PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Bagus Dwi Prasetyo
150534607510
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan Penerapan Multi Model
Pembelajaran terhadap Peningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik di
Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Kota Malang.
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan gambaran tentang salah satu satuan
Pendidikan Luar Sekolah melalui Lembaga bimbingan belajar, merupakan
bahan pertimbangan dalam menambah ilmu pengetahuan selain bidang
formal.
2. Bagi Pendidikan Luar Sekolah
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi pengembangan
Lembaga bimbingan belajar sebagai satuan Pendidikan Luar Sekolah.
3. Bagi Lembaga
Diharapkan dapat menambah masukan bagi Lembaga bimbingan
belajar dalam usaha peningkatan kualitas dan mutu Lembaga agar terus
berkembang.
4. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang
Lembaga bimbingan belajar yang berfokus pada peserta didik, sebagai
satuan Pendidikan Luar Sekolah.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Hasil dari
aktivitas belajar yaitu terjadilah perubahan dalam diri individu. Dengan
demikian, belajar dikatakan berhasil bila telah terjadi perubahan dalam
diri individu. Sebaliknya bila tidak terjadi perubahan dalam diri individu,
maka belajar dikatakan tidak berhasil.
Belajar adalah suatu aktivitas yang sadar akan tujuan untuk
mencapai suatu perubahan dalam diri individu menuju perkembangan
pribadi seutuhnya (Margareta Kudmas, 2004:28).
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1994), hasil dari belajar dapat
dilihat dari perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang
nantinya akan membentuk pribadi individu kearah kedewasaan. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Cronbach, yaitu “learning is show
by a change behavior as result of experience”.
Slameto (1994), mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Margareta
Kudmas, 2004:28).
Dari berbagai pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku dari yang tidak tahu menjadi tahu
dan dari yang tahu menjadi lebih tahu (lebih paham atau lebih mengerti)
(Dian Kurniawati, 2007: 10).
Jadi belajar merupakan usaha perubahan tingkah laku yang terjadi
pada dirinya (individu). Perubahan tingkah laku itu merupakan
pengalaman-pengalaman baru. Perubahan dalam kepribadian sebagai
suatu pola baru dan berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian.
Kesimpulan belajar adalah suatu proses lahir maupun batin pada diri
individu untuk memperoleh pengalaman baru dengan jalan mengalami
atau latihan.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata yaitu prestasi dan
belajar. Prestasi adalah perolehan atau sesuatu yang diperoleh dari kerja
keras atau usaha, sedangkan belajar merupkan suatu proses perubahan
tingkah laku karena ada pengaruh yang diberikan oleh pendidik. Jadi,
prestasi belajar merupakan sesuatu yang didapatkan melalui proses
belajar, baik didapatkan di sekolah, lingkungan sosial maupun di keluarga.
Prestasi belajar menurut Bloom (dalam Thobrani, 2013:23) mencakup
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
a) Domain kognitif mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan evaluasi.
b) Domain afektif mencakup sikap menerima, memberika respon,
menilai, organisasi dan karakterisasi.
c) Domain psikomotor mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik,
social, manajerial dan intelektual.
Setelah menelusuri uraian diatas maka dapat dipahami mengenai
makna kata “prsetasi” dan ”belajar” prestasi pada dasarnya adalah hasil
yang diperoleh dari suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam
diri individu yakni perubahan tingkah laku dengan demikian dapat diambil
pengertian yang cukup sederhana mengenai hal ini prestasi belajar adalah
hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan
dalam diri individu sebagai hasil dan aktivitas dalam belajar. (dalam Bahri,
1994: 23)
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor yang
terdapat dalam diri peserta didik (faktor intern), dan faktor yang terdiri
dari luar peserta didik (faktor ekstern).
1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri
individu itu sendiri, yaitu kecedersan / intelegensi, bakat, minat dan
motivasi.
a. Kecerdasan / Intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.
William Stern mengatakan bahwa kecerdasan/ intelegensi
adalah suatu kapasitas yang bersifat umum (general capacity)
daripada individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap
situasi yang baru atau suatu masalah yang dihadapi. (dalam
Nurkancana dan Sumartana, 1983:171)
Tidak seperti yang diungkapkan oleh William, Thordike
lebih menitik beratkan kecerdasan/ intelegensi sebagai
kesanggupan untuk mengadakan respon yang baik sesuai
dengan fakta yang dihadapi.
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa kecerdasan/
intelegensi tidak hanya suatu kapasitas yang bersifat umum
untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi tetapi juga
mengadakan respon sesuai dengan fakta yang dihadapi.
b. Bakat / Aptitude
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki
seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Menurut Crow and
Crow mengatakan bahwa “bakat (aptitude) adalah suatu kualitas
yang nampak pada tingkah laku manusia pada suatu lapangan
keahlian tertentu seperti musik, seni pengarang, kecakapan
dalam matematika, keahlian dalam bidang mesin, atau keahlian-
keahlian lainnya”. (dalam Nurkancana dan Sumartana,
1983:200)
Jadi bakat merupakan suatu kualitas keahlian tingkah laku
yang dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan.
c. Minat / Intrest
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan beberapa kegiatan atau aktivitas yang sering
dilakukan. Secara sederhana minat diartikan suatu keinginan
memposisikan diri pada pencapaian pemuasan kebutuhan psikis
maupun jasmani. Minat merupakan daya pendorong bagi kita
untuk melakukan apa yang kita inginkan (Surya, 2004: 7).
Dalam dunia pendidikan di sekolah, minat memegang peranan
penting dalam belajar, karena minat ini merupakan suatu
kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan
perhatian terhadap seseorang, suatu benda, atau kegiatan
tertentu. Dengan demikan, minat merupakan faktor yang sangat
penting untuk menunjang kegiatan belajar siswa (Susanto, 2013:
66).
d. Motivasi / Motivation
Motivasi menurut Sumadi Suryabrata adalah keadaan yang
terdapat. Dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.
Sementara itu Gates dan kawan-kawan mengemukakan bahwa
motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang
terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya
dengan cara tertentu. Adapun Greenbreg menyebutkan bahwa
motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan, dan
memantapkan prilaku arah suatu tujuan.
Motivasi ada dua macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan
(b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang
bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya
kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar
diri seseorang peserta didik yang menyebabkan peserta didik
tersebut melakukan kegiatan belajar.
Jadi, motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis
yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan
(kebutuhan). (Dalam Djaali, 2008:101)
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang sifatnya di luar diri peserta didik, yaitu aspek
keluarga, aspek sekolah dan aspek masyarakat.
a. Aspek Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam
masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Minat
belajar peserta didik bisa dipengaruhi oleh keluarga seperti cara
orang tua mendidik, suasana rumah, dan keadaan ekonomi
keluarga. Akan diuraikan sebagai berikut :
1) Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik sangat besar pengaruhnya
terhadap belajar anaknya / peserta didik. Hal ini dipertegas
oleh Sutjipto Wirowidjojo yang menyatakan bahwa keluarga
adalah Lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Jika
orang tua tidak memperhatikan anaknya (acuh tak acuh
terhadap belajar anaknya) seperti tidak mengatur waktu
belajar, tidak melengkapi alat belajarnya dan tidak
memperhatikan apaka anaknya belajar atau tidak, semua ini
berpengaruh pada semangat belajar anaknya, bisa jadi
anaknya tersebut malas dan tidak bersemangat belajar.
Maka hasil yang didapatkan pun tidak memuaskan
bahkan mungkin gagal dalam studinya.Mendidik anak tidak
baik jika terlalu dimanjakan dan juga tidak baik jika
mendidik terlalu keras. Untuk itu, perlu adanya bimbingan
dan penyuluhan yang tetunya melibatkan orang tua yang
sangat berpean penting akan keberhasilan bimbingan
tersebut. (Candra Purwanto, 2010:29)
2) Suasana Rumah
Suasana rumah dimaksudkan adalah situasi atau
kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga,
dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh,
ramai tidak memberi ketenangan kepada anaknya yang
belajar. Biasanya ini terjadi pada keluarga yang besar dan
terlalu banyak penghuninya, suasana rumah yang tegang,
rebut, sering cekcok bisa menyebabkan anak bosan di rumah
dan sulit berkonsentrasi dalam belajarnya.
Dan akibatnya anak tidak bersemangat dan bosan
belajar, karena terganggu oleh hal-hal tersebut.Untuk
memberikan motivasi yang mendalam pada anak-anak perlu
diciptakan suasana rumah yang tenang, tentram dan penuh
kasih sayang supaya anak dapat betah di rumah dan bisa
berkonsentrasi dalam belajarnya.
3) Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga dalam kegiatan belajar,
seorang anak sangat memerlukan sarana prasarana atau
fasilitas-fasilitas belajar seperti buku, alat-alat tulis dan
sebagainya. Fasilitas ini hanya dapat terpenuhi jika keluarga
mempunyai cukup uang, jika fasilitas tersebut tidak dapat
dijangkau oleh keluarga dapat menjadi faktor penghambat
dalam belajar. Tapi jika memungkinkan untuk mencukupi
fasilitas tersebut, maka penuhilah fasilitas tersebut, agar anak
lebih bersemangat dan senang belajar.
b. Aspek Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi minat belajar peserta
didik mencakup metode mengajar, kurikulum, dan pekerjaan
rumah. Ketiga faktor tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
1. Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui
dalam mengajar, metode mengajar ini mempengaruhi minat
belajar peserta didik. Jika metode mengajar tutor kurang baik
dalam artian tutor kurang menguasai materi-materi, kurang
persiapan, tutor tidak menggunakan variasi dalam
menyampaikan pelajaran alias monoton, semua ini bisa
berpengaruh tidak baik bagi semangat belajar peserta didik.
Menurut Sanjaya (2011: 174) pengelolaan kelas adalah
keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala
terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana
pembelajaran.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan minat belajar
peserta didik tutor hendaknya menggunakan metode
mengajar yang tepat, efisien dan efektif yakni dengan
dilakukannya ketrampilan variasi dalam menyampaikan
materi sehingga prestasi peserta didik dapat meningkat pula.
2. Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang
diberikan kepada peserta didik, kegiatan itu sebagian besar
adalah menyajikan bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang
seharusnya disajikan itu sesuai dengan kebutuhan bakat dan
cita-cita peserta didik. Kurikulum dapat dianggap tidak baik
apabila kurikulum terlalu padat, di atas kemampuan peserta
didik, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian peserta
didik.
Adanya kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan-
kebutuhan peserta didik, akan meningkatkan semangat,
minat belajar peserta didik sehingga peserta didik
mendapatkan hasil belajar yang sangat memuaskan.
3. Pekerjaan Rumah
Pekerjaan rumah yang terlalu banyak yang dibebankan
kepada peserta didik untuk dikerjakan di rumah. Merupakan
kegiatan yang sangat pokok bagi peserta didik yang masih
bersekolah, akan tetapi peserta didik akan merasa cepat
bosan karena peserta didik tidak memiliki kesempatan untuk
melakukan kegiatan yang lain. Untuk menghindari
kebosanan tersebut seharusnya tutor janganlah terlalu banyak
memberikan tugas rumah / pekerjaan rumah (PR), berilah
kesempatan peserta didik untuk melakukan kegiatan yang
lain, agar menghindari peserta didik merasa bosan dan lelah
dengan belajar.
c. Aspek Masyarakat
Masyarakat juga berpengaruh terhadap minat belajar
peserta didik, berikut ini beberapa faktor masyarakat yang bisa
mempengaruhi minat belajar peserta didik, yakni :
1. Kegiatan dalam masyarakat
Di samping belajar, anak juga mempunyai kegiatan-
kegiatan lain selain di Sekolah, misalnya karang taruna,
menari, olah raga, dan lain sebagainya. Bila kegiatan tersebut
dilakukan dengan berlebihan, dapat menurunkan semangat
belajar anak, karena sudah terlanjur senang dalam organisasi
atau kegiatan dalam masyarakat, dan perlu diingatkan tidak
semua kegiatan di masyarakat berdampak baik bagi anak.
Jadi, orang tua hendaknya membatasi kegiatan peserta
didik dalam masyarakat agar tidak mengganggu belajarnya,
dan orang tua juga mengikut sertakan anaknya pada kegiatan
yang mendukung semangat belajarnya seperti mengikuti
kursus yang berguna untuk menunjang prestasi belajarnya.
2. Teman bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul peserta didik
lebih cepat masuk dalam jiwa anak jika teman bergaulnya
baik akan berpengaruh baik terhadap diri peserta didik,
begitu pula sebaliknya. Jika teman bergaulnya jelek pasti
akan mempengaruhi sifat yang jelek pada diri peserta didik.
Sebaiknya orang tua memperhatikan pergaulan anak-
anaknya, jangan sampai anaknya berteman dengan anak yang
memiliki tingkah laku yang tidak diharapkan, usahakan agar
peserta didik memiliki teman bergaul yang baik yang bisa
memberikan semangat belajar yang baik.
Tugas dan peran orang tua hanya mengontrol dari
belakang jangan terlalu dan jangan terlalu dibebaskan, yang
bijaksana saja. Agar peserta didik tidak terganggu dan
terhambat belajarnya. Untuk itu usahakan lingkungan di
sekitar kita itu baik, agar dapat memberi pengaruh yang
positif terhadap anak / peserta didik, sehingga anak terdorong
untuk bersemangat belajar.
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan
membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan
sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya
dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu,
apabila seorang peserta didik bertempat tinggal di suatu
lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan
besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya,
sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.
(Candra Purwanto, 2010:33)
C. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah pola yang digunakan oleh seorang pendidik
dalam menjalankan proses berlajar mengajar. Model pembelajaran berfungsi
sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam
merencanakan aktifitas belajar mengajar. Hal ini sesuai yang dikemukan oleh
Suprijono (2010:46), “Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Menurut
Arends, model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,
termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas”.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membawa peserta didik
belajar dengan optimal. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran
harus memperhatikan kondisi peserta didik, sifat materi bahan ajar, fasilitas
dan media yang tersedia, serta kondisi tutor itu sendiri. Perencanaan
pembelajaran sangat penting untuk membantu tutor dan peserta didik dalam
mengkreasi, menata, dan mengorganisasi pembelajaran. Model pembelajaran
sangat diperlukan untuk memandu proses belajar secara efektif.
Tujuan pembelajaran merupakan sasaran akhir dari setiap kegiatan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan sebuah keluaran (output) yang
dapat dicapai atau ditingkatkan sebagai hasil kegiatan belajar mengajar. Tujuan
pembelajaran memiliki tiga dimensi yaitu kognitif, afektif, psikomotorik.
Ketiganya menggambarkan perubahan perilaku peserta didik sebagai akibat
dari kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran dapat menjadi “keyword” (kata
kunci) dalam pemikiran strategi pembelajaran karena seluruh aktivitas
pembelajaran yang dilaksanakan oleh peserta didik bersama tutor, senantiasa
berorientasi pada tujuan. (dalam Zuriah dan Sunaryo 2009:15)
Penerapan
Model Pembelajaran 1. Pemahaman
Belajar
2. Prestasi
Metode Belajar
Belajar
Smart Solution &
Problem Solving
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah tutor / tenaga pengajar dan peserta
didik di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah model pembelajaran Smart Solution dan
Problem Solving terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik di
Lembaga bimbingan belajar Primagama.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini disebut dengan subyek penelitian. Beberapa
orang yang dianggap memiliki cukup informasi tentang fokus penelitian
disebut informan pokok, yakni narasumber teknis dan penyelenggara pelatihan.
Subyek penelitian adalah para peserta didik kelas X SMKN1 MALANG yang
melakukan proses belajar di Lembaga bimbingan belajar Primagama.
Menurut Pauline V Young 1982 dalam Ali (2006: 57-58), ada dua sumber data
yaitu:
1. Sumber-sumber data dokumenter (Documentary Sources) yaitu sumber-
sumber data yang berupa tulisan-tulisan, naskah-naskah.
2. Sumber-sumber data lapangan (Field Sources) adalah data yang berupa
orang-orang yang dapat dimintai informasinya, atau informan, termasuk
key persons, yaitu orang-orang yang dianggap tahu benar seluk-beluk
keadaan tempat penelitian tersebut.
Dalam penelitian ini, data primer yang bersumber pada manusia, berupa
informal verbal dan tindakan atau perilaku subjek penelitian mengenai peserta
didik yang melakukan proses belajar di Lembaga Bimbingan Belajar.
Responden dan informan yang terdapat pada penelitian ini ditentukan melalui
subjek penelitian.
Selain data primer, peneliti juga mengumpulkan data sekunder melalui
studi dokumentasi berupa catatan-catatan, maupun dokumen resmi dan tak
resmi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan model pembelajaran
dan keterkaitan mengenai Lembaga bimbingan belajar yang berguna dalam
rangka memberikan informasi terhadap fokus penelitian.
Untuk mendapatkan data tentang penelitian, maka subjek penelitian
dipilih secara purposif (sesuai dengan tujuan). Seperti yang dikatakan Nasution
dalam Surdayat (2008: 79) bahwa ‘penelitian kualitatif umumnya mengambil
informan (subyek penelitian) secara purposive sampling’. Sampel purposif
yaitu sampel yang dipilih dengan cermat hingga relevan dengan desain
penelitian (Nasution, 2006: 98).
E. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Lembaga bimbingan belajar Primagama
Kota Malang. Pertimbangan dalam lokasi ini adalah:
1. Lokasi tersebut merupakan salah satu instansi Lembaga bimbingan belajar
yang bergerak pada pendidikan non-formal yang banyak diminati di wilayah
tersebut.
2. Dengan mengadakan penelitian pada suatu tempat diharapkkan peneliti
tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh data yang diperlukan.