Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
Ruang merupakan bagian dari alam atau bentangan alam, tempat segala
sesuatu ada. Suatu ruang bisa cocok untuk berbagai kegiatan dan suatu kegiatan
juga bisa cocok di berbagai ruang, untuk itu maka perlu diadakan suatu pengaturan
agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. Kegiatan yang menguntungkan
kegiatan lain perlu didekatkan, kegiatan yang merugikan kegiatan lain harus saling
dijauhkan. Sedangkan untuk kegiatan pada suatu lokasi yang dapat menguntungkan
atau merugikan kegiatan di tempat lain, perlu diserasikan. Untuk memadukan
berbagai kasus tersebut maka diperlukan suatu penataan ruang yang harus ditaati
dan diimplementasikan sehingga dapat diperoleh suatu pola pemanfaatan ruang
yang optimal, berimbang dan lestari (berkelanjutan).
I-1
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I-2
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
peraturan daerah. Tahun 2010 Kabupaten Belu telah mensyahkan peraturan daerah
tentang RTRW Kabupaten Belu Tahun 2010-2030.
I-3
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
1.2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan Penyusunan Kembali Dokumen Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Belu ini adalah untuk merevisi Dokumen Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Belu Tahun 2011-2031 sehingga dapat dipakai sebagai acuan
spasial dalam merumuskan program pembangunan dan pengembangan wilayah
bagi setiap stakeholders terkait sehingga dapat mewujudkan pemanfaatan ruang
wilayah yang serasi, seimbang dan selaras serta berkelanjutan sekaligus
memberikan arah pemanfaatan ruang bagi Kabupaten Belu untuk memanfaatkan
ruang secara optimal, berdayaguna dan berhasil guna bagi kelangsungan hidup
manusia di dalamnya.
I-4
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
1.2.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan Penyusunan Kembali Dokumen Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Belu ini adalah Menghasilkan revisi Dokumen Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Belu Tahun 2015-2035 yang sesuai dengan arahan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional serta amanat Undang-undang Nomor 26 tahun 2007
tentang Penataan Ruang sehingga dapat menjadi acuan dalam pembangunan daerah
Kabupaten Belu selama 20 (dua puluh) tahun ke depan.
1.2.3. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan Penyusunan Kembali Dokumen
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belu ini adalah:
1. Terwujudnya produk Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belu yang
sesuai dengan tuntutan Undang – Undang No. 26 Tahun 2007;
2. Tersusunnya Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belu yang baru,
sebagai akibat dari adanya pelepasan sebagian wilayah yang dimekarkan
menjadi Kabupaten Malaka;
3. Terwujudnya penyelenggaraan penataan ruang di wilayah Kabupaten Belu;
4. Terkendalinya pembangunan di wilayah Kabupaten Belu baik yang dilakukan
oleh pemerintah maupun oleh masyarakat;
5. Terciptanya keserasian antara kawasan lindung dan kawasan budidaya;
6. Tersusunnya rencana dan keterpaduan program-program pembangunan di
wilayah kabupaten Belu;
7. Terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kabupaten Belu;
8. Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar sektor pembangunan
I-5
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I-6
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I-7
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I-8
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
31. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Kegiatan
Penataan Ruang;
32. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar;
33. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Dampak
Lingkungan Hidup;
34. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta
Untuk Penataan Ruang Wilayah;
35. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2002 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
36. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota;
37. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
38. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
39. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 134 Tahun 1998 tentang Pedoman
Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi
Daerah Tingkat I dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat
II;
40. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;
41. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran
Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;
42. Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi;
43. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 1300.K/38/M.PE/1997
tentang Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi;
44. Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor
1456.K/20/MEM/2000 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Karst;
I-9
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I - 10
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
4. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk
fungsi budidaya;
5. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang;
6. Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang;
7. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
8. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat
daerah sebagai unsure penyelenggara pemerintahan daerah;
9. Pengaturan Penataan Ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam penataan ruang;
10. Pembinaan Penataan Ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan
ruang yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat;
11. Pelaksanaan Penataan Ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang
melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang;
12. Pengawasan Penataan Ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan
ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
13. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang
dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang;
14. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola
ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan
program beserta pembiayaannya;
I - 11
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
15. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata
ruang;
16. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan struktur dan pola pemanfaatan
ruang;
17. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif dan/atau aspek fungsional;
18. Sistem Wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai
jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah;
19. Sistem Internal Perkotaan adalah struktur ruang dan pola ruang yang
mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat internal perkotaan;
20. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung dan/atau
budidaya, yang dijelaskan sebagai berikut :
21. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan
sumber daya buatan;
22. Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia dan sumber daya buatan;
23. Kawasan Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian,
termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi;
24. Kawasan Agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat
kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan
pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan adanya keterkaitan
fungsional dan hirarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem
agrobisnis;
I - 12
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
25. Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi;
26. Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah
kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan
kawasan perkotaan disekitarnya yang saling memilliki keterkaitan fungsional
yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi
dengan jumlah penduduk secara keselurahan sekurang-kurangnya 1.000.000
jiwa;
27. Kawasan Megapolitan adalah kawasan yang terbentuk dari 2 atau lebih kawasan
metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan membentuk sebuah
sistem;
28. Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional
terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial,
budaya dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai
warisan dunia;
29. Kawasan Strategis Provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan;
30. Kawasan Strategis Kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan;
31. Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok,
yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang
tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam;
32. Izin Pemanfaatan Ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan
pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
I - 13
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I - 14
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
A. Topografi
Keadaan topografi Kabupaten Belu bervariasi antara ketinggian 0 sampai
dengan+1500 m.dpal (meter di atas permukaan air laut). Variasi ketinggian
rendah (0-150 m.dpal) mendominasi wilayah bagian selatan dan sebagian kecil
di bagian utara. Sementara pada bagian tengah wilayah ini terdiri dari area
dengan dataran sedang (200-500 m.dpal). Dataran tinggi di Kabupten Belu ini
hanya menempati kawasan pada bagian timur yang berbatasan langsung
dengan RDTL. Zone-zone dataran rendah di bagian selatan ini sebagian besar
digunakan sebagai areal pertanian dan kawasan cagar alam hutan mangrove.
Bentuk topografi wilayah Kabupaten Belu merupakan daerah datar berbukit-
bukit hingga pegunungan dengan sungai-sungai yang mengalir ke utara dan
selatan mengikuti arah kemiringan lerengnya. Sungai–sungai yang ada di
Kabupaten Belu mengalir dari bagian selatan dan bermuara di Selat Ombai dan
Laut Timor
I - 15
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I - 16
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
B. Geologi
Adapun jenis batuan yang dijumpai di Kabupaten Belu dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
a. Kompleks Mutis (MU)
Kompleks mutis dijumpai di Kecamatan Tasifeto Timur dan Kecamatan
Lamaknen.
I - 17
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
b. Kompleks Maubesi
Banyak dijumpai di Kecamatan Tasifeto Timur dan Kecamatan Tasifeto
Barat.
c. Formasi Bisene
Formasi ini dijumpai di Kecamatan Tasifeto Barat dan Kecamatan
Lamaknen.
d. Formasi Aitutu
Formasi ini dijumpai di Kecamatan Tasifeto Barat dan Kecamatan
Tasifeto Timur. Bagian bawah terdiri dari selang-seling batu dengan
Nepal dan batu gamping. Bagian atas terdiri dari pergantian pelapisan
kolsilulit (batu gamping serpihan) dengan serpih yang berwarna kelabu.
Berumur trias akhir.
e. Kompleks Bobonaro
Terdiri dari dua satuan batuan yaitu lempung serpihan dan bongkahan-
bongkahan asing yang bermacam-macam jenis dan ukuran. Kontak
dengan formasi di atasnya adalah tektonik (ketidaksejaaran). Berumur
Myosin tengah sampai Pilosen. Kompleks bobonaro banyak dijumpai di
Kecamatan Tasifeto Timur dan Kecamatan Tasifeto Barat.
f. Formasi Manamas
Formasi ini dijumpai di Kecamatan Tasifeto Barat. Formasi ini
mempunyai struktur geser dan patahan naik.
g. Formasi Viqueque
Formasi ini jumpai di Kecamatan Tasifeto Barat, Lamaknen, Raihat, dan
Tasifeto Timur.
h. Formasi Noele
Terdiri dari Napal pasiran berselang-seling dengan batu pasir,
konglomerat dan sedikit tuff desit. Berumur Plio-pleistosin.
I - 18
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I - 19
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I - 20
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
C. Jenis Tanah
Jenis tanah di Kabupaten Belu adalah :
Tanah alluvial dijumpai di Kecamatan Kota Atambua,
Tanah campuran aluvial dan latosol di jumpai di Kecamatan Kakuluk
Mesak, Lamaknen Selatan, Nanaet Dubesi, Raimanuk,
Tanah latosol tersebar merata di Kabupaten Belu, dan
Campuran tanah meditera, renzina, grumosol.
D. Klimatologi
Daerah Kabupaten Belu dengan temperatur rata-rata 24-34°C beriklim
tropis, umumnya berubah–ubah tiap setengah tahun berganti dari musim
kemarau dan musim penghujan dengan musim kemarau yang lebih dominan.
Hal tersebut bisa dilihat dari data hari hujan dan curah hujan yang rendah.
Musim hujan yang sangat singkat dimulai dari bulan Januari sampai dengan
bulan Mei.Temperatus di Kabupaten Belu memiliki rata-rata suhu sebesar
27,6o C dengan interval suhu 21,5o– 33,7oC.
I - 21
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I - 22
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
E. Hidrologi
Hidrologi terdiri atas ketersediaan air hujan, ketersediaan air sungai,
ketersediaan mata air, ketersediaan tampungan air.
Ketersediaan Air Hujan
Air hujan juga biasa digunakan masyarakat Belu apabila kekurangan air,
tetapi penggunaan air hujan sekarang sudah jarang digunakan apalagi
frekuensi hujan yang turun juga sangat jarang sehingga penggunaan air
hujan hanya di lakukan oleh beberapa orang saja. Selain itu penggunaan
air hujan juga sering digunakan untuk menyiram tanaman dan lain-lain.
Penggunaan air hujan hanya terdapat di desa-desa terpencil yang
kekurangan air sedangkan untuk di kota-kota besar tidak terdapat
penggunaan air hujan.
Ketersediaan Air Sungai
Terdapat 8 sungai yang berada di Kabupaten Belu sebagaimana
tercantum pada tabel 1.2
I - 23
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I - 24
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I - 25
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
Tabel 1. 3 Nama Dan Debit Mata Air di Kabupaten Belu Tahun 2013
I - 26
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I - 27
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I - 28
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I - 29
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
Jenis Kelamin
No Kecamatan
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Raimanuk 7.473 7.862 15.335
2 Tasifeto Barat 11.417 11.912 23.329
3 Kakuluk Mesak 9.392 9.495 18.887
4 Nanaet Dubesi 2.060 2.232 4.292
5 Kota Atambua 14.024 14.833 28.857
6 Atambua Barat 11.577 11.268 22.845
7 Atambua Selatan 11.374 11.827 23.201
8 Tasifeto Timur 11.145 10.839 21.984
9 Raihat 6.206 6.435 12.641
10 Lasiolat 3.137 3.116 6.253
11 Lamaknen 5.584 6.017 11.601
12 Lamaknen Selatan 3.832 3.945 7.777
Jumlah 97.221 99.781 197.002
Sumber : Kabupaten Belu Dalam Angka Tahun 2014
I - 30
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
Tidak/
Tdk/
Belum SD/MI/ SLTP/MTs/ SLTA/M/ D I– DIV– S2–
No Kecamatan Belum SMK
Tamat Sederajat Sederajat Sederajat DIII S1 S3
Sekolah
SD
1 Raimanuk 3.520 3.198 3.931 988 722 56 81 57 0
2 Tasifeto Barat 3.216 4.938 6.449 2.849 1.706 116 206 258 18
3 Kakuluk Mesak 457 4.189 429 1.653 1.465 98 138 108 4
4 Nanaet Dubesi 1.363 928 912 121 108 6 18 4 1
5 Kota Atambua 2.884 5.158 5.355 3.811 4.169 640 477 853 51
6 Atambua Barat 1.318 3.752 4.593 3.566 3.875 560 474 869 46
7 Atambua Selatan 1.799 449 4.552 3.497 3.927 538 443 883 36
8 Tasifeto Timur 4.183 4.788 5.826 1.494 1.617 156 130 114 1
9 Raihat 4.231 367 2.808 753 523 52 43 46 1
10 Lasiolat 780 1.928 1.994 351 231 29 35 33 2
11 Lamaknen 1.842 2.396 4.380 754 562 59 100 60 0
Lamaknen
1.400 1.790 2.406 365 279 21 20 23 0
12 Selatan
Jumlah 26.993 33.881 43.635 20.202 19.184 2.331 2.165 3.308 160
Sumber : Kabupaten Belu Dalam Angka Tahun 2014
I - 31
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I - 32
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
Tabel 1. 8 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kabupaten Belu Tahun 2013
Mata Pencaharian
N0 Kecamatan Listrik,Gas
Pertanian Pertambangan Industri Konstruksi Perdagangan Komunikasi Keuangan Jasa-Jasa Jumlah
& Air
I - 33
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
Tabel 1. 9 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kabupaten Belu Tahun 2013
Golongan Umur
No Kecamatan
0-4 5-9 10-14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75+
1 Raimanuk 1.953 2.326 1.855 1.498 1.195 120 866 824 822 705 614 393 377 254 208 237
2 Tasifeto Barat 2.656 3.130 3.191 2.932 1.739 1.586 1.252 1.171 1.266 1.086 885 588 463 351 221 256
3 Kakuluk Mesak 1.902 2.412 2.217 1.738 1.502 1.338 168 1.122 1.107 956 862 598 419 326 185 184
4 Nanaet Dubesi 555 650 593 358 184 258 198 245 205 217 170 113 109 64 66 95
5 Kota Atambua 3.171 3.678 3.317 3.469 2.401 2.221 1.889 1.789 1.673 1.407 1.145 655 456 303 178 205
6 Atambua Barat 2.565 2.823 2.232 2.401 270 2.211 1.731 1.443 1.226 1.054 823 503 265 176 100 113
7 Atambua Selatan 2.777 2.941 2.595 2.560 215 2.110 1.698 1.421 1.289 1.133 874 514 322 217 100 114
8 Tasifeto Timur 2.705 3.018 2.549 1.885 1.683 1.837 1.351 1.241 1.145 1.123 859 709 550 430 260 240
9 Raihat 1.615 1.704 1.443 147 774 726 630 657 740 625 575 437 365 295 164 227
10 Lasiolat 781 911 836 524 402 385 349 317 308 273 228 232 204 164 96 131
11 Lamaknen 1.422 1.620 1.376 1.004 714 742 625 637 644 572 469 435 443 282 191 241
12 Lamaknen Selatan 129 1.275 905 533 430 456 457 404 420 331 298 235 246 202 117 132
Jumlah 22.231 26.488 23.109 19.049 11.509 13.990 11.214 11.271 10.845 9.482 7.802 5.412 4.219 3.064 1.886 2.175
Sumber : Kabupaten Belu Dalam Angka Tahun 2014
I - 34
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I - 35
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I - 36
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I - 37
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
Harga/Unit Nilai
Jenis Hasil Hutan Satuan Produksi
No ( Rupiah ) Produksi
A. Kayu-kayuan, Arang dan Pohon
a. Kayu jati bulat M3 151.78 0 0
b. Kayu jati olahan M3 1037.57 0 0
c. Kayu rimba bulat M3 0 0 0
d. Kayu rimba campuran M3 1.33 0 0
e. Kayu indah (mahoni dan lamtoro gung) M3 9.93 0 0
f. Kayu cendana pilihan/ M3 0 0 0
g. Kayu cendana campuran Kg 0 0 0
h. Mupuk Kelapa Kg 0 0 0
i. Kayu Papi Ton 0 0 0
B. Non Kayu, Kulit dan Daun
a. Kemiri biji Kg 155520 0 0
b. Kemiri isi Kg 40180 0 0
c. Asam biji Kg 37995 0 0
d. Asam isi Kg 876800 0 0
e. Lilin Kg 0 0 0
f. Madu Ltr 450 0 0
g. Nuri Ekor 0 0 0
h. Siri Hutan Kg 0 0 0
i. Ules 0 0 0 0
Sumber KDA Kabupaten Belu 2014.
I - 38
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
B. Pertanian
Sawah banyak dimanfaatkan sebagai lahan pertanian tanaman pangan seperti
tanaman padi, jagung, kacang tanah, kacang kedele, dan kacang hijau. Lahan
pertanian dibedakan menjadi lahan basah dan lahan kering. Kecamatan yang
paling besar hasil produksi padi sawah adalah Kecamatan Raihat dengan jumlah
hasil produksi pada tahun 2013 sebesar 5084,4 Ton selain padi sawah komoditi
lain seperti jagung, kacang tanah dan kacang hijau juga lebih besar hasil
produksinya di bandingkan dengan kecamatan lain. Untuk lebih jelasnya dapa
dilihat pada tabel 1.12.
Sayuran (Ton)
No Kecamatan Bawang Cabe Jumlah
Cabe Kentang Kubis Wortel
Merah Rawit
1 Raimanuk 0 0 0 0 0 0 0
2 Tasifeto Barat 0 0 0 0 0 0 0
3 Kakuluk Mesak 0 0 0 0 0 3 3
4 Nanaet Dubesi 0 0 0 0 0 0 0
5 Kota Atambua 0 0 0 9 0 0 9
I - 39
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
Sayuran (Ton)
No Kecamatan Bawang Cabe Jumlah
Cabe Kentang Kubis Wortel
Merah Rawit
6 Atambua Barat 0 0 0 0 0 0 0
7 Atambua Selatan 0 2 0 0 0 0 2
8 Tasifeto Timur 0 5 0 4 0 3 12
9 Raihat 5 0 0 0 0 89 94
10 Lasiolat 0 2 0 0 0 0 2
11 Lamaknen 25 0 0 0 0 0 25
12 Lamaknen Selatan 0 4 0 0 0 64 68
Jumlah 30 13 0 13 0 159 215
Sumber : Kabupaten Belu Dalam Angka Tahun 2014
Jenis (Ton)
No Kecamatan Jumlah
Mangga Jambu Biji Jeruk Pisang Pepaya Nanas
1 Raimanuk 31 15.4 0 10 40 2 98.4
2 Tasifeto Barat 8.5 56.5 4.6 1.5 9.3 1 81.4
3 Kakuluk Mesak 63 3.5 1.2 105.2 3.8 0.1 176.8
4 Nanaet Dubesi 2.8 27 0.9 0.7 4.5 0.1 36
5 Kota Atambua 2.4 0.5 0.6 0.3 2.9 0.1 6.8
6 Atambua Barat 1.4 3 1.8 1.1 4.6 0.4 12.3
7 Atambua Selatan 8.6 7.5 1.1 2.8 3.5 0.2 23.7
8 Tasifeto Timur 141.5 20.5 94.5 8 20.7 6.8 292
9 Raihat 21.9 35 34 157 20 4 271.9
10 Lasiolat 8.9 0 0 42.8 4.1 2.8 58.6
11 Lamaknen 16.4 4.5 87.8 25.7 15 0.2 149.6
12 Lamaknen Selatan 64 2.4 40.8 12.5 5 1.4 126.1
Jumlah 370.4 175.8 267.3 367.6 133.4 19.1 1333.6
Sumber : Kabupaten Belu Dalam Angka Tahun 2014
C. Perkebunan
Sektor perkebunan merupakan sektor produksi yang penting yang memberikan
sumber kehidupan penduduk. Tanaman perkebunan terdapat di Kabupaten Belu
meliputi kapuk, kemiri, kelapa, kopi, jambu mete, kakao, pinang, dan tembakau.
Semua jenis tanaman perkebunan ini mengandalkan air hujan. Tanaman
perkebunan juga dapat berfungsi seperti hutan, tetapi dalam kapasitas yang
I - 40
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
lebih rendah; terlebih kalau tanaman itu berumur pendek seperti tanaman
tembakau, maka ia akan lebih banyak menyerap air daripada menyimpan air.
D. Peternakan
Jenis ternak terdapat di Kabupaten Belu adalah kuda, sapi, kerbau, kambing,
domba, babi, ayam kampung, dan itik. Jenis ternak ini umumnya tidak
dikembangkan dalam sebuah usaha peternakan tetapi hanya sebagai usaha
rumah tangga. Jenis ternak yang paling banyak di kembangkan di Kabupaten
belum yaitu ayam kampung yang berjumlah 204986, dan Jumlah ternak paling
banyak yang dikembangkan terdapat di Kecamatan Kakuluk Mesak yang
berjumlah 545.88 ekor.
Dari data yang ada tampak bahwa sapi, babi, dan ayam kampung merupakan
ternak yang banyak dikembangkan di tiap kecamatan. Jumlah ternak sapi
I - 41
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
terbanyak ada di Kecamatan Tasifeto Barat sebanyak 7805 ekor. Jumlah ternak
babi di Kabupaten Belu pada tahun 2014 berjumlah 51618 ekor dengan jumlah
terbanyak ada di Kecamatan Kakuluk Mesak sebanyak 7905 ekor. Sedangkan
untuk jenis ternak ayam kampung merupakan jenis ternak yang terbanyak
dipelihara dan mencapai jumlah 204986 ekor. Untuk ternak jenis kuda,
Kecamatan Lamaknen merupakan kecamatan yang memiliki jumlah ternak kuda
tertinggi dengan jumlah ternak yang ada pada tahun 2014 sebanyak 458 ekor.
E. Perikanan
Kabupaten Belu memiliki luas wilayah perairan laut 741,17 km2 dengan panjang
garis pantai 115,16 km2. Kabupaten Belu memiliki potensi perikanan baik laut
maupun darat, khususnya yang berasal dari tambak untuk dikembangkan.,
perikanan yang paling banyak produksi terletak di Kecamatan Kakuluk Mesak
dan Tasifeto Timur yaitu sebesar 730. 42 Ton dan 11.53 Ton.
I - 42
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
Peternakan (Ekor)
No Kecamatan Ayam Ayam Ayam Jumlah
Kuda Sapi Kerbau Kambing Domba Babi Itik
Kampung Petelor Pedaging
1 Raimanuk 28 7160 160 2351 0 6724 34416 0 0 1249 52088
2 Tasifeto Barat 6 7805 204 2445 0 6548 29697 0 0 2493 49198
3 Kakuluk Mesak 27 5228 129 4188 7 7905 36168 0 0 936 54588
4 Nanaet Dubesi 66 4119 96 302 0 2553 4851 0 0 8 11995
5 Kota Atambua 0 1153 2 932 1 315 17677 0 0 1491 21571
6 Atambua Barat 0 1315 2 210 0 2572 1605 0 0 302 6006
7 Atambua Selatan 0 373 0 145 1 282 4644 0 0 68 5513
8 Tasifeto Timur 11 7260 274 2272 1 6637 26053 0 0 318 42826
9 Raihat 22 5312 1 1884 19 6601 12340 0 0 341 26520
10 Lasiolat 5 567 0 254 0 2652 12296 0 0 0 15774
11 Lamaknen 458 5367 44 955 0 4831 12349 0 0 284 24288
12 Lamaknen Selatan 413 4786 28 670 0 3998 12890 0 0 0 22785
Jumlah 1036 50445 940 16608 29 51618 204986 0 0 7490 333152
Sumber : Kabupaten Belu Dalam Angka Tahun 2014
I - 43
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Dokumen Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I-44
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Dokumen Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I-45
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Dokumen Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
F. Industri
Sektor Industri pengolahan sebenarnya mencakup sub-sektor industri migas
dan sub-sektor industri non migas; namun yang ada di kabupaten Belu hanyalah
industri non migas. Perkembangan kelompok industri maupun peluang usaha
yang dapat dikembangkan di kabupaten Belu adalah:
Industri Kecil Hasil pertanian dan Kehutanan (IPHK) :
Jenis industri ini yang berkembang adalah : industri keripik (ubi dan pisang),
perabot rumah tangga dan kayu, aneka ukiran kayu dan kerajinan kayu
cendana, pengolahan dan pengawetan daging, industri kopi bubuk, industri
roti dan kue-kue, kasur dan bantal, serta industri tahu & tempe.
Industri Aneka:
Jenis industri kecil pada kelompok industri aneka yang menonjol adalah:
industri tenun, anyaman lontar, anyaman tali gewang, anyaman lidi kelapa,
anyaman dari tali sisal, industri kapok, alat musik tradisional, serta industri
pakaian jadi dari tekstil.
Industri Logam, Mesin dan Kimia (ILMK):
Jenis industri berskala kecil yang menonjol dalam kelompok industri ini
meliputi : industri garam rakyat/yodium, barang dari semen, barang dari
I-46
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Dokumen Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
tanah liat (bata, genteng, tembikar), vulkanisir ban, serta jasa perbengkelan
dan elektronik.
G. PDRB
Perekonomian Kabupaten Belu didominasi oleh Sektor Pertanian yang
menyumbang sekitar 35,02% dari total PDRB ADHB Tahun 2013 dengan
kontribusi terbesar dari sub sektor tanaman bahan makanan yang memberikan
kontribusi sekitar 22,93% diikuti sub sektor peternakan yang memberikan
kontribusi 10,45%. Sub sektor perkebunan dan perikanan masing-masing
memberikan kontribusi sekitar 0,77% dan 0,85%.
Komoditi dari sektor pertanian yang menjadi andalan adalah padi, produksi
Tahun 2013 sebanyak 20.433,8 ton dengan produktivitas sebanyak 35,1 kwintal
per Ha; dan jagung dengan produksi Tahun 2013 sebesar 23.037 ton pada areal
seluas 8.432 Ha. Di sektor pertanian, ternak sapi menjadi andalan Kabupaten
Belu dengan jumlah populasi pada Tahun 2013 sebanyak 54.945 ekor.
Tabel 1. 20. PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Belu Tahun 2010-2013
I-47
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Dokumen Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I-48
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Dokumen Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I-49
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Dokumen Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I-50
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Dokumen Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
I-51
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Dokumen Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
14. Adanya kerjasama antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat untuk
mengembangkan peternakan sapi di beberapa Kabupaten di NTT salah satunya
Kabupaten Belu.
15. Adanya Program Pengembangan Kota Hijau yang diselenggarakan Direktorat
Perkotaan Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum
(PU) yang melibatkan beberapa Kabupaten/Kota di Indonesia, dan Kabupaten
Belu termasuk salah satunya.
16. Belum optimalnya jaringan telekomunikasi yang ada di Kabupaten Belu.
17. Rencana peningkatan fungsi jalan nasional yang menghubungkan Kota
Atambua-Motaain-Dili (RDTL).
18. Rencana peningkatan kelas terminal di Motaain Desa Silawan Tasifeto Timur
menjadi Pos Lintas Batas Negara (PLBN).
19. Perlunya pembangunan sarana dan prasarana air baku pada beberapa wilayah
kecamatan yang mengakibatkan kurang terpenuhinya kebutuhan air, baik bagi
kebutuhan masyarakat maupun untuk pertanian dan peternakan;
20. Perlunya kemudahan pencapaian (aksesibilitas) menuju Ibu Kota Provinsi NTT,
baik melalui transportasi darat maupun transportasi udara.
21. Potensi pasar perbatasan yang belum dikelola secara optimal.
22. Rencana iembangunan lanjutan RSUD MGR Gabriel Manek SVD di Atambua
23. Rencana pembangunan Integrated Farming “Sonis Laloran” Kawasan Sonis
Laloran
24. Rencana pengembangan kegiatan Agropolitan Haekesak
I-52
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Dokumen Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I berisikan tentang latar belakang, maksud, tujuan, sasaran, dan
azas penataaan ruang, dasar hukum, gambaran umum wilayah secara
eksternal, profil wilayah, issue-issue strategis wilayah, visi dan misi
pembangunan, dimensi waktu perencanaan, dan ketentuan umum.
I-53
Laporan Akhir Sementara / Draft Final Report
Dokumen Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
BAB IX PENUTUP
Pada Bab ini berisi tentang kesimpulan dari Laporan Rencana kegiatan
Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang di Wilayah Kabupaten Belu
sebagai arahan pengembangan pada masa yang akan datang, serta
rekomendasi yang seharusnya dilakukan guna menunjang kegiatan
pembangunan dan pengembangan wilayah.
I-54