MAKALAH EKONOMI
Disusun oleh :
2019/2020
BAB 1
PENDAHULUAN
II. Permasalahan
· Apa kebijakan sosial itu?
· Apakah peran pajak dalam mengatur kebijakan sosial?
BAB II
PEMBAHASAN
I. Kebijakan Sosial
Kebijakan sosial adalah kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan tindakan yang
memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan warga negara melalui penyediaan
pelayanan sosial atau bantuan keuangan (Marshal, 1965).
Kebijakan sosial merupakan ketetapan pemerintah yang dibuat untuk merespon
isu-isu yang bersifat publik yaitu mengatasi masalah sosial, kebijakan sosial memiliki fungsi
preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan development (pengembangan). Sebagai
wujud kewajiban negara (state obligation) dalam memenuhi hak-hak sosial warga negaranya.
Secara garis besar kebijakan sosial diwujudkan dalam 3 kategori: yaitu perundang-undangan,
program pelayanan sosial, dan sistem perpajakan. Berdasarkan kategori ini maka dapat
dinyatakan bahwa setiap perundang-undangan, hukum / peraturan yang menyangkut masalah
kehidupan sosial adalah wujud dari kebijakan sosial.
Ada berbagai dimensi dasar dari kebijakan sosial itu yaitu :
1. Redistribusi kekayaan artinya pengaturan pemerintah dalam pemerataan pendapatan.
2. Kebebasan artinya kebebasan masyarakat dari ketakutan, terror, eksploitasi dll.
3. Perlindungan resiko
4. Keselamatan publik artinya penyediaan sarana umum yang berkualitas.
2. Perlindungan masyarakat
Pengenaan cukai merupakan salah satu fungsi pajak sebagai perlindungan
terhadap masyarakat. Barang kena cukai adalah barang yang berdampak negatif bagi
kesehatan, lingkungan hidup dan norma-norma serta tata tertib sehingga harus dibatasi secara
ketat peredaran dan pemakaiannya. Maka cara membatasinya adalah dengan instrumen tarif,
sehingga barang yang dimaksud dapat dikenai tarif cukai paling tinggi. Contohnya yaitu
cukai rokok,dan cukai terhadap minuman yang mengandung alkohol.
3. Perlindungan lingkungan
Dalam perlindungan lingkungan pemerintah memberlakukan pajak untuk
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan hal ini dimaksudkan
untuk mempertahankan ekosistem serta untuk pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan
4. Infrastruktur publik
Dalam memperbaiki infraksturktur publik pemerintah menaikan Tarif Parkir
untuk mengurangi ruang parkir dan mengurangi kemacetan lalu lintas, memberikan
Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor Progresif yang bertujuan untuk mendorong
kepemilikan tunggal kendaraan bermotor dalam rangka mengurangi kepadatan lalu lintas.
Institusi yang berwenang menarik dana pajak yaitu Direktorat Jenderal Pajak
(DPJ), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang diawasi oleh Menteri Keuangan.
Hasil yang diharapkan setelah pajak digunakan untuk mengatur hal-hal diatas yaitu stabilitas
ekonomi, fiskal dan SOSPOL dapat tercapai, tersedianya lapangan pekerjaan dan mengurangi
penggangguran, terlindungnya hak-hak dan tertib sosial, dan keseimbangan lingkungan alam
terjaga. Jika masyarakat sadar akan pentingnya pajak maka hal ini dapat meningkatkan
penerimaan pajak sehingga pertumbuhan berkelanjutan sehingga mampu mengembangkan
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat yang berdampak pada tujuan negara tercapai.
Peran pajak sebagai alat untuk mengatur kebijakan sosial dapat dilihat dari sistem
perpajakannya apakah dapat dikatakan efektif ,apabila pajak mampu memberikan manfaat
maksimal bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini akan terjadi apabila
jumlahnya memadai, sehingga mampu menopang berbagai kegiatan pemerintah untuk
melakukan fungsi pemerintahan dan pelayanan publik. Selain jumlah yang memadai,
struturnya pun mencerminkan keadilan dalam perpajakan artinya orang-orang yang
berpendapatan lebih tinggi dikenakan beban pajak yang tinggi dibandingkan orang-orang
yang berpendapatan lebih rendah. Selanjutnya penggunaanya tepat sasaran, tugas pemerintah
meyakinkan masyarakat apabila pajak yang dipungut dari masyarakat memenuhi asas
keadilan dalam perpajakan dan akan kembali kepada masyarakat berupa sarana dan prasarana
umum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian tersebut maka dapat penulis simpulkan bahwa:
· Kebijakan sosial merupakan ketetapan pemerintah yang dibuat untuk merespon isu-isu
yang bersifat publik yaitu mengatasi masalah sosial, atau Kebijakan sosial merupakan
kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan tindakan yang memiliki dampak langsung
terhadap kesejahteraan warga negara melalui penyediaan pelayanan sosial atau bantuan
keuangan (Marshal, 1965).
· Peran pajak sebagai alat untuk mengatur kebijakan sosial berkaitan dengan fungsi pajak itu
sendiri, dari fungsi pajak sebagai penerimaan atau pendapatan Negara (Budgetair) maupun
fungsi pajak sebagai pengatur (Reguleren). Keduanya memberikan kontribusi terhadap
tercapainya suatu kesejahteraan sosial dalam masyarakat melalui kebijakan-kebijakan
pemerintah dalam hal ekonomi, sosial, dan politik misalnya : Pengentasan kemiskinan,
pengurangan pengangguran, menyediakan lapangan pekerjaan, pelayanan kesehatan untuk
masyarakat, sarana dan prasarana untuk pendidikan, penaggulangan bencana alam, perbaikan
jembatan, jalan tol dsb.
B. Saran
1. Guna mencapai target penerimaan pajak, pemerintah perlu melakukan berbagai perbaikan
dalam sistem perpajakan nasional. Misalnya pemerintah perlu melakukan perluasan basis
pajak (melalui Sensus Pajak Nasional), terutama pajak penghasilan, serta penggalian potensi
pajak, terutama atas sektor-sektor unggulan, seperti sektor pertambangan dan batubara. Selain
itu pemerintah juga harus memperkuat aspek perpajakan internasional dalam rangka
penguatan keberpihakan perpajakan pada kepentingan nasional dan pencegahan penghindaran
pajak dengan strategi sesuai ketentuan dalam tax treaty, namun tetap berpedoman pada
praktek internasional yang berlaku.
2. Memaksimalkan sosialisasi tentang pentingnya pajak kepada masyarakat (wajib pajak) agar
masyarakat sadar akan kewajiban membayar pajak, disamping itu sosialisasi terhadap petugas
pajak (karena penggunaan pajak itu sendiri didistribusikan ke kementerian dan
lembaga) agar dapat bekerja secara amanah, tegas dan adil sehingga baik masyarakat maupun
petugas pajak akan lebih sadar, peduli serta mendukung target penerimaan pajak demi
kelangsungan pembangunan nasional dan penyelenggaraan Negara.
3. Selain kebijakan-kebijakan perpajakan yang ditujukan untuk mendongkrak penerimaan
pajak, Pemerintah juga perlu membuat kebijakan-kebijakan perpajakan yang memberikan
keringanan perpajakan bagi masyarakat. Kebijakan itu antara lain rencana kenaikan
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Kenaikan PTKP ini diharapkan akan membantu
meringankan beban masyarakat yang berpenghasilan rendah. Kenaikan PTKP juga
diharapkan dalam jangka panjang akan meningkatkan penerimaan pajak. Hal ini karena
peningkatan PTKP akan memberikan insentif bagi masyarakat kecil, baik untuk
pengembangan usaha baru, maupun ke arah konsumsi.
4. Tidaklah mudah untuk membebankan pajak pada masyarakat. Bila terlalu tinggi,
masyarakat akan enggan membayar pajak. Namun bila terlalu rendah, maka pembangunan
tidak akan berjalan karena dana yang kurang. Agar tidak menimbulkan berbagai masalah,
maka pemungutan pajak harus memenuhi persyaratan yaitu:
www.pajak.go.id
harian seputar Indonesia
detik.com
republika.co.id
http://andi-wb.blogspot.com/2010/06/peran-dari-manfaat-pajak.html
http://iguide post.blogspot.com/2008/06/peranan-pajak.html
http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_17.htm
http://arya-muhamad.blogspot.com/2010/05/funggsi-mengatur-dalam-pajak.html Miyasto, ket
ua Tax Centre Universitas Diponegoro-33
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 TAHUN 2007 tentang ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 TAHUN 2008 tentang Pajak Penghasilan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 TAHUN 2009 tentang Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah