Anda di halaman 1dari 18

Pentingnya Pendidikan Multikultural bagi Generai Milenial dalam

Menguatkan Ketahanan Nasional di Era Revolusi Industri 4.0

Dosen Pengajar: Dr. L. R. Retno Susanti, M.Hum.


Disusun oleh
Ni Made Dyah Gayatri
(04011281823099)

Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
2018/2019
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkatrahmat-Nya, makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk menyeleaikan tugas Mata Kuliah Dasar Umum
Pendidikan Kewarganegaraan di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Tak lupa tim penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada Dr. L. R. Retno Susanti, orang tua dan teman-teman, serta pihak lain yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini. Tim penyusun menyadari masih
banyak sekali kekurangan dari makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya dan kepada Tuhan saya mohon ampun. Maka dari itu juga tim
penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun,
guna penulisan makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.

Palembang, 30 April 2018

Penulis

i
Daftar Isi
Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penulisan 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Era Revolusi Industri 4.0 4

2.2 Generasi Milenial 4

2.3 Ketahanan Nasional 5

2.4 Pendidikan Multikultural 5

BAB III PEMBAHASAN 8

3.1 Era Revolusi Industri 4.0 dan Pengaruhnya terhadap Ketahanan Nasional 8

3.2 Peran Pendidikan Multikultural terhadap Ketahanan Nasional di Era

Revolusi Industri 4.0 10

BAB IV PENUTUP 13

4.1 Kesimpulan 13

4.2 Saran 13

Daftar Pustaka 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri 4.0 adalah suatu sebutan dari sistem otomatisasi industri, dimana
terdapat pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem
cyber fisik, internet untuk segala aktifitas, komputasi kognitif dan aktifitas lain
berbasis jaringan. Revolusi industri 4.0 sering kali disebut revolusi industri generasi
keempat yang ditandai dengan munculnya super komputer, robot pintar, kendaraan
tanpa awak, editing genetik dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan
manusia dapat mengoptimalkan fungsi otak.
Kita telah memasuki industri 4.0 sejak tahun 2011 yang ditandai dengan
meningkatnya konektivitas, interaksi dan batas antara manusia, mesin dan sumber
daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi.
Pada revolusi industri keempat terjadi lompatan besar teknologi bagi sektor industri
dimana teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan sepenuhnya secara optimal.
Dengan adanya era revolusi industri 4.0 ini, informasi dan pengaruh budaya dari
seluruh dunia dapat masuk dengan cepat ke seluruh penjuru dalam negeri, tanpa
dibatasi ruang, gerak, dan waktu. Meskipun memiliki dampak yang baik dalam
perkembangan industri, hal ini juga memiliki dampak negatif yang dapat mengancam
ketahanan nasional Indonesia seperti radikalisme, diskriminasi, lunturnya budaya
lokal, tawuran hingga tindakan kriminal dari sosial media maupun dunia nyata yang
ditimbulkan dari kurangnya pemahaman mengenai pendidikan multikultural di era
sekarang.
Ketahananan nasional adalah kemampuan suatu bangsa untuk mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan
ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang secara langsung ataupun
tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan
hidup bangsa dan negara.

1
Derasnya arus globalisasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah menimbulkan ancaman-ancaman yang sangat variatif dan kompleks.
Hanya bangsa yang memiliki daya saing tinggilah yang mampu bertahan di era ini.
Sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif sangat dibutuhkan di era revolusi
industri 4.0, generasi milenial sangat berkaitan erat dengan hal ini. Generasi di era
milenial ini selalu diidentikkan dengan agent of change. Kata-kata perubahan selalu
melekat erat pada para generasi ini yang juga dikenal sebagai kaum intelektualitas
muda calon bibit-bibit SDM unggul yang memegang peranan besar dalam
perubahan-perubahan yang terjadi pada bangsa Indonesia. Dari generasi muda inilah
ditumpukan besarnya harapan untuk perubahan dan pembaharuan positif dalam
berbagai bidang yang ada di negeri ini.
Di samping keharusan untuk mampu memenangkan persaingan global, generasi
milenial juga memiliki kewajiban untuk memahami pentingnya pendidikan
multikultural demi terbentuknya generasi muda yang tidak hanya kreatif, inovatif, dan
kompetitif saja tetapi juga berkarakter, berintegrasi dan memiliki toleransi sesuai
identitas bangsa Indonesia. Pendidikan multikultural adalah proses pengembangan
seluruh potensi manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai
konsekuensi keragaman budaya, etnis, suku, dan agama yang didasarkan pada
prinsip-prinsip persamaan (equality), saling menghormati dan menerima serta
memahami dan adanya komitmen moral untuk sebuah keadilan sosial. Adanya
pendidikan ini bertujuan agar derasnya arus dan perkembangan teknologi di Era
Revolusi Industri 4.0 tidak membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan
hidup bangsa dan negara. Pentingnya pendidikan multikultural bagi mahasiswa
milenial di Era Revolusi Industri 4.0 inilah yang menjadi alasan penulis mengangkat
tema tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Era Revolusi Industri 4.0?
2. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya Era Revolusi Industri 4.0

2
terhadap ketahanan nasional?
3. Bagaimana pentingnya pendidikan multikultural bagi generasi milenial di Era
Revolusi Industri 4.0?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Era Revolusi 4.0.
2. Memahami pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh adanya Era Revolusi
Industri 4.0 terhadap ketahanan nasional.
3. Memahami pentingnya pendidikan multikultural bagi generasi milenial di Era
Revolusi Industri 4.0.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Era Revolusi Industri 4.0
Istilah industri 4.0 mengacu pada tahap perkembangan lebih lanjut dalam
organisasi dan pengelolaan keseluruhan proses rantai nilai yang terlibat dalam
industri manufaktur. Istilah lain untuk proses ini adalah 'revolusi industri keempat.
Industri 4.0 adalah transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di
industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri
konvensional. Revolusi industri keempat membawa berbagai dampak dari beberapa
aspek, dan aspek utama yang paling berdampak adalah pada bidang industri dan
manufaktur, namun dampak pada bidang lain yang terpengaruh diantaranya terjadi
pada bidang kesehatan, pemerintahan, ekonomi, dan masyarakat.
Revolusi industri 4.0 memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap berbagai
aspek yang telah diterangkan. Pengaruh negatif maupun positif memberikan
gambaran bahwa persiapan dalam menghadapi revolusi industri 4.0 yang sudah mulai
terjadi haruslah matang dan tepat, karena persiapan yang kurang akan membawa
dampak negatif bagi diri sendiri maupun orang – orang disekitar kita.
2.2 Generasi Milenial
Generasi milennial adalah generasi muda yang berusia sekitar antara 18–38 tahun
yang hidup dalam dunia yang dipenuhi oleh peralatan elektronik dan jaringan online.
Sebagian besar. Sebagian besar generasi ini menggunakan jaringan online dalam
berkomunikasi. Terdapat beberapa pendapat mengenai definisi generasi milenial,
yaitu sebagai berikut.
1. Howe dan Strauss mendefinisikan kelompok milenial sebagai terdiri dari
individu yang lahir antara tahun 1982 – 2004.
2. Menurut Iconoclast, sebuah perusahaan riset konsumen, generasi milenial
pertama lahir pada 1978.
3. Majalah Newsweek melaporkan bahwa generasi milenial lahir antara 1977 –

4
1994.
4. Dalam artikel terpisah, New York Times mematok generasi milenial pada
1976-1990 dan 1978 – 1998.
5. Sebuah artikel majalah Time menempatkan generasi millenial pada kelahiran
antara 1980 – 2000.
Secara keseluruhan, tanggal lahir paling awal yang diusulkan untuk Generasi
Milenial adalah 1976 dan yang terakhir tahun 2004. Mengingat bahwa generasi
keluarga di negara-negara maju terletak di suatu tempat antara 25 dan 30 tahun.
2.3 Ketahanan Nasional
Ketahanan berasal dari asal kata “tahan” ; tahan menderita, tabah kuat,
dapat menguasai diri, tidak kenal menyerah. Ketahanan berarti berbicara tentang
peri hal kuat, keteguhan hati, atau ketabahan. Jadi Ketahanan Nasional adalah
peri hal kuat, teguh, dalam rangka kesadaran, sedang pengertian nasional adalah
penduduk yang tinggal disuatu wilayah dan berdaulat. Dengan demikian istilah
ketahanan nasional adalah peri hal keteguhan hati untuk memperjuangkan
kepentingan nasional.Pengertian Ketahanan Nasional dalam bahasa Inggris yang
mendekati pengertian aslinya adalah national resilience yang mengandung pengertian
dinamis, dibandingkan pengertian resistence dan endurence.
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan,
serta gangguan baik yang datang dari luar dan dalam yang secara langsung dan
tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mengejar tujuan nasionalnya.
2.4 Pendidikan Multikultural
Pendidikan sebagai sebuah proses pengembangan sumberdaya manusia agar
memperoleh kemampuan sosial dan perkembangan individu yang optimal
memberikan relasi yang kuat antara individu dengan masyarakat dan lingkungan

5
budaya sekitarnya. Lebih dari itu pendidikan merupakan proses pendewasaan
dimana manusia diharapkan mampu memahami dirinya, orang lain, alam dan
lingkungan budayanya. Atas dasar inilah pendidikan tidak terlepas dari budaya yang
melingkupinya sebagai konsekuensi dari tujuan pendidikan yaitu mengasah rasa,
karsa dan karya.
Sedangkan akar kata multikulturalisme adalah kebudayaan. Pendapat ahli
mengenai kebudayaan sangat beragam, namun dalam konteks ini kebudayaan dilihat
dari segi fungsinya sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Dalam konteks
perspektif kebudayaan tersebut, maka multikulturalisme adalah ideologi yang dapat
menjadi alat atau wahana untuk meningkatkan derajat manusia dan kemanusiannya.
Multikulturalisme mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik
secara individual maupun secara kebudayaan. Multikulturalisme memandang sebuah
masyarakat mempunyai sebuah kebudayaan yang berlaku umum dalam masyarakat.
Pertautan antara Pendidikan dan Multikultural merupakan solusi atas realitas
budaya yang beragam sebagai sebuah proses pengembangan seluruh potensi yang
menghargai perbedaan dan heterogenitas sebagai konsekwensi keragaman budaya,
etnis, suku dan aliran atau agama. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi berbagai tantangan akibat adanya multikulturalisme adalah melalui
pendidikan yang multikultural. Terdapat beberapa pendapat ahli mengenai pendidikan,
yaitu sebagai berikut.
1. James Banks menyatakan bahwa pengertian pendidikan multikultural sebagai
pendidikan untuk people of color. Pengertian ini senada dengan pengertian yang
dikemukakan oleh Sleeter bahwa pendidikan multikultural adalah sekumpulan proses
yang dilakukan oleh sekolah untuk menentang kelompok yang menindas.
Pengertian-pengertian ini tidak sesuai dengan konteks pendidikan di Indonesia karena
Indonesia memiliki konteks budaya yang berbeda dari Amerika Serikat walaupun
keduanya memiliki bangsa dengan multi-kebudayaan.
2. Andersen dan Cusher (1994) mengatakan bahwa pendidikan multikultural adalah

6
pendidikan mengenai keragaman kebudayaan. keragamaan kebudayaan menjadi
sesuatu yang dipelajari dan berstatus sebagai objek studi. Dengan kata lain,
keragaman kebudayaan menjadi materi pelajaran yang harus diperhatikan para
pengembang kurikulum

7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Era Revolusi Industri 4.0 dan Pengaruhnya terhadap Ketahanan Nasional
Konsep awal revolusi industri 4.0 pertama kali dikenalkan oleh Profesor Klaus
Schwab yang merupakan seoran ahli ekonomi melalui bukunya yang berjudul “The
Fourth Industrial Revolution”. Profesor Klaus menjelaskan dalam bukunya, bahwa
revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup, pola pikir dan cara kerja manusia.
Industri 4.0 adalah suatu sebutan dari sistem otomatisasi industri, dimana terdapat
pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem cyber
fisik, internet untuk segala aktifitas, komputasi kognitif dan aktifitas lain berbasis
jaringan. Revolusi industri 4.0 sering kali disebut revolusi industri generasi keempat
yang ditandai dengan munculnya super komputer, robot pintar, kendaraan tanpa awak,
editing genetik dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia
dapat mengoptimalkan fungsi otak.
Revolusi industri pertama hadir dalam koteks steam engine atau mesin uap untuk
menggantikan tenaga manusia dan hewan. Revolusi industri kedua ditandai pada saat
otomotif general fort membuat line produksinya di Hindia Belanda saat itu. Kala itu
Industri otomotif ini berkembang pesat dan mendapat sambutan dari pemerintah
Hindia Belanda. Revolusi ketiga diawali tahun 90-an dengan dimulai otomatisasi
menjelang globalisasi. Globalisasi yang dikhawatirkan adalah lahirnya digitalisasi.
Pada rapat APEC tahun 90-an disebutkan bahwa globalisasi untuk ASEAN bakal
dimulai di tahun 2020. Revolusi industri keempat sendiri dimulai dengan revolusi
internet, pemanfaatan internet of things pertama kali dilakukan oleh negara Jerman.
Jerman pulalah yang mengglobalkan istilah industri 4.0 ke berbagai belahan dunia.
Dalam perkembangannya, revolusi industri 4.0 ini memberikan tantangan
sekaligus dampak bagi generasi muda bangsa Indonesia. Dampak positif dari adanya
revolusi industri 4.0 antara lain sebagai berikut.
1. Lebih mudah menemukan barang yang dibutuhkan akibat adanya kemudahan

8
2. produksi barang yang dibantu oleh kemajuan teknologi mesin.
3. Kemudahan dan kecepatan menjangkau transportasi sehingga tidak memerlukan
waktu lama untuk bepergian ke suatu tempat.
4. Adanya efisiensi dan efektivitas kerja dimana seseorang dapat mengerjakan
pekerjaannya kapan saja dan dimana saja tidak terhalang jarak dan waktu.
5. Adanya penyebaran kota-kota industri, karena mudah dan cepatnya
pengembangan industri di berbagai daerah pada era ini yang ditunjang dengan
pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Namun, dalam menyongsong pelaksanaan Revolusi Industri 4.0, Indonesia harus


mempersiapkan industri nasional dan masyarakatnya itu sendiri. Industri nasional
hendaknya melakukan pembenahan terutama dalam aspek penguasaan teknologi yang
menjadi kunci penentu sistem industri 4.0 yaitu internet of things, artificial
intelligence, human machine interface, teknologi robotik dan sensor serta teknologi
printing 3D. Sedangkan untuk mempersiapkan masyarakat, diperlukan adanya suatu
revisi kurikulum pendidikan. Menurut Mendikbud Muhadjir Effendy, bidang
pendidikan perlu merevisi kurikulum dengan menambahkan lima kompetensi peserta
didik dalam memasuki era revolusi 4.0 ini yaitu sebagai berikut.

1. Memiliki kemampuan berpikir kritis


2. Memiliki kreatifitas dan kemampuan yang inovatif
3. Memiliki kemampuan dan keterampilan berkomunikasi
4. Bisa bekerja sama dan berkolaborasi
5. Memiliki kepercayaan diri
Selain itu, dibutuhkan juga suatu pendidikan multikultural bagi generasi milenial
Indonesia. Pendidikan multikultural adalah proses pengembangan seluruh potensi
manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekuensi
keragaman budaya, etnis, suku, dan agama yang didasarkan pada prinsip- prinsip
persamaan (equality), saling menghormati dan menerima serta memahami dan adanya

9
komitmen moral untuk sebuah keadilan sosial. Pendidikan ini penting untuk
menanamkan identitas nasional, semangat cinta tanah air dan cinta kebudayaan lokal,
nilai-nilai luhur bangsa, seperti gotong royong, tenggang rasa, toleransi, dan
sebagainya, yang sangat penting untuk menguatkan ketahanan nasional sehingga
identitas nasional dan integrasi bangsa tidak mudah dihancurkan atau dikalahkan
dengan pengaruh asing yang sangat mudah dan cepat menyebar masuk ke dalam
negeri pada era ini.
3.2 Peran Pendidikan Multikultural terhadap Ketahanan Nasional di Era Revolusi
Industri 4.0
Kurangnya kesiapan masyarakat Indonesia dalam menyambut pelaksanaan
Revolusi Industri 4.0, khususnya dalam bidang pendidikan multikultural dapat
menimbulkan berbagai tantangan yang mengancam ketahanan nasional Indonesia.
Gagalnya pendidikan multikultural pada generasi muda kita berdampak pada
lunturnya identitas nasional dalam diri mereka. Adapun faktor-faktor lain yang
menyebabkan hilangnya identitas nasional bangsa Indonesia adalah:
1. Permasalahan dengan negara-negara lain
2. Percampuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa asing atau bahasa daerah
3. Kecenderungan untuk lebih bangga menggunakan apapun yang berasal dari luar
4. Lunturnya semangat generasi muda untuk mewarisi budaya asli Indonesia
5. Kurangnya pemahaman mengenai pentingnya identitas nasional
Hal ini dapat memicu berbagai masalah yang sering kita dengar, seperti tawuran
antar sekolah, diskriminasi kaum minoritas di lingkungan pendidikan, fanatisme,
radikalisme yang saat ini menjadi permasalah di lingkungan pendidikan, kurangnya
rasa toleransi, pandangan stereotipe budaya atau suku, seks bebas dan tindakan
kriminal yang banyak dilakukan oleh generasi muda. Pada keadaan tersebut,
ketahanan nasional bangsa sangatlah rendah sehingga apabila pada saat itu pengaruh
dari luar masuk dalam negeri melalui penerapan sistem Revolusi Industri 4.0, hal
tersebut justru akan memicu terjadinya disintegrasi bangsa karena masuknya

10
pengaruh budaya luar akan memperparah lunturnya identitas nasional pada generasi
milenial.
Pendidikan multikultural disini berperan penting bagaimana membentuk generasi
milenial yang mempunyai nilai-nilai toleransi yang tinggi. Pendidikan multikultural
sangat erat kaitannya dengan identitas nasional bangsa Indonesia, bagaimana dengan
mengimplementasikan pendidikan multikultural dalam kehidupan secara langsung
berperan penting dalam memperkuat identitas nasional bangsa Indonesia rasa cinta
tanah air, loyalitas kepada bangsanya yakni bangsa Indonesia. Penguatan identitas
nasional melalui pendidikan multikultural sendiri bertujuan untuk mewujudka
generasi muda yang mempunyai kesadaran kewarganegaraan multikultural, sebagai
generasi muda Indonesia yang sadar terhadap arti penting identitas nasional,
persamaan harkat dan martabat manusia, penghargaan terhadap keberagaman dan
kebhinekaan dengan tetap mengakui dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara khususnya pada
era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi revolusi indstri 4.0. Kuatnya identitas
nasional dikalangan pelajar dan generasi muda, akan memudahkan bangsa Indonesia
dalam menghadapi tantangan di era revolusi industri 4.0. Dalam mengatasi berbagai
tantangan dan permasalahan pendidikan di Indonesia era revolusi industri 4.0,
dibutuhkan pengintegrasian antara pendidikan multikultural dan identitas nasional
yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Mengintegrasikan pendidikan multikultural dengan berbasis local wisdom dalam
desain kurikulum.
2. Mengoptimalisasi pendidikan kewarganegaraan dalam upayanya memperkuat
identitas nasional dengan berlandaskan multikultural dan local wisdom yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia.
3. Menempatkan pendidikan multikultural sebagai falsafah pendidikan memiliki arti
bahwa pandangan terhadap kekayaan keberagaman budaya Indonesia hendaknya
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengembangkan dan meningkatkan sistem

11
pendidikan dan kegiatan belajar-mengajar di Indonesia.

12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Revolusi Industri 4.0 adalah suatu sebutan dari revolusi sistem otomatisasi
industri, dimana terdapat pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini
mencakup sistem cyber fisik, internet untuk segala aktifitas, komputasi kognitif dan
aktifitas lain berbasis jaringan. Dampak yang ditimbulkan dari penerapan sistem
revolusi ini sangat bergantung terhadap kesiapan industri dan masyarakat Indonesia,
terutama generasi milenial dalam menyongsong sistem revolusi ini. Apabila industri
dan masyarakat, terutama generasi milenial telah siap, maka sistem revolusi industri
4.0 ini akan memberi dampak positif seperti efisiensi dan efektivitas kerja,
kemudahan transportasi, dan masih banyak lagi. Tetapi jika industri dan masyarakat
belum siap, hal tersebut justru akan memicu terjadinya disintegrasi bangsa. Belum
siapnya masyarakat terutama generasi muda dalam menyambut Era Revolusi Industri
4.0 biasanya disebabkan karena kurang atau gagalnya penerapan pendidikan
multikultural. Gagalnya penerapan pendidikan multikultural akan menyebabkan
lunturnya identitas nasional dalam diri generasi muda sehingga dapat menyebabkan
beberapa kasus seperti radikalisme, tawuran, kurangnya toleransi dan rasa cinta tanah
air, serta masih banyak lagi kasus lainnya. Apabila pada kondisi tersebut diterapkan
sistem revolusi ini, pengaruh dari luar justru akan semakin melunturkan identitas
nasional para generasi milenial. Oleh karena itu, pendidikan multikultural sangat
penting dilakukan untuk membentuk generasi muda yang berkarakter dan
berintegritas sesuai dengan budaya Indonesia.
4.2 Saran
Dalam melaksanakan Era Revolusi Industri 4.0, sebaiknya pemerintah harus
lebih menekankan lagi penerapan pendidikan multikultural pada generasi muda
milenial. Melalui penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural yang benar,
diharapkan generasi muda Indonesia yang merupakan penerus bangsa mampu

13
menjawab berbagai tantangan di era revolusi industri 4.0 sehingga dapat
membentuk generasi muda yang kreatif, inovatif, berkarakter, berintegritas dan
menjunjung tinggi toleransi sesuai dengan nilai-nilai identitas nasional sebagai
bangsa Indonesia dengan segala keanekaragaman budayanya.

14
Daftar Pustaka
Kanal Pengetahuan. (2018, 21 Agustus). Apakah Generasi Milenial Itu? Diakses 30
April 2019, dari https://www.kanal.web.id/apakah-generasi-milenial-itu.
Prasetyo, Hoedi. Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah Perkembangan
Riset. Diakses 30 April 2019, dari
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/viewFile/18369/12865.
Rustam, Ibrahim. (2013, 1 Februari). Pendidikan Multikultural: Pengertian, Prinsip,
dan Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam. Diakses 30 April 2019, dari
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Addin/article/view/573/586.
Rohman, Abdul. (2018, 29 September). Pendidikan Multikultural: Penguatan
Identitas Nasional di Era Revolusi Industri 4.0. Diakses 30 April 2019, dari
http://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/snami/article/view/261/221.
Yahya, Muhammad. (2018, 12 Maret). Era Industri 4.0: Tantangan dan Peluang
Perkembangan Pendidikan Kejuruan Indonesia. Diakses 30 April 2019, dari
http://eprints.unm.ac.id/6456/1/ERA%20INDUSTRI%204.0-%20TANTANGA
N%20DAN%20PELUANG%20%20PERKEMBANGAN%20PENDIDIKAN%2
0KEJURUAN%20INDONESIA%20.pdf.

15

Anda mungkin juga menyukai