaku bendahara
penerimaan. Ibu vikroria mengatakan bahwa:
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti yang berkaitan dengan
kecil dan menengah (UMKM) ekonomi kreatif sudah berjalan baik. Contoh
tenun ikat Biaberek, dan hasil tenun mereka dijual dan dipromosikan pada saat
event-event yang didahkan oleh dinas pariwisata maupun istansi lain, dan hasil
dari penjualan itu dibagi dua dengan Dinas Pariwisata, 30% untuk Dinas Pariwata
dan 70% untuk kelompok tenun Ikat Biaberek. Sehingga dari program ini dapat
memperkenalkan secara luas tentang objek wisata budaya daerah Kabupaten Belu,
Namun masi ada juga masyrakat yang menglakukan kerjasama dengan Dinas
Pariwisata dalam hal ini pemungutan carcis masuk lokasi objek wisata belum
terlaksana dengan baik karena hasil retribusi yang diperoleh hanya dapat
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Belu, yakni :
foto serta mengupdet berita – berita atau informasi yang berkaitan dengan
tamu di hotel.
terlaksanakan dengan baik, hal ini dikarenakan dengan kondisi pendemi covid-
penanganan covid sebagai hal yang urgen. Dan hal – hal yang berkaitan dengan
pariwisata. Kegiatan usaha mikro kecil dan menengah ini sudah terlaksanakan
dengan kelompok - kelompok Tenun ikat dan hasil - hasil tenun dari
masyarakat itu dipramosikan atau dijualkan pada saat event-event dan festival
berlangsung sehingga lebih memperkenal luaskan kepada masyarakat luar
maupun masyarakkat lokal tentang kain - kain adat khas Kabupaten Belu dan
juga bias meningkatnya pendapatan daerah Kabupaten Belu. Namun masi ada
hal ini pemungutan carcis masuk lokasi objek wisata belum terlaksana dengan
5.2.Saran
1. Perlu diadakan survei lapangan dan melakukan pengecekan ulang fasilitas, sarana
– prasarana ke tempat – tempat wisata yang ada di Kabupaten Belu, jangan hanya
fokus pada objek wisata unggulan saja tetapi secara menyeluruh dan perlu adanya
perbaikan dan peningkatan sarana – prasarana objek wisata yang masih kurang
atau bahkan belum sama sekali ada perbaiakan. Dan melalukan lagi even yang
hanya perlu diperluas lagi program UMKMnya seperti di bagian makan khas dan
budaya.
DAFTAR PUSTAKA
Angraeni. 2007. Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Dalam Usaha Meningkatkan
Arisma, 2019. Peran Dinas Pariwisata aan Kebudayaan Kota Jambi Dalam Pengelolaan
Bima,2017. Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Dalam Pengembangan Daerah wisata
Halim, Abdul dan Iqbal, Muhammad. (2012). Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah,
Huda, Ni’matul. 2009. Hukum Tata Negara Indonesia, Edisi Revisi. Raja Grafindo Persada,
Yogyakarta.
Kansil, C.S.T dan Kansil Christine S.T. 2004. Kitab Undang-Undang Otonomi Daerah
Kehi, Dewi, Yasak, 2017. Pemanfaatan LPPL Belu Tv Sebagai Media Promosi Dalam
Dewi, Belu.
Martono dan Agus Harjito. 2010. Manajemen Keuangan (Edisi 3). Yogyakarta: Ekonisia
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Maju
Sedarmayanti. 2000. Tata Kerja Dan Produktivitas Kerja (Suatu Tinjauan dari Aspek
CV.Mandar Maju.
Supriatna. Tjahya. 1996. Administrasi Birokrasi Dan Pelayanan Publik. Jakarta: Nimas
Multima.
Syafirudin, Ateng. 2002. Titik Berat Otonomi Daerah pada Daerah Tingkat II dan
Syamsi, Ibnu. 1994. Pokok-Pokok Organisasi dan Manajemen. Rineka Cipta, Jakarta
Peraturan Perundang-Undangan:
Internet:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Belu
Lokasi Penelitia
Dokumentasi Penelitian
Wawancara bersama Bapak Sekertaris Dinas Pariwisata Kabupaten Belu
Wawancara bersama Ibu kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Kabupaten Belu
Wawancara bersama Ibu Bendahara Penerimaan Dinas Pariwisata Kabupaten
Wawancara bersama Bapak Sub Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Kabupaten Belu
Wawancara bersama Msyarakat kabupaten Belu (wisatawan)
Wawancara bersama masyarakat Kabupaten Belu (wisatawan)
Wawancara bersama masyrakat Kabupaten Belu (wisatawan)
Agama : Katolik
B. Riwayar Pendidikan
5. Universitas Nusa Cendan, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Prodi Ilmu
Administrasi Negara.
Pekerjaan : Petani