Anda di halaman 1dari 15

Ruang Lingkup

dan Bentuk
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Mata Kuliah Perencanaan
Pembangunan
Dosen Pengampu : Putri Kemala
Dewi, SE.,M.Si.,Ak.,CA.
Oleh : 01 M. IQBAL PRATAMA • 7173141018

Kelompok 7
02 VERA AFRIANI USLI • 7173141036

03 WITA UTAMI • 7173341056


PERENCANAAN
Perencanaan makro menyangkut dengan
MAKRO ruang lingkup dan bentuk perencanaan yang
berkaitan dengan kegiatan pembangunan
secara keseluruhan. Bentuk dan ruang
lingkup perencanaan ini menjadi penting
karena kinerja pembangunan yang baik
adalah berdampak secara menyeluruh dan
tidak untuk sektor dan bagian tertentu saja.
Aspek-aspek utama yang dibahas dalam Perencanaan Makro :

01
Pertumbuhan
Ekonomi Daerah Sumber
04 Pembiayaan
Pemerataan
02 Pembangunan Pembangunan
Ekonomi Daerah Kemakmuran dan
03 Kesejahteraan
Masyarakat

PERENCANAAN
MAKRO
PERENCANAAN
SEKTORAL Perencanaan sektoral adalah perencanaan yang
ruang lingkupnya hanya untuk satu bidang atau
sektor pembangunan tertentu saja, misalnya
pertanian, pendidikan, kesehatan, dan lain-
lainnya. Perencanaan yang demikian dapat
muncul sebagai bagian dari sebuah dokumen
perencanaan pembangunan daerah tertentu
seperti RPJMD atau disusun khusus untuk satu
dinas instansi atau SKPD tersendiri yang lazim
dikenal dengan nama Rencana Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang
disusun untuk periode 5 tahun. Sedangkan pada
tingkat nasional, perencanaan sektoral ini
muncul dalam bentuk Renstra Kementerian dan
Lembaga (Renstra KL).
PERENCANAAN
Perencanaan wilayah (regional) pada dasarnya WILAYAH
adalah ruang lingkup dan bentuk perencanaan
pembangunan yang didalamnya terdapat unsur
tata-ruang dan lokasi kegiatan ekonomi dan
sosial secara terintegrasi. Jenis perencanaan ini
sering kali pula disebut dengan Spatial (Regional
Development Planning) di mana seluruh unsur
dan variabel pembangunan dirinci menurut aspek
ruang dan lokasinya.
Tujuan utama perencanaan wilayah (Regional) secara khusus
adalah :

Mendorong proses Meningkatkan efisiensi


1 4
pembangunan daerah penggunaan lahan
bersangkutan,
mendorong proses Meningkatkan kualitas
2 5
pembangunan antar lingkungan hidup daerah
wilayah, bersangkutan.
meningkatkan daya
3
dukung lingkungan
PERENCANAAN
PROYEK
(Kegiatan)
Perencanaan proyek (kegiatan) adalah
perencanaan yang khusus disusun untuk
pembangunan suatu proyek atau kegiatan
tertentu, misalnya pembangunan jalan,
pembangkit tenaga listrik, sekolah, rumah
sakit lain-lainnya. Perencanaan proyek ini
sangat penting artinya bila kegiatan akan
dibangun mencakup nilai yang cukup
besar sehingga perencanaannya perlu
dibuat secara baik, teliti, dan rinci untuk
menghindari kesalahan dalan pelaksanaan
pembangunan proyek tersebut nantinya.
Secara umum siklus proyek tersebut meliputi
kagiatan beberapa tahap berikut ini:

Tahap Indentifikasi, yang merupakan identifikasi kebutuhan


pembangunan proyek sesuai dengan kebutuhan daerah atau rencana
yang ditetapkan semula seperti RPJMD
Tahap Persiapan Proyek, yang berisikan penelitian terhadap
faktor-faktor yang menentukan kerberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan proyek bersangkutan
Tahap Pelaksanaan, yang meliputi berbagai kegiatan
yang menyangkut dengan konstruksi pembangunan
atau pengadaan fisik proyek bersangkutan

01
02
03
TEKAD MELAKSANAKAN OTONOMI
DAERAH DIAWALI DENGAN AMANAT
DALAM UUD 45 PASAL 18

Penjelasannya yang antara lain mengamanatkan :

Daerah Indonesia akan dibagi dalam Daerah Propinsi dan


Daerah Propinsi akan dibagi pula dalam daerah-daerah yang
lebih kecil
Daerah-daerah itu bersifat otonom atau bersifat administrasi
belaka sesuai dengan aturan yang akan ditetapkan dengan
Undang-undang

Daerah-daerah yang bersifat otonom akan diadakan Badan


Perwakilan Daerah
HAMBATAN DAN MASALAH YANG DIHADAPI
DALAM UPAYA PELAKSANAAN OTONOMI
DAERAH

Penyerahan urusan lebih cenderung hanya


01 Materi pokok Undang-undang No. 5 Tahun mengenai hal yang bersifat administratif tanpa
1974 cenderung lebih dititikberatkan pada diiringi upaya yang memadai dalam pemberian
efisiensi manajemen pemerintah 02 insentif yang memungkinkan Pemerintah dan
masyarakat Daerah Otonomi bergairah untuk
melakukan upaya-upaya peningkatan ekonomi
didaerahnya, sehingga Pendapatan Asli Daerah sulit
meningkat
Pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan
sumber daya nasional serta perimbangan
03 keuangan antara Pusat dan Daerah belum
Belum lengkap dan rincinya peraturan
dilaksanakan secara proposional sesuai dengan
prinsip demokrasi, keadilan, dan pemerataan perundang-undangan yang mendukung
04 pelaksanaan Otonomi Daerah menimbulkan
perbedaan interprestasi dan persepsi yang
mengakibatkan tumpang tindih kewenangan
antara instansi Pusat dan Daerah
PENYIAPAN
PERANGKAT HUKUM
1. Peraturan pelaksanaan UU No. 22 Tahun UNTUK PELAKSANAAN
1999 OTONOMI DAERAH
a. UU
b. peraturan pemerintah
c. keputusan presiden
2. Peraturan pelaksanaan UU No. 25 Tahun
1999
a. peraturan pemerintah
b. keputusan presiden
Secara umum ada empat ruang lingkup dan bentuk perencanaan pembangunan yang satu

PERENCANAA sama lainnya saling berkaitan. Pertama, adalah Perencanaan Makro yang analisisnya
N PROYEK bersifat menyeluruh (agregatif) meliputi kesemua aspek dan sektor pembangunan. Kedua,
(KEGIATAN) adalah Perencanaan Sektoral yang mencakup hanya satu bidang atau sektor tertentu saja
seperti pertanian, pendidikan, kesehatan, perindustrian, dan perdagangan dan lain-lainnya.
Ketiga, adalah Perencanaan Wilayah (Regional) yang mencakup hanya untuk wilayah
administratif tertentu saja, seperti provinsi, kabupaten dan kota. Keempat, adalah
Perencanaan Proyek (kegiatan) yang mencakup perencanaan untuk membangun suatu
proyek atau kegiatan tertentu saja seperti pembangunan sekolah, jalan, PLTA dan lain
lainnya. membahas secara rinci keempat bentuk dan ruang lingkup perencanaan
pembangunan daerah tersebut berikut contoh-contoh pelaksanaannya yang umumnya
dilakukan dalam praktik. Analisis dimulai dengan pembahasan terhadap Perencanaan
Makro baik yang kemudian dilanjutkan dengan Perencanaan Sektoral untuk masing-
masing bidang dan sektor pembangunan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai