Anda di halaman 1dari 65

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

BAHAN AJAR
KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG
: SMA
Satuan Pendidikan

: Geografi
Mata Pelajaran
:XII/I
Kelas / Semester
: Konsep Wilayah dan Tata Ruang
Materi Pokok

A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agam yang dianutnya.
2. Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif,
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, meganalisis, pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.

B. Kompetensi Dasar :
3.2 Memahami konsep wilayah dan pewilayahan dalam perencanaan tata
ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah
kabupaten/kota/provinsi berdasarkan data wilayah setempat.

C. Indikator :
1. Mengklasifikasikan jenis-jenis wilayah
2. Menjelaskan konsep wilayah dan pewilayahan
3. Menganalisis metode perwilayahan dan regionalisasi
4. Menganalisis dinamika dan tahapan perkembangan wilayah
5. Menganalisis strategi dalam pengembangan wilayah
6. Menjelaskan konsep ruang dan penataan ruang
7. Mengklasifikasikan penataan ruang
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

8. Mengidentifikasi struktur penataan ruang


9. Mengidentifikasi konsep pembangunan
10. Mengidentifikasi indikator pembangunan suatu wilayah
11. Mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan wilayah yang ada
di Indonesia
12. Menganalisis teori-teori pertumbuhan wilayah menurut para ahli
13. Menganalisis pengaruh dari pusat-pusat pertumbuhan bagi wilayah
14. Menjelaskan lingkup dan kegiatan dalam penataan ruang wilayah
15. Menjelaskan hirarki dalam penataan ruang di Indonesia
16. Menjelaskan kebijakan dalam pembangunan wilayah
17. Menganalisis peluang dan tantangan dalam pengembangan wilayah
18. Menganalisis permasalahan dalam penataan ruang wilayah di Indonesia
19. Menjelaskan perencanaan pembangunan di Indonesia

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 2


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Anda mungkin pernah naik ke suatu tempat yang lebih tinggi, misalnya
puncak gunung, perbukitan, gedung bertingkat, atau naik menara, semacam tugu
monumen nasional (Monas). Pada ketinggian tempat tersebut, anda mungkin
melihat sebuah hamparan permukaan bumi yang indah dan berkesan.
Pada hamparan tersebut tampak suatu tata penggunaan lahan, ada yang
digunakan untuk bangunan gedung, jalan-jalan, pertokoan, bahkan ada yang
tampak kosong beluk dimanfaatkan. Hal tersebut merupakan gambaran tentang
wilayah kota sebagai pusat pertumbuhan. Dalam bab ini, akan dibahas mengengai
suatu bentuk wilayah dan pewilayahan serta pusat-pusat pertumbuhannya dan
batas wilayah pembangunan di Indonesia.

Gambar. 1. Wilayah pedesaan dan perkotaan


Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia
Perhatikan gambar-gambar di atas! Itulah bukti adanya proses
perkembangan suatu wilayah. Dari wilayah kecil yang sepi dan terpencil
kemudian ada sebuah kota megapolitan yang luas dan ramai serta penuh sesak
dengan hiruk pikuk kehidupan penghuninya. Suatu wilayah dapat tumbuh dan
berkembang apabila didukung oleh potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang cukup. Selain itu, pengaruh wilayah lain yang lebih dahulu menjadi
pusat pertumbuhan ikut mendorong cepatnya pertumbuhan dan perkembangan
suatu wilayah. Mengapa demikian? Kegiatan ekonomi yang beragam dan interaksi
antarwilayah dalam rangka pemenuhan kebutuhan wilayah memainkan peran
penting dalam proses ini. Nah, untuk memahami lebih jauh apa dan bagaimana
suatu wilayah bisa berkembang menjadi pusat pertumbuhan, ikuti pembahasan
materi berikut ini.
Suatu wilayah mempunyai karakteristik tertentu sehingga berbeda dengan
wilayah yang lain. Pusat pertumbuhan yang muncul di suatu wilayah akan
memengaruhi wilayah sekitarnya. Wilayah yang tumbuh dan berkembang
diharapkan memberi keuntungan ekonomi serta peningkatan kesejahteraan
penduduknya. Mengapa suatu wilayah dapat tumbuh dan berkembang?
Bagaimana mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan yang akan menjadi kota?
Bagaimana fenomena geografis dapat dijadikan dasar dalam pengembangan

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 3


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
wilayah? Bagaimana menentukan batas-batas wilayah pertumbuhan? Ingin segera
mengetahuinya? Anda penasaran? Ikuti pembahasannya berikut.

A. Konsep Wilayah dan Tata Ruang


1. Wilayah dan Pewilayahan
a. Klasifikasi Wilayah
Rustiadi dalam Mutaali (2014) mengklasifikasi wilayah spatial ada dua tipe
wilayah : (1) wilayah formal, merupakan tempat-tempat yang memiliki
kesamaan-kesamaan karakteristik, dan (2) wilayah fungsional atau nodal,
merupakan kosep wilayah dengan menekankan kesamaan keterkaitan antar
komponen atau lokasi/tempat. Dengan demikian terdapat tiga konsep wilayah
yang dikenal selama ini adalah : (1) wilayah homogen, (2) wilayah
fungsional/sistem, (3) wilayah perencanaan/pengelolaan.
Beberapa pengertian dasar tentang jenis-jenis wilayah adalah sebagai berikut
:
1) Wilayah Homogen/Formal
Konsep wilayah homogen lebih menekankan aspek homogenitas
(kesamaan) dalam kelompok dan memaksimumkan perbedaan antar
kelompok tanpa memperhatikan bentuk hubungan fungsional (interaksi)
antar wilayah-wilayahnya di dalamnya. Dengan demikian, wilayah
homogen tidak lain adalah wilayah yang diidentifikasikan berdasarkan
adanya sumber-sumber kesamaan atau faktor pencirinya yang menonjol di
wilayah tersebut. Pada awalnya kriteria yang digunakan adalah kondisi fisik,
misalnya topografi, iklim, atau jenis vegetasi. Kemudian, kriteria
berkembang menjadi kriteria ekonomi, seperti industri atau tipe pertanian.
Bahkan juga digunakan kriteria sosial poilitik, seperti pengaruh partai
politik.

Gambar. 2. Wilayah pertanian merupakan suatu bentuk wilayah homogen


Sumber : http://assets-a2.kompasiana.com/statics

2) Wilayah fungsional / nodal


Wilayah fungsional adalah suatu kawasan geografis yang difungsikan
menurut jenis dan kekhususan, suatu wilayah yang saling berhubungan
antara bagian yang satu dengan bagian yang lain.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 4


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Gambar. 3. Aktivitas masyarakat pusat pemukiman dengan lereng


pegunungan
Sumber : https://dynardbam2007.files.wordpress.com
Contoh wilayah fungsional, misalnya suatu wilayah lereng pegunungan
mulai dari lereng atas sampai dengan lereng kaki, disambung dengan daerah
dataran rendang sehingga akhirnya tepi pantai. Penduduk lereng atas hidup
dari hasil kebun, penduduk lereng kaki hidup dari hasil pertanian. Adapun
penduduk yang berada di dataran hidup darui usaha pelayanan dan jasa.
Perbedaan wilayah formal dan fungsional dapat kita lihat pada tabel berikut
ini.

Tabel. 1. Perbedaan wilayah formal dan fungsional

Wilayah Formal 1. Menunjukkan kesamaan fisik alam, kesamaan iklim,


(statis, formal kesamaan morfologi atau juga kesamaan budaya antara
region/homogeneous kesatuan alam dan kesatuan manusia
region/uniform 2. Contoh wilayah formal berupa wilayah pesisir barat sumatera,
region) wilayah pesisir barat sumatera, dataran tinggi dieng

Wilayah Fungsional 1. Menunjukkan hubungan atau interaksi diantara wilayah-wilayah


(dinamis, functional yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
region/nodal region) 2. Contoh :
a) wilayah pegunungan akan menghasilkan aneka sayur dan buah-
buahan
b) Dataran rendah menghasilkan padi
c) Wilayah pesisir menghasilkan ikan
Dalam hal memenuhi kebutuhan hidup ini maka akan terjadi
hubungan yang saling melengkapi/mengisi dalam aktivitas
masyarakatnya

3) Wilayah administratif –politis


Wilayah administratif adalah wilayah perencanaan atau pengelolaan yang
memiliki landasan yuridis-politis yang paling kuat.Di Indonesia disebut

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 5


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

dengan daerah otonom, seperti negara, provinsi, kabupaten, kota,


kecamatan, dan desa atau kelurahan.
4) Wilayah perencanaan / pengelolaan
Wilayah perencanaan dapat berwujud wilayah administratif dan non
administratif baik homogen maupun fungsional, seperti batas ekologi dan
fungsional lain. Penatapan batas wilayah perencanaan berdasarkan tujuan
atau kepentingan perencanaan program. Secara sederhana konsep wilayah
perencanaan didefinisikan sebagai wilayah yang dibatasi berdasarkan
kenyataan sifat-sifat tertentu pada wilayah tersebut yang bisa bersifat
alamiah maupun non alamiah yang sedemikian rupa sehingga perlu
direncanakan dalam kesatuan wilayah perencanaan.
Oleh karena penggunaan istilah wilayah mempunyai kecendrungan meluas
menyangkut berbagai aspek dan disiplin maka perlu untuk merumuskan konsepsi
wilayah secara sistematis. Konsepsi wilayah dapat dibagi atas tiga golongan besar
yaitu:

Wilayah

Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan


Tipenya Hierarkinya Kategorinya

Ukuran
Formal Wilayah bertopik tunggal
(Size)

Bentuk
Fungsional Wilayah bertopik banyak
(Form)

Fungsi
Wilayah Total
(Function)

Wilayah Pengelolaan
Pembangunan

1) Konsepsi wilayah ditinjau dari hierarkinya


Konsepsi wilayah ditinjau dari hierarkinya didasarkan atas segi :
1. Ukuran (size)
2. Bentuk (Form)
3. Fungsi (function)
4. Faktor lainnya
Konsepsi wilayah dapat berupa gabungan dari berbagai factor
tersebut
2) Konsepsi wilayah ditinjau dari kategorinya

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 6


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Konsepsi wilayah ditinjau dari kategorinya terdiri atas beberapa


jenis wilayah, yaitu
a) Wilayah bertopik tunggal (single topic region)
Penetapan region atau wilayah yang didasarkan pada salah satu aspek
geografi. Contoh kemiringan lereng dapat menunjukkan ketampakan
dari suatu daerah, apakah termasuk daerah yang datar, landai, atau
terjal.
b) Wilayah bertopik gabungan (Combined topic region)
Penetapan wilayah yang mendasarkan pada beberapa topik yang
berbeda satu sama lain. Contohnya wilayah pertanian, wilayah ekonomi
dan lainnya
c) Wilayah bertopik banyak (multiple topic region)
Penetapan wilayah yang didasarkan pada beberapa faktor geografi.
Oleh karena wilayah ini merupakan gabungan beberapa topic yang
berbeda maka disebut juga dengan wilayah berciri banyak (multiple
feature region)
Contoh penetapan wilayah berdasarkan iklim yaitu iklim tropik,
subtropik, sedang, dan dingin. Di katakan berciri majemuk karena iklim
terbentuk dari beberapa unsur seperti suhu, curah hujan, dan angin.
d) Wilayah total (total region)
Penetapan wilayah yang didasarkan pada banyak faktor menyangkut
lingkungan alam, lingkungan biotik, maupun manusia.
Contoh ekosistem mangrove, dikatakan bercirikan keseluruhan karena
melibatkan faktor alam, biotik, dan manusia di sekitarnya.
e) Wilayah pengelolaan pembangunan (compage region)
Penetapan wilayah yang didasarkan aktifitas pembangunan yang
dilakukan untuk melestarikan dan mengembangkan sumber daya.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 7


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Tabel. 2. Wilayah berdasarkan kategorinya

Wilayah berdasarkan Kategorinya

Jenis Definisi Contoh

1. Single topic Wilayah yang eksistensinya kemiringan lereng dapat menunjukkan


region (Wilayah didasarkan pada satu kriteria ketampakan dari suatu daerah, apakah
bertopik geografi termasuk daerah yang datar, landai,
atau
gabungan) terjal

2. Combined topic Wilayah yang eksistensinya Wilayah iklim gabungan dari curah
region (Wilayah didasarkan pada gabungan (lebih hujan dan temperatur, tekanan udara
bertopik dari satu) macam kriteria (topik serta angina
gabungan) yang sama)

3. Multiple topic Wilayah yang eksistensinya Wilayah pertanian (gabungan dari


region (Wilayah mendasarkan pada beberapa topik topik fisik atau tanah, hidrologi dan
bertopik yang berbeda satu sama lain topik tanaman)
banyak)
4. Total Region Delineasi wilayah yang Wilayah administrasi desa, kecamatan,
(Wilayah total) menggunakan semua unsur kabupaten, provinsi
wilayah. Kesatuan politik
(administrasi) sebagai dasar
5. Compage Tidak mendasarkan pada banyak Semacam wilayah perencanaan.
region (Wilayah sedikitnya topik, tetapi aktivitas Misalnya wilayah miskin dan wilayah
Pengelolaan manusia yang menonjol bencana
Pembangunan)

b. Konsep Wilayah dan Pewilayahan


1) Konsep Wilayah
Wilayah secara umum dapat diartikan sebagai bagian permukaan bumi yang
dapat dibedakan dalam hal-hal tertentu dari daerah sekitarnya. Defenisi tentang
wilayah dapat dibuat berdasarkan gejala kemanusian (human phenomena), gejala
alamiah (natural phenomena) dan berdasarkan gejala-gejala geografis
(geographical phenomena).
“wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya, yang dibatasi oleh lingkup pengamatan tertentu”.
“Kawasan adalah wilayah yang teritorialnya didasarkan pada pengertian dan
batasan fungsional (fungsi spesifik), misalnya kawasan pusat kota, kawasan
perdagangan, kawasan hutan, kawasan rawan bencana, pertambangan dan
sebagainya”.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 8


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

“Daerah adalah suatu teritorial dimana makna dan batasan serta perwatakannya
didasarkan pada kewenangan administrasi pemerintah (Propinsi, Kabupaten, Kota,
Kecamatan, dan Desa)”.
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya dutentukan berdasarkan aspek
administratif dan aspek fungsional. (Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 dan
PP Nomor 26 Tahun 2008).
Berdasarkan batasan tersebut terdapat beberapa kata kunci diantaranya :
a) Ruang yaitu wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang
udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk hidup
lainnya hidup dan melaukan kegiatan serta memelihara kelangsungan
hidupnya. Unsur ruang meliputi lokasi, jarak, bentuk dan ukuran.
b) Kesatuan geografis yaitu dimensi geometri dan referensi geografis
mengacu kepada wujud fisik wilayah.
c) Unsur wilayah, meliputi komponen alam fisik dan biotik, komponen
manusia (soial ekonomi dan budaya), komponen buatan hasil cipta
manusia, teknologi.
d) Dibatasi lingkup pengematan tertentu, baik yang berdimensi homogenitas,
fungsional, maupun admintratif.
Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah merupakan
suatu kesatuan area di permukaan bumi yang mempunyai ciri dan sifat tertentu
yang terjadi karena hubungan yang kompleks antara unsure tanah, air, tanaman,
binatang dan manusia.
2) Konsep Perwilayahan
Perwilayahan atau regionalisasi diartikan sebagai upaya mengelompokkan
bagian-bagian permukaan Bumi untuk tujuan tertentu. Misalnya pembagian
wilayah menurut iklim, ketinggian tempat, topografi wilayah, dan lain sebagainya.
Tujuan perwilayahan sebagai berikut.
a) Untuk meratakan pembangunan di semua wilayah sehingga dapat mengurangi
kesenjangan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain.
b) Memudahkan koordinasi berbagai program pembangunan pada tiap daerah.
c) Mensosialisasikan berbagai program pembangunan kepada aparatur
pemerintah dan masyarakat serta para pengusaha.
c. Analisis Perwilayahan, Dinamika dan Strategi Pengembangan Wilayah
1) Metode Perwilayahan dan regionalisasi
Metode perwilayahan digolongkan menjadi dua, yaitu:
a) Penyamarataan Wilayah (regional generalization)
Penyamarataan wilayah adalah suatu proses untuk usaha membagi
permukaan bumi atau membagi permukaan bumi tertentu menjadi
beberapa bagian dengan cara mengubah atau menghilangkan faktor-faktor
tertentu dalam populasi yang dianggab kurang penting atau kurang
relevan, dengan maksud untuk menonjolkan karakter tertentu.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 9


Dinamika
wilayah
Faktor managemen
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

b) Klasifikasi Wilayah (Regional Classification)


Klasifikasi adalah metode untuk mengatur data secara sistematis
menjadi golongan-golongan atau beberapa bagian yang dalam hal ini dapat
berupa grup, kelas, atau keluarga. Klasifikasi wilayah adalah usaha untuk
mengadakan penggolongan wilayah secara sistematis kedalam
bagian-bagian tertentu berdasarkan properti tertentu. Penggolongan
tersebut haruslah memperhatikan keragaman sifat dan semua unit
(wilayah).
2) Faktor Dinamika Perkembangan Wilayah
Muta′ali (2008) menjelaskan tentang dinamika perkembangan wilayah
dengan mengilutrasikan elemen faktor dari dinamika wilayah tersaji dalam
gambar berikut:

Faktor internal Faktor eksternal (iInteraksi


(Sumber daya interpedency)
wilayah)

Faktor geografis (Posisi Faktor historis (Sejarah, sosial,


dan letak geografi) ekonomi dan budaya)

Bagan 1. Keterkaitan elemen faktor dalam dinamika wilayah

Berdasarkan gambar tersebut, dinamika wilayah dari dimensi tahun 0 ke


tahun n secara keruangan ditandai dengan perkembangan fisik spasial dan non
spasial. Perkembangan fisik wilayah terjadi dalam bentuk ekstensifikasi
(perluasan wilayah) dan intensifikasi (Pemadatan pemanfaatan ruang). Sedangkan
perkembangan non spasial dicirikan oleh perbaikan dan kenaikan idikator, sosial,
ekonomi, budaya dan administrasi, seprti pertumbuhan ekonomi, kenaikan
pendapatan, perbaikan pendidikan dan kesehatan masyarakat termasuk angka
kualitas manusia dan juga perbaikan admistrasi wilayah.
Dinamika perkembangan wilayah dipengaruhi faktor internal, ekstenal,,
politis atau kebijakan, dan faktor historis.
a) Faktor internal
Faktor internal dalam perkembangan suatu wilayah minimal dipengaruhi oleh
lima faktor dan berperan terhadap optimalisasi sumberdaya suatu wilayah,
yaitu sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya buatan,
sumberdana, dan sumberdaya teknologi.
b) Faktor eksternal
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 10
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Faktor eksternal berhubungan dengan dua faktor yakni:


(1) Faktor interaksi, interelasi, interpedensi, dengan wilayah lain
(2) Faktor aksesibilitas (keterjangkauan). Semakin tinggi kedua faktor
eksternal bekerja maka proses dinamika wilayah akan semakin tinggi
dan sebaliknya
c) Faktor geografis
Berhubungan erat dengan konsep posisi dan jarak wilayah terhadap wilayah
lain. Jarak mempengaruhi biaya transportasi dan pada akhirnya berpengaruh
terhadap biaya produksi dan berdampak pada naiknya daya saing wilayah
dikarenakan output regional memilki harga rendah dan efisien. Selain itu,
posisi absolut dan relatif wilayah terhadap pusat pertumbuhan ekonomi
(growth center) dan wilayah perkotaan memberikan peluang berusaha dan
berkembang lebih cepat dibandingkan wilayah yang jauh.
d) Faktor managemen wiayah
Berkaitan dengan aspek leadership, politik, kelembagaan dan kebijakan.
e) Faktor historis
Maisng-masing wilayah dalam perkembangannya memiliki sejarah tersendiri,
baik yang bersifat sosial budaya maupun ekonomi
3) Tahapan Perkembangan Wilayah
a) Tahapan perkembangan wilayah dalam tinjauan sosial ekonomi
(1) Teori pentahapan perpektif klasik
James Stuart dan Adam Smith menjelaskan 3 tahapan, yaitu (1) tahap
dominasi pertanian, yang menetukan perkembangan dan distribusi
penduduk, memunculkan sektor pendukung, (2) kegiatan ekonomi
beragam, khususnya jasa dan perdagangan, yang mendukung pertanian
dan, (3) industrialisasi, untuk peningkatan produktivitas dan memenuhi
kebutuhan.
Friederich List (1844), mengungkan lima tahap perkembangan wilayah
yaitu , (1) kehidupan masyakat primitif, (2) pekebunan, (3) pertanian, (4)
manufaktur dan (5) perdagangan
(2) Teori tahap tinggal landas
WW Rostow (1960) mengelompokan tahapan pembangunan dalam lima
tahapan, yaitu (1) masyarakat tradisional, berciri statis dan mendominasi
kegiatan pertanian, ilmu pengetahuan dan teknolodi belum maju.
Masyarakatnya konservatif dan sulit berubah. Produksi sangat terbatas,
masyarakat statis, produksi hanya dipakai untuk konsumsi. Tidak ada
investasi. (2) Pra kondisi untuk tinggal landas, ditandai dengan
perubahan revolusioner dalam masyarakat (terjadi akibat campur tangan
dari luar). Tabungan masyarakat mulai ada dan berkemabang.
Investasipun terjadi, termasuk juga dalam pendidikan dan kesehatan. (3)
Masa tinggal landas, hambatan ekonomi sudah tidak ada. Investasi
berjalan efektif hingga mencapai 5-10% dari pendapatan nasional. (4)

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 11


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Masa pendewasaan, masyarakat terus bergerak maju. Investasi 10-20%


dari pendapatan nasional. Industri berkemang pesat. Pertumbuhan
ekonomi meluas kesemua sektor ekonomi yang ada. Keadaan ini dapat
dicapai sekitar 40-60 tahun dari tahap lepas landas. (5) Konsumsi
masyarakat tinggi. Pada periode ini, investasi untuk meningkatkan tidak
lagi menjadi tujuan yang paling utama. Seseudah taraf kedewasaan
dicapai, surplus ekonomi akibat proses politik yang terjadi dialokasikan
untuk kesejahteraan sosial dan penambahan dana sosial.
b) Tahapan perkembangan wilayah dalam tinjauan geografis
Tahapan perkembangan secara geografis diawali dari (1) pusat kota sebagai
pusat pemikman yang terus berkembang dan jika mencapai titik jenuh
berkembang ke arah (2) pinggiran kota dan selanjutnya menjadi perkotaan yang
besar dan luas. Selanjutnya perkmbangan mengarah ke area (3) koridor
transpotasi yang menghubungkan antar kota satu dengan kota yang lain, dan
secara alamiah juga berdampak pada perkembangan wilayah (4) pedesaan.
4) Strategi Pengembangan Wilayah
Dari berbagai kajian literatur telah banyak strategi yang dilakukan dalam
pengembangan wilayah dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi
masing-masing wilayah dan negara. Di bawah ini akan disampaikan bentuk
strategi yang bersifat klasik yang masih digunakan sebagai dasar dalam
penyusunan strategi kebijakan pengembangan wilayah, diantaranya disampaikan
Rondinelli (1985), ada tiga konsep strategi dalam pengembangan wilayah, yaitu :
ada tiga konsep strategi dalam pengembangan wilayah yaitu : (1) kutub-kutub
pertumbuhan (growth pole), (2) integrasi fungsi (functional integration), dan (3)
pendekatan pendesentralisasian wilayah (decentralized territorial approches).
Selain itu ditambahkan strategi rural urban linkages dan strategi regional
networking.
Secara singkat strategi-strategi tersebut diuraikan sebagai berikut :
a) Kutub-Kutub Pertumbuhan (growth pole)
Growth Pole atau kutub pertumbuhan pertama kali dipergunakan oleh
Francois Perroux (1950). Dengan tesisnya :
“pertumbuhan tidak terjadi disembarang tempat dan juga tidak terjadi secara
serentak, tetapi pertumbuhan terjadi pada titik-titik atau kutub-kutub
pertumbuhan dengan intensitas yang berubah-ubah, lalu pertumbuhan itu
menyebar sepanjang saluran yang beraneka ragam dan dengan pengaruh
yang dinamis terhadap perekonomian wilayah”.
Dalam konteks pertumbuhan, Francois Perroux menyatakan bahwa yang
menjadi medan magnet adalah kegiatan industri. Industri-industri dan
kegiatan-kegiatan yang akan berkembang dan membentuk kutub pertumbuhan
tersebut memilki beberapa ciri-ciri sebagai Leading Industries dan Propulsive
Industries, antara lain :
Karakteristik Leading Industries.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 12


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

(1) Relatif baru, dinamis, dan mempunyai teknologi yang maju yang
menginjeksikan iklim pertumbuhan ke dalam suatu daerah.
(2) Permintaan terhadap produknya memilki elastisitas pendapatan yang
tinggi, produk tersebut biasanya dijual ke pasar-pasar nasional.
(3) Mempunyai berbagai kaitan antar industri yang kuat dengan sektor-
sektor lainnya.

(1) Relatif besar.


(2) Tingkat dominasinya tinggi, yaitu kebalikan dari tingkat
ketergantungan industri lain terhadap industri tersebut.
(3) Menimbulkan dorongan yang nyata terhadap linkungan.
(4) Mempunyai kemampuan berinovasi yang tinggi.
Friedman memperkaya konsep growth pole dengan mengemukakan konsep
Center-Periphery (pusat-pinggiran). Pengembangan wilayah menurut Friedman
akan melahirkan kota utama dan wilayah sekitarnya yang menjadi inti (core), dari
sistem kota-kota nasional dan pinggiran (periphery) yang berada diluar dan
bergantung pada inti.

Dampak positif strategi growth pole


Konsep kutub pertumbuhan memberikan peluang untuk mendekatkan dua
cabang penting dalam analisis regional, yaitu analisis mengenai pertumbuhan
ekonomi regiaonal dan analisis stuktur ruang regional.
(1) Konsep kutub pertumbuhan memberikan kemungkinan pemakaian
dan pengembangan teknik-teknik analisis input-output, aglomerasi,
dsb.
(2) Konsep kutub pertumbuhan ini dapat digunakan sebagai alat strategi
intervensi oleh pemerintah dalam menetapkan
kebijaksanaan-kebijaksanaan investasi bagi pembangunan daerah.

Dampak negatif strategi growth pole


(1) Kerangka permasalahan sering dikembangkan dalam setting
masyarakat industri dan cendrung tidak melihat problem spesifik
wilayah.
(2) Dalam hubungan pusat-pinggiran, efek balik sering bekerja lebih
cepat dari efek pemancaran.

b) Strategi Disentralisasi Teritorial


Pendekatan disentralisasi teritorial merupakan strategi pembangunan
dari bawah (development from below). Staregi dari bawah ini memberikan
alternatif bagi elemen-elemen dalam pembangunan seperti alokasi faktor
produksi, sistem pertukaran, pembentukan organisasi sosial ekonomi yang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 13


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

spesifik, dan perubahan konsep dasar pembangunan yang hanya menekankan


konsep ekonomi.
Menurut Stohr (1981) teori pembangunan disentralisasi ini didasarkan
pada beberapa hipotesa, yaitu:
(1) Kegagalan strategi devolopment from above di banyak negara dalam
menciptakan integrasi ekonomi wilayah, yang berakibat pada pada
ketimpangan wilayah. hal ini diakibatkan tidak terjadinya integrasi
ekonomi dari program-program pembangunan yang dikembangkan
dalam skala besar.
(2) Kondisi fisik dan sosial ekonomi internal merupakan kunci sukses
penerapan strategi pembangunan.
(3) Dorongan bagi pengembangan suatu konsep pembangunan hendaknya
berasal dari masyarakat dengan mempertimbangkan sumber daya lokal.
(4) Sistem ekonomi lokal berperan dalam membentuk pola interkasi
ekonomi antar wilayah untuk meningkatkan nilai tukar barang produksi
lokal sehingga tidak hanya memiliki nilai guna namun juga memeliki
nilai tukar.
Berbeda dengan strategi pembangunan dari atas, strategi pembangunan
dari bawah ini tidak didukung oleh teori-teori ekonomi yang berstuktur jelas.
Hanya terdapat beberapa konsep pengembangan wilayah yang dikembangkan
berdasarkan strategi ini seperti konsep Agropolitan Development
(dikembangkan oleh Fredman dan Douglass).

c) Strategi Agropolitan
Strategi ini pembangunan tidak hanya kemajuan ekonomi yang
sentralistik, tetapi memberikan kesempatan bagi individu-individu,
kelompok-kelompok sosial dan organisasi masyarakat untuk memobilisasi
kemampuan dan sumberdaya lokal bagi kemajuannya. Pendekatan ini menitik
beratkan pada upaya untuk menciptakan dorongan bagi pembangunan
dinamis di wilayah-wilayah pedesaan yang relatif terbelakang.
Alasan munculnya strategi agropolitan atau tipe-tipe pembangunan dari
bawah antara lain:
(1) Kegagalan strategi devolopment from above, yang berakibat pada
ketimpangan wilayah, karena konsentrasi pada program pembangunan
skala besar (large scale).
(2) Kondisi fisik dan sosial ekonomi internal merupakan kunci sukses
penerapan strategi pembangunan.
(3) Konsep pembangunan hendaknya berasal dari masyarakat itu sendiri
dengan mempertimbangkan sumberdaya lokal dan partisipasi.
(4) Sistem ekonomi lokal harus berperan dalam membentuk pola interaksi
ekonomi antar wilayah.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 14


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

d) Strategi Integrasi Spasial (Functional Spatial Integration)


Strategi integrasi spasial merupakan jalan tengah antar pendekatan
sentralisasi yang menekankan pertumbuhan pada wilayah perkotaan
(metropolitan) dan desentralisasi yang menekankan penyebaran investasi dan
sumberdaya pembangunan pad kota-kota kecil dan pedesaan. Hali ini
dilakukan dengan menciptakan suatu jaringan produksi, distribusi, dan
pertukaran yang mantap mulai dari desa – kota kecil - kota menegah - kota
besar (metropolitan).
Pendekatan altrnatif ini didasari pemikiran bahwa dengan adanya
integrasi sistem pusat-pusat pertumbuhan yang berjenjang dan berbeda
karakteristik fungsionalnya, maka pusat-pusat tersebut akan memacu
penyebaran pembangunan wilayah. Pendekatannya adalah memacu
perkembangan sektor pertanian yang diintegrasikan dengan sektor industri
pendukungnya. Dengan begitu sasaran strategi ini adalah meningkatkan
produksi pertanian, memperluas lapangan kerja, dan meningkatkan
pendapatan bagi sebagian besar penduduk.

e) Strategi Pengembangan Kota-Kota Kecil Menengah.


Dengan semakin berkembangnya kota-kota besar dengan
permasalahannya, maka sejak dua dekade terakhir ini berbagai pihak mulai
menyadari pentingnya strategi pengembangan peranan kota kecil dan kota
menengah sebagi bagian dari upaya penyelesaian permasalahan yang terjadi
di kota besar dan metropolis.(Peter Hall, 1975).
Beberapa alasan yang mendasari potensi strategis pembangunan kota
kecil dan menengah, diantaranya adalah dekonsentrasi perkotaan, khususnya
akibat over-population di perkotaan besar (metropolitan) yang
mengakibatkan peningkatan harga dan nilai lahan dan kebutuhan sosial
ekonomi serta penurunan kualitas lingkungan perkotaan.
Berikut peranan yang harus dilakukan oleh kota-kota kecil menengah
dalam mendorong pembangunan wilayah pedesaan adalah sebagai berikut:
(1) Pusat untuk menyediakan barang-barang tahan lama dan tidak tahan
lama.
(2) Pusat jasa publik dan jasa privat.
(3) Sebagai penghubung kepasar yang lebih besar bagi produk-produk
pedesaan.
(4) Pusat suplai faktor-faktor produksi.
(5) Pusat agro-processing dan resource-processing.
(6) Pusat pengetahuan dan informasi.

f) Strategi Rural Urban Lingkages


Strategi growth pole telah mengakibatkan polarisasi atau kesenjangan
spasial wilayah, khususnya wilayah pedesaan dan perkotaan. Karena

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 15


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

kebijakan lebih menguntungkan kawasan perkotaan, pada saat yang sama


memperlemah daerah pedesaan. Pada tahun 1980 strategi keterkaitan
desa-kota muncul. Bappenas, UNDP dan UNHCR melakukan joint program
tentang keterkaitan desa-kota pada tahun 1998 yang diberi nama PARUL
(poverty Alleviation Through Rural-Urban Linkages) yang dilksanakan di
Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara serta Kota Sorong.
Sebelumnya UNHCRD juga melakukan pilot project di Daerah Istimewa
Yogyakarta tentang keterkaitan desa-kota.
Keterkaitan (linkages) diartikan sebagai hubungan atau interaksi antar
wilayah yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, dan saling
komplementaritas dan take and give. Prandhan (2003) mengemukakan bahwa
dalam system interaksi antar wilayah terdapat tiga komponen utama, yaitu :
(1) Wilayah perkotaan adalah tempat produksi barang (industri), pelayanan,
teknologi, ide-ide, dan kesempatan kerja dan upah yang tinggi.
(2) Wilayah pedesaan merupakan tempat dihasilkannya bahan mentah,
produksi pertanian, kerajinan dan industri kecil rumah tangga, tenaga
kerja dan modal.
(3) Saran dan prasarana serta kelembagaan yang memungkinkan terjadinya
interaksi antar wilayah perkotaan dan pedesaan, khususnya tranportasi
dan komunikasi.

g) Strategi Regional Networking


Model ini merupakan respon kegagalan konsep growth poles yang
justru memberikan efek balik backwash effect yang merugikan pembangunan
pedesaan dan menimbulkan kesenjangan yang semakin melebar antar
pedesaan dan perkotaan. Perbedaan antara konsep growth poles dengan
regional networking meliputi lima aspek, yaitu :
(1) Aspek pengembangan sektor basis, dalam regional networking model
semua sektor dapat dijadikan sebagai leading sector dalam pengembangan
ekonomi wilayah tergantung potensi masing-masing wilayah. Sedangkan
growth poles model lebih fokus pada ekonomi perkotaan.
(2) Aspek sistem perkotaan, pada model growth poles pengembangan sistem
perkotaan berdasrkan system center place dengan menerapkan hubungan
pusat dan hinterland. Sedangkan model regional networking selain model
hubungan pusat dengan hinterland juga memperhatikan hubungan yang
sifatnya horizontal.
(3) Aspek keterkaitan desa-kota (Urban-Rural Linkages).
growth poles : menekankan hubungan desa-kota yang besifat satu arah.
regional networking : memberikan posisi yang seimbang dan dua arah
antara perkotaan dan pedesaan.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 16


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

(4) Aspek Perencanaan (Style of Planning),


growth poles : bersifat top-down yang mengandalkan pada perencanaan
sektoral melalui kantor pemerintahan dan bawahannya.
regional networking : bersifat bottom-up dengan prinsip
desentralisasi,dimana daerah dan masyarakat ikut terlibat lebih aktif.
(5) Aspek Kebijakan (Major Policy Areas)
growth poles: berorentasi pada tujuan menarikpelaku ekonomi dan
investasi sebesar-besarnya dipusat pertumbuhan,sehingga kebijakan
intensif, perpajakan, tax holiday menjadi pilihan utama.
regional networking: tipe kebijakan yang diambil mengarah pada
perluasan infrastuktur pedesaan, yang lebih menekankan kepada
pembangunan jalan lokal dan jaringan transportasi diantara pedesaan dan
perkotaan.

2. Tata Ruang dan Penataan Ruang


a. Pengertian Ruang dan Penataan Ruang
Penataan ruang mengandung makna proses menata ruang. UU No. 26 Tahun
2007 memberikan pemahaman tentang tata ruang sebagai wujud struktur ruang
dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan
sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan
sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional,
sedangkan pola ruang merupakan distribusi peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
Ruang sebagai wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara
kelangsungan hidupnya. Wadah mengandung makna sebagai tempat dari adanya
kegiatan-kegiatan sosial ekonomi yang memiliki keterbatasan serta kesempatan
ekonomi (economic opportunities) yang berbeda. Ruang juga dimaknai sebagai
sebuah sumberdaya dan media pendukung perikehidupan dalam ekosistem,
sehingga setiap aktivitas penggunaan ruang dapat menimbulkan dampak positif
maupun negatif terhadap kegiatan lain (externalities), atau dengan kata lain ruang
memiliki potensi untuk menimbulkan ketidaksepahaman (konflik) antara kegiatan
satu dengan lainnya.
Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik
direncanakan maupun tidak. Tata ruang yang dituju dengan penataan ruang adalah
tata ruang yang direncanakan. Sedangkan tata ruang yang tidak direncanakan
adalah tata ruang yang terbentuk secara alamiah seperti wilayah aliran sungai,
danau, suaka alam, gua, gunung, dan sebagainya
Pengertian ruang dan penataan ruang berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah sebagai berikut:

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 17


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

1) Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara
kelangsungan hidupnya.
2) Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
3) Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
4) Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk
fungsi budi daya.
5) Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
6) Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.
Penataan ruang dilaksanakan berdasarkan beberapa azas. Undang-Undang
No. 26 tahun 2007 menetapkan azas penataan ruang yang akan berfungsi sebagai
titik tumpu kajian proses penataan ruang diselenggarakan dengan berdasarkan
kepada:
1) Keterpaduan, yaitu dengan mengintegrasikan berbagai kepentingan yang
bersifat lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan yaitu
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat
2) Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan
Yaitu keserasian antara struktur ruang dan pola ruang, keselarasan antara
kehidupan manusia dengan lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan dan
perkembangan antardaerah serta antara kawasan perkotaan dan kawasan
perdesaan
3) Keberlanjutan, dengan menjamin kelestarian dan kelangsungan daya dukung
dan daya tampung lingkungan dengan memperhatikan kepentingan generasi
mendatang
4) Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan dengan mengoptimalkan manfaat
ruang dan sumberdaya yang terkandung di dalamnya serta menjamin
terwujudnya tata ruang yang berkualitas
5) Keterbukaan, dengan memberikan akses yang seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk mendapatkan informal yang berkaitan dengan penataan
ruang
6) Kebersamaan dan kemitraan dengan diselenggarakan dengan melibatkn
seluruh pemangku kepentingan.
7) Perlindungan kepentingan umum dengan mengutamakan kepentingan
masyarakat
8) Kepastian hukum dan keadilan, dengan berlandaskan hukum/ketentuan
peraturan perundang-undangan dan bahwa penataan ruang dilaksanakan

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 18


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

dengan mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat serta melindungi hak


dan kewajiban semua pihak secara adil dengan jaminan kepastian hokum
9) Akuntabilitas yaitu dapat dipertanggungjawabkan, baik prosesnya,
pembiayaannya, maupun hasilnya.
Penyelenggaraan penataan ruang harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Kondisi fisik wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang rentan
terhadap bencana.
2) Potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan,
kondisi ekeonomi, sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan,
lingkungan hidup, serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai satu
kesatuan.
3) Geostrategi, geopolitik, dan geoekonomi.

Tujuan penataan ruang sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 26


Tahun 2007 untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman,
produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional dengan:
1) Terwujudnya keharmonisan antar lingkungan alam dan lingkungan buatan
2) Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam dan
sumberdaya buatan dengan memperhatikan sumberdaya manusia
Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif
terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

b. Klasfisikasi Penataan Ruang


Berdasarkan UU nomor 26 tahun 2007, penataan ruang diklasifikasikan
berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan
kawasan, dan nilai strategis kawasan.
1) Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri atas sistem wilayah dan sistem
internal perkotaan.
a) Sistem wilayah, yaitu struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai
jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah
b) Sistem perkotaan, yaitu struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai
jangkauan pelayanan pada tingkat internal perkotaan.
2) Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri atas kawasan
lingung dan kawasan budi daya.
a) Kawasan Lindung, yaitu wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian hidup yang mencakup sumber daya alam dan
sumber daya buatan.
b) Kawasan Budidaya, yaitu wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi da potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 19


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

3) Penataan ruang berdasarkan Wilayah administratif, yaitu kegiatan penataan


ruang berdasarkan hirarki sistem administratif yang terdiri atas penataan
ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang
wilayah kabupaten/kota.
4) Penataan ruang berdasarkan Kegiatan kawasan terdiri atas penataan ruang
kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan pedesaan.
a) Penataan ruang kawasan perkotaan, yaitu wilayah yang mempunyai
kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan pusat distribusi pelayanan
jasa pemeritahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
b) Penataan ruang kawasan pedesaaan wilayah yang mempunyai kegiatan
utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam.
5) Penataan ruang berdasarkan Nilai strategis kawasan terdiri atas penataan
ruang kawasan strategis nasional, penataan ruang kawasan strategis provinsi,
dan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota.
Jenis kawasan strategis, antara lain, adalah kawasan strategis dari sudut
kepentingan pertahanan dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial,
budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, serta
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

c. Struktur Penataan Ruang


Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarki memiliki hubungan fungsional. Seperti
diamanatkan dalam UU no 26 tahun 2007,terdapat tiga batasan struktur ruang
menurut hirarkinya khususnya dari provinsi, kabupaten, dan kota.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 20


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Struktur ruang menurut hierarki RTR


Defenisi dan arah Struktur ruang

Tabel. 4. Struktur penataan ruang


Provinsi Kabupaten Kota

Permen pu 15/2009 Permen pu 16/2009 Permen pu 17/2009

Rencana yang Rencana yang mencakup sistem Rencana yang mencakup


mencakup rencana perkotaan wilayah kabupaten rencana sistem perkotaaan
sistem perkotaan dalam yang berkaitan dengan kawasan wilayah kota dalam
wilayah provinsi yang perdesaan dalam wilayah wilayah pelayanannya dan
berkaitan dengan pelayanannya dan jaringan jaringan prasarana wilayah
kawasan perdesaan prasarana wilayah kabupaten kota yang dikembangkan
dalam wilayah yang dikembangkan untuk untuk mengintegrasi
pelayanannya, dan mengintegrasikan wilayah wilayah kota selain untuk
rencana sistem kabupaten selain untuk melayani melayani kegiatan skala
prasaran
a wilayah kegiatan skala kabupaten yang kota, meliputi sistem
provinsi yang meliputi sistem jaringan jaringan transportasi,
mengintegrasi kan transportasi, sistem jaringan sistem jaringan energi dan
wilayah provinsi serta energi, dan kelistrikan, sistem kelistrikan, sistem jaringan
melayani kegiatan skala jaringan telekomunikasi, sistem telekomunikasi, sistem
provinsi, yang akan jaringan sumber daya air jaringan sumber daya air ,
dituju sampai dengan termasuk seluruh daerah hulu dan sistem jaringan
akhir masa perencanaan bendungan atau waduk dari lainnya.
daerah aliran sungai, dan sistem
jaringan prasarana lain

Sumber : Muta’ali 2014

Adapun elemen-elemen yang membentuk struktur ruang kota (Sinulingga,


2005: 97, yaitu
1) Kumpulan dari pelayanan jasa termasuk di dalamnya perdagangan,
pemerintahan, keuangan yang cenderung terdistribusi secara berkelompok
dalam pusat pelayanan.
2) Kumpulan dari industri sekunder (manufaktur) pergudangan dan perdagangan
grosir yang cenderung untuk berkumpul pada suatu tempat.
3) Lingkungan permukiman sebagai tempat tinggal dari manusia dan ruang
terbuka hijau.
4) Jaringan transportasi yang menghubungkan ketiga tempat di atas.

1) Defenisi dan arah struktur ruang provinsi


Menurut permen tahun 15 tahun 2009 adalah rencana yang mencakup rencana
sistem perkotaan dalam wilayah provinsi yang berkaitan dengan kawasan

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 21


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

perdesaan dalam wilayah pelayanannya, dan rencana sistem prasarana


wilayah provinsi yang mengintegrasi kan wilayah provinsi serta melayani
kegiatan skala provinsi, yang akan dituju sampai dengan akhir masa
perencanaan
2) Defenisi dan arah struktur ruang kabupaten
Menurut permen pu 16 tahun 2009 adalah rencana yang mencakup sistem
perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan
dalam wilayah pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kabupaten yang
dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten selain untuk
melayani kegiatan skala kabupaten yang meliputi sistem jaringan transportasi,
sistem jaringan energi, dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem
jaringan sumber daya air termasuk seluruh daerah hulu bendungan atau
waduk dari daerah aliran sungai, dan sistem jaringan prasarana lain.
3) Defenisi dan arah struktur ruang kota
Menurut Permen pu 17 tahun 2009 adalah Rencana yang mencakup rencana
sistem perkotaaan wilayah kota dalam wilayah pelayanannya dan jaringan
prasarana wilayah kota yang dikembangkan untuk mengintegrasi wilayah kota
selain untuk melayani kegiatan skala kota, meliputi sistem jaringan transportasi,
sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem
jaringan sumber daya air , dan sistem jaringan lainnya.

B. Pembangunan dan Pertumbuhan Wilayah

a. Konsep Pembangunan
1) Secara etimologik : Berasal dari kata bangun, diberi awalan pem- dan akhiran
–an guna menunjukkan perihal pembangun kata bangun mengandung arti,
aspek fisiologi bangun dalam arti sadar atau siuman, aspek perilaku bangun
dalam arti bangkit atau berdiri, aspek anatomi bangun dalam arti bentuk,
gabungan aspek fisiologi, aspek perilaku dan aspek bentuk bangun dalam arti
kata membuat.
2) Secara ensiklopedik : kata pembangunan telah menjadi bahasa dan konsep
dunia. Konsep itu antara lain, pertumbuhan (growth), rekontruksi
(recontruktion), modernisasi (modernization), westernisasi (westernization),
perubahan social (social change), pembebasan (liberation), pembaharuan
(innovation), pembangunan bangsa (nation building), pembangunan nasional
(national development), pembangunan (development), pengembangan
(progress/developing), pembinaan (contruction ).
Pembangunan biasanya didefenisikan sebagai “rangkaian usaha mewujudkan
pertumbuhan dan pembangunan secara terencana dan sadar yang ditempuh
oleh suatu Negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaanb
bangsa / nation-building.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 22


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Dari berbagai macam pengertian dari pembangunan maka dapat disimpulkan


bahwa pembangunan merupakan suatu upaya yang melibatkan masyarakat untuk
melakukan proses perubahan dan sebuah transformasi yang dilakukan dalam
rangka menunjang kesejahteraan masyarakat baik dalam bidang ekonomi maupun
sosial yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan tanpa merusak lingkungan
atau kehidupan sosial dan memiliki kehidupan yang layak.
b. Indikator Pembangunan
Penggunaan indikator dan variable pembangunan bisa berbeda untuk setiap
negara. di negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan
mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa,
layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah. Sebaliknya,
di negara-negara yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut, indikator
pembangunan akan bergeser kepada faktor-faktor sekunder dan tersier (Tikson,
2005).
1) Indikator Kuantitatif
a) Faktor Ekonomi, meliputi GNP (Gross National Product) per kapita,
GDP (Gross Domestic Product), tingkat pengangguran, konsumsi energi.
GNP (Gross National Product) perkapita merupakan ukuran yang paling
umum dipakai. GNP merupakan total nilai pendapatan dari barang dan
jasa yang dihasilkan oleh suatu Negara dibagi dengan jumlah penduduk.
b) Faktor politik, meliputi tingkat korupsi, peran pemerintah
c) Faktor social, ketersediaan jasa pendidikan seperti pendidikan dan
kesehatan, meliputi akses air bersih dan sanitasi (mengindikasikan
tingkat pembangunan infrastruktur pada suatu Negara), tingkat melek
huruf orang dewasa.
d) Faktor demografis, meliputi tingkat kelahiran, tingkat kematian, tingkat
fertilitas, persentase tenaga kerja dibidang pertanian.
e) Indikator lingkungan, berbicara mengenai prilaku atau sikap suatu
Negara dalam menjaga klestarian lingkungan.
2) Indikator Kualitatif
Indikator kualitatif meliputi gambaran kondisi kehidupan dan kualitas hidup
masyarakat. Indikator kualitatif digunakan untuk menganalisa komponen
yang tidak mudah dihitung atau diukur dengan sebuah angka, seperti
kebebasan, korupsi atau keamanan.
3) Ukuran Alternatif Dalam Pembangunan
(Goulet, 1971 dalam Chant, 2009) menyebutkan bahwa ada 3 komponen
utama untuk mengartikan dan mengukur sebuah pembangunan :
a) Life sustenance dalam konteks kebutuhan dasar
b) Self-esteem yang berhubungan dengan self-respect dan kebebasan
c) Kebebasan yang berhubungan dengan kemampuan masyarakat untuk
memilih pilihan mereka

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 23


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pengukran alternative yang sering digunakan adalah Human


Development Index (HDI)yang dibuat oleh UNDP pada akhir 1980an .
Human Development Index (HDI), didasari oleh :
a) GDP perkapita yang mengindikasikanstandarhidupdanpenurunan level
minium
b) Tingkat melek huruf orang tua yang mengindikasikan tingkat pengetahuan
haran hidup pada saat kelahiran untuk mecerminkan tingkat kesehatan.

2. Pertumbuhan Wilayah
a. Pusat Pertumbuhan Wilayah di Indonesia

Gambar 4. Jalan di Jakarta dulu dan sekarang

Jakarta adalah adalah satu wilayah di indonesia yang mengalami


perkembangan yang pesat, begitu juga kota kota lainnya di Indonesis sehingga
setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan yang menjadi daya tarik bagi tenaga
buruh dari pinggiran, mempunyai daya tarik terhadap tenaga terampil, modal, dan
barang-barang dagangan yang menunjang pertumbuhan suatu lokasi.
Pusat pertumbuhan akan berpengaruh terhadap daerah di sekitarnya.
Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif dan negative yang dikemukakan
oleh Myrdall (1957)
1) Pengaruh Menguntungkan (Spread effect)
a) Terbukanya kesempatan kerja
b) Banyaknya investasi yang masuk
c) Upah buruk semakin tinggi
d) Penduduk dapat memasarkan bahan mentah.
2) Pengaruh Merugikan (Backwash Effect)
a) Ketimpangan regional
b) Ketimpangan Internasional

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 24


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

c) menurunnya tingkat kesejahteraan petani


d) besarnya ketergantungan masyarakat desa terhadap wilayh pusat
pertumbuhan
e) Lingkaran setan kemiskinan.

1) Perkembangan wilayah di Indonesia zaman orde baru dan zaman


sekarang
a) Zaman orde baru
Pada REPELITA II tahun 1974-1978, sistem pembangunan Indonesia
telah dicanangkan. Pembangunan nasional dilaksanakan melalui sistem
regionalisasi atau pewilayahan, dengan kota-kota utama sebagai kutub atau
pusat pertumbuhan. Kota-kota sebagai pusat pertumbuhan nasional ini adalah
Medan, Jakarta, Surabaya, dan Makasar. Bersamaan dengan pengembangan
kota-kota pusat pertumbuhan nasional, wilayah pembangunan utama di
Indonesia dibagi menjadi empat region utama yaitu:
(1) Wilayah Pembangunan Utama A, dengan pusat pertumbuhan utama kota
Medan terdiri atas:
(a) Wilayah Pembangunan I, meliputi daerah-daerah Aceh dan Sumatera
Utara.
(b) Wilayah Pembangunan II, meliputi daerah-daerah di Sumatera Barat
dan Riau, dengan pusatnya di Pakanbaru
(2) Wilayah Pembangunan Utama B, dengan pusat pertumbuhan utama
Jakarta. Wilayah ini terdiri atas:
(a) Wilayah Pembangunan III, meliputi daerah-daerah Jambi, Sumsel dan
Bengkulu, dengan pusatnya di Palembang.
(b) Wilayah Pembangunan IV, meliputi daerah-daerah Lampung, Jakarta,
Jawa Barat, Jawa tengah, dan DI Yogyakarta yang pusatnya di Jakarta
(c) Wilayah Pembangunan VI, meliputi daerah-daerah di Kalimantan
Barat, yang pusatnya di Pontianak.
(3) Wilayah Pembangunan Utama C, dengan pusat pertumbuhan utama
Surabaya, wilayah ini terdiri atas:
(a) Wilayah Pembangunan V, meliputi daerah-daerah di Jawa Timur, dan
Bali yang pusatnya di Surabaya.
(b) Wilayah Pembangunan VII, meliputi daerah-daerah di Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan yang pusatnya di
Balikpapan dan Samarinda.
(4) Wilayah Pembangunan Utama D, dengan pusat pertumbuhan utama Ujung
Pandang atau Makasar, wilayah ini terdiri atas:
(a) Wilayah Pembangunan VIII, meliputi daerah-daerah di Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,
yang pusatnya di Makasar

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 25


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

(b) Wilayah Pembangunan IX, meliputi daerah-daerah Sulawesi Utara,


Sulawesi Tengah, yang pusatnya di Menado.
(c) Wilayah Pembangunan X, meliputi daerah-daerah di Maluku
(termasuk Maluku Utara dan Irian Jaya (Papua) yang pusatnya di Kota
Sorong. Bisa dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 5. Pusat-pusat wilayah pembangunan di Indonesia
Pusat
pertumbu
No Regional Wilayah Provinsi/daerah
han (kota
Utama)
1 A Medan I Aceh dan sumatera Utara berpusat di medan
II Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau
berpusat di Pekanbaru
2 B Jakarta III Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan
Bangka Belitung berpusat di Palembang
IV Lampung, Banten, Jawa Barat, Jakarta, Jawa
Tengah, Dan Yogyakarta Berpusat di Jakarta
V Kalimantan Barat berpusat di Pontianak
3 C Surabaya VI Jawa Timur berpusat di Surabaya
VII Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, serta
Kalimantan Selatan berpusat di Balikpapan dan
Samarinda
4 D Makassar VIII Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Sulawesi Selatan, dan Sulawesi tenggara
berpusat di Makassar
IX Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan
Gorontalo berpusat di Manado
X Maluku, Maluku Utara, dan Irian Jaya (Papua)
berpusat di Sorong

b) Zaman sekarang
Pendekatan perwilayahan fungsional di Indonesia zaman sekarang
tercantum dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia(MP3EI) tahun 2011-2025.
MP3EI dilaksanakan untuk mempercepat dan memperkuat
pembangunan ekonomi sesuai dengan keunggulan dan potensi strategis
wilayah dalam enam koridor.Percepatan dan perluasan pembangunan
dilakukan melalui pengembangan delapan program utama yang terdiri atas 22
kegiatan ekonomi utama. Strategi pelaksanaan MP3EI adalah dengan
mengintregasikan tiga elemen utama, yaitu
(1) Mengembangkan potensi ekonomi wilayah di enam Koridor Ekonomi
(KE) Indonesia, yaitu :

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 26


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

(a) Koridor Ekonomi Sumatera


(b) Koridor Ekonomi Jawa
(c) Koridor Ekonomi Kalimantan
(d) Koridor Ekonomi Sulawesi
(e) Koridor Ekonomi Bali–Nusa Tenggara
(f) Koridor Ekonomi Papua–Kepulauan Maluku
(2) Memperkuat konektivitas nasional yang terintregasi secara lokal dan
terhubung secara global (locally integrated, globally connected)
(3) memperkuat kemampuan sumber daya manusia (SDM) dan iptek
nasional
(4) Untuk mendukung pengembangan program utama di setiap koridor
ekonomi

b. Pusat Pertumbuhan Pulau Di Indonesia


Wilayah Indonesiayang luas dan terdiri dari banyak pulau berpengaruh
terhadap kelancaran pelaksanaan pembagunan. Pembangunan nasional akan
lancar apabila pelaksanaannya tidak terpusat dalam satu wilayah, misalnya Jawa
tetapi menyebar dan menjangkau ke seluruh wilayah Indonesia.
Pusat-pusat pertumbuhan dan pengembangan wilayah antar pulau di
Indonesia berbeda-beda. Disebabkanoleh karakteristik atau ciri khas tersendiri
yang dimiliki masing-masing pulau di Indonesia.
1) Pulau Sumatera
Pulau Sumatera kaya akan sumber daya alam yang bernilai ekonomi
tinggi, seperti: batu bara, nikel,timah,dan minyak bumi. Luas wilayahnya
2
adalah 480.793 km , jumlah penduduk sebanyak 50,6 juta jiwa tahun 2010.
Dijuluki sebagai pulau minyak karena 55,1 % produksi minyak nasional
dihasilkan di Pulau Sumatera pulau-pulau kecil disekitar Pulau Sumatera
memiliki potensi yang besar seperti Pulau Bintan dengan endapan bauksitnya,
Pulau Bangka, Balitung, Lingga dan singkep dengan timahnya.

Gambar 6. Peta Sumatera

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 27


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Gmabar 7. Penambangan bauksit di Pulau Bintan, Riau

2) Pulau Jawa
2
Luas pulau Jawa 129,438 km atau 7% dari luas daratan Indonesia dan
jumlah penduduk 136.610.590 jiwa (statistik BPS tahun 2010). Jawa terkenal
memiliki sawah yang subur, memiliki banyak hutan dan sungai serta
kemampuan atau daya dukungnya untuk menghidupi penduduk yang cukup
banyak.sehingga ketimpangan lingkungan hidup terjadi terus menerus hingga
saat ini.
Pengembangan wilayah di Pulau Jawa perlu dioptimalkan dengan cara
intensifikasi pertanian, pengelolaan sumber daya seoptimal mungkin,
memperhatikan kelestarian lingkungan, mengurangi arus urbanisasi,
meningkatkan trasmigrasi ke luar jawa dll
Hutan di pulau jawa sudah semakin sedikit dikarenakan penebangan hutan

Gambar 8. Kerusahan hutan di Jawa Barat

3) Pulau Kalimantan
Sebagian besar tutupan lahan di Pulau Kalimantan berupa hutan rimba
dengan luas daratan 544.150 km2 dengan jumlah penduduk 13,8 juta jiwa
pada tahun 2010. Di Pulau Kalimantan sungai merupakan transportasi utama
juga sebagai pusat aktifitas ekonomi

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 28


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pengembangan wilayah di Pulau Kalimantandengan ekstensifikasi


pertanian dan pengelolaan sumber daya alam seoptimal mungkin, misalnya
penolahan kayu (penebangan hutan harus mempertimbangkan kelestarian
lingkungan), peningkatan industri kecil,besar,peningkatan perekonomian
rakyat dll

Gambar 9. Pasar apung di Kalimantan

4) Pulau Sulawesi
Jumlah penduduk 17,4 juta jiwa pada tahun 2010 dan tersebar tidak
merata pada daerah seluas 188.522 km2. Kondisi fisik pulau ini
bergunung-gunung dan berteluk-teluk. Usaha pengembangan wilayah
dilaksanakan dengan peningkatan pembangunan pertanian, peningkatan
industri kecil dan besar serta peningkatan perekonomian laut

Gambar 10. Wisata Bunaken

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 29


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Gambar 11. Kuburan Toraja

5) Pulau Bali
Luas pulau Bali 5.780 km2 dan jumlah penduduk sekitar 3,8 juta jiwa,
dengan ciri khas yang menonjol adalah keindahan alam dan kekayaan
budaya. Usaha pengembangan wilayah yang utama meningkatkan sektor
pariwisata, intensifikasi pertanian, peningkatan industri kecil, peningkatan
perikanan laut dan lain-lain.

Gambar 12. Pulau dewata

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 30


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Banyaknya Wisatawan Mancanegara yang Datang Langsung ke Bali per


Bulan Tahun 2010 – 2014
Tabel 6. Banyaknya Wisatawan Mancanegara yang Datang Langsung ke Bali per
Bulan Tahun 2010 - 2014
Tahun
Bulan
2010 2011 2012 2013 2014
(1) (3) (4) (5) (6) (6)
1 Januari 179 273 209 093 253 286 232 935 279 257
2. Pebruari 191 926 207 195 225 993 241 868 275 795
3. M a r e t 192 579 207 907 230 957 252 210 276 573
4. A p r i l 184 907 224 704 225 488 242 369 280 096
5. M e i 203 388 209 058 220 700 247 972 286 033
6. J u n i 228 045 245 652 244 080 275 667 330 396
7. J u l i 254 907 283 524 271 512 297 878 361 066
8. Agustus 243 154 258 377 254 079 309 219 336 763
9. September 240 947 258 440 257 363 305 629 354 762
10. Oktober 229 904 247 565 255 021 266 562 341 651
11. Nopember 199 861 221 603 242 781 307 276 296 876
12. Desember 227 251 253 591 268 072 299 013 347 370
J u m l ah : 2 385 122 2 576 142 2 826 709 3 278 598 3 766 638
Pertumbuhan
8.01 9.73 4.34 11.16 14.89
(%)

Sumber: BPS Provinsi Bali

6) Pulau Papua
Pulau papua memiliki luas 416.060 km2 dengan jumlah penduduk 3,6
juta jiwa. Potensi utama pulau ini adalah emas, tembaga, minyak bumi, kayu,
pariwisata dan budaya suku asmat yang sangat terkenal. Usaha
pengembangan Papua adalah pembukaan jalur darat, pemekaran wilayah
provinsi dan kecamatan,pembangunan pertanian, perikanan, pertambangan,
pengolahan kayu,peningkatan industri kecil dan wisata alam.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 31


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Gmabar 13. Raja ampat

Gambar 14. Freeport Di Papua

b. Teori-teori Pertumbuhan Wilayah


1) Teori Pusat Pertumbuhan (Perroux, Friedman, dan Hircsman, Rostow)
a) Teori Kutub Pertumbuhan

Gambar 15. Francois Perroux


Sumber : wiki/Fran%C3%A7ois_Perroux
Teori ini dikembangkan oleh ahli ekonomi Perancis Francois Perroux pada
tahun 1955. Inti dari teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di tiap
daerah tidak terjadi di sembarang tempat melainkan, muncul di lokasi tertentu

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 32


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda satu sama lain, lokasi inilah yang
disebut kutub pertumbuhan.
(Muta’ali : 2014)
Adapun ciri-ciri industri yang dapat membangun sebuah pusat pertumbuhan
antara lain :
(1) Tingkat konsentrasi tinggi
(2) Tingkat Teknologi Maju
(3) Mendorong perkembangan industri di sekitarnya
(4) Manajemen yang professional dan modern
(5) Sarana dan prasarana yang sudah lengkap

Gambar 16 . Ilustrasi teori kutub pertumbuhan menurut Perroux


Sumber : https://agnazgeograph.wordpress.com

Contoh wilayah pusat pertumbuhan adalah Jakarta sebagai kutub


pertumbuhan bagi perkembangan daerah sekitarnya (Jabodetabek)

Gambar 17: Kota Jakarta


Sumber: https://agnazgeograph.wordpress.com
b) Teori Pusat Pertumbuhan Friedman

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 33


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Gambar 18. John Friedman


Sumber : https://en.wikipedia.org/

John Friedman (1964) mengemukakan konsep Center- Periphery


(Pusat-Pinggiran). Pengembangan wilayah akan melahirkan kota utama dan
wilayah sekitarnya yang menjadi inti (Core) dari sistem kota-kota nasional dan
pinggiran (periphery) yang berada di luar serta bergantung pada inti.
Perkembangan disebarkan dari inti ke pinggiran melalui pertukaran penduduk,
barang, dan jasa. Kota sebagai inti berpengaruh atas wilayah pinggirannya.
(menurut konsep menganalisa aspek-aspek tata ruang, lokasi dan
persoalan-persoalan kebijaksanaan dan perencanaan pengembangan wilayah
dalam ruang lingkup yang lebih general).

Gambar 19 : Daerah inti dan daerah pinggiran


Sumber :www.wikepedia.com

Berdasarkan gambar diatas, dapat diambil simpulan sebagai berikut :


(1) Daerah Inti, pusat-pusat besar pada umumnya berbentuk kota-kota besar,
metropolis dan megapolis,
(2) Daerah Pinggiran, daerah-daerah yang relatif statis berupa daerah-daerah
pinggiran
Friedman dan Alonso mengembangkan klasifikasi daerah inti dan daerah
pinggiran menjadi :

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 34


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

(1) Daerah metropolitan (metropolitan region)


(2) Poros pembangunan (development axes)
(3) Daerah perbatasan (frontier region)
(4) Daerah tertekan (depressed region)

c) Teori Pusat Pertumbuhan Hirschman

Gambar 20. Albert O Hirschman


Sumber http://www.nytimes.com
Hirschman (1958) (Mutaa’li: 2014) mengungkapkan pertumbuhan ekonomi
pada pusat pertumbuhan ekonomi pada pusat pertumbuhan akan berpengaruh pada
daerah belakangnya melalui efek polarisasi atau Polization Effect dan efek
penetasan ke bawah (Trickling Down Effect).
Polarization effect tersebut diperkuat dengan adanya pemusatan investasi
pada pusat pertumbuhan, sedangkan Trickling Down Effect dapat tumbuh dengan
cara meningkatnya daya tarik wilayah sekitarnya. Hirschman lebih optimis,
sehingga Trickling Down Effect lebih besar dibanding Polization Effect. Kuncinya
adalah komplementaritas. Hal ini berarti perkembangan suatu wilayah tidak
terjadi secara bersamaan, akan tetapi terdapat sistem polarisasi perkembangan
suatu wilayah yang kemudian akan memberikan efek ke wilayah lainnya, atau
dengan kata lain, suatu wilayah yang berkembang akan membuat wilayah di
sekitarnya akan ikut berkembang.
d) Teori Pusat Pertumbuhan Rostow

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 35


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Gambar 21 : Walt Rostow


Sumber : http://www.economist.com

Menurut Rostow (Muta’ali : 2014) terdapat lima fase pembangunan yang


didasarkan kepada ciri-ciri umum perubahan keadaan: ekonomi, politik, dan sosial
yang berlaku. Pembangunan ekonomi atau transformasi suatu masyarakat
tradisional menjadi suatu masyarakat modern merupakan suatu proses yang
mempunyai dimensi banyak, tidak sekedar ditandai dengan menurunnya peranan
faktor pertanian dan meningkatnya peranan faktor industri dan jasa. Secara garis
besar kelima fase pembangunan ekonomi Rostow adalah sebagai berikut:
(1) Masyarakat Tradisional (The Traditional Community)
Pada fase ini fungsi produksi terbatas dimana cara produksi yang
digunakan masih relatif primitif dan cara hidup masyarakat masih
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional dan bersifat turun temurun.
(2) Prasyarat untuk Lepas Landas (The Preconditions for Take Off)
Pada fase ini masyarakat sudah mulai mempersiapkan diri atau
dipersiapkan dari luar, untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai
kekuatan untuk terus berkembang (self sustained growth). Pada fase ini pula
dan seterusnya pertumbuhan ekonomi akan berlaku secara otomatis.
(3) Lepas Landas (The Take Off)
Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat,
seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau
terbukanya pasar-pasar baru. Hambatan-hambatan yang berupa unsur-unsur
tradisional mulai menghilang, modernisasi dan pertumbuhan ekonomi
merupakan gejala umum dimana-mana. Tingkat pendapatan perkapita semakin
besar sebagai akibat adanya pertumbuhan pendapatan nasional yang melaju
melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Kalau pada fase pertama dan

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 36


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

kedua biasanya berlangsung lama, maka pada fase lepas landas ini
berlangsung dalam waktu yang relatif pendek, yaitu 40 s.d. 60 tahun
(Wheeler, 1981:49)
(4) Gerakan ke Arah Kedewasaan (The Drive to Maturity)
Pada masa ini masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi
modern pada sebagian besar faktor-faktor produksi dan kekayaan alamnya. Di
samping itu struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan, dan
peranan sektor industri semakin penting, dilain pihak sektor pertanian
mengalami penurunan.
(5) Masa Konsumsi Tinggi (The Age Off Hight Mass Consumption)
Pada fase ini orientasi tidak lagi pada masalah produksi, akan tetapi lebih
difokuskan kepada masalah-masalah yang berkaitan dengan peningkatan
kualitas konsumsi dan kesejahteraan masyarakat. Adapun tujuan masyarakat
pada fase ini antara lain adalah: memperbesar pertumbuhan dan kekuasaan
terhadap wilayah lain: menciptakan welfare state, sehingga kemakmuran
menjadi lebih merata, dan berusaha mempertinggi konsumsi masyarakat di
atas keperluan pokok (sandang, pangan, perumahan) menjadi barang-barang
berkualitas tinggi, tahan lama, dan barang-barang mewah. Berdasarkan teori
Rostow dapat dikatakan bahwa dewasa ini negara-negara berkembang
termasuk di antara fase pertama sampai fase ketiga, sedang negara-negara
maju termasuk dalam fase keempat dan kelima.
Teori dari W.W. Rostow tersebut mempunyai cukup banyak kelemahan
antara lain: tidak ada perbedaan yang pasti antara fase yang satu dengan yang
lain (masih kabur); ciri-ciri dalam setiap tahap kurang dapat diuji secara
empiris; teori tersebut belum tentu dapat menunjukkan tahap pembangunan di
negara-negara berkembang, di samping itu perlu diingat bahwa proses
pembangunan tidak hanya bersifat self-sustained growth, melainkan juga
bersifat self limiting effect, dan laju pembangunan suatu wilayah sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menciptakan masing-masing kekuatan.
2) Teori Polarisasi Ekonomi (Myrdal)

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 37


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Gambar 22 : Karl Gunnar Myrdal


Sumber : www.mainotes.com

Myrdal (Mutaa’li : 2014) merupakan ilmuwan yang melihat keterkaitan antara


konsep kutub pertumbuhan dengan persebaran keruangan dan proses
pembangunan. Menurut Myrdal, jika di suatu lokasi terdapat penanaman modal
untuk mendirikan industri atau kegiatan ekonomi lainnya, tempat tersebut akan
lebih maju dan berkembang dibandingkan wilayah lain.
Pengertian ”backwash effects” dan ”spread effects” terdapat dalam teori
“inter” dan “intra” wilayah. Backwash effects contohnya adalah makin
bertambahnya permintaan masyarakat suatu wilayah kaya atas hasil-hasil dari
masyarakat miskin berupa bahan makanan pokok seperti beras yang sumbernya
dari pertanian masyarakat wilayah miskin. Sementara Spread effects contohnya
adalah makin berkurangnya kualitas pertanian masyarakat miskin akibat dampak
negatif dari polusi yang disebabkan oleh masyarakat wilayah kaya.
Proses pembentukan pusat pertumbuhan mengikuti fase-fase sebagai
berikut:
a) Fase I, yaitu fase praindustri
b) Fase II, yaitu fase industri awal
c) Fase III, yaitu fase transisi
d) Fase IV, yaitu integrasi spasial.
Jadi dapat disimpulkan bahwa daerah yang memiliki pusat pertumbuhan
akan sangat menarik bagi para pemodal, tenaga kerja, tenaga terampil dan
barang-barang dagangan sehingga dalam waktu yang lama akan memunculkan
dua dampak yaitu postif dan negatif. Dampak positifnya antara lain membuka
lowongan pekerjaan, menaiknya upah buruh, masuknya investasi dan sebagainya.
Sedangkan dampak negatifnya yaitu adanya ketimpangan wilayah di sekitarnya
sehingga memunculkan kriminalitas, kesenjangan sosial, kerusakan alam dan
sebagainya. Daerah yang mendapatkan dampak negatif ini merupakan
daerah-daerah pinggiran.
3) Teori Pusat Pelayanan Pemukiman (Christaller)

Gambar 23. Walter Christaller


Sumber: www.wikipedia.com

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 38


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Walter Christaller seorang geograf jerman tahun 1933 (Tarigan : 2010)


mengemukakan teori lokasi yang dikenal sebagai teori tempat sentral (central
place theory). Christaller memperkenalkan teori ini tahun 1933 dalam tulisannya
yang berjudul ”Die Zentralen Orte la Suddeutschland”. Tempat yang sentral
diasumsikan sebagai tempat yang memberikan peluang kepada manusia yang
jumlahnya maksimum untuk berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan, baik
sebagai pelayannya maupun sebagai pihak yang dilayani.

Teori Christaller
” Jika persebaran penduduk dan daya belinya sama baiknya dengan bentang alam,
sumber dayanya, dan fasilitas tranportasinya, semuanya sama/seragam, lalu
pusat-pusat pemukiman mennyediakan layanan yang sama, menunjukkan fungsi yang
serupa, dan melayani area yang sama besar, maka hal tersebut akan membentuk
kesamaan jarak antara satu pusat pemukiman dengan pusat pemukiman lainnya”

Konsep Teori Christaller


​ Range (Jangkauan) dinyatakan dalam biaya dan waktu

​ Jarak yang perlu ditempuh untuk mendapatkan kebutuhannya

​ Threshold (ambang penduduk) Jumlah minimal penduduk untuk


dapat mendukung suatu penawaran jasa

Sesuai dengan luas kawasan pengaruhnya, hierarki tempat sentral dapat


dibedakan sebagai K=3, K=4 dan K=7. Untuk melihat tempat-tempat sentral
berdasarkan hierarkinya, ikutilah gambar-gambar berikut :
a) Tempat Sentral yang Berhierarki 3 (K=3)
Tempat sentral yang berhierarki 3 adalah pusat pelayanan berupa pasar
yang senantiasa menyediakan barang-barang konsumsi bagi penduduk yang
tinggal di daerah sekitarnya. Hierarki 3 sering disebut sebagai kasus pasar
optimal yang memiliki pengaruh 1/3 bagian dari wilayah tetangga di
sekitarnya yang berbentuk heksagonal, selain memengaruhi wilayahnya itu
sendiri.

K=3
=6(1/3+1)=3

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 39


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Gambar 24. Tempat Sentral Berhierarki 3 dengan kekuatan pengaruh


sepertiga wilayah sekitarnya, yang disebut Kasus pasar optimum
Sumber : www.wikipedia.com

b) Tempat Sentral yang Berhierarki 4 (K=4)


Tempat sentral yang berhierarki 4 dinamakan situasi lalu lintas yang
optimum, artinya di daerah tersebut dan daerah-daerah di sekitarnya yang
terpengaruh tempat sentral itu senantiasa memberikan kemungkinan rute lalu
lintas yang paling efisien. Situasi lalu lintas optimum ini memiliki pengaruh
½ bagian dari wilayah-wilayah lain di sekitarnya yang berbentuk segi
enam selain mempengaruhi wilayah itu sendiri

K=4
=6(1/2+1)=4

Gambar 25. Berhierarki 4 dengan kekuatan pengaruh setengah wilayah sekitarnya, yang
disebut Situasi lalu lintas yang optimum Sumber : www.wikipedia.com

c) Tempat Sentral yang Berhierarki 7 (K=7)


Tempat sentral yang berhierarki 7 dinamakan situasi administratif yang
optimum. Tempat sentral ini memengaruhi seluruh bagian (satu bagian)
wilayah-wilayah tetangganya, selain memengaruhi wilayah itu sendiri.
Contoh tempat sentral berhierarki 7 antara lain kota yang berfungsi sebagai
pusat pemerintahan.

K=7
=6(1)+1= 7

Gambar 26. Berhierarki 7 dengan kekuatan pengaruh seluruh


wilayah, yang disebut juga Situasi administrasi yang optimum

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 40


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Sumber : www.wikipedia.com

Perbedaan dasar kutub dan pusat pertumbuhan suatu wilayah


Dalam Geografi terdapat dua istilah yang hampir sama, yaitu Kutub
Pertumbuhan dan Pusat pertumbuhan. Kutub pertumbuhan merupakan
konsep ekonomi, sedangkan pusat pertumbuhan berkaitan dengan keruangan.
Tabel 7. Perbedaan Kutub dan Pusat Pertumbuhan
Perbedaan Kutub dan Pusat Pertumbuhan
Growth Pole Growth Centre
✔ ✔
Konsep ekonomi : suatu perusahaan, Konsep territorial : suatu pusat kota

kegiatan ekonomi atau sector dengan “propulsive industry”


ekonomi
✔ ✔
Pengaruh yang distimulir suatu Pengaruh yang distimulir oleh “propulsive

kegiatan ekonomi yang penting di industry” yang secara geografis terpusat di


dalam suatu ekonomi : kekuatan dalam pembangunan ekonomi suatu
sentrifugal dan sentripetal yang wilayah : dengan adanya “forward,
menambah dan makin memantapkan backward dan lateral linkages” saling
hubungan intra dan inter sector hubungan dan integrasi wilayah makin

Berfungsi

sebagai penyebab mantap



Berfungsi sebagai “mesin pertumbuhan
perubahan structural dan
wilayah
pembangunan structural seluruh ” dan menyebabkan perubahan
ekonomi dan pembangunan structural
(pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
social di wilayah sekitarnya

C. Perencanaan Tata Ruang Wilayah


Sasaran dalam proses perancanaan tata ruang yang telah tersusun dengan
berbagai aspek pertimbangan normatif maupun teknis adalah dalam rangka
mewujudkan konsep pengembangan wilayah yang didalamnya memuat tujuan dan
sasaran yang bersifat kewilayahan Indonesia, oleh karena itu ditempuh melalui
upaya penataan ruang yang terdiri dari 3 proses utama, yakni:
1) Proses perencanaan tata ruang wilayah, yang menghasilkan rencana tata
ruang wilayah (RTRW). Disamping sebagai “guidance of future actions”
RTRW pada dasarnya merupakan bentuk intervensi yang dilakukan agar
interaksi manusia/makhluk hidup dengan lingkunganya dapat berjalan serasi,
selaras, seimbang untuk tercapainya kesejahteraan manusia/makhluk hidup
serta kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan (development
sustainibility).
2) Peroses pemanfaatan ruang, merupakan wujud operasionalisasi rencana tata
ruang atau pelaksanaan pembangunan itu sendiri.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 41


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

3) Proses pengendalian pemanfaatan ruang yang terdiri atas mekanisme


perizinan dan penertiban terhadap pelaksanaan pembangunan agar tetap
sesuai dengan RTRW dan tujuan penataan ruang wilayahnya.
Dengan kata lain, terdapat 3 konsep yang mendasari RTR, yaitu: (1)
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, (2) pemenuhan kebutuhan dasar, dan
(3) konservasi lingkungan.
1. Lingkup Tahapan Penataan Ruang Wilayah
Lingkup penataan ruang mencakup penyelanggaraan penataan raung yang
meliputi kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan
pengawasan penataan ruang atau disingkat TURBINLAKWAS yang tahapnya
terbagi atas :
1) Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang yang
dilakukan melalui penetapan peraturan perundang-undangan termasuk
pedoman bidang penataan ruang sebagai acuan penyelenggaraan penataan
ruang.
2) Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan
ruang yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarkat dengan fokus kegiatan untuk meningkatkan kinerja
penyelenggaraan penataan ruang.
3) Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang
yang mencakup perencanaan tata ruang. Pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang pada semua tingkat pemerintahan:
a) Perencanaan tata ruang wilayah adalah suatu proses yang menentukan
struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan
rencana tata ruang.
b) Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola
ruang sesuai dengan renacana ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan
program beserta pembiayaannya.
c) Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib
tata ruang.
4) Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan
ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mencakup pengawasan terhadap kinerja
pengaturan, pembinaan, pelaksanaan penataan ruang, termasuk pengawasan
terhadap kinerja pemenuhan standar pelayanan minimal bidang penataan
ruang melalui kegiatan pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

Pemanfaatan Rencana Tata Ruang Wilayah


1) Lingkup pemanfaatan ruang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 42


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

a) Pemanfaatan ruang dilakukan melalui pelaksanaan program


pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya dengan memperhatikan
SPM dalam penyediaan sarana dan prasarana.
b) Dilaksanakan baik pemanfaatan ruang secara vertikal maupun
pemanfaatan ruang didalam bumi.
c) Program pemanfaatan runag beserta pembiayaannya termasuk jabaran
dari indikasi program utama yang termuat di dalam RTRW.
d) Diselenggarakan secara bertahap sesuai dengan jangka waktu indikasi
program utama pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam RTR.
e) Pelaksanaan pemanfaatan ruang di wilayah disinkrosnisasikan
2) Acuan pemanfaatan ruang
a) Pemanfaatan ruang mengacu pada fungsi ruang yang ditetapkan dalam
rencana tata ruang dilaksanakan dengan mengembangkan penatagunaan
tanah, air, udaradan sumberdaya alam lainnya.
b) Penataan ruang pada ruang yang direncanakan untuk pembangunan
prasarana dan sarana bagi kepentingan umum memberikan hak prioritas
pertama Pemerintah dan Pemda untuk menerima hak atas tanah dari
pemegang hak atas tanah.
c) Dalam pemanfaatan ruang pada ruang yang berfungsi lindung,
diberikan prioritas pertama bagi Pemerintah dan Pemda untuk
menerima pengalihan hak atas tanah dari dari pemegang hak atas tanah.
3) Kebijakan dan Program
Dalam pemanfaatn ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota dilakukan
a) Perumusan kebijakan trategis opersionalisasi rencana tata runag
wilayah dan rencana tata ruang kawasan strategis menurut peruntukan
kawasan.
b) Perumusan program sektoral dalam rangka perwujudan struktur runag
dan pola ruang wilayah dan kawasan strategis
c) Pelasanaan pembangunan sesuai dengan program pemanfaatan ruang
wilayah dan kawasan strategis
4) Prinsip Pemanfaatan Ruang

a) Kawasan budi daya yang dikendalikan dan kawasan budidaya yang


didorong pengembangannya.
b) Standar pelayanan minimal bidang penataan runag.
c) Standar kualitas lingkungan.
d) Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Pengendalian Pelaksanaan Rencana Tata Ruang
1) pengawasan, usaha untuk menjaga kesesuain pemanfaatan ruang dengan
fungsi ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang.
1) pelaporan pelaksanaan

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 43


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

2) pemantauan dan monitoring


3) peninjauan kembali (evaluasi) dan revisi
2) Penertiban tata ruang, usaha untuk mengambil tindakan dan sangsi agar
pemanfaatan ruang yang direncanakan dapat terwujud.
3) Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan
zonasi. Perizinan, pemberian insentif dan disentif, serta pengenaan sanksi.

2. Hirarki dalam Penataan Ruang di Indonesia


Penataan ruang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan rencana, dan
pengendalian pelaksanaan rencana tata ruang. Dalam kaitannya dengan tingkatan
wilayah, kegiatan penataan ruang diselenggarakan pada tingkat nasional, propinsi,
kabupaten, kota dan wilayah kecil di bawahnya, hal ini menunjukkan bahwa
wilayah perencanaan sangat terkait dengan wilayah administrasi. Selain itu juga
terdapat rencana tata ruang menggunakan wilayah fungsional, seperti tata ruang
kawasan tumbuh cepat, kawasan pariwisata, kawasan industri, pertambangan, dan
lain-lain. Meskipun demikian harus tetap mengacu kepada pembangunan wilayah
administratif.
Perencanaan tata ruang hakikatnya adalah dilakukan untuk menghasilkan:
a. Rencana Umum Tata Ruang
1) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang selanjutnya disingkat RTRWN
adalah strategi dan arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang wilayah nasional
sampai dengan 100 meter di bawah permukaan bumi, satu kilometer diatas
permukaan bumi dan batas luar zona ekonomi eksklusif.
Muatan isi dari RTRWN menurut UU Tata Ruang No. 26 tahun 2007:
a) Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional
b) Rencana struktur ruang wilayah nasional yang meliputi sistem perkotaan
nasional yang terkait dengan kawasan perdesaan dalam wilayah
pelayanannya dan sistem jaringan prasarana utama
c) Rencana pola ruang wilayah nasional yang meliputi kawasan lindung
nasional dan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategi nasional
d) Penetapan kawasan strategis nasional
e) Arahan pemanfaatan ruang yang berisi indikasi program utama jangka
menengah lima tahunan
f) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional yang berisi
indikasi arahan pengaturan zonasi sistem nasional, arahan perizinan, arahan
insentif dan disentif, serta arahan sanksi.
Jangka waktu rencana tata ruang wilayah nasional adalah dua puluh tahun
dan dapat ditinjau kembali satu kali dalam lima tahun. Pengesahan Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan disahkan
DPR. Penetapan rencana tata ruang menjadi produk hukum sehingga mengikat

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 44


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

semua pihak untuk melaksanakannya adalah sebuah tahap dari tahap penyusunan
“Perencanaan Pembangunan” yang terdiri dari empat tahapan yaitu:
a) Penyusunan rencana
b) Penetapan rencana
c) Pengendalian pelaksanaan rencana
d) Evaluasi pelaksanaan rencana
2) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi yang selanjutnya disingkat RTRWP
adalah hasil perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran strategi dan
arahan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional dan pulau/ kepulauan ke
dalam struktur dan pola ruang wilayah Provinsi.
Muatan isi dari RTRWP memuat:
a) Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi
b) Rencana struktur ruang wilayah provinsi meliputi sistem perkotaan dalam
wilayahnya yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah
pelayanannya dan sistem jaringan prasarana wilayah provinsi
c) Rencana pola ruang wilayah provinsi yang meliputi kawasan lindung dan
kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis provinsi
d) Penetapan kawasan strategis provinsi
e) Arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi program
utama jangka menegah lima tahunan
f) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi
arahan peraturan zonasi system provinsi, arahan perizinan, arahan insentif dan
disentif, serta arahan sanksi.
3) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK/K)
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang selanjutnya disingkat
RTRWK/K adalah hasil perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran
RTRWP ke dalam struktur dan pola ruang wilayah kabupaten/kota. Muatan isi
dari RTRW Kabupaten adalah:
a) Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten
b) Rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi sistem perkotaan di
wilayahnya yang terkait dengan kawasan perdesaan dan system jaringan
prasarana wilayah kabupaten
c) Rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan lindung
kabupaten dan kawasan budi daya kabupaten
d) Penetapan kawasan strategis kabupaten
e) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi indikasi program
utama jangka menegah lima tahunan
f) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi
ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan
disentif, serta arahan sanksi.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 45


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

b. Rencana Rinci Tata Ruang


Rencana rinci tata ruang merupakan hasil dari perencanaan tata ruang.
Rencana rinci tata ruang merupakan operasionalisasi rencana umum tata ruang
yang dalam pelaksanaanya tetap memperhatikan aspirasi masyarakat sehingga
muatan rencana masih dapat disempurnakan dengan tetap mematuhi batasan yang
telah diatur dalam rencana rinci dan peraturan zonasi. Rencana rinci tata ruang
disusun berdasarkan nilai strategis kawasan atau kegiatan kawasan dengan muatan
substansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan subblok peruntukan.

D. Permasalahan Dalam Penerapan Tata Ruang Wilayah


1. Pemerataan pembangunan di Indonesia
Kunci dari pembangunan adalah kemakmuran bersama. Pemerataan hasil
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan tujuan
pembangunan yang ingin dicapai. Tingkat pertumbuhan yang tinggi tanpa disertai
pemerataan pembangunan hanyalah menciptakan perekonomian yang lemah dan
eksploitasi sumber daya manusia. Hipotesis Kusnets (1963) yang menyatakan
bahwa sejalan dengan waktu ketidakmerataan (inequality) akan meningkat akan
tetapi kemudian akan menurun karena adanya penetesan ke bawah (trickle down
effect), sehingga kurva akan berbentuk seperti huruf U terbalik (Inverted U). Akan
tetapi pada kenyataannya penetesan ke bawah (trickle down effect) tidak selalu
terjadi, sehingga kesenjangan antara kaya dan miskin semakin besar.

Gambar 27. Kurva Kusnets


Sumber : Yohanli.com

Pemerataan hasil pembangunan di Indonesia masih sangat memprihatinkan.


Ketidakmerataan juga menjadi masalah dunia. Menurut data World Development
Report 2006, 15,7% penduduk Indonesia pada tahun 1996 berada di bawah garis
kemiskinan. Jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan meningkat

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 46


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

menjadi 27,1 % pada tahun 1999. Gini Index untuk pemerataan penghasilan
Indonesia adalah 0,34, hal ini menunjukkan adanya ketidakmerataan penghasilan
yang cukup besar di Indonesia. Gini index merupakan ukuran tingkat
penyimpangan distribusi penghasilan, Gini index diukur dengan menghitung area
antara kurva Lorenz dengan garis hipotesis pemerataan absolut. Gini Index untuk
pemerataan kepemilikan tanah di Indonesia mencapai 0,46, nilai ini menunjukkan
adanya ketidakmerataan kepemilikan tanah yang cukup besar.

Gambar 28. Lingkaran Setan (Vicious Circle)


berikut usaha-usaha pemerintah dalam pemerataan pembangunan Indonesia.
1) MDGs (Millenium Development Goal)
Pada tahun 2000, para pemimpin dunia bertemu di New York
mendeklarasikan Millenium Development Goals (MDGs). Pertemuan ini
bertujuan untuk mewujudkan percepatan pencapaian tujuan pembangunan
manusia yang lebih terarah dan diterjemahkan ke dalam sejumlah target dan
tenggat waktu yang diukur dalam kuat. Melalui prestasi patokan MDGs,
pemerintah Indonesia berhasil mencapai masyarakat yang adil, sejahtera dan
bermartabat dan bebas dari lingkaran kemiskinan. Ini adalah bagian dari
komitmen global untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh bangsa di dunia.
Sebagai tujuan pembangunan milenium , MDGs berisi delapan ( 8 )
target dan tolok ukur sebagai referensi internasional dalam mencapai target
pemberantasan kemiskinan dan kelaparan yang diharapkan akan diterapkan
pada tahun 2015 . Delapan target MDGs meliputi :
a) Memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem
b) Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua
c) Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
d) Menurunkan angka kematian anak
e) Meningkatkan kesehatan ibu
f) Memerangi HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya
g) Memastikan kelestarian lingkungan
h) Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
2) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 47


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) adalah


dokumen perencanaan pembangunan nasional yang merupakan jabaran dari
tujuan dibentuknya Pemenrintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Repuplik Indonesia tahun 1945
dalam bentuk visi, misi dan arah pembangunan nasional untuk masa 20 tahun
ke depan yang mencakupi kurun waktu mulai dari tahun 2005-2025.
Visi Pembangunan Nasional tahun 2005-2025
“Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur”
Misi Pembangunan Nasional tahun 2005-2025
Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut ditempuh melalui 8
(delapan) misi pembangunan nasional sebagai berikut:
a) Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila
b) Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing
c) Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum.
d) Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu
e) Mewujudkan pemerataan pembangunan dan
f) Mewujudkan Indonesia asri dan lestari
g) Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional
h) Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia
internasional
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut , pemerintah
merancang strategi pembangunan yang terdiri dari empat elemen,
sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2010-2014, yaitu :
a) Pro growth (Pro Pertumbuhan)
dilakukan melalui pengutamaan ekspor dan investasi. Selain itu, strategi
ini juga difokuskan pada sektor-sektor mikro ekonomi yang menjadi
bidang usaha masyarakat kelompok bawah, seperti usaha kecil, mikro,
dan usaha informal.
b) Pro job (Pro penciptaan lapangan pekerjaan)
mencakup peningkatan kapasitas tenaga kerja, perlindungan tenaga
kerja, dan program sektor riil didukung dengan perbaikan iklim
investasi dan kerangka regulasi, kerangka anggaran, dan kerja sama
dengan pihak swasta.
c) Pro-poor (Pro pengurangan kemiskinan)
meliputi dikelompokkan menjadi tiga cluster, yakni (1) Program
bantuan sosial berbasis keluarga; (2) Program-program pemberdayaan
masyarakat, dan (3) Program-program pemberdayaan usaha mikro dan
kecil
d) Pro environment (pro lingkungan)

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 48


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

strategi pembangunan pro environment untuk mengantisipasi dampak


perubahan iklim (climate change)
sumber:www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/7691/1306
3) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
a) PNPM merupakan Salah satu kebijakan pemerintah yang melibatkan
masyarakat di bidang ekonomi, pembangunan, infrastruktur.
b) PNPM bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan mengembangkan
sistem di masyarakat pedesaan melalui investasi berjangka untuk
mendukung produktivitas dalam membangun komunitas dengan
melibatkan partisipasi masyarakat dalam desain .
c) Pada tahun 2011 , pendapatan per kapita masyarakat pedesaan yang
menerima program PNPM meningkat 9,1 % .

2. MP3EI (Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi


Indonesia MP3EI dilaksanakan untuk mempercepat dan memperkuat
pembangunan ekonomi sesuai dengan keunggulan dan potensi strategis
wilayah dalam enam koridor. Percepatan dan perluasan pembangunan
dilakukan melalui pengembangan delapan program utama yang terdiri atas 22
kegiatan ekonomi utama. Strategi pelaksanaan MP3EI adalah dengan
mengintregasikan tiga elemen utama, yaitu
Mengembangkan potensi ekonomi wilayah di enam Koridor Ekonomi (KE)
Indonesia, yaitu :
a) Koridor Ekonomi Sumatera
b) Koridor Ekonomi Jawa
c) Koridor Ekonomi Kalimantan
d) Koridor Ekonomi Sulawesi
e) Koridor Ekonomi Bali–Nusa Tenggara
f) Koridor Ekonomi Papua–Kepulauan Maluku
g) Memperkuat konektivitas nasional yang terintregasi secara lokal
dan terhubung secara global (locally integrated, globally
connected)
h) Memperkuat kemampuan sumber daya manusia (SDM) dan iptek
nasional untuk mendukung pengembangan program utama di
setiap koridor ekonomi.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 49


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Gambar 29 . Enam Koridor MP3EI

3. NAWACITA
Nawa Cita atau Nawacita adalah istilah umum yang diserap dari
bahasa Sanskerta, nawa (sembilan) dan cita (harapan, agenda, keinginan).
Dalam konteks perpolitikan Indonesia menjelang Pemilu Presiden 2014,
istilah ini merujuk kepada visi-misi yang dipakai oleh pasangan calon
presiden/calon wakil presiden Joko Widodo/Jusuf Kalla berisi agenda
pemerintahan pasangan itu. Dalam visi-misi tersebut dipaparkan sembilan
agenda pokok untuk melanjutkan semangat perjuangan dan cita-cita Soekarno
yang dikenal dengan istilah Trisakti, yakni berdaulat secara politik, mandiri
dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Berikut inti dari
sembilan program tersebut.
1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar
negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan
pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi
kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim
2) Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan
memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada
institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi
melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.
3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4) Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 50


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan


kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar";
serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia
Kerja" dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan
program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung
deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk
rakyat di tahun 2019.
6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama
bangsa-bangsa Asia lainnya.
7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8) Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan
kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek
pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional
aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa,
nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan
budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.
9) Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia
melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan
menciptakan ruang-ruang dialog antar warga.

Prinsip-prinsip pengembangan wilayah adalah sebagai berikut:


a) Pengembangan wilayah harus berbasispada sektor unggulan
Dimana sektor ini akan mengarahkan sumberdaya kepada sektor yang
diunggulkan melalui pemetaan antara sektor unggulan dengan sektor yang
menjadi pendukungnya.
b) Pengembangan wilayah dilakukan atas dasar karakteristik daerah yang
bersangkutan, baik aspek ekonomi, sosial, budaya, dan politik
c) Penegmbangan wilayah harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu
d) Pengembangan wilayah mutlak harus mempunyai keterkaitan kedepan dan
kebelakang (forward and back ward linkage) secara kuat atau
pengembangan kawasan prokdutif di hinterland harus dikaitkan dengan
penegmbangan kawasan industri pengolahan di perkotaan, untuk
memberikan nilai tambah yang lebih tinggi terhadap pertumbuhan
perekonomian suatu wilayah.
e) Pengembangan wilayah dilaksanakan sesuai dengan prinsip otonomi dan
desentralisasi. Pemerintah daerah memiliki wewenang penuh untuk
mengembangkan sumber daya manusia, menciptakan iklim usaha untuk
dapat menarik modal dan investasi.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 51


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Dengan demikian, pengembangan suatu wilayah atau kawasan harus


didekati berdasarkan pengamatan terhadap kondisi internal dan sekaligus
mengantisipasi perkembangan eksternal. Faktor-faktor kunci dari sisi internal
adalah pola-pola pengembangan sumber daya manusia, informasi, sumber-sumber
daya modal, dan investasi, kebijakan dalam investasi, pengembangan
infrastruktur, pengembangan kemampuan kelembagaan lokal, dan
kepemerintahan, serta berbagai kerja sama dan kemitraan yang harus digalang
untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Faktor eksternal adalah perhatian pada
masalah kesenjangan wilayah dan pengembang kapasitas otonomi daerah,
perdagangan bebas terutama pengembangan produk dalam pasar bebas untuk
meningkatkan daya saing.

4. Tantangan Penataan Ruang


Untuk menciptakan ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan
dirasakan masih menghadapi tantangan berat. Tantangan berasal dari kondisi
lingkungan fisik, implementasi penataan ruang dan perubahan faktor eksternal.
Beberapa tantangan penataan ruang diantaranya:
a. Posisi indonesia di kawasan yang sangat cepat berkembang yaitu Pasific
ocean rim Indian ocean rim yang berimplikasi pada perlunya mendorong
daya saing perekonomian khusus dalam rangka pertumbuhan ekonomi
wilayah. Disisi lain penyediaan prasarana dan sarana dalam mendukung
pengembangan wilayah terutama wilayah timur Indonesia masih harus
terus ditingkatkan
b. Ketersediaan sumberdaya alam yang semakin terbatas di Pulau Jawa dan
Sumatera, dan sebaliknya lebih melimpah di kawasan Timur Indonesia
namun belum dimanfaatkan secara optimal. Adaoun peningkatan intensitas
kegiatan pemanfaatan ruang terutama yang terkait dengan eksploitasi
sumber daya alam yang terjadi dihampir seluruh wilayah Indonesia telah
sangat mengancam kelestarian lingkungan
c. Letak Indonesia pada kawasan pertemuan tiga lempeng tektonik, yang
mengakibatkan rawan bencana geologi geologi seperti gempa bumi,
tsunami, dan gunung berapi, menuntut prioritisasi pertimbangan aspek
mitigasi bencana dalam penataan ruang yang berbasis pada pengurangan
resiko bencana
d. Keberadaan pulau-pulau kecil terluar pada kawasan perbatasan negara
yang memerlukan perhatian khusus demi menjaga kedaulatan negara
Kesatuan Republik Indonesia
e. Kesenjangan pembangunan antar wilayah perlu dieleminir tidak hanya
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diseluruh wilayah
Indonesia, tetapi juga untuk menjaga stabilitas dan kesatuan nasional.
f. Ekspansi pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup saat ini,
apabila tidak diantisipasi dengan kebijakan dan tindakan yang tepat akan

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 52


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

dihadapkan pada tiga ancaman, yaitu krisi pangan, krisi air, dan krisi
energi. Ketiga krisis itu menjadi tantangan nasional jangka panjang yang
perlu diwaspadai dan direspon oleh penataan ruang agar tidak
menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat dan bangsa, yaitu
teramcamnya persatuan bangsa, meningkatnya semangat separatisme, dan
menurunnya kesehatan masyarakat. Krisis pangan diakibatkan
ketidakmampuan tata ruang melindungi lahan pertanian produktif (sawah),
serta krisis energi dalam penataan tata ruang untuk mengurangi
ketergantungan terhadap minyak dan meningkatkan kontribusi gas,
batubara, serta energi terbarukan seperti biogas, biomassa, panas
(geothermal) energi matahari, arus laut, dan tenaga angin serta tenaga
nuklir yang tepat lokasi
g. Selain faktor-faktor tersebut, tantangan penataan ruang berasal dari faktor
eksternal khususnya respon dinamika persaingan global yang semakin kuat
berpengaruh pada pembangunan nasional pada masa yang akan datang.
Perekonomian nasional menjadi lebih terbuka dan akan berpengaruh
perkembangan dan pertumbuhan daerah-daerah di Indonesia. Selanjutnya
akan diikuti dengan peningkatan investasi pemanfaatan sumber daya dan
kebutuhan ruang yang meningkat dan harus direspon secara baik oleh
perangkat penataan ruang untuk memberikan kepastian hukum dalam
berinvestasi
h. Tantangan-tantangan baru penataan ruang muncul perubahan ragam
paradigma perencanaan, yang ditandai dengan globalisasi dan pasar
bebas/kapitalisme, demokratisasi dan desentralisasi, pluralisme, good
gove-nance, partisipatif, gender, kerusakan lingkungan, kemiskinan dan
ketidakadilan sosial, konsepsi peran negara, dan sebagainya. Selain itu
perubahan nilai-nilai perencanaan, seperti:
1) Orientasi oada asoek fisik-estetissemata mulai ditinggalkan
2) Lebih fokus pada kepentingan publik dan lingkungan
3) Tidak lagi berasumsi dan berorientasi pembuatan cetak biru
4) Mengakui pentingnya proses
5) Menyadari aspek politis perencanaan
6) Proses perencanaan adalah proses pembentukan kesepakatan dan
negoisasi
7) Keharusan untuk melibatkan masyarakat dan seluruh stakeholder
8) Model kerjasama regional

Ratna (2013) menambahkan bahwa sekarang yang menjadi bagian terberat


dari penataan ruang adalah pengendalian perizinannya. Metode perizinan harus
diteliti agar penataan ruang dapat dilakukan dengan baik. Penataan ruang yang
baik nantinya akan menjadikan suatu daerah nyaman, aman, lancar, produktif, dan
membantu pembangunan berkelanjutan. Sedangkan Triyana (2012)

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 53


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

menggarisbawahi bahwa terdapat dua masalah atau tantangan besar terkait


pengelolaan ruang yaitu efektifitas pelaksanaan tugas dan wewenang dalam
koordinasi dan pengelolaan rung diantara institusi-institusi di daerah.
Secara ringkas beberapa tantangan dan kendala penataan ruang secara
umum sering ditemui diantaranya:
a. Kebijakan dalam RTRW masih dirasakan bersifat makro dan tidak
operasional, sehingga sehingga perlu diterjemahkan dalam
langkah-langkah detil mulai dari tahap perencanaan, tahap
pemanfaatan dan tahap pengendalian pemanfaatan tat ruang
b. Belum ada instrumen atau peraturan perundang-undangan yang dapat
dijadikan dasar dalam penyelesaian permasalahan sengketa runag
c. Belum terintegrasinya peraturan perundang-undangan terkait penataan
ruang serta ego sektoral masih nampak pada masing-masing instansi
d. Perencanaan ruang relatif lebih jelas, sehingga perlu ada proses yang
lebih detil operasional dengan RDTR
e. Banyak kasus pemanfaatan ruang/pembangunan yang terjadi diluar
perencanaan
f. Pemanfaatan ruang lebih dinamis dan komples, termasuk yang
dilakukan oleh pihak swasta dan masyarakat sendiri
g. Masyarakat harus tetap waspada mengamati dan mengontrol
proses-proses pemanfaatan ruang

5. Permasalahan dan Strategi Penataan Ruang dan Wilayah


a. Problem penataan ruang
Penataan ruang sebagai pendekatan dalam pelaksanaan pembangunan
telah memiliki landasan hukum sejak pemberlakuan Undang-Udang Nomor
24 Tahun 1992 tentang penataan ruang (diperbaharui melalui UU Nomor 26
Tahun 2007). Dengan penataan ruang di harapkan dapat terwujud ruang
kehidupan yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Tetapi hingga
saat ini kondisi yang tercipta masih belum sesuai dengan harapan.
Hal ini terlihat dari tantangan yang terjadi terutama semakin
meningkatnya permasalahan bencana banjir dan longsor. semakin
meningkatnya kemacetan lalu lintas di kawasan perkotaan belum
terselesaikannya masalah permukiman kumuh. semakin berkurangnya ruang
publik dan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan; serta belum
terpecahkannya masalah ketidakseimbangan perkembangan antarwilayah.
Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan penataan ruang secara
umum dapat di kelompokkan menjadi dua yaitu : permasalahan lingkungan
dan wilayah dan permasalahan manajemen tata ruang.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 54


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

b. Permasalah Lingkungan
1) Menurunnya kualitas lingkungan hidup yang dipicu oleh inkonsistensi
pemanfaatan ruang. Konversi lahan dari kawasan lindung menjadi
kawasan budidaya guna adalah praktek pembangunan yang kerap terjadi.
2) Penurunan luas hutan tropis (deferestasi) akibat pembalakan liar,
meluasnya perambahan dan konversi hutan alam, atau untuk
pengembangan kepentingan budidaya seperti perkebunan dan
pertambangan.
3) Penurunan luas dan fungsi kawasan resapan air mislokasi pemanfaatan
ruang untuk kepentingan pemukiman, budidaya pertanian dan pariwisata
telah mempercepat kerusakan Daerah Aliran Sungai.
4) Meningkatnya fenomena bencana yang di akibatkan miss manajemen
relasi alam dan manusia seperti banjir, longsor dan kekeringan yang
terjadi secara merata di berbagai wilayah di indonesia.
5) Degradasi kualitas lingkungan pada kawasan pesisir yang di tandai
semakin rusak dan menurunnya luas hutan mangrove.
6) Ancaman dampak global warming semakin memperparah kondisi resiko
kerusakan lingkungan khususnya pada sebagian besar perkotaan pesisir
di Indonesia.
7) Meningkatnya urbanisasi dan aglomerasi perkotaan akibat imigrasi
desa-kota yang berimplikasi pada terjadinya alih fungsi lahan pertanian
produktif menjadi lahan pertanian produktif menjadi lahan permukiman
secara signifikan.
8) Pengembangan struktur ruang dan sistem perkotaan yang terpusat pada
pertumbuhan kota-kota besar dan metropolitan saat ini masih sangat
terpusat di pulau Jawa-Bali, sedangklan pertumbuhan kota-kota
menengah dan kecil, terutama di luar jawa, berjalan lambat dan
tertinggal.
9) Masih tingginya kesenjangan antar dan di dalam wilayah, seperti antara
Indonesia bagian barat (Sumatera, Jawa-Bali) dengan indonesia bagian
timur, antara kawasan pedesaan dan kawasan perkotaan, dan kawasan di
wilayah perbatasan kawasan terpencil, terluar dan tertinggal.
10) Desentralisasi pembangunan dan otonomi daerah telah mengakibatkan
meningkatnya konflik pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam
dan konflik peruntukan ruang, baik antarwilayah, antar pusat dan daerah,
serta antar penggunaan.
c. Permasalahan Pengelolaan Penataan Ruang
Rencana tata ruang wilayah belum sepenuhnya efektif menjadi acuan
dalam penataan ruang, sehingga menjadi inkonsistensi pelaksanaan
pembangunan terhadap rencana tata ruang serta lemahnya pengendalian dan
penegakan hukum terhadap pemanfaatan ruang. Hal ini juga di sebabkan
permasalahan internal penataan ruang khususnya terkait dengan aspek

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 55


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

kelembagaan manajemen. Beberapa permasalahan pengelolaan lingkungan


adalah sebagai berikut:
1) Belum tepatnya kompetensi sumberdaya manusia dalam bidang
pengelolaan penataan ruang, karena banyak menajemen tata ruang di
daerah tidak memiliki kompetensi (pendidikan, keterampilan, dan
pengalaman) yang memadai untuk merencanakan, melaksanakan,
memantau atau mengawasi penyelenggaraan tata ruang;
2) Rendahnya kualitas hasil rencana tata ruang baik disebabkan sulitnya
memperoleh data dan peta dasar, kompetensi penyusun yang rendah
maupun proses penyusunan tata ruang yang tidak partisipatif dan
memperhatikan dinamika wilayah dan masyarakat-nya.
3) Belum diacukan perundangan penataan ruang sebagai payung
kebijakan pemanfaatan ruang bagi semua sektor, yang mengakibatkan
semakin menguatnya konflik kepentingan sektoral seperti
pertambangan, perkebunan, lingkungan hidup, kehutanan, prasarana
wilayah, dan sebaginya. Konflik kepentingan regional juga terjadi
khususnya antar daerah hulu dengan hilir dan serta antara kotan dan
pinggiran kota atau desa;
4) Belum berfungsinya secara optimal penataan ruang dalam rangka
menyelaraskan, mensinkronkan, dan memadukan berbagai rencana
dan program sektoral dan wilayah;
5) Ego sektoral dan regional yang ditandai dengan kurangnya
kemampuan menahan diri dari keinginan membela kepentingan
masing-masing secara berlebihan;
6) Dukungan terhadap pengembangan wilayah belum optimal, seperti
diindikasikan dari minimnya dukungan kebijakan sektor terhadap
pengembangan kawasan-kawasan strategis nasional dalam RTRWN
seperti kawasan perbatasan negara, kawasan andalan, dan kawasan
lainnya. Hasil serupa juga terjadi di tingkat Provinsi, Kabupaten, dan
Kota.
7) Terjadinya penyimpangan pemanfaatan ruang dari ketentuan dan
norma yang seharusnya ditegakkan.
8) Masih belum lengkapnya alokasi fungsi-fungsi ruang pada skala detil
dan operasional yang secara langsung dapat digunakan untuk
pemberian ijin pemanfaatan ruang;
9) Masih lemahnya pemenuhan hak dan kewajiban serta peran serta
masyarakat dalam penataan ruang.
10) Lemahnya dukungan teknologi informasi dalam proses pengambilan
keputusan (decision support system) atau intervesnsi kebijakan
penataan ruang sehingga belum optiman pemanfaatannya, walaupun
komplesitas permasalahan perkembangan wilayah dan pemanfaatan
ruang semakin kompleks dan nyata;

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 56


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

11) Masih terbatasnya kompatibilitas dan kesesuaian standar peta yang


digunakan dalam perencanaan tata ruang wilayah pada berbagai
macam skala (ketelitian peta), khususnya peta dasar;
12) Problem teknis materi dari peraturan tentang penataan ruang yang
meliputi :
a) Pembagian kewenangan secara tegas antara pemerintahan,
pemerintah provinsi dan pemerintahan Kabupaten/Kota;
b) Penegasan muatan rencana tata ruang;
c) Sifat komplementer antara RTRWN, RTRWP, dan RTRWK;
d) Penerapan standar pelayanan minimal dalam penyelenggaraan
penataan ruang
e) Perhatian yang lebih besar terhadap kelestarian lingkungan hidup;
f) Keterkaitan antara rencana tata ruang dengan program
pembangunan;
g) Penegasan mengenai hak masyarakat
h) Penegasan kawajiban dan larangan serta ketentuan sanksi.
i) Batas waktu penyesuaian rencana tata ruang dengan ketentuan
undang-undang penataan ruang (Ernawi 2009).
13) Lemahnya penerapan hukum berkenaan dengan pemanfaatan ruang
dan penegakan hukum terhadap pelanggaran berkenaan dengan
pemanfaatan ruang.

d. Strategi Penataan Ruang dan Wilayah Di Indonesia

Pengertian Growth Poles yang terkait dengan ruang sebagai suatu


kumpulan kekuatan ekonomi, yang didefinisi oleh Perroux sebagai pusat memiliki
gaya sentrifugal dengan kekuatan untuk mendorong, dan gaya sentripetal dengan
kekuatan untuk menarik. Setiap pusat mempunyai daya tarik dan daya tolak dalam
suatu medan bersama dengan pusat lainnya. Dalam kutub pertumbuhan terdapat
kecenderungan terkonsentrasinya kegiatan ekonomi pada titik tertentu karena
adanya faktor saling keterkaitan dan ketergantungan aglomerasi (munir, 1984)
Dari hirarki kota ini diharapkan dapat terjadi proses penyebaran kemajuan
antar kota di wilayah yang pada dasarnya berlangsung dalam beberapa cara
(munir, 1984) yaitu sebagai berikut:
a) Perluasan kegiatan ekonomi kewilayah pasar yang baru yaitu dari pusat
terbesar epada yang kecil.
b) Perpindahan kegiatan berupah rendah dari pusat yang besar kepusat yang lebih
kecil karena meningkatnya upah dikota (pusat) yang lebih besar
c) Memberikan alternative lokasi yang lebih baik untuk kegiatan industri yang
mempunyai wilayah pasar dan kebutuhan prasarana yang berbeda sehingga
operasinya lebih efisien
d) Dorongan investasi dari kewirausahaan yang disebarkan melalui hirarki

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 57


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Dampak positif : Growth Pole


Konsep kutub pertumbuhan memberikan peluang untuk mendekatkan dua
cabang penting dalam analisis regionalyaitu analisis mengenai pertumbuhan
ekonomi regional dan analisis struktur ruang regional.
a) Konsep kutub pertumbuhan memberikan kemungkinan pemakaian dan
pengembangan teknik-teknik analisis seperti analisis input-auput, analisis
aglomerasi
b) Konsep kutub pertumbuhan ini dapat digunakan sebagai alat strategi
intervensi oleh pemerintah dalam menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan
investasi bagi pembangunan daerah
Dampak negative (Growth Pole)
a) Kerangka permasalahan dikembangkan dalam setting masyarakat industry
dan cenderung tidak melihat problem spesifik wilayah, khususnya wilayah
pedesaan yang di dominasi sector pertanian
b) Dalam hubungan pusat pinggiran, efek balik, sering bekerja lebih cepat dari
efek pemancaran, sehingga kesenjangan wilayah semakin melebar. Kondisi
ini terjadi karena kurang jelasnya hirarki kota-kota dan wilayah pinggiran
tidak memiliki kekuasaan untuk mengendalikan sumber dayanya (Firman
1989)

2) Strategi Desentralisasi Teritorial


Pendekatan desentralisasi territorial merupakan strategi pembangunan dari
bawah (development from bellow). Strategi dari bawah ini memberikan alternative
bagi elemen-elemen dalam pembangunan seperti alokasi faktor produksi, sistem
pertukaran, pembentukan organisasi soaial ekonomi yang spesifik, dan perubahan
konsep dasar pembangunan yang hanya menekankan aspek ekonomi.
Menurut Stohr 1981 strategi pembangunan disentralisasi ini didasarkan
pada hipotesa yaitu:
a) Kegagalan strategi development from above di banyak Negara (terutama
Negara berkembang) dalam menciptakan integrasi ekonomi wilayah, yang
berakibat pada ketimpangan wilayah.
b) Kondisi fisik dan sosial ekonomi internal merupakan kunci sukses penerapan
strategi pembangunan. Oleh kerena itu banyak factor internal yang harus
dipertimbangkan dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu onsep
pembangunan
c) Dorongan bagi pengembangan suatu konsep pembangunan hendaknya berasal
dari masyarakat dengan mempertimbangkan sumber daya lokal.
d) Sistem ekonomi lokal berperan dalam membentuk pola interaksi ekonomi
antar wilayah untuk meningkatkan nilai tukar barang-barang produksi lokal
sehingga tidak hanya memiliki nilai guna, namun juga memiliki nilai tukar
dan meningkatkan nilai tambah.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 58


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

3) Strategi Agropolitan
Strategi ini muncul sebagai respon kegagalan development from above,
seperti kutub pertumbuahan. Menurut strategi ini pengertian pembangunan tidak
hanya kemajuan ekonomi yang sentralistik, tetapi memberikan kesempatan bagi
individu-individu, kelompok-kelompok sosial dan organisasi masyarakat untuk
memobilitasi kemampuan dan sumber daya lokal bagi kemajuannya. Pendekatan
ini menitik beratkan pada upaya untuk menciptakan dorongan bagi pembangunan
dinamis di wilyah-wilayah (pedesaan) yang relative terbelakang.
Agropolitan merupakan pendekatan pengembangan wilayah yang menitik
bertkan pada upaya untuk menciptakan dorongan bagi pembangunan dinamis di
wilayah-wilayah pedesaan dan wilayah yang relatif terbelakang.

4) Strategi Integrasi Spasial


Strategi ini merupakan jalan tengah antara pendekatan sentralisasi yang
menekankan pertumbuhan pada wilayah perkotaan (metropolitan) dan
desentralisasi yang menekankan penyebaran investasi dan sumber daya
pembangunan pada kota-kota kecil dan pedesaan.

5) Strategi Pengembangan Kota Kecil Menengah


Menurut Anwar (2001) pembangunan kota kecil menengah sangat
diperlukan untuk mendorong kegiatan sektor pertanian dan sector komplemennya
di wilayah pedesaan. Sedangkan menurut Rondinelli (1985) kota kecil menengah
dapat menunjang berbagai fungsi sosial, ekonomi, dan jasa yang sangat penting
bagi proses pengembangan wilayah baik secara regional maupun nasional,
meskipun tidak semua kota-kota itu bisa menyediakan berbagai fungsi dengan
baik.
Peranan yang harus dilakuksn oleh kota-kota kecil menengah dalam
mendorong pembangunan wilayah pedesaan sebagai berikut (Rondinelli, 1979, De
Jong, 1998) :
a) Pusat untuk menyediakan barang-barang tahan lama dan tidak tahan lama
b) Pusat jasa public dan jasa privat
c) Sebagai penghubung ke pasar yang lebih besar bagi produk-produk pedesaan
d) Pusat suplai factor-faktor prouksi
e) Pusat agro-prosesing dan resource-prosesing
f) Pusat pengetahuan dan informasi

6) Strategi Rural Urban Lingkages


Pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi dan
penerapan strategi kutub-kutub pertumbuhan telah mengakibatkan polarisasi atau
kesenjangan spasial antar wilayah khususnya wilayah pedesaan dan perkotaan.
Strategi growth poles mengakibatkan munculnya primate city yang berupa
dominasi kota-kota besar dalam distribusi penduduk dan perekonomian wilayah.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 59


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Model interaksi dwesa-kota dalam konteks ekonomi pembangunan,


khususnya ketenaga kerjaan dikemukakan oleh Lewis. Dalam bukunya Economic
Development With Unlimited Suplies of Labour, mengemukakan model perubahan
struktur ekonomi dan sektor secara implisit mensyaratkan proses perpindahan
tenaga kerja dari desa ke kota.
Pradhan (2003) mengemukakan bahwa dalam sistem interaksi antar
wilayah khususnya perdesaan dan perkotaan terdapat tiga komponen utama, yaitu:
a) Wilayah perkotaan, adalah tempat produksi barang (industri), pelayanan,
teknologi, ide-ide dan kesempatan kerja dan upah yang tinggi
b) Wilayah pedesaan merupakan tempat dihasilkannya bahan mentah, produksi
pertanian, kerajinan dan industri kecil rumah tangga, tenaga kerja dan modal
c) Sarana dan prasarana serta kelembagaan yang memungkinkan terjadinya
interaksi antara wilayah perkotaan dan pedesaan khususnya transportasi
(darat, laut, dan udara) dan komunikasi.

7) Strategi Regional Networking


Model strategi ini merupakan respon kegagalan konsep growth poles yang
justru memberikan efek balik yang merugikan pembanguna pedesaan dan
menimbulkan kesenjangan yang semakin melebar antara pedesaan dan perkotaan.
Selain itu konsep ini juga memberikan koreksi dari model hubungan desa kota,
dari yang sifatnya hubungan satu arah baik desa ke kota mauypun dari kota ke
desa menjadi hubungan yang lebih melebardalam bentuk jejaring yang lebih
kompleks dan berdampak signifikan bagi pengembangan wilayah secara
keseluruhan.
Douglas (1998) menyajikan perbandingan perbedaan antara konsep growth
poles dengan regional network, yang terdiri dari lima aspek :
a) Aspek pengembangan sektor basis, dalam regional network semua sektor
dapat dijadikan sebagai leading sector dalam pengembangan ekonomi
wilayah tergantung potensi masing-masing wilayah khususnya berbasis pada
wilayah dengan ukuran kecil menengah. Sedangkan growth poles lebih
terfokus pada industry perkotaan di kota besar sebagai leading sector dalam
pembanguna regional, terutama penekanannya pada leading orpropulsive
industries yang berskala besar dan footloose production
b) Aspek sistim perkotaan
Pada model growth pole pengembangan sistem perkotaan berdasarkan sistem
center place dengan menerapkan hubungan pusat dan hinterland yang lebih
bersifat hirarki top-down, dengan pengandalkan pusat kota besar yang
memiliki peran dominan yang dicirikan oleh konsentrasi jumlah penduduk
dan pusat pelayanan terpusat..
c) Aspek keterkaiatan desa kota (urban-rural lingkages)
d) Aspek perencanaan
e) Aspek kebijakan

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 60


Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

DAFTAR PUSTAKA

Djamaluddin, H. M. Arief. 2006. Diktat Kuliah Perencanaan Pembangunan.


Universitas Borobudur: Jakarta.
Endarto, Danang.,dkk. 2006. Geografi untuk Kelas XII SMA/MA. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Huki,Luci. 2016. Pengaruh Pusat Pertumbuhan terhadap Perubahan
Lingkungan.
K. Wardiyatmoko, 2013. Geografi untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Krugman, Paul R., dan Obstfeld, Maurice. 2004. Ekonomi Internasional, Teori
dan Kebijakan, Edisi Kelima, Jilid 1. PT Indeks Kelompok
Gramedia:Jakarta.
Lembaga Olimpiade Pendidikan Indonesia. 2014. Suplemen Sumber Belajar
Olimpiade Geografi. Jakarta : Bian Prestasi Insani.
Mulyono Ssdyohutomo, 2008. Manajemen Kota dan Wilayah. Jakarta : Bumi
Aksara.
Muta’ali. 2013. Penataan Ruang Wilayah dan Kota. Badan Penerbit Fakultas
Geografi: Yogyakarta
Suwastono, Andik dan Mustofa. 2016. Modul Pelatihan Geografi. Jakarta :
Kemendikbud
Tarigan, Robinson. 2010. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : PT.
Bumi Aksara
Utoyo, Bambang. 2006. Geografi untuk Kelas XII SMA/MA. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Wardiyatmoko. 2012. Geografi SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga
Wirasasmita, Yuyun. 2006. Catatan Kuliah Ekonomi Pembangunan. Universitas
Borobudur: Jakarta.

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 61

Anda mungkin juga menyukai