Anda di halaman 1dari 38

Perkembangan dan tipologi desa

TIPOLOGI …?

“Tipologi adalah ilmu yang mengelompokkan


objek berdasarkan sifat-sifat khas (jamak)
yang sesuai dengan tujuan
pengelompokannya”
Tipologi Berdasarkan
Ikatan Kekerabatan

Tipologi Desa
Tipologi Berdasarkan
Tipologi desa Kondisi Fisik Alami
merupakan
pengidentifikasian
tipe-tipe desa Tipologi Berdasarkan
berdasarkan kriteria- Kegiatan Dominan
kriteria tertentu untuk
kegunaan
perencanaan Tipologi Berdasarkan
Tingkat Kemajuan Desa
1. Tipologi Berdasarkan Ikatan Kekerabatan

 TIPE DESA GENEOLOGIS, yakni desa yang penduduknya


mempunyai ikatan keturunan atau hubungan pertalian darah. Ada
3 (tiga) sistem kekerabatan: patrilineal (garis keturunan ayah),
matrilineal (garis keturunan ibu), dan campuran.
 TIPE DESA TERRITORIAL, yakni desa yang penduduknya terikat
kekerabatan atas dasar wilayah kekuasaan kelompok masyarakat,
suku, atau asal daerah. Tempat pemukiman penduduk menjadi
desa teritorial terbentuk berdasarkan kepentingan bersama dari
suku atau asal daerah.
 TIPE DESA CAMPURAN, yaitu desa yang penduduknya mempunyai
ikatan keturunan, kesukuan, atau asal daerahnya seimbang.
2. Tipologi Berdasarkan Kondisi Fisik Alami

 Desa pesisir, desa yang berada di dan pulau kecil


 Desa dataran rendah, desa yang berada pada daerah dataran
yang luas dengan ketinggian 0 – 100 m di atas permukaan laut;
 Desa pegunungan, desa yang berada di wilayah
pegunungan/dataran tinggi;
 Desa kota, desa yang berada di berbatasan atau dekat dengan
kota; dan
 Desa terpencil (pedalaman).
3. Tipologi Berdasarkan Kegiatan Dominan

 Desa pertanian pangan;


 Desa perkebunan;
 Desa nelayan;
 Desa agro industri dan kerajinan;
 Desa wisata (termasuk agrowisata);
 Desa pertambangan; dan
 Desa kota yang secara fisik masih desa,
tetapi sudah didominasi kegiatan non-
pertanian Sebaran Desa menurut Tipologi di Indonesia 2011
4. Tipologi Berdasarkan Tingkat Kemajuan Desa

 Kinerja pemerintahan desa (kepemimpinan,


administrasi desa, dan lain-lain); Pra Desa
 Kesehatan (KB, kematian bayi, gizi balita, air bersih,
tenaga medis, dan lain-lain);
 Pendidikan (buta aksara dan angka, remaja putus
sekolah, rasio guru terhadap murid, dan lain-lain);
 Ekonomi desa (PDB, persen PAD terhadap APB desa, Tingkat
ketahanan pangan, dan lainnya); Desa
Desa
Swasemb Kemajuan
 Partisipasi masyarakat (prakarsa, dana swadaya, Swadaya
ada Desa
dan lainnya), yang semakin tinggi tingkat
partisipasinya maka semakin mudah berkembang
desa tersebut;
 Kesadaran bermasyarakat dan berbangsa
(kewajiban membayar pajak, SARA, penggunaan
hak pilih, dan lain-lain); Desa
 Keamanan dan ketertiban (siskamling, tindak pidana Swakarya
umum, minuman keras, dan lainnya).
4. Tipologi Berdasarkan Tingkat Kemajuan
Desa

 Pra desa (Desa Tradisional)


 Dijumpai dalam kehidupan masyarakat adat terpencil, dimana seluruh kehidupan masyarakatnya termasuk
teknologi bercocok tanam, cara memelihara kesehatan, cara makan dan sebagainya masih sangat
tergantung pada alam sekeliling mereka. Tipe desa seperti ini cenderung bersifat sporadis dan sementara.
 Desa Swadaya (Desa terbelakang)
 Suatu wilayah desa dimana masyarakat sebagian besar memenuhi kebutuhannya dengan cara
mengadakan sendiri. Desa ini umumnya terpencil dan masyarakatnya jarang berhubungan dengan
masyarakat luar, sehingga proses kemajuannya sangat lamban karena kurang berinteraksi dengan wilayah
lain atau bahkan tidak sama sekali.
 Desa Swakarya (Desa sedang berkembang)
 Keadaannya sudah lebih maju dibandingkan desa swadaya, dimana masyarakatnya sudah mampu
menjual kelebihan hasil produksi ke daerah lain disamping untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Interaksi
sudah mulai nampak, walaupun intensitasnya belum terlalu sering.
 Desa Swasembada (Desa maju)
 Desa yang sudah mampu mengembangkan semua potensi yang dimiliki secara optimal.Hal ini ditandai
dengan kemampuan masyarakatnya untuk mengadakan interaksi dengan masyarakat luar, melakukan
tukar-menukar barang dengan wilayah lain (fungsi perdagangan) dan kemampuan untuk saling
mempengaruhi dengan penduduk di wilayah lain.
 Struktur masyarakatnya sangat sederhana;

Pra Desa
 Kelembagaan masyarakat belum terbentuk akibat dari jumlah penduduk yang
sedikit atau yang bermukim sementara;
 Pemerintah desa belum berfungsi;
 Jenis ekonomi yang masih Self Subsistent;
 Sangat tergantung terhadap sumber daya alam dengan dominasi kegiatan yang
bersifat ekstraktif (berburu, menangkap ikan, mengambil hasil hutan), sedangkan
kegiatan yang bersifat generatif (budidaya) masih terbatas.
Swadaya

 Pemerintah desa sudah berfungsi, tetapi belum mampu menggerakkan partisipasi


dan kesadaran masyarakat dalam pembangunan (partisipasi masih rendah);
Desa

 Kegiatan/hasil produksi hanya dinikmati untuk dirinya sendiri;


 Kegiatan budidaya generatif mulai berkembang;
 Tingkat pendidikan dan kesehatan masih rendah;
 Adat istiadat mengontrol ketat segala bentuk kehidupan sosial.
 Sudah mulai tersentuh oleh pembaharuan dari luar;

Swakarya
 Pemerintah desa sudah dapat menggerakkan peran serta masyarakat dalam
pembangunan;

Desa
 Sudah dapat mengelola sumber daya desa, tetapi masih memerlukan pembinaan
dari luar;
 Sektor sekunder mulai berkembang;
 Kualitas kesehatan masih sedang, tetapi tingkat ekonomi dan pendidikan sudah
cukup baik;
 Adat istiadat mulai longgar, dapat menerima perbedaan tatanan sosial budaya.

 Desa yang maju, sudah mengenal dan menggunakan teknologi;


Swasembada

 Tingkat kesehatan, pendidikan, dan ekonomi sudah baik;


 Sektor kegiatan sudah bervariasi, tidak selalu tergantung alam (adanya sektor
Desa

sekunder dan tersier);


 Kegiatan sudah diperhitungkan secara ekonomis (sudah ada pertimbangan
untung/rugi);
 Mampu berinovasi/ada inisiatif sehingga selalu mengikuti perubahan jaman
tanpa menunggu bantuan pemerintah (Learning Society).
Lokasi Desa Menurut Tipologi di Indonesia, 2011
Ivanovich Agusta, Transformasi Desa Indonesia 2003-2025
Sebaran Desa menurut Tipologi di
Indonesia 2011

Ivanovich Agusta,
Transformasi Desa
Indonesia 2003-2025 Perkembangan Tipologi Desa dan Kelurahan di Indonesia 2003 - 2011
Peta Lokasi Tingkat Pembangunan Desa di Indonesia, 2011
Ivanovich Agusta, Transformasi Desa Indonesia 2003-2025
Sebenarnya tipologi desa itu
untuk apa???
Studi Kasus Tipologi Desa di
Kab. Garut
DDK : data dasar keluarga
Indikator Indeks Perkembangan Desa (IP)

Pemerintahan Lembaga Peran serta


desa kemasyarakatan masyarakat

 Terdiri dari 48 indikator


penilaian yang dilihat dari
Kedaulatan Kesehatan Pendidikan
8 aspek politik masyarakat masyarakat

Ekonomi
Infrastruktur
masyarakat
Indikator Indeks Pembangunan Desa
(IPD)

Kondisi
Pelayanan Dasar
Infrastruktur

 IPD disusun dengan 5 dimensi


yang mencakup 12 variabel dan
42 indikator Aksesibilitas /
Pelayanan Publik
Transportasi

Penyelenggaraan
Pemerintahan
Indikator Indeks Desa Membangun(IDM)

• Indeks Desa Membangun merupakan komposit


dari ketahanan sosial, ekonomi dan ekologi.
• IDM didasarkan pada 3 (tiga) dimensi tersebut
dan dikembangkan lebih lanjut dalam 22 Variabel
dan 52 indikator
Tujuan IP

 Sebagai ukuran yang mencerminkan keberhasilan pembangunan desa dan kelurahan setiap tahun dan
setiap lima tahun diukur dari laju kecepatan perkembangannya dari segi:
 ekonomi masyarakat;
 pendidikan masyarakat;
 kesehatan masyarakat;
 keamanan dan ketertiban;
 kedaulatan politik masyarakat;
 peranserta masyarakat dalam pembangunan;
 lembaga kemasyarakatan;
 kinerja pemerintahan desa dan kelurahan; dan
 pembinaan dan pengawasan
Tujuan IPD

 Untuk menggambarkan tingkat kemajuan desa pada suatu waktu yang dikembangkan
dengan sistem pengukuran yang ditetapkan oleh Bappenas bekerjasama dengan BPS
 Sebagai instrumen untuk:
 perencanaan pembangunan desa di Indonesia
 monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan desa
 pengukuran pencapaian sasaran pembangunan nasional tahun 2015-2019
Tujuan IDM

 Indeks Desa Membangun, atau disebut IDM, dikembangkan untuk memperkuat upaya
pencapaian sasaran pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan sebagaimana
tertuang dalam Buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019
(RPJMN 2015 – 2019), yakni mengurangi jumlah Desa Tertinggal sampai 5000 Desa dan
meningkatkan jumlah Desa Mandiri sedikitnya 2000 Desa pada tahun 2019
 IDM lebih menyatakan fokus pada upaya penguatan otonomi Desa
 IDM sebagai upaya peningkatan kualitas kehidupan Desa seperti yang dinyatakan
sangat jelas dalam dokumen perencanaan pembangunan nasional melalui optimalisasi
pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa (UU Desa), serta komitmen politik
membangun Indonesia dari Desa melalui pembentukan kementerian Desa (Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi) dalam kepemimpinan
pemerintahan Kabinet Kerja Jokowi – Jusuf Kalla
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai