Anda di halaman 1dari 18

PROSES PERENCANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

BERBASIS PERIKANAN BUDIDAYA DI KABUPATEN TRENGGALEK

Pujianto
Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono No. 163 Malang
Email: poezyanto@gmail.com

Abstract: Planning Process Development Of Cultivation Fishery Based Minapolitan In District


Trenggalek. This paper aims to describe and analyze the process of development planning of
minapolitan area based cultivation fishery in Trenggalek, that show the mechanisms and stages as part
of a regional development plan has been implemented in stages through the village planning forums,
district planning forums, coordination meeting, which is an innovation of Marine and Fishery Agency
in Trenggalek, agencies forum and regency planning forum. Planning paradigm that used through the
top down, bottom-up and participatory approach. Involvement of stakeholders (Regent, Parliament
and NGOs) still minimal and not optimal yet, resulting a stagnation in the development of
minapolitan area based cultivation fishery in Trenggalek Regency.
Keywords: planning, cultivation fishery based minapolitan, mechanisms, stakeholders.

Abstrak: Proses Perencanaan Pengembangan Kawasan Minapolitan Berbasis Perikanan


Budidaya di Kabupaten Trenggalek. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan serta menganalis
proses perencanaan pengembangan kawasan minapolitan berbasis perikanan budidaya di Kabupaten
Trenggalek, yang menjelaskan tentang mekanisme dan tahapan sebagai bagian dari perencanaan
pembangunan daerah yang sudah dilaksanakan secara berjenjang melalui musrenbang tingkat desa,
musrenbang tingkat kecamatan, rapat koordinasi yang merupakan inovasi dari DKP Kabupaten
Trenggalek, forum SKPD dan musrenbang tingkat kabupaten. Paradigma perencanaan yang
digunakan menggunakan pendekatan top down, bottom up dan partisipatif. Keterlibatan stakeholder
(Bupati, DPRD dan LSM) masih minim dan belum optimal, sehingga terjadi stagnasi dalam
Pengembangan Kawasan Minapolitan Berbasis Perikanan Budidaya di Kabupaten Trenggalek.
Kata kunci: perencanaan, minapolitan berbasis perikanan budidaya, mekanisme,
stakeholder.

PENDAHULUAN
diikuti dengan perubahan pembangunan
Paradigma yang termaktub dalam
ekonomi, yang semula terpusat menuju
desentralisasi dan otonomi daerah,
pembangunan regional. Konsep
menyebabkan perubahan yang
Minapolitan Berbasis Perikanan Budidaya
fundamental dalam hubungan tata
dari Kementerian Kelautan dan Perikanan
pemerintahan, dimana terjadi penambahan
RI, muncul sebagai konsep pembangunan
wewenang dan otonomi yang diserahkan
perikanan berbasis manajemen ekonomi
kepada pemerintah daerah, salah satunya
kawasan dengan motor penggerak
adalah di bidang kelautan dan perikanan.
budidaya perikanan, yang diharapkan
Perubahan kebijakan ini tentunya akan
menjadi strategi utama, sebagai
perwujudan dari tata kelola pemerintahan
1
menuju paradigma good governance. perikanan di Indonesia selama ini belum
Konsep ini bertujuan untuk melakukan berhasil mengangkat perekonomian
percepatan pengembangan wilayah dengan masyarakat, salah satunya penyebabnya
perikanan sebagai penggerak utama dalam adalah pembangunan masih bersifat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sektoral dan belum ada perencanaan yang
Indonesia. baik. Pendapat tersebut menunjukkan
Sejak tahun 2010, Kabupaten bahwa semua kegiatan pembangunan,
Trenggalek sudah ditetapkan menjadi termasuk sektor perikanan dan
kawasan minapolitan oleh KKP yang pengembangan kawasan minapolitan, juga
diikuti dengan Keputusan Bupati memerlukan adanya sebuah perencanaan.
Trenggalek tentang penetapan lokasi Menurut pendapat Widodo (2006, p. 3),
pengembangan kawasan minapolitan bahwa perencanaan merupakan upaya dari
berbasis perikanan budidaya. Secara institusi publik untuk membuat arah
empiris, sampai pada saat ini belum ada kebijakan pembangunan yang harus
kemajuan secara signifikan dalam dilakukan di sebuah wilayah baik negara
pengembangan kawasannya. Padahal maupun di daerah dengan berdasarkan
rentang waktu 3 tahun, bukan waktu yang keunggulan dan kelemahan oleh wilayah
pendek untuk sebuah pelaksanaan prioritas tersebut. Sementara itu perencanaan yang
pembangunan daerah, seharusnya sudah baik juga belum tentu berhasil, menurut
ada embrio untuk menjadi sebuah kawasan Kuncoro (2012, p. 9), ada beberapa alasan
minapolitan, yang menurut Sumarsono yang membuat gagalnya sebuah
(2011, p. 54), yaitu sebuah kota perikanan perencanaan yaitu, tidak efisiennya
yang tumbuh dan berkembang karena perencanaan dan implementasinya, data
berjalannya sistem usaha perikanan yang yang tersedia tidak memadai juga dan
mampu melayani, mendorong, menarik tidak dapat dipercaya, munculnya
dan mengendalikan kegiatan pembangunan gangguan-gangguan ekonomi yang tidak
ekonomi daerah. Padahal seharusnya, terduga baik internal maupun eksternal,
mengembangkan itu akan lebih mudah lemahnya kelembagaan, serta kurangnya
daripada membangun, karena sudah ada komitmen dan kemauan politik dari para
pondasi awal tinggal pada tahap pemimpin serta pengambil kebijakan.
pengembangannya saja. Pengembangan Kawasan
Muchlisin, dkk. (2012, p. 69) Minapolitan Berbasis Perikanan Budidaya
dalam penelitian terdahulunya di Kabupaten Trenggalek adalah program
mengungkapkan bahwa pembangunan pembangunan multi sektor dengan
2
melibatkan multi stakeholder, serta Minapolitan Berbasis Perikanan Budidaya
merupakan perpaduan harmonis antara di Kabupaten Trenggalek, yaitu
pendekatan top-down planning, bottom-up mekanisme dan tahapan proses
planning dan partisipatoris. Pada awalnya perencanaan serta keterlibatan dari
dilakukan berdasarkan paradigma top- stakeholder (Bupati, DPRD dan LSM).
down planning, hal ini diindikasikan dari
penetapan lokasi minapolitan berbasis TINJAUAN PUSTAKA
perikanan budidaya dengan Keputusan Proses Perencanaan Pengembangan
Bupati Trenggalek, tetapi seiring Kawasan Minapolitan Berbasis Perikanan
perkembangannya menjadi sebuah Budidaya di Kabupaten Trenggalek dapat
program prioritas pembangunan daerah, dipahami melalui sebuah mekanisme dan
maka menjadi bottom-up planning dan tahapan dalam proses perencanaannya,
partisipatoris yang melibatkan masyarakat. serta keterlibatan stakeholder yang terkait.
Pengembangan program ini merupakan Perencanaan memegang peranan yang
bagian dari sebuah perencanaan sangat penting dalam pembangunan dan
pembangunan daerah, sehingga harus kehidupan kita, hal itu dapat dijelaskan
berdasarkan pada UU No. 25 Tahun 2004 oleh pendapat Abe (2005, p. 31) yang
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan menyatakan bahwa perencanaan tidak lain
Nasional yang bertujuan untuk menjamin adalah susunan (rumusan) yang sistematik
agar kegiatan pembangunan dapat berjalan mengenai langkah (tindakan-tindakan),
efektif, efisien dan tepat sasaran. yang akan dilakukan di masa depan,
Mekanisme perencanaan pembangunan dengan didasarkan pada pertimbangan-
yang diterapkan di daerahpun harus pertimbangan yang seksama atas potensi
mentaati ketentuan dan tahapan yang telah dan faktor-faktor eksternal, dan pihak-
ditetapkan serta dilakukan secara pihak yang berkepentingan dalam rangka
berjenjang melalui pelaksanaan mencapai suatu tujuan tertentu. Hal ini
musyawarah perencanaan pembangunan sesuai dengan pendapat Conyers dan Hills
(musrenbang), yang dilaksanakan mulai (1984) yang dikutip oleh Kuncoro (2012, p.
dari tingkat desa/ kelurahan, kecamatan, 50) bahwa perencanaan adalah suatu
kabupaten, propinsi dan pusat/ nasional. proses berkesinambungan yang mencakup
Tulisan ini bertujuan untuk keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan
membahas dan menganalisis 2 (dua) hal berbagai alternatif penggunaan sumber
pokok yang berkaitan dengan Proses daya untuk mencapai tujuan-tujuan
Perencanaan Pengembangan Kawasan tertentu pada masa mendatang. Sedangkan
3
secara normatif dalam UU No. 25 Tahun memudahkan perencana untuk memahami
2004 tentang Sistem Perencanaan posisi serta cara untuk menyelesaikan
Pembangunan Nasional (SPPN), tugasnya.
perencanaan adalah sebagai suatu proses Menurut Siagian (2009, p. 4),
untuk menentukan tindakan masa depan pembangunan didefinisikan sebagai
yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan rangkaian usaha untuk mewujudkan
memperhitungkan sumber daya yang pertumbuhan dan perubahan secara
tersedia. terencana dan sadar yang ditempuh oleh
Ada berbagai jenis perencanaan suatu negara bangsa menuju modernitas
menurut Widodo (2006, pp. 42-45) yaitu: dalam rangka pembinaan bangsa (nation
(1) berdasarkan jangka waktunya, building). Sedangkan menurut Widodo
perencanaan dibedakan menjadi tiga yaitu (2006, p. 4) pembangunan adalah upaya
perencanaan jangka panjang, menengah multidimensional yang meliputi perubahan
dan pendek; (2) berdasarkan arus pada berbagai aspek termasuk didalamnya
informasi, terdapat perencanaan struktur sosial, sikap masyarakat, serta
sentralistik yang dikendalikan oleh pusat institusi nasional tanpa mengesampingkan
dan perencanaan desentralistik yang proses tujuan awal yaitu pertumbuhan ekonomi,
pelaksanaan rencananya dari bawah; (3) penanganan ketimpangan pendapatan dan
berdasarkan sifatnya, yaitu perencanaan perluasan kesempatan kerja.
dengan komando dan perencanaan dengan Perencanaan pembangunan
rangsangan; (4) berdasarkan dimensi menurut Riyadi dan Bratakusumah (2004,
pendekatannya, perencanaan p. 7), adalah suatu proses perumusan
pembangunan terdiri dari perencanaan alternatif-alternatif atau keputusan-
makro, perencanaan sektoral, perencanaan keputusan yang didasarkan pada data-data
regional dan perencanaan mikro. dan fakta-fakta yang akan digunakan
Sedangkan menurut Faludi (1973, p.3), sebagai bahan untuk melaksanakan suatu
terdapat dua jenis perencanaan yaitu, rangkaian kegiatan/ aktivitas
perencanaan prosedural (procedural kemasyarakatan, baik yang bersifat fisik
planning) dan perencanaan substantif (material) maupun non fisik (mental dan
(substantive planning). Perencanaan spiritual), dalam rangka mencapai tujuan
substantif memudahkan perencana untuk yang lebih baik. Proses perencanaan
memahami semua hal yang berkaitan pembangunan adalah rangkaian kegiatan
dengan apa yang akan direncanakan, yang dilakukan untuk menyusun
sedangkan perencanaan prosedural perencanaan pembangunan yang
4
berlangsung secara terus-menerus dan meningkatkan kesejahteraan sosial dalam
saling berkaitan sehingga membentuk suatu lingkungan wilayah/ daerah dalam
suatu siklus. Proses perencanaan jangka waktu tertentu. Secara umum
pembangunan dimulai dari pengumpulan Riyadi dan Bratakusumah (2004, pp. 15-
informasi untuk perencanaan yang akan 38) mengemukakan faktor-faktor yang
dianalisis, perumusan kebijaksanaan dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan
hingga kegiatan peramalan (forecasting) suatu program perencanaan pembangunan
(Bintoro, 1983, 1995, 1996) dalam daerah antara lain adalah faktor
Wrihatnolo dan Nugroho (2006, pp. 41-42). lingkungan, faktor sumber daya manusia
Menurut Riyadi dan perencana, faktor sistem yang digunakan,
Bratakusumah (2004, p. 7), perencanaan faktor perkembangan ilmu dan teknologi,
pembangunan daerah adalah suatu proses dan faktor pendanaan.
perencanaan pembangunan yang Program Minapolitan Berbasis
dimaksudkan untuk melakukan perubahan Perikanan Budidaya di Kabupaten
menuju arah perkembangan yang lebih Trenggalek merupakan salah satu program
baik bagi suatu komunitas masyarakat, prioritas pembangunan daerah di sektor
pemerintah, dan lingkungannya dalam perikanan. Menurut KEPMEN KKP No.
wilayah/ daerah tertentu, dengan 18/MEN/2011, pengertian minapolitan
memanfaatkan atau mendayagunakan adalah konsepsi pembangunan ekonomi
berbagai sumber daya yang ada, dan harus kelautan dan perikanan berbasis kawasan
memiliki orientasi yang bersifat berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi,
menyeluruh, lengkap, tapi tetap efisiensi, berkualitas dan percepatan.
berpegang pada azas prioritas. Sedangkan Sedikit berbeda, CPRI (2010) dalam
dalam PP No. 8 Tahun 2008 tentang Mu’tamar dkk. (2013, p. 1), minapolitan
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, adalah daerah pedesaan yang ditunjuk
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan untuk mendukung pengembangan
Rencana Pembangunan Daerah, agroindustri melalui penetapan klaster
pengertian perencanaan pembangunan mengembangkan titik dalam suatu sistem
daerah adalah suatu proses penyusunan agribisnis perikanan yang berkelanjutan.
tahapan-tahapan kegiatan yang Minapolitan Berbasis Perikanan Budidaya
melibatkan berbagai unsur pemangku dapat diartikan sebagai kota perikanan yang
kepentingan didalamnya, guna tumbuh, berkembang dan terus melakukan
pemanfaatan dan pengalokasian sumber pembangunan secara berkelanjutan dengan
daya yang ada dalam rangka perikanan berbasis wilayah dengan
5
pendekatan sistem manajemen kawasan berkualitas dan percepatan dengan sektor
dengan prinsip integrasi, efisiensi, kualitas utama perikanan yang dibudidayakan,
dan akslerasi agar cepat tumbuhnya Tahapan-tahapan dalam proses
selayaknya sebuah kota yang berbasis perencanaan pembangunan daerah,
komoditas perikanan budidaya dengan termasuk salah satunya dalam
aktivitas ekonomi utama dari usaha pengembangan kawasan minapolitan
perikanan budidaya dari hulu hingga hilir. berbasis perikanan budidaya, harus
Penelitian terdahulu dari Musiyam, berdasarkan pada UU No. 25 Tahun 2004
dkk. (2011, p. 7), menyatakan bahwa tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
kawasan minapolitan merupakan kawasan Nasional. SPPN dilakukan secara
dengan pusat kegiatan utama ekonomi berjenjang melalui pelaksanaan
yang memanfaatkan, mengelola dan musyawarah perencanaan pembangunan
membudidayakan sumberdaya kelautan (musrenbang), yang dilaksanakan mulai
dan perikanan serta mempunyai dari tingkat desa/ kelurahan, kecamatan,
keterkaitan fungsional dengan sistem kabupaten, propinsi dan pusat/ nasional.
permukimannya yang dikembangkan Pada bagian penjelasan dalam UU tersebut,
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi disebutkan bahwa dalam SPPN mencakup
lokal dan menumbuhkan daya saing lima pendekatan dalam seluruh rangkaian
regional. Sementara itu menurut perencanaan, yatu (1) Politik; (2)
Primyastanto dkk (2011, p. 13), bahwa Teknokratik; (3) Partisipatif; (4) Top-
batasan suatu kawasan minapolitan tidak Down; dan (5) Bottom-Up (Kuncoro, 2012,
ditentukan oleh batas administratif p. 53).
pemerintah (desa, kelurahan, kecamatan, Hal ini diperjelas dengan pendapat
dsb.), tetapi lebih ditentukan dengan Nurcholis, dkk (2009, p. 23) bahwa suatu
memperhatikan economy of scale dan fórum yang dipakai untuk
economic of scope. Pengembangan menyelenggarakan perencanaan
Kawasan Minapolitan Berbasis Perikanan partisipatif dikenal dengan istilah teknis
Budidaya adalah pembangunan yang musrenbang (musyawarah perencanaan
dilakukan dengan sasaran pada pembangunan). Musrenbang dimulai dari
masyarakat di satu lokasi tertentu yang satuan pemerintahan yang paling bawah
ditetapkan menjadi wilayah dengan yaitu tingkat desa/ kelurahankemudian
konsepsi pembangunan ekonomi kelautan secara hirakis ke atas yaitu tingkat
dan perikanan berbasis kawasan sesuai kecamatan, tingkat kabupaten/ kota,
prinsip-prinsip integrasi, efisiensi, provinsi dan terakhir tingkat pusat.
6
Pelaksanaan Musrenbang merupakan salah disebut dengan melibatkan kepentingan
satu upaya menarik partisipasi masyarakat masyarakat hanya mungkin dicapai, jika
dalam perencanaan pembangunan, masyarakat sendiri ikut ambil bagian,
dijelaskan oleh Sumaryadi (2010, p. 54), sejak dari awal, proses dan perumusan
bahwa partisipasi masyarakat dalam hasil, serta keterlibatan rakyat akan
perencanaan pembangunan pada menjadi penjamin bagi proses yang baik
hakikatnya meliputi partisipasi dalam dan benar. Pendapat yang sama juga
pemilihan alternatif tujuan yang akan diungkapkan oleh Nurcholis, dkk. (2009, p.
dicapai dalam kegiatan yang dapat 11), yang mengatakan bahwa perencanaan
berwujud usul, saran, tanggapan dan pembangunan partisipatif adalah suatu
penentuan pilihan, kesemuanya model perencanaan pembangunan yang
disampaikan dalam rapat. mengikutsertakan masyarakat.
Menurut Nurcholis, dkk (2009, p. Menurut Riyadi dan Bratakusumah
23) perencanaan partisipatif menggunakan (2004, p. 11), bahwa partisipasi
pendekatan dua arah dari atas ke bawah masyarakat merupakan fenomena yang
(top down) dan dari bawah ke atas (bottom tidak dapat diabaikan dan sangat berharga
up). Sedangkan menurut Tjokroamidjojo bagi keberhasilan suatu pembangunan.
(1989, p. 208), menyatakan bahwa Sehingga dari uraian tersebut dituntut
keterlibatan aktif masyarakat dapat lebih adanya kepekaan dari pemerintah daerah
terlaksana, apabila rencana pembangunan dalam menyusun perencanaan
itu berorientasi kepada kepentingan pembangunan di daerahnya, dengan
masyarakat. Pendekatan perencanaan menitikberatkan pembahasannya di seputar
partisipatif, dilaksanakan dengan permasalahan yang dekat dengan
melibatkan semua pihak yang kehidupan masyarakatnya. Sampai saat ini,
berkepentingan (stakeholder) terhadap pendekatan partisipatif dalam perencanaan
pembangunan. merupakan pendekatan yang terbaik dalam
Pada prinsipnya, partisipasi mengakomodasi kebutuhan dan keinginan
membutuhkan persyaratan untuk bisa masyarakat, selanjutnya tugas dari
diterapkan dalam sebuah proses pemerintah daerah adalah memfasilitasi
perencanaan pembangunan. Seperti pelaksanaannya. Pendapat lebih lanjut
pendapat yang dikemukakan oleh Abe diungkapkan oleh Abe (2005, p. 49),
(2005, p. 91), yang menyatakan bahwa bahwa suatu skema perencanaan yang baru
prinsip dalam melibatkan masyarakat seyogyanya berbasis pada tindakan-
secara langsung adalah bahwa yang tindakan yang bersifat fasilitatif, yang
7
pada akhirnya masyarakat sendiri yang tidak langsung mendapatkan manfaat atau
akan mendorong perubahan-perubahan dampak dari perencanaan dan pelaksanaan
yang dibutuhkan. Sedangkan Nurcholis, pembangunan daerah.
dkk. (2009, p. 4) berpendapat bahwa Menurut Grimble, et al (1995)
perkembangan yang begitu pesat dalam era dalam Abdulkarim, et al (2007, p. 10),
otonomi daerah membawa perpaduan analisa stakeholder atau pemangku
antara paradigma perencanaan kepentingan adalah identifikasi terhadap
pembangunan top-down (dari pemerintah) stakehoder suatu proyek, satu penilaian
dan bottom-up (dari masyarakat), sehingga terhadap minat dan cara mereka yang
muncul paradigma baru dalam berpengaruh terhadap resiko dan
perencanaan yang dikenal dengan kebenaran proyek, serta dipergunakan
pembangunan partisipatif (participatory untuk mengevaluasi pengembangan
development), dimana pemerintah dan kapasitas stakeholder tersebut.
masyarakat, mempunyai peran sesuai porsi
masing-masing dalam sebuah proses METODE PENELITIAN
pembangunan. Penelitian ini menggunakan
Unsur terpenting dari sebuah pendekatan kualitatif, data diperoleh dari
proses perencanaan pembangunan adalah informan yang meliputi DPRD, Bappeda,
keterlibatan stakeholder atau pemangku DKP Kabupaten Trenggalek, Sekcam
kepentingan. Definisi stakeholder menurut Bendungan, Kepala Desa dan Sekretaris
Freeman (1984) dalam Freeman dan Mc Desa Sumurup, masyarakat Desa Sumurup
Vea (2001, p. 2), adalah “any group or serta LSM, ditambah dengan observasi dan
individual who can affect or is affected by dokumentasi. Data yang diperoleh diuji
the achievement of the organisations validitasnya dengan teknik triangulasi,
objectives” (setiap kelompok atau individu kemudian dianalisa dengan model analisis
yang dapat mempengaruhi atau interaktif yang dikembangkan oleh Miles
dipengaruhi oleh pencapaian prestasi dari dan Huberman (2009, pp. 16-20), yang
sasaran organisasi). Sedangkan dalam PP terdiri dari reduksi data, penyajian data,
No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata serta menarik kesimpulan dan verifikasi.
Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, pengertian PEMBAHASAN
pemangku kepentingan atau stakeholder Mekanisme dan Tahapan dalam Proses
adalah pihak-pihak yang langsung atau Perencanaan Pengembangan Kawasan
8
Minapolitan Berbasis Perikanan masyarakat dalam proses perencanaan dan
Budidaya di Kabupaten Trenggalek penganggaran daerah. Permendagri
Mekanisme dan tahapan dalam tersebut juga memuat tentang tata cara,
Proses Perencanaan Pengembangan capaian, prosedur, proses, dan mekanisme
Kawasan Minapolitan Berbasis Perikanan penyelenggaraan musrenbang.
Budidaya di Kabupaten Trenggalek yang Menurut PP No. 8 Tahun 2008
digunakan adalah mekanisme perencanaan tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
pembangunan daerah serta dilaksanakan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
melalui sebuah tahapan kegiatan atau Rencana Pembangunan Daerah, pengertian
forum, yang dikenal dengan istilah musyawarah perencanaan pembangunan
musyawarah perencanaan pembangunan yang selanjutnya disingkat musrenbang
(musrenbang). adalah forum antar pemangku kepentingan
Pemerintah juga menetapkan dalam rangka menyusun rencana
kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan daerah. Nurcholis, dkk.
pembangunan daerah atas musrenbang (2009, p. 23), berpendapat bahwa suatu
sebagai sarana untuk melibatkan fórum yang dipakai untuk
partisipasi masyarakat dalam perencanaan menyelenggarakan perencanaan
pembangunan. Peraturan perundangan partisipatif dikenal dengan istilah teknis
yang digunakan dalam proses perencanaan musrenbang (musyawarah perencanaan
dan penganggaran pemerintah sudah pembangunan). Sumaryadi (2010, p. 54),
dibuat sedemikian rupa dalam mendorong menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat
partisipasi atau keterlibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan pada
dalam perencanaan dan penganggaran hakikatnya meliputi partisipasi dalam
daerah. Secara normatif ada beberapa pemilihan alternatif tujuan yang akan
peraturan mengenai perencanaan dicapai dalam kegiatan yang dapat
pembangunan di Indonesia, antara berwujud usul, saran, tanggapan, dan
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 penentuan pilihan, kesemuanya
tentang SPPN yang ditindaklanjuti dengan disampaikan dalam rapat.
PP No. 8 Tahun 2008 dan dilaksanakan Alur Proses Perencanaan
dengan Permendagri No. 54 Tahun 2010 Pengembangan Kawasan Minapolitan
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Berbasis Perikanan Budidaya yang
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan dilakukan Pemerintah Kabupaten
Rencana Pembangunan Daerah, yang salah Trenggalek dengan berpedoman pada
satu isinya adalah mengatur partisipasi Master Plan dan Renstra Minapolitan
9
Berbasis Perikanan Budidaya Kabupaten sebagai bahan usulan dalam musrenbang
Trenggalek serta Renstra DKP Kabupaten tingkat kecamatan. Mekanisme
Trenggalek Tahun 2010-2015, dan tentu perencanaan melalui tahap musrenbangdes
saja berdasarkan pada RPJMD Kabupaten ini sesuai dengan pendekatan perencanaan
Trenggalek Tahun 2010-2015, secara partisipatif, dimana pelaksanaannya
detail disajikan pada gambar berikut: melibatkan semua pihak yang
berkepentingan (stakeholder) atau terkait
dengan pembangunan. Menurut Abe (2005,
p. 88), bahwa perencanaan partisipatif
adalah perencanaan yang dalam tujuannya
melibatkan kepentingan rakyat dan dalam
prosesnya melibatkan rakyat. Sehingga
dapat dipahami bahwa keterlibatan
masyarakat hanya bisa dilaksanakan,
apabila masyarakat punya kemauan untuk
turut serta sejak dari awal proses sampai
Gambar Alur Proses Perencanaan
dengan adanya perumusan hasil. Hal ini
Pengembangan Kawasan
sesuai dengan penelitian terdahulu, yang
Minapolitan Berbasis Perikanan
dilakukan oleh Iryanto (2006, p. 97),
Budidaya di Kabupaten
berkesimpulan bahwa paradigma lama di
Trenggalek
mana pelaksanaan pembangunan
Sumber: Hasil analisis penelitian (Pujianto, 2013, p. 135)
didasarkan pada pembangunan terencana,

Berdasarkan alur diatas, semua top-down approach dengan dominasi

kegiatan pada Proses Perencanaan arahan dari pemerintah, maka pada

Pengembangan Kawasan Minapolitan paradigma baru di era otonomi diperlukan

Berbasis Perikanan Budidaya di pembangunan yang interaktif, bottom-up

Kabupaten Trenggalek sudah dilaksanakan approach, dan partisipatory. Pada saat ini,

melalui mekanisme dan tahapan proses partisipasi masyarakat merupakan salah

perencanaan, yang dimulai dari tingkat satu elemen penting dalam sebuah proses

desa yaitu dengan menyelenggarakan perencanaan pembangunan yang

musrenbang desa dan disinilah proses berkesinambungan.

penjaringan aspirasi masyarakat Tahap selanjutnya dari

dilaksanakan, selanjutnya akan dijadikan perencanaan pembangunan daerah adalah


musrenbang kecamatan, dimana
10
pelaksanaannya hampir sama dengan sebelumnya serta melihat usulan program
musrenbangdes. Kegiatan dalam dan kegiatan tahun 2013 dari hasil
musrenbang kecamatan adalah Musrenbang Kecamatan Bendungan,
menampung usulan dari desa-desa, belum banyak yang berkaitan dengan
kemudian mengklasifikasikan serta pengembangan kawasan minapolitan
mengelompokkan menurut fungsi dan berbasis perikanan budidaya, baik fisik
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). maupun non-fisik. Hal ini menunjukkan
Ada terobosan baru yang dilakukan bahwa DKP Kabupaten Trenggalek
oleh DKP Kabupaten Trenggalek dalam mempunyai komitmen yang baik sebagai
tahap dan mekanisme perencanaan ini, leading sector dalam proses perencanaan
yaitu dengan melakukan rapat koordinasi pengembangan kawasan minapolitan
yang melibatkan pemangku kepentingan berbasis perikanan budidaya.
terkait untuk membahas berbagai macam Selanjutnya pada tingkat kabupaten
usulan mengenai program minapolitan terjadi dua proses perencanaan yang
berbasis perikanan budidaya. Kegiatan ini dilakukan oleh Bappeda Kabupaten
dilakukan sebelum pelaksanaan Forum Trenggalek, yaitu Forum Satuan Kerja
SKPD dan mengundang stakeholder Perangkat Daerah (Forum SKPD) dan
seperti DPRD Dapil Bendungan, unsur Musyawarah Perencanaan Pembangunan
pemerintah dari Kecamatan Bendungan Kabupaten (Musrenbangkab). Dalam
dan Desa Sumurup, LSM, ketua Forum SKPD usulan dari kecamatan
gapokdakan atau pokdakan serta tokoh dibahas dan disinkronkan dengan
masyarakat Desa Sumurup, sehingga Rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD.
menghasilkan beberapa kesepakatan yang Selanjutnya sinkronisasi hasil musrenbang
akan dibawa dan dikawal bersama-sama kecamatan dan hasil dari Forum SKPD
pada Forum SKPD dan Musrenbang dibawa ke forum Musyawarah
Kabupaten Trenggalek. Dalam sebuah Perencanaan Pembangunan Kabupaten.
proses perencanaan, sebenarnya hal ini Musrenbang Kabupaten dilaksanakan
tidak biasa dilakukan, jarang sekali ada bertujuan untuk: Pertama, mendapatkan
SKPD yang mau melakukan koordinasi saran masukan untuk penyelesaian
perencanaan lanjuatn dan beranggapan rancangan awal RKPD yang memuat
bahwa hasil musrenbang tingkat prioritas pembangunan daerah, pagu
kecamatan sudah cukup. DKP Kabupaten indikatif pendanaan pembangunan
Trenggalek melakukan koordinasi lanjutan berdasarkan fungsi SKPD, termasuk
karena berdasarkan pengalaman tahun informasi mengenai kegiatan yang
11
pendanaannya berasal dari APBN, APBD Pengembangan Kawasan Minapolitan
Propinsi, dan sumber lainnya. Kedua, Berbasis Perikanan Budidaya di
untuk mendapatkan rincian RKA SKPD, Kabupaten Trenggalek sudah dilakukan
Ketiga, untuk menetapkan rancangan melalui mekanisme dan tahapan
kerangka regulasi untuk penyusunan perencanaan pembangunan daerah yaitu
rancangan akhir RKPD. musrenbang yang dilaksanakan dengan
Keluaran atau hasil dari proses melibatkan partisipasi masyarakat, namun
perencanaan pembangunan daerah yang pada tahapan penganggarannya masih
dilaksanakan melalui forum musrenbang sering dikalahkan oleh berbagai
baik desa, kecamatan dan kabupaten, kepentingan politis, baik oleh SKPD
belum sepenuhnya diakomodasi dalam maupun DPRD. Perencanaan partisipatif
proses penganggaran dan penyusunan dalam forum musrenbang memang dapat
RAPBD. Dominasi usulan SKPD serta menarik aspirasi masyarakat dalam
kepentingan politis yang dibawa oleh mendukung proses perencanaan
DPRD diluar mekanisme perencanaan, pengembangan kawasan minapolitan
menyebabkan sebagian usulan yang berbasis perikanan budidaya di Kabupaten
merupakan kebutuhan masyarakat malah Trenggalek, tetapi belum mampu secara
terabaikan. Hal seperti ini, yang optimal mengakomodasi aspirasi
sebenarnya kontra produktif dengan masyarakat tersebut ke dalam kebijakan
urgensi dari adanya otonomi daerah yang pembangunan daerah dalam APBD.
melibatkan partisipasi aktif masyarakat, Musrenbang yang dilaksanakan di
sesuai dengan pendapat Tjokroamidjojo Kabupaten Trenggalek memang telah
(1989, p. 210), yang mengungkapkan melibatkan masyarakat, namun partisipasi
bahwa keberhasilan perencanaan dan masyarakat masih pada tahap
pelaksanaan pembangunan tergantung keikutsertakan dalam merencanakan
dengan adanya keterlibatan aktif usulan program dan kegiatan, sedangkan
masyarakat. Apabila pembangunan yang pada tahapan penganggaran justru
dilakukan sudah tidak sesuai dengan masyarakat belum memperoleh akses
kepentingan masyarakat maka akan untuk berpartisipasi. Artinya bahwa
menimbulkan apatisme dan keengganan keterlibatan masyarakat dalam
masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam perencanaan partisipatif, yang menurut
pembangunan. Abe (2005, p. 91), yaitu melibatkan
Berdasarkan uraian di atas, masyarakat secara langsung hanya
diketahui bahwa Proses Perencanaan mungkin dicapai jika masyarakat sendiri
12
ikut ambil bagian sejak dari awal, proses berbagai stakeholder yang terlibat adalah
dan perumusan hasil. Berdasarkan hasil kunci keberhasilan program Minapolitan.
penelitian, hal ini belum dilakukan Menurut Abdulkarim, et al. (2007,
sepenuhnya dalam perencanaan p. 6), bahwa keputusan stakeholder
pembangunan daerah di Kabupaten dipengaruhi oleh keterlibatan dan
Trenggalek. kepentingan masing-masing, dimana
sebagai sebuah fungsi dari kekuasaan,
Keterlibatan Stakeholder (Bupati, legitimasi dan kepentingan mereka, yang
DPRD dan LSM) akan menjadi ciri bagi stakeholder primer
Pada tulisan ini, keterlibatan (primary stakeholder), stakeholder
stakeholder dalam proses perencanaan sekunder (secondary stakeholder) dan
pengembangan kawasan Minapolitan bukan stakeholder (non-stakehoder).
Berbasis Perikanan Budidaya di Berdasarkan pendapat Boonstra
Kabupaten Trenggalek, pembahasannya (2006, p. 43), terdapat 3 atribut yang
akan dibatasi pada keterlibatan Bupati dimiliki oleh stakeholder yaitu kekuatan,
Trenggalek, DPRD Kabupaten Trenggalek legitimasi, dan kepentingan serta
dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menghasilkan 8 tipe dari stakeholder yaitu
agar lebih fokus dan terarah. Dormant, Discrenitionary, Demanding,
Proses perencanaan pembangunan Dominant, Dangerous, Dependent,
tidak dapat dipisahkan dari keterlibatan Definitive, serta Non-stakeholder.
stakeholder, demikian juga dalam proses Berdasarkan tipologi stakeholder ini dapat
perencanaan pengembangan kawasan dikategorikan beberapa tipe stakeholder,
minapolitan berbasis perikanan budidaya yang terkait di dalam proses perencanaan
di Kabupaten Trenggalek yang mencakup pengembangan kawasan minapolitan
semua pihak, baik secara individu, berbasis perikanan budidaya di Kabupaten
masyarakat, maupun organisasi yang terlibat Trenggalek, yaitu:
secara langsung atau tidak langsung serta 1). Definitive stakeholder (stakeholder
memperoleh manfaat atau sebaliknya dari penentu), yaitu Bupati Trenggalek
adanya proses perencanaan pengembangan dan DPRD Kabupaten Trenggalek.
minapolitan berbasis perikanan budidaya Tipe Stakeholder definitive ini
tersebut. Hal ini menurut penelitian terdahulu merupakan kunci dalam keberhasilan
yang dilakukan Muchlisin, dkk (2012 p. 69), proses perencanaan pengembangan
menjelaskan bahwa dalam konsep kawasan minapolitan berbasis
Minapolitan koordinasi dan sinergi perikanan budidaya di Kabupaten
13
Trenggalek karena memiliki kekuatan, mantap mempengaruhi, atau yang penting
legitimasi, dan juga kepentingan. bagi suksesnya sebuah proyek).
2). Dependent Stakeholder, yaitu Bappeda, Stakeholder kunci merupakan stakeholder
DKP Kabupaten Trenggalek, beserta yang sangat penting dan paling
beberapa SKPD terkait, dan LSM. berpengaruh pada pelaksanaan
Dimana Bappeda, DKP Kabupaten pembangunan. Kelompok stakeholder
Trenggalek LSM dan SKPD yang kunci meliputi Bupati Trenggalek dan
terkait langsung dalam Proses DPRD Kabupaten Trenggalek. Hal ini
Perencanaan Pengembangan sesuai dengan pendapat Hartanti (2010, p.
Minapolitan Berbasis Perikanan 173), bahwa stakeholder yang memiliki
Budidaya termasuk tipologi peran kekuasaan, legitimasi dan
stakeholder yang memiliki legitimasi kepentingan adalah Bupati bersama DPRD.
dan urgensi, namun tidak memiliki Bupati Trenggalek dan DPRD
power. sangat penting keterlibatannya dalam
Berdasarkan hasil pembahasan menentukan dan membuat kebijakan
dari aspek kekuatan, kepentingan, dan dalam upaya mendukung kelancaran
legitimasi dalam mendukung proses proses perencanaan pengembangan
perencanaan pengembangan kawasan Kawasan Minapolitan Berbasis Perikanan
Minapolitan Berbasis Perikanan Budidaya Budidaya di Kabupaten Trenggalek.
di Kabupaten Trenggalek, berdasar jenis Seharusnya dengan ketiga atribut yang
stakeholder yang paling dominan adalah dimilikinya baik kekuatan, legitimasi dan
definitive stakeholder karena merupakan kepentingan yang dimiliki oleh
penentu keberhasilan dalam proses stakeholder kunci dapat mempergunakan
perencanaan pengembangan kawasan ketiga pengaruh tersebut terhadap
Minapolitan Berbasis Perikanan memudahkan Proses Perencanaan
Budidaya di Kabupaten Trenggalek Pengembangan Kawasan Minapolitan
karena memiliki kekuatan, legitimasi, dan Berbasis Perikanan Budidaya di
juga kepentingannya. Kabupaten Trenggalek. Hal ini juga
Menurut Salam dan Noguchi (2006) dibenarkan oleh penelitian yang dilakukan
yang dikutip oleh Abdulkarim, et al. (2007, oleh Mujahid, dkk (2011 p. 4), dengan
p. 4), “Key stakeholders are those who can beragamnya stakeholder yang terlibat
significantly influence, or are important to maka beragam pula visi, misi tujuan,
the success of the project”. (Stakeholder sasaran, kepentingan dan kontribusi yang
kunci adalah mereka yang dapat dengan harus diorganisir ke arah pencapaian tujuan
14
berdasarkan atas peran dan tanggung jawab Kabupaten Trenggalek masih stagnan dan
masing-masing pihak. belum berjalan sesuai dengan rencana
Keterlibatan Bupati Trenggalek, yang sudah ada.
tinggi dari aspek kepentingan dan
legitimasinya, tetapi sangat rendah dalam PENUTUP
penggunaan kekuatan untuk mengatasi Mekanisme dan tahapan dalam
dan mengerahkan segenap daya untuk Proses Perencanaan Pengembangan
menciptakan keberhasilan dalam Kawasan Minapolitan Berbasis Perikanan
pengembangan Kawasan Minapolitan Budidaya di Kabupaten Trenggalek sudah
Berbasis Perikanan Budidaya di dilaksanakan sesuai peraturan yang ada,
Kabupaten Trenggalek. DPRD tinggi dimana berdasarkan temuan peneliti ada
dalam hal kepentingan, namun masih sebuah terobosan baru yang dilakukan
minim dalam penggunaan kekuatan dan oleh DKP Kabupaten Trenggalek sebagai
legitimasinya. Sedangkan untuk LSM, wujud tanggung jawab moral, yaitu
tidak memiliki power, tetapi mempunyai mengadakan rapat koordinasi setelah
kepentingan dan legitimasi serta pelaksanaan musrenbang tingkat
beranggapan bahwa hal itu bukan sesuatu kecamatan, untuk mengumpulkan seluruh
yang penting untuk diperhatikan. stakeholder berkaitan dengan usulan
Kendali utama keterlibatan mengenai kegiatan dan program
stakeholder dalam menentukan minapolitan berdasarkan Master Plan dan
keberhasilan Proses Perencanaan Renstra Minapolitan Berbasis Perikanan
Pengembangan Kawasan Minapolitan Budidaya Kabupaten Trenggalek.
Berbasis Perikanan Budidaya di Keterlibatan Bupati Trenggalek, DPRD
Kabupaten Trenggalek sebenarnya ada Kabupaten Trenggalek dan LSM masih
pada Bupati Trenggalek yang dapat minim dan belum optimal dalam
menggunakan segenap kekuatan, menggunakan kekuatan, kepentingan, dan
kepentingan, dan legitimasinya, tetapi legitimasi yang dimiliki untuk mengatasi
sampai pada saat ini keterlibatan dan permasalahan yang ada serta menggerakkan
masih minim dan belum optimal, stakeholder penunjang lainnya.
sementara DPRD dan LSM hanya bersifat Semua hal yang berkaitan dengan
mendukung. Hal ini menjadi muara bagi perencanaan pembangunan daerah
permasalahan yang ada sehingga seharusnya melibatkan partisipasi
Pengembangan Kawasan Minapolitan masyarakat, sehingga ada tanggungjawab
Berbasis Perikanan Budidaya di dari masyarakat dalam pelaksanaannya.
15
Bupati Trenggalek sebagai pemegang Series. Volume 7. Pergamon Press.
Oxford.
peran kunci dalam pembangunan di
Freeman, R.E and Mc Vea, John. 2001. A
Kabupaten Trenggalek, dengan dukungan Stakeholder Approach to Strategic
Management;. Darden Business
DPRD Kabupaten Trenggalek dan LSM,
Working School. No. 01-02. The
harus berinisiatif untuk mau dan mampu Darden School University of
Virginia Blackwell Publishing.
bersinergi secara bersama-sama terlibat
Oxford.
secara aktif dalam Proses Perencanaan Hartanti. 2012. Perencanaan Pembangunan
Kawasan Minapolitan di
Pengembangan Kawasan Minapolitan
Kabupaten Malang. Jurnal Ilmiah
Berbasis Perikanan Budidaya sehingga Administrasi Publik (JIAP). Vol.
13. No. 2, Nopember 2012, pp.
dapat mewujudkan keberhasilan dalam
161-295. ISSN 2302-2698.
pembangunan dengan tujuan akhir pada Iryanto. 2006. Perencanaan Pembangunan
Kabupaten/ Kota Melalui
peningkatan kesejahteraan masyarakat di
Pendekatan Wilayah dan Kerja
Kabupaten Trenggalek. Sama Antar Daerah, “Jurnal
Perencanaan & Pengembangan
Wilayah Wahana Hijau” Vol. 1 No.
DAFTAR PUSTAKA 3. pp. 84-131. April 2006. ISSN:
Abe, Alexander. 2005. Perencanaan 2858-4004. Universitas Sumatera
Daerah Partisipatif. Yogyakarta. Utara. Medan.
Pembaruan. Kementerian Dalam Negeri. 2008.
Abdulkarim, Saipol Bari. Hamzah Abdul Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun
Rahman, Mohamed Ali Berawi, 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Aini Jaapar. 2007. A Review on Penyusunan, Pengendalian dan
The Issues And Strategies of Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Stakeholder Management in The Pembangunan Daerah. Jakarta.
Construction Industry. Center for Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Project & Facilities Management, 2011. Keputusan Menteri Menteri
Faculty of the Built Environment, Kelautan dan Perikanan RI Nomor
University of Malaya, Malaysia KEP. 39/MEN/2011 tentang
Department of Quantity Surveying, Perubahan atas Keputusan Menteri
Faculty of Architecture, Planning Kelautan Dan Perikanan RI Nomor
and Surveying, University KEP.32/MEN/2010 tentang
Teknologi MARA. Malaysia. Penetapan Kawasan Minapolitan.
Boonstra, Albert. 2006. Interpreting an Jakarta.
ERP-Implementation Project from Kuncoro, Mudrajad. 2012. Perencanaan
a Stakeholder Perspective; Daerah: Bagaimana Membangun
“International Journal of Project Ekonomi Lokal, Kota dan Kawasan.
Management”. Vol. 24 pp. 38-52. Jakarta. Salemba Empat.
Departemen Dalam Negeri. 2005. Miles, Matthew B. dan A. Michael
Undang-undang Republik Huberman. 2009. Analisis Data
Indonesia No. 25 Tahun 2004 Kualitatif: Buku Sumber tentang
tentang Sistem Perencanaan Metode-metode Baru. Terjemahan
Pembangunan Nasional. Jakarta. oleh Tjejep Rohendi Rohidi.
Faludi, Andreas. 1973. Planning Theory: Jakarta. Universitas Indonesia
Urban and Regional Planning Press.

16
Muchlisin, Z.A. Nazir, Muhammad, dan Minapolitan di Kabupaten
Musman, Musri. 2012. Pemetaan Trenggalek. Trenggalek.
Potensi Daerah Untuk Primyastanto, Mimit dan Siswosutaryo,
Pengembangan Kawasan Pito. 2011. Minapolitan Suatu
Minapolitan di Beberapa Lokasi Pendekatan Sosial Lingkungan dan
Dalam Provinsi Aceh: Suatu Agama. Malang. Universitas
Kajian Awal. ”Depik Jurnal Ilmu Brawijaya Press (UB Press).
Perairan, Pesisir Dan Kelautan” Pujianto. 2013. Proses Perencanaan
Volume 1 (No 1) pp. 68-77. Pengembangan Kawasan
Mu’tamar, M. Fuad, Eriyatno, Machfud, Minapolitan Berbasis Perikanan
and Soewardi, Kadarwan. 2013. Budidaya di Kabupaten Trenggalek.
Agent-Based Simulation Model for Tesis MAP. Program Magister
the Sustainability of Minapolitan: Administrasi Publik. Fakultas Ilmu
A Case Study of Shrimp Administrasi Universitas Brawijaya.
Agroindustry. “Journal of Malang.
Economics and Sustainable Riyadi dan Deddy Supriady Bratakusumah.
Development”. ISSN 2222-1700 2004. Perencanaan Pembangunan
(Paper) ISSN 2222-2855 Vol.4 Daerah: Strategi Menggali Potensi
(No.4). Dalam Mewujudkan Otonomi
Mujahid, Mirah, Muthmainnah, Salman, Daerah. Jakarta. PT. Gramedia
Darmawan dan Hajar, M. Abduh Pustaka Utama.
Ibnu. 2011. Kolaborasi Multipihak Riyadi dan Deddy Supriady Bratakusumah.
pada Program Pengembangan 2004. Perencanaan Pembangunan
Kawasan Perikanan (Minapolitan) Daerah: Strategi Menggali Potensi
di Kabupaten Luwu Timur Dalam Mewujudkan Otonomi
(Multiparty Collaboration in the Daerah. Jakarta. PT. Gramedia
Fishery Region Development Pustaka Utama.
Programme (Minapolitan) in East Siagian, Sondang P. 2009. Administrasi
Luwu Regency). Program Pasca Pembangunan: Konsep, Dimensi
Sarjana Universitas Hasanudin. dan Strateginya. Jakarta. Bumi
Makasar. Aksara.
Musiyam, Muhammad. Muhtadi, Suharjo, Sumarsono. 2011. Implementasi Rencana
Wijianto. 2011. Model Pembangunan Perikanan Berbasis
Pengembangan. Kawasan Minapolitan di Kabupaten
Minapolitan Sebagai Upaya Dalam Banyumas. Tesis MAP. Program
Meningkatkan Pertumbuhan Magister Administrasi Publik.
Ekonomi Lokal Kabupaten Pacitan. Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Muhammadiyah Universitas Brawijaya. Malang.
Surakarta. Surakarta. Sumaryadi, I. Nyoman. 2010. Sosiologi
Nurcholis, Hanif, Milwan, Tijan, Warsono, Pemerintahan: Dari Perspektif
Hadi. 2009. Perencanaan Pelayanan, Pemberdayaan,
Partisipatif Pemerintah Daerah. Interaksi, dan Sistem
Jakarta. PT. Gramedia Widiasarana Kepemimpinan Pemerintahan
Indonesia. Indonesia. Bogor. Ghalia Indonesia.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek. 2010. Tjokroamidjojo, Bintoro. 1989.
Surat Keputusan Bupati Perencanaan Pembangunan.
Trenggalek No. Jakarta. CV. Haji Masagung.
188.45/787/406.013/2010 tentang Widodo, Tri. 2006. Perencanaan
Penetapan Lokasi Kegiatan Pembangunan: Aplikasi Komputer
Pengembangan Kawasan (Era Otonomi Daerah).

17
Yogyakarta. Yogyakarta. UPP
STIM YKPN.
Wrihatnolo, Randi R dan Riant Nugroho D.
2006. Manajemen Pembangunan
Indonesia: Sebuah Pengantar dan
Panduan. Jakarta. Elex Media
Komputindo.

18

Anda mungkin juga menyukai