Anda di halaman 1dari 7

Periode Perencanaan Pembangunan Indonesia

Orde Lama
•Periode tahun 1945-1966 (Ir. Soekarno)
•Lebih dekat dengan Uni Soviet
•Nasakom (Nasionalisme, Agama dan Komunisme)

•Periode tahun 1966-1998 (Soeharto)

Orde Baru •Lebih dekat dengan AS


•Investasi mulai dibuka (PT. Freeport)
•Sistem sentralisasi

Reformasi •Periode 1998-sekarang (Habibie- skrg


•Desentralisasi (Otonomi Daerah)
PERIODE PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA

Setiap era kepemimpinan nasional, presiden Republik Indonesia,


menghadapi berbagai tantangan serta zaman dan memiliki gaya
pemikiran dan strategi tersendiri didalam mengelola negara
kesatuan republic Indonesia ( NKRI ). Perencanaan
pembangunan di Indonesia telah mengalami perubahan dari
masa ke masa, yang tentunya disesuaikan dengan kondisi
bangsa.
Rencana pembangunan dari masa ke masa

01 02
Rencana pembangunan Rencana pembangunan
pada masa orde lama lima tahun ( repelita )
era orde baru

03
Rencana pembangunan
jangka panjang nasional
era reformasi
1. Rencana pembangunan pada masa orde lama

Pada masa orde lama atau pada era presiden soekarno, strategi
pembangunan didasarkan perencanaan pembangunan lebih menekankan pada
usaha pembangunan politik, hal ini sesuai dengan situasi saat itu yang dimana
pada masa itu perjuangan fisik untuk mempertahankan kemerdekaan nasional.

Pada tahun 1947 dimulai suatu perencanaan beberapa sektor ekonomi dan
diberi nama plan produksi tiga tahun RI untuk tahun 1948, 1949, dan 1950,
ditujukan terhadap dibidang pertanian, peternakan, perindustrian, dan juga
beberapa program lainnya. Program ini disusun oleh menteri urusan bahan
makanan J Kasimo. Program ini berupa rencana produksi tiga tahun ( 1948-1950 )
mengenai usaha swasembada pangan.
2. Rencana pembangunan lima tahun ( repelita ) era orde baru

Di awal kekuasaannya yaitu pada tahun 1 April 1969, pemerintah pada saat itu
berfokus pada rehabilitasi prasarana pnting dan pengembangan iklim usaha dan
investasi. Pembangunan sector pertanian diberi prioritas untuk memenuhi kebutuhan
pangan sebelum membangun sector sector lain. Repelita 1 membawa pertumbuhan
ekonomi naik dari rata-rata 3% menjadi 6,7% per tahun, pendapatan perkapita
meningkat dari 80 dolar AS menjadi 170 dolar AS, dan inflasi dapat ditekan menjadi
47,8% pada akhir repelita 1 pada tahun 1974. repelita 2 ( 1974-1979 ) dan repelita 3
( 1979-1984 ), berfokus pada pencapaian pertumbuhan ekonomi, stablitas nasional,
dan pemerataan pembangunan dengan penekanan pada sector pertanian dan
industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
pada tahun 1984, indonesia berhasil mencapai status swembada berass
dari yang tadinya merupakan salah satu negara pengimpor beras terbesar
didunia pada tahun 1970-an. Fokus repelita 4 ( 1984-1989 ) dan repelita 5
( 1989-1994 ), selain berusahan mempertahankan kemajuan disekoter
pertanian, pemerintah juga sudah mulai bergerak menitikberatkan pada sektor
industri khususnya industri yang menghasilkan barang ekspor, industri yang
banyak menyerap tenaga kerja, industri pengolahan hasil perrtanian dan
perkebunan, dan industri yang dapat menghassilkan mesin-mesin indsutri
Rencana pembangunan jangka panjang nasional di era reformasi

Ketiadaan Garis Besar Haluan Negara ( GBHN ) di era reformasi, telah mendorong
presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadirkan UU No 17/2007, tentang rencana
pembangunan jangka panjang nasional tahun 2005-2025. strategi pembangunan yang sesuai
dengan konteks Indonesia. Ekonomi Indonesia memadukan pendekatan sumberdaya
( resources ), pengetahuan ( knowledge ), dan budaya ( culture ), pertumbuhan ekonomi
yang dianut adalah pertumbuhan yang disertai dengan pemerataan, agar benar-benar
membawa rasa adil. Ekonomi dalam negeri yang berdimensi kewilayahan, dan daerah-daerah
menjadi kekuatan ekonomi local. Dengan strategi pro pertumbuhan, pro lapangan kerja, pro
rakyat miskin, dan pro lingkungan dalam kerangka pembangunan nasional.

Anda mungkin juga menyukai