PENDAHULUAN
sebagian besar masyarakat di segala penjuru usantara dari Sabang sampai Merauke.
Hal ini tentu tidak terlepas dari kebijakan Pemerintah yang selama ini mengabaikan
yang potensi ekonomi cukup baik menuntut keadilan dalam berbagai bidang
pembangunan di wilayahnya.
tidak lain melalui kebijakan otonomi daerah yang dicetuskan Pemerintah Pusat
bagi Provinsi Papua, Bab IX, Keuangan pasal 34 butir (1) dikatakan bahwa sumber-
1
Provinsi, Kabupaten/Kota, dana perimbangan, penerimaan Provinsi dalam rangka
otonomi khusus, pinjaman daerah, dan lain-lain penerimaan yang sah. Selanjutnya
pada butir (2) dinyatakan secara tegas sumber pendapatan asli daerah Provinsi
papua, Kabupaten/Kota terdiri atas : pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan
milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan dan
untuk membangun daerahnya sendiri dengan potensi sumber daya yang kaya raya
sehingga kekayaan ini dikelola dengan baik untuk membangun di berbagai bidang
Otonomi khusus ini memberikan makna yang luar biasa dalam sejarah
pembangunan di daerah Provinsi Papua. Tujuan otonomi ini juga adalah untuk
lebih menjamin pemerataan dan keadilan dan memungkinkan setiap daerah mengali
potensi natural dan cultural yang dimiliki dan kesiapan menghadapi tantangan
global serta yang lebih penting adalah terpelihara Negara Kesatuan Republik
membiayai berbagai pembiayaan pembangunan Papua ke arah yang lebih baik dan
2
mampu mengantarkan seluruh masyarakat Papua menuju cita-cita adalah
daerah, dan beberapa sumber penerimaan lainnya yang sah. Sumber penerimaan
setiap tahun. Pajak daerah merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang
yang sudah dilakukan beberapa peneliti menyimpulkan bahwa pajak daerah dan
retribusi daerah merupakan dua sumber utama sumber penerimaan pendapatan asli
otonomi masih menunjukkan ketergatungan lebih besar kepada keuangan dari pusat.
Kemandirian yang merupakan ciri khas otonomi sepertinya terbenam. Salah satu
sumber peneriman daerah Kabupaten Jayapura yang cukup potensial adalah pajak
pengambilan bahan galian Golongan C. Potensi pajak yang bersumber dari sektor
ini cukup tersedia dalam jumlah yang cukup besar dan di lain pihak proses
3
pembangunan jembatan, dan lain sebagainya. Volume kebutuhan bahan-bahan ini
akan semakin meningkat untuk jangka waktu yang lama dan diperlukan secara terus
kontribusi yang cukup besar bagi penerimaan daerah juga merupakan sumber utama
Dengan melihat uraian tersebut diatas, maka penulis merasa tertarik untuk
menerus melalui pajak daerah, retribusi daerah dan berbagai sumber penerimaan
yang cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun berikutnya. Hal ini yang menarik
4
1. 3.1. Bagaimana gambaran mengenai penerimaan bahan galian golongan C di
Kabupaten Jayapura?
Jayapura?
Jayapura?
C di Kabupaten Jayapura
Kabupaten Jayapura
berikut :
5
BAB II
LANDASAN TEORITIS
dan didiskusikan dalam sektor publik. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari
yang diberikan Pemerintah dalam beberapa tahun ini masih dianggap belum
dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang demikian pula segala sesuatu baik
berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang itu
belum dimiliki/dikuasai negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak
daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelengaraan
Pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala
6
berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 untuk meningkatkan
kemakmuran rakyat.
dapat diartikan sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang
demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat
kegiatan dari hasil dari setiap program untuk keperluan tersebut perlu disusun
7
Menurut Keputusan Mendagri Nomor 29 Tahun 2002 yang berubah
yang dapat dinilai dengan uang termasuk segala macam bentuk kekayaan yang
Pemerintah.
65 Tahun 2001 tentang pajak daerah yang dimaksud dengan pajak daerah yang
selanjutnya disebut pajak adalah iuran wajib yang dilaksanakan oleh orang
pribadi atau badan kepala daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang
pembangunan daerah.
8
langsung yang dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.
Selain Sumitro, menurut Bohari (2002), pajak iruran wajib berupa uang
kesejahteraan umum.
Menurut Andriani (2002:5), pajak adalah iuran kepada Negara yang dapat
langsung.
Sedangkan Mardiasmo (2002: 24), pajak adalah iuran rakyat kepada kas
pengeluaran umum.
a. Iuran dari rakyat kepada Negara. Pajak yang berhak memungut adalah
9
b. Menurut Undang-Undang. Pajak dipunggut berdasarkan suatu ketentuan
punggutan.
c. Tidak ada balas jasa dari Negara secara langsung dapat ditunjuk. Dalam
Pemerintah.
Secara umum ada berbagai jenis pajak daerah yang dipunggut. Dan
punggutan pajak daerah tersebut pada aras tertentu berbeda antara Pemerintah
b. Pajak bea balik nama kendaraan kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air.
Bea balik nama adalah orang prbadi atau badan yang menerima penyerahan
10
Pajak bahan bakar kendaraan bermotor adalah konsumen bahan bakar
kendaraan bermotor. Bahan bakar motor terdiri dari bensin, solar dan bahan
bakar gas yang lain yang digunakan untuk keperluan kendaraan bermotor
Pajak pengambilan air di bawah tanah dan air permukaan aalah orang pribadi
atau badan yang mengambil dan memanfaatkan air bawah tanah atau air
permukaan.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1987 tentang pajak daerah dan retribusi daerah
yang telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000, jenis pajak
Kabupaten/Kota adalah :
a. Pajak hotel.
Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat
dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.
Subyek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
pembayaran kepada hotel. Obyek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan
11
kenyamanan, fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu
hotel bukan untuk umum, dan jasa persewaaan ruangan untuk kegiatan acara
Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran yang dilakukan pada
hotel. Tarif hotel paling tinggi sebesar 10% ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
b. Pajak restoran.
disediakan dengan dipunggut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga atau
catering. Subyek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang
pelayanan yang disediakan restoran termasuk rumah makan, café, bar, dan
minuman diantar dan dibawa pulang. Dasar pengenaan pajak restoran adalah
c. Pajak hiburan
ketangkasan, dan atau keramaian dengan nama dan bentuk apapun yang
ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipunggut bayaran tidak
12
pemberian potongan harga dan tiket cuma-cuma untuk menonton dan atau
menikmati hiburan.
d. Pajak reklame
Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk
menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan
atau yang dapat dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum,
kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah. Subyek pajak reklame adalah orang
lainnya :
a. Reklame papan
b. Reklame kain
c. Reklame melekat
d. Reklame selebaran
e. Reklame berjalan
f. Reklame udara
g. Reklame suara
h. Reklame film
i. Reklame peragaan.
13
penyelengaraan, dan ukuran media reklame. Hasil perhitungan nilai sewa
jalan adalah orang pribadi atau badan yang menjadi pelanggan listrik atau
pengguna tenaga listrik. Dasar pengenaan pajaka penerangan listrik adalah nilai
adalah nilai jual hasil pengambilan bahan galian golongan C dihitung dengan
bahan golongan C paling tinggi adalah sebesar 20% sehingga besarnya pokok
pajak pengambilan bahan galian golongan C yang terutang dihitung dengan cara
g. Pajak parkir.
Tempat parkir adalah tempat parkir di luar badan jalan yang disediakan
oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan sebagai suatu usaha,
14
adalah jumlah pembayaran yang seharusnya dibayar untuk pemakaian tempat
BAB III
METODE PENELITIAN
informasi. Data atau informasi ini sangat diperlukan untuk memecahkan persoalan
penelitian yang diajukan dalam penelitian ini. Data yang diperlukan penelitian ini
terutama berasal dari data sekunder. Data sekunder ini dapat diperoleh atau
bersumber dari hasil publikasi Badan Pusat Statistik Kabupaten Jayapura maupun
dari Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Jayapura. Dari BPS Kabupaten
Jayapura data atau informasi yang diperlukan antara lain gambaran umum
15
Pendapatan Daerah Kabupaten Jayapura meliputi data tentang rencana dan target
penerimaan bahan galian golongan C dari tahun dikeluarkan secara berkala setiap
tahun.
sebagai berikut :
a. Wawancara.
keterangan dengan tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap
b. Studi dokumentasi.
dibuat secara teratur pada waktu tertentu untuk mencari berbagai informasi yang
tersebut yang tersimpan diambil, dipelajari, dan diolah dengan teknik tertentu
16
c. Studi Pustaka.
dengan masalah yang diteliti. Studi pustaka pada buku teks terhadap teori-teori
pada berbagai buku teks akan semakin membantu pemecahan masalah penelitian
date/terbaru
persoalan penelitian dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan tersebut, maka
teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan analisis deskriptif.
Konsep penelitian ini antara lain : pendapatan asli daerah dan pajak daerah.
konsep yang digunakan dalam penelitian ini sekaligus menghindari salah pengertian
17
Berikut ini akan diberikan definisi operasional setiap konsep yang dipergunakan
antara lain.
a. Pendapatan asli daerah adalah seluruh penerimaan yang bersumber dari pajak
b. Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan
kepala daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan
BAB IV
Pajak pengambilan bahan galian golongan C merupakan salah satu potensi jenis
pajak daerah yang dapat memberikan sumbangan positif kepada Pemerintah Daerah
galian golongan C sudah dilakukan sejak adanya Kabupaten Jayapura dan sampai
18
Jayapura selain jenis pajak daerah lainnya. Potensi pajak daerah yang berasal dari
Potensi ini dapat dilihat dari kenyataan ketersediaan bahan-bahan galian C hampir
ini tidak saja dibutuhkan Kabupaten Jayapura, melainkan juga dibutuhkan daerah-
daerah lain terutama Kota Jayapura. Karena begitu besar kebutuhan bahan-bahan
galian golongan C tersebut sebagai bahan baku pembangunan fisik yang sedang
besar. Jika pajak yang bersumber dari bahan galian C ini dikelola secara baik baik
galian C menjadi bagian penting dalam mengatasi berbagai permasalahan yang akan
muncul di lapangan yang akan menjadi faktor kendala kelancaran penerimaan pajak
bahan galian C. Walaupun demikian pajak pengambilan bahan galian golongan C ini
memiliki potensi yang cukup besar dan mampu memberikan sumbangan yang berarti
pengambilan bahan galian C ini perlu dikaji secara baik untuk mengantisipasi
terhadap pajak daerah Kabupaten Jayapura sebagaimana nampak pada tabel berikut
ini.
19
Tabel 4.1.
Kontribusi Pajak Pengambilan Bahan Galian
Golongan C Terhadap Pajak Daerah Kabupaten Jayapura
Golongan C
1 2007 1.049.391.784,- 2.120.780.284,- 49,48
mendekati 50% terhadap pajak daerah Kabupaten Jayapura. Namun secara keseluruh
sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 rata-rata kontribusi pajak pengambilan
bahan galian golongan C terhadap pajak daerah Kabupaten Jayapura sebesar 32,61%.
kontribusi pajak pengambilan bahan galian golongan C terhadp pendapatan asli daerah
Tabel 4.2.
Kontribusi Pajak Pengambilan Bahan Galian
Golongan C Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jayapura
20
No Tahun Pajak Pengambilan Bahan Galian Pendapatan asli Kontribusi (%)
Golongan C daerah
1 2007 1.049.391.784,- 19.650.820.284,- 5,34
tahun 2011 dan tahun 2012 yaitu sebesar 7,12% dan 6,79%, sedangkan kontribusi
terendah pada tahun 2008 sebesar 2,77%. Secara rata-rata sejak tahun 2007 sampai
pendapatan asli daerah (PAD) yang tertinggi dicapai tahun 2008 sebesar Rp
Kabupaten Jayapura.
21
4.2. Efektivitas Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C Kabupaten
Jayapura
Jayapura dapat dilihat dari rencana/target dan realisasi pajak pengambilan bahan
galian golongan C Kabupaten Jayapura. Perkembangan ini dapat dikatakan baik jika
menunjukkan arah yang berlawanan, dimana realisasi tidak mendekati target maka
dapat dikatakan kurang baik. Tentu dalam merencanakan ini sangat bergantung
kepada akurasi data-data yang digunakan dan dipakai dalam membuat rencana ke
depan. Jika data yang tersedia cukup akurat dan valid, maka diperkirakan rencana
yang telah disusun tersebut tidak akan meleset jauh dari yang
direncanakan/ditargetkan.
memberikan gambaran yang cukup positif sehingga sumber penerimaan yang berasal
dari sektor ini akan memberikan hasil yang maksimal bagi penerimaan keuangan
bahan galian golongan C Kabupaten Jayapura, maka berikut ini akan ditampilkan
Tabel 4.3.
Rencana Dan Realisasi Pajak Pengambilan Bahan Galian
Golongan C Kabupaten Jayapura
22
1 2007 976.320.000,- 1.049.391.784,- 107,48
dengan tahun 2012. Kontribusi terendah pajak pengambilan bahan galian golongan
23
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisa data dan pembahasan yang diuraikan tersebut dapat ditarik
kesimpulan :
baik kepada pajak daerah maupun pendapatan asli daerah Kabupaten Jayapura.
ditetapkan.
5.2. Saran
24
Berdasarkan kesimpulan yang telah ditarik, maka berikut ini akan diberikan
5.2.2. Perlu penambahan tenaga yang menangani pajak pengambilan bahan galian
DAFTAR PUSTAKA
Saragih, Bungaran, dkk, 1994, Metode Penelitian Sosial Ekonomi, Dirjen Dikti
PTS, Jakarta
25
Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor : 33 Tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan antara Pusat dan Pemerintah Daerah
Peraturan Daerah Kota Jayapura Nomor : 1 Tahun 2012 Tentang Pajak Daerah Kota
Jayapura.
Peraturan Daerah Kota Jayapura Nomor : 2 Tahun 2012 Tentang Reteibusi Jasa
Umum Kota Jayapura.
Peraturan Daerah Kota Jayapura Nomor : 3 Tahun 2012 Tentang Retribusi Jasa
Usaha Kota Jayapura.
Peraturan Daerah Kota Jayapura Nomor : 1 Tahun 2012 Tentang Retribusi Perizinan
Tertentu Kota Jayapura.
Dinas Pendapatan Daerah Kota Jayapura, Laporan Tahunan Pendapatan Asli Daerah Kota
Jayapura Tahun 2006-2011.
Badan Pusat Statistik Kota Jayapura, Kota Dalam Angka, Tahun 2005-2011.
26