Anda di halaman 1dari 3

Pentingnya Pemerataan Pendidikan

pada Daerah 3T(Terluar,Terpencil,Terisolir) di Papua

Dalam membangun sebuah peradaban yang tinggi di sebuah negara,pendidikan


merupakan salah satu faktor yang sangat penting.Pendidikan merupakan suatu usaha untuk
mengembangkan potensi dalam diri yang bertujuan untuk membentuk jiwa yang berkarakter
dan berintegritas tinggi.Pendidikan dapat menjadi wahana dalam menuangkan berbagai
gagasan atau ide,kreatifitas,dan inovasi yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan
negara.Sedangkan,menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),kata ’pemerataan’ berasal
dari kata dasar ‘rata’ yang artinya 1) meliputi seluruh bagian,2) tersebar ke segala
penjuru,dan 3) sama-sama mmperoleh jumlah yang sama.Maka dapat disimpulkan bahwa
pemerataan pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan potensi
diri yang dilakukan secara merata agar seluruh warga negara memperoleh hak yang sama.

Dalam Pasal 31Ayat 1 UUD 1945 disebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan”,maksudnya setiap warga negara Indonesia dari Sabang sampai
Merauke berhak mendapat kesempatan yang sama untuk mengenyam bangku
pendidikan.Beberapa tahun belakangan, pemerintah Indonesia berupaya agar pemerataan
pendidikan di tanah air terwujud.Namun,itu bukanlah hal yang mudah, mengingat ada banyak
faktor yang menjadi hambatan dalam terciptanya pemerataan pendidikan yang baik terutama
bagi desa-desa 3T (terpencil,terluar,dan terisolir).Adapun faktor-faktor tersebut yaitu:
1. Kurangnya pembangunan infrastruktur
2. Kurangnya tenaga pengajar
3. Kurangnya komunikasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
4. Kurangnya sekolah-sekolah yang bermutu
5. Kurangnya akses teknologi
6. Kurangnya pengetahuan akan pentingnya pendidikan
7. Keterbatasan biaya

Selaras dengan faktor-faktor di atas,kita dapat mengambil contoh dari saudara setanah air
kita yang berada di Papua terkhusus di pedalaman Papua.Mengutip dari Wikipedia,pulau
yang dihuni oleh sekitar 2,8 juta jiwa ini memiliki letak geografis yang bervariasi sehingga
mempengaruhi kondisi penyebaran penduduk yang tidak merata dan sulitnya menjangkau
antardaerah.Banyak anak Papua yang harus berjalan kaki kiloan meter untuk sampai ke
sekolah mereka.Belum cukup sampai disitu,keadaan mereka diperparah oleh buruknya
infrastruktur jalan yang ada.Mereka harus merelakan sepatu mereka kotor karena lumpur saat
mereka melewati jalan yang belum diaspal.Lalu setibanya di sekolah,mereka disuguhi oleh
pemandangan sarana dan prasarana yang jauh dari kata layak bahkan kekurangan tenaga
pengajar kerap terjadi.Terkadang akibat kesulitan-kesulitan ini,banyak anak-anak di Papua
memutuskan untuk berhenti sekolah dan memilih bekerja.Mungkin kata ‘miris’ tepat jika
disandingkan dengan kondisi anak-anak Papua saat ini ,berbanding terbalik dengan semua
kemudahan akses dan kenyamaan yang kita dapatkan di kota.Lalu apakah ini pemerataan
pendidikan yang sesungguhnya?

Menyikapi hal tersebut seharusnya pemerintah mengevaluasi kembali sistem pendidikan


yang ada di Indonesia dan mencoba mencari solusi agar pemerataan pendidikan dapat segera
terwujud.Dalam usaha pemerataan pendidikan di daerah 3T,dibutuhkan komitmen yang
kuat,baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah terkait,komitmen tersebut harus
ditunjukkan dengan program dan kerja nyata.Pemerintah melakukan kerja nyata melalui
upaya-upaya yaitu:
1. Meningkatkan pembangunan infrastuktur
2. Mengirimkan guru-guru/relawan yang berpengalaman
3. Membangun sekolah-sekolah gratis
4. Mengenalkan teknologi
5. Meningkatkan mutu pendidikan di pedalaman
6. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya pendidikan

Implementasi dari upaya-upaya di atas memang tidak mudah,namun apabila dilakukan


dengan konsisten,lambat-laun pemerataan pendidikan akan terwujud.Disamping
itu,dibutuhkan juga sinergi yang solid antara pemerintah dan rakyat Indonesia dalam
mewujudkan program ini.Sebagai rakyat Indonesia yang berintelektualitas dan
berintegritas,mahasiswa merupakan agent of change yang diharapkan mampu membuat
kontribusi nyata dalam mewujudkan pemerataan pendidikan di tanah air. Wujud kontribusi
mahasiswa bisa dengan menjadi relawan pengajar untuk anak-anak di daerah 3T di
Papua.Kontribusi mahasiswa merupakan wujud nyata bahwa kita peduli terhadap masa depan
bangsa dan pemerataan pendidikan di Indonesia.Karena masa depan suatu bangsa ditentukan
oleh manusia di dalamnya,jadi dalam memajukan bangsa tersebut haruslah menggembleng
manusia-manusia tersebut menjadi sosok yang bermoral melalui pendidikan.Jika seluruh anak
bangsa mendapatkan pendidikan terbaik dengan sama rata ,tidak ada lagi kesenjangan
dimana-mana,bukan tidak mungkin bangsa Indonesia akan melesat menjadi negara maju
yang bermoral dengan karya-karya anak mudanya yang mampu menembus dunia.

Anda mungkin juga menyukai