Di dalam masyarakat ada kesan bahwa tata ruang tidak banyak gunanya. Tata
ruang terlihat sekedar sebagai peta-peta dengan berbagai warna yang menunjukkan
peruntukan dan penggunaan lahan disertai penjelasan tertulis mengenai besaran
kebutuhan alokasi ruangnya yang sama sekali tidak tercermin di lapangan. Memang
tata ruang tidak akan memadai jika hanya mempertimbangkan aspek fisik,
kecenderungan perkembangan dan minat investor. Tanpa memperhatikan aspirasi
masyarakat setempat, tata ruang tak akan bermanfaat. Tata ruang yang
direncanakan dan ditetapkan tanpa peran serta ataupun diketahui oleh masyarakat
juga tidak ada gunanya. Maka dalam perencanaan tata ruang mulai dari rencana tata
ruang wilayah sampai rencana teknik ruang kota, masyarakat sebagai stakeholder
VIII-1
Laporan Rencana Akhir
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah No 69 Tahun 1996 BAB II, Tentang HAK
MASYARAKAT Pasal 2, 3, 4 dan 5 dijelaskan bahwa dalam kegiatan penataan ruang
masyarakat berhak:
a. Berperan serta dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengendalian pemanfaatan ruang.
b. Mengetahui secara terbuka rencana tata ruang wilayah, rencana tata ruang
kawasan, rencana rinci tata ruang kawasan.
VIII-2
Laporan Rencana Akhir
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
c. Menikmati manfaat ruang dan atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat
dari penataan ruang.
d. Memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya akibat
pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang.
Dalam rangka mewujudkan hak masyarakat untuk mengetahui rencana tata ruang,
maka rencana tata ruang diundangkan dan dimuat dalam :
a. Lembaran Negara untuk Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan kawasan
tertentu;
b. Lembaran Daerah Tingkat I, untuk Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi
Daerah Tingkat I;
c. Lembaran Daerah Tingkat II, untuk Rencana Tata Ruang wilayah
Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat I.
VIII-3
Laporan Rencana Akhir
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
VIII-4
Laporan Rencana Akhir
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
kewajiban setiap orang untuk memiliki izin pemanfaatan ruang dari pejabat
yang berwenang sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang.
3. Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang
berwenang.
4. Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dimaksudkan
sebagai kewajiban setiap orang untuk melaksanakan pemanfaatan ruang sesuai
dengan fungsi ruang yang tercantum dalam izin pemanfaatan ruang.
5. Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan
ruang.
6. Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan
ruang dimaksudkan sebagai kewajiban setiap orang untuk memenuhi
ketentuan amplop ruang dan kualitas ruang.
7. Memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.
8. Pemberian akses dimaksudkan untuk menjamin agar masyarakat dapat
mencapai kawasan yang dinyatakan dalam peraturan perundang-undangan
sebagai milik umum. Kewajiban memberikan akses dilakukan apabila
memenuhi syarat berikut :
Untuk kepentingan masyarakat umum; dan/atau
Tidak ada akses lain menuju kawasan dimaksud.
Yang termasuk dalam kawasan yang dinyatakan sebagai milik umum, antara
lain, adalah sumber air dan pesisir pantai.
VIII-5
Laporan Rencana Akhir
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
Dalam pasal 64 disebutkan bahwa “Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan
tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam pasal 63
diatur dengan peraturan pemerintah”.
VIII-6
Laporan Rencana Akhir
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan bentuk peran masyarakat dalam
penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan
pemerintah.
Dalam Peraturan Pemerintah No 69 Tahun 1996 BAB III, yaitu tentang Bentuk
Peran Serta Masyarakat menerangkan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam
Penataan Ruang Wilayah Kabupaten yaitu:
1. Tata cara peran serta masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang wilayah
Kabupaten, dalam penyusunan rencana tata ruang dilaksanakan dengan
pemberian saran pertimbangan, Pendapat, Tanggapan, Keberatan, Masukan
terhadap informasi tentang arah pengembangan, Potensi dan masalah serta
rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;
2. Penyampaian saran, Pertimbangan, pendapat, Tanggapan, Keberatan atau
masukan dilakukan secara lisan atau tertulis kepada Bupati;
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara peran sera masyarakat diatur oleh
Menteri Dalam Negeri;
4. Tata cara peran serta masayarakat dalam pemanfaatan ruang wilayah
Kabupaten dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
5. Pelaskanaan peran serta masyarakat dikoordinasi oleh Bupati termasuk
pengaturannya pada tingkat kecamatan sampai dengan desa;
6. Peran serta masyarakat dilakukan secara tertib sesuai dengan rencana tata
ruang yang telah ditetapkan.
VIII-7
Laporan Rencana Akhir
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
VIII-8
Laporan Rencana Akhir
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu
Tahun 2015-2035
VIII-9