Anda di halaman 1dari 22

PORTOFOLIO PERUBAHAN SOSIAL, PERMASALAHAN

SOSIAL DAN KETIMPANGAN SOSIAL


Untuk Memenuhi Tugas Mata pelajaran Sosiologi

Disusun Oleh :
RISKA PUTRI RAHAYU
Kelas XII IPS 4

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH XIII
SMA NEGERI 1 PANGANDARAN
Jl. Raya Babakan No.129 Pangandaran Telepon (0265)639355
Terakreditasi A- Pelaksana SMA Rujukan dan Sekolah Pendidikan Keluarga
Laman : www.sman1pangandaran.sch.id ;Email : smansapnd@gmail.com
Kode Pos 46396
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmatNya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran
pendidikan sosiologi.

Penulis ucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berusaha


membantu demi selesainya makalah ini.

Dengan selesainya makalah ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. H. Kosasih , S.pd M.Pd. selaku kepala sekolah SMAN 1 Pangandaran.


2. Drs. Uskandi selaku wali kelas XII IPS 4
3. Drs. Yaya sutarya selaku guru mata pelajaran sosiologi
4. Kepada rekan-rekan kelas XII IPS 4 yang telah membantu, memberikan saran, dan
bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis berharap kritik dan
saran yang dapat membangun semangat penulis demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat membrikan banyak manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi
penulis khususnya.

Pangandaran, 04 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 1
C. Landasan teori ................................................................................................................ 2
BAB II PERUBAHAN SOSIAL
A. Pengertian Perubahan Sosial .......................................................................................... 3
B.Teori Perubahan Sosial ................................................................................................... 3
C. Faktor Perubahan Social................................................................................................. 5
D. Ciri-Ciri Perubahan Social ............................................................................................. 9
E. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial ................................................................................. 10
F. Contoh Perubahan Sosial .............................................................................................. 10
G. Dampak Perubahan Sosial ........................................................................................... 11
H. Akibat Perubahan Sosial .............................................................................................. 11
BAB III PERMASALAHAN SOSIAL
A. Pengertian Permasalahan Sosial ................................................................................. 14
B. Faktor terjadi Permasalahan Sosial ............................................................................. 14
C. Contoh Permasalahan Sosial ....................................................................................... 15
D. Dampak Permasalahan Sosial ..................................................................................... 15
E. Cara Mengatasi Permasalahan Sosial ......................................................................... 15
BAB IV KETIMPANGAN SOSIAL
A. Pengertian Ketimpangan Sosial ................................................................................... 16
B. Faktor terjadi Ketimpangan Sosial ............................................................................... 16
C. Contoh Ketimpangan Sosial ......................................................................................... 16
D. Akibat Ketimpangan Sosial ......................................................................................... 17
E. Upaya mengatasi ketimpangan sosial .......................................................................... 18
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan ................................................................................................................... 19
B.Saran ............................................................................................................................. 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal ini terjadi
karena manusia mempunyai kepentingan-kepentingan yang berbeda, dan perubahan ini
merupakan fenomena sosial yang wajar dalam kehidupan manusia baik itu individu maupun
kelompok.Perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat, dapat terjadi karena proses
penyebaran manusia (difusi) dari individu yang satu ke individu yanglain. Hal ini
dikarenakan, proses perubahan sosial tidak saja berasal melalui proses evaluasi, namun juga
dapat terjadi melalui proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan antar
masyarakat.Masyarakat merupakan istilah yang paling penting untuk menyebutkan kesatuan-
kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan ilmiah, maupun dalam bahasan sehari-hari.
Dalam Bahasa Inggris masyarakat disebut society, asal katanya socius yang berarti kawan.
Adapun kata masyarakat berasal dari Bahasa Arab, yaitu syirk, artinya bergaul(M Munandar:
2009: 122).
Adanyasaling bergaul ini bukan hanyaada bentuk-bentuk aturan hidup, yang
disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain
dalamlingkungan sosial yang merupakan kesatuan.Mac Iver, J.L Gillin dan J.P. Gillin
sepakat, bahwa bergaul dan interaksi mempunyai nilai-nilai, norma-norma, cara-cara dan
prosedur yang merupakan 2 kebutuhan bersama sehingga masyarakat merupakan suatu
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadattertentu, yang
bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa bersama. Hidup bermasyarakat bagi manusia
sangat penting, karena manusia tidak dapat hidup sendiri secara berkelanjutan, dan manusia
baru bisa disebut sebagai manusia yang sempurna apabila ia ternyata dapat hidup bersama
dengan manusia lain dalam masyarakat. Artinya bahwa manusia tidak akan mengetahui
fungsinya bagi yang lain jika tidak hidup bersama dalam suatu masyarakat.
Hakikatnya setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-
perubahan, dan itu bisa terjadi secara lambat dan juga ada perubahan yang pengaruhnya
terbatas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali dan ada pula perubahan
yang cepat. Perubahan sosial juga merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat.
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuaian
antara unsur-unsur sosial yang ada dalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola
kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.Secara etimologi
perubahan sosial berasal dari dua kata yaitu kata perubahan (change), yang berarti peristiwa
yang berhubungan dengan perubahan posisi unsur suatu system hingga terjadi pada
perubahan struktur system tersebut Sedangkan kata social menunjuk pada hubungan seorang
individu dengan yang lainnya dari jenisyang sama

B. Tujuan
Agar dapat mengetahui tentang perubahan sosial yang ada dimasyarakat, sehingga
kita sebagai masyarakat dapat menerima perubahan yang masuk dilingkungan masyarakat
tanpa ada rasa kaget. Sehingga dapat tercipta masyarakat yang harmonis,aman,damai,dan

1
tentram. Dan hidup bermasyarakat bagi manusia sangat penting, karena manusia tidak
dapat hidup sendiri secara berkelanjutan, dan manusia baru bisa disebut sebagai manusia
yang sempurna apabila ia ternyata dapat hidup bersama dengan manusia lain dalam
masyarakat. Artinya bahwa manusia tidak akan mengetahui fungsinya bagi yang lain jika
tidak hidup bersama dalam suatu masyarakat.

C. Landasan Teori
a. Menurut Gillin
Gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dan cara-
cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik karenaperubahan-perubahan
kondisi geografis, kebudayyaan materiil, komposisi penduduk, ideology maupun
karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat
b. Menurut Moore
Willbert Moore juga memandang perubahan sosial sebagai “perubahan struktur
sosial, polaperilaku, dan interkasi sosial”. Setiap perubahan yang terjadi di dalam
sebuah struktur masyarakat atau perubahan dalam organisasi sosial
c. Menurut Selo Soemardjan
Selo Soemardjan mengatakan perubahan-perubahan pada lembaga
kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi system sosialnya,
termasuk di dalamnyanilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-
kelompok dalam masyarakat. Tekanan pada definisi tersebut terletak pada lembaga-
lembaga sebagai himpunan pokok manusia, yang kemudian mempengaruhi segi-segi
struktur masyarakat lainnya
d. Menurut Samuel koening
Samuel Koening juga mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada
modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia yang terjadi
karena sebab-sebab intern maupun sebab-sebab ekstern

2
BAB II

PERUBAHAN SOSIAL

A. Pengertian Perubahan Sosial

Pengertian Perubahan Sosial adalah proses perubahan tatanan atau struktur


dalam masyarakat. Struktur yang dimaksud mencakup pola pikir menjadi lebih
inovatif, sikap, dan juga kehidupan sosial sehingga memperoleh penghidupan yang
lebih baik dan bermartabat. Sebenarnya perubahan menjadi satu hal pasti yang bakal
terjadi dalam kehidupan masyarakat. Dimana perubahan-perubahan dalam masyarakat
bisa dikenali dengan melakukan perbandingan dan menelaah kondisi masyarakat di
suatu waktu dengan waktu lainnya.Adapun setiap perubahan yang terjadi di
masyarakat sebenarnya suatu proses yang berkesinambungan. Maksudnya perubahan
terjadi terus-menerus. Sehingga sudah pasti masyarakat akan mengalami perubahan.
Hanya saja perubahan yang terjadi di satu masyarakat tidak akan sama dengan
perubahan di masyarakat yang lain. Ada perubahan yang berlangsung cepat dan ada
pula yang berlangsung lambat. Dalam hal ini ada banyak faktor yang mempengaruhi
terjadinya perubahan itu sendiri, seperti prinsip yang dianut dalam masyarakat itu
sendiri.

B. Teori Perubahan Sosial


Perubahan sosial akan berlangsung terus selama adanya interaksi dalam
masyarakat. Dimana perubahan terjadi lantaran ada perubahan di dalam unsur-unsur
yang mempengaruhi keseimbangan masyarakat. Diantaranya ada unsur ekonomi,
kebudayaan, geografis, dan juga biologis. Perubahan diperlukan agar dapat
menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang semakin dinamis. Dalam hal ini
diketahui ada beberapa teori mengenai perubahan sosial, sebagai berikut:
1. Teori Evolusi
Teori evolusi berpijak pada perubahan yang membutuhkan proses panjang.
Beberapa tahapan mesti dilalui sampai tiba di titik perubahan yang diharapkan.

3
Teori evolusi ini dikelompokkan menjadi beberapa kategori seperti unilinear
theories of evolution, universal theories of evolution, dan multilined theories of
evolution.
2. Teori Konflik
Menurut teori konflik, pertentangan dalam masyarakat diawali dari adanya
perselisihan kelas antara kelompok yang berkuasa atau pemerintah dengan
kelompok yang tertindas. Dengan demikian menyebabkan adanya perubahan.
Teori ini menyatakan bahwa dalam perubahan dan konflik sosial selalu melekat di
tatanan masyarakat. Bahkan suatu hal yang bersifat tetap atau konstan juga
termasuk konflik sosial.Adapun lebih lanjutnya teori konflik memiliki beberapa
poin pokok yang menjadi titik berat, diantaranya:

 Tiap masyarakat terus berubah.


 Tiap komponen masyarakat umumnya menunjang terjadinya perubahan.
 Tiap masyarakat umumnya berada di dalam konflik dan ketegangan.
 Tekanan yang diberikan oleh suatu golongan kepada golongan lain
mempengaruhi kestabilan sosial.

3. Teori Fungsionalis
Menurut teori fungsionalis sejumlah unsur kebudayaan dapat berubah secara
cepat. Sedangkan unsur yang lain tidak mampu mengikuti kecepatan perubahan
yang terjadi. Alhasil terjadi suatu ketertinggalan yang menyebabkan cultural lag
atau kesenjangan sosial di masyarakat.Dilihat dari teori ini, perubahan dianggap
sebagai hal yang dapat mengacaukan keseimbangan masyarakat. Dimana proses
pengacauan dapat berhenti setelah terdapat integrasi dalam budaya. Jika
perubahan bermanfaat, maka perubahan tersebut dikatakan fungsional dan
pastinya bisa diterima masyarakat. Sebaliknya, saat suatu perubahan ternyata tidak
bermanfaat atau disfungsional sekiranya akan ada penolakan. Secara singkat
pandangan teori fungsionalis bisa dituliskan dalam beberapa poin berikut:

 Tiap masyarakat relatif stabil.


 Tiap komponen masyarakat umumnya menunjang kestabilan dalam
masyarakat.
 Tiap masyarakat umumnya relatif terintegrasi.
 Kesepakatan bersama dalam anggota masyarakat mempengaruhi kestabilan
sosial.

4. Teori Siklis
Teori siklis mencoba menegaskan bahwa perubahan di masyarakat tidak bisa
dikendalikan secara penuh oleh siapa pun. Bahkan oleh seseorang yang berkuasa
sekalipun. Pasalnya dalam masyarakat akan terjadi perputaran ataupun siklus yang
mesti diikuti. Singkatnya teori ini menjelaskan kemajuan atau kemunduran
kehidupan sosial termasuk hal wajar yang tidak bisa dihindari oleh semua orang.

4
C. Faktor Perubahan Sosial
Jika kita membicarakan mengenai perubahan sosial sudah tentu ada
pembahasan mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan sosial itu
sendiri. Faktor – faktor tersebut bisa berasal dari dalam atau berasal dari luar individu
maupun kelompok terkait. Apa sajakah faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan
sosial tersebut. Secara umum, faktor perubahan sosial yang terjadi di masyarakat
dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu
sendiri hingga akhirnya mengakibatkan terjadinya perubahan sosial pada penduduk,
inovasi produk, konflik hingga pemberontakan.

 Perubahan Penduduk

Setiap individu yang tinggal dalam lingkungan masyarakat pasti mengalami


proses sosial salah satunya dengan melakukan interaksi. Oleh karena itu, cepat atau
lambat interaksi tersebut akan turut mengubah pola pikir masyarakat ke tingkat lebih
cepat dalam hal menghadapi perubahan. Perubahan penduduk juga bisa dilihat dari
jumlah penduduk yang meningkat di suatu daerah mengakibatkan menurunnya sikap
ramah tamah, kelompok sekunder semakin bertambah, struktur kelembagaan lebih
rumit dan masih banyak lainnya.

 Adanya Penemuan Baru

Penemuan merupakan suatu tambahan dari ilmu pengetahuan terhadap


perbendaharaan pengetahuan di dunia yang sudah diverifikasi. Penemuan sendiri bisa
dikatakan sebagai salah satu bentuk tambahan baru yang ada di dalam kebudayaan
sebab meskipun kenyataan tersebut sudah ada sebelumnya, pada kenyataannya baru
menjadi bagian setelah kenyataan tersebut ditemukan. Sebuah penemuan baru jika
telah mendapat pengakuan dari masyarakat dikenal dengan sebutan inovasi dan untuk
memperoleh pengakuan tersebut membutuhkan waktu yang lama.

 Konflik Sosial

Konflik sosial juga menjadi salah satu faktor terjadinya perubahan sosial.
Konflik sosial akan sering terjadi di dalam sebuah lingkungan masyarakat
multikultural seperti yang ada di Indonesia. Ada banyak hal yang menyebabkan
terjadinya konflik sosial di masyarakat, misalnya perbedaan kepentingan seseorang,
perbedaan agama, perbedaan kepentingan politik dan masih banyak lainnya. Hal ini
pernah terjadi di Indonesia saat terjadi kerusuhan 22 Mei 2019, kasus pelanggaran
HAM di Papua dan lain sebagainya.

 Revolusi atau Pemberontakan

5
Pemberontakan sendiri bisa menjadi salah satu faktor terjadinya perubahan
sosial. Sebab pemberontakan dapat mengubah sebagian besar peraturan atau tatanan
yang sudah. Revolusi atau pemberontakan pernah terjadi di Indonesia yang dilakukan
oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) hingga mengakibatkan jatuhnya kepemimpinan
di masa Orde Lama. Sebagai akibat adanya pemberontakan tersebut terjadilah demo
secara besar – besaran untuk membubarkan PKI karena dianggap telah melanggar
Pancasila.

b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor penyebab perubahan sosial yang berasal
dari luar lingkungan masyarakat itu sendiri. Faktor – faktor tersebut dapat berasal dari
faktor alam, peperangan hingga pengaruh dari kebudayaan masyarakat lain.

 Faktor Alam yang Ada di Sekitar Lingkungan Masyarakat

Alam memiliki peran yang cukup penting dalam mempengaruhi perubahan


sosial di masyarakat. Kita tahu jika alam merupakan tempat penyedia segala macam
kebutuhan yang dibutuhkan oleh manusia, mulai dari makanan hingga tempat tinggal.
Seiring berjalannya waktu jumlah penduduk juga mengalami peningkatan. Tidak
heran jika kebutuhan akan sumber daya alam juga ikut meningkat akibatnya alam juga
ikut terkena dampaknya. Salah satu contohnya pengalihan lahan hutan untuk
perumahan sehingga berakibat terjadi bencana alam seperti tanah longsor hingga
banjir.

 Peperangan

Perang yang terjadi di suatu wilayah turut mempengaruhi perubahan sosial


baik untuk setiap individu maupun masyarakat yang tinggal di daerah peperangan.
Sudah tentu jika perang akan melibatkan keseluruhan komponen masyarakat dan
membawa perubahan pada masyarakat tersebut baik skala kecil maupun skala besar.
Hal ini akan semakin terlihat untuk masyarakat yang mengalami kekalahan, sudah
tentu akan ada budaya pemaksaan yang dilakukan oleh negara pemenang.

 Pengaruh yang Berasal Dari Kebudayaan Masyarakat Lain

Di zaman serba maju saat ini, penyebaran informasi juga dapat berlangsung
dengan cepat dan hal itu juga mempengaruhi kebudayaan masyarakat lainnya. Dengan
adanya internet, masyarakat akan lebih mudah mengakses informasi baik dalam
mencari informasi maupun berkirim pesan. Maka tidak heran jika pos atau mengirim
surat sudah tidak digunakan lagi. Tidak hanya itu saja, kerja sama yang dilakukan
antara dua negara atau lebih secara tidak langsung memperkenalkan kebudayaan dari
masing – masing negara sehingga bisa mempengaruhi perubahan sosial dalam
masyarakat.

6
Faktor Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt

Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt ada beberapa faktor yang juga
berpengaruh terhadap perubahan sosial antara lain lingkungan fisik, struktur sosial,
kontak dan isolasi, sikap dan nilai hingga kebutuhan yang dianggap perlu.

1. Lingkungan Fisik, Di sepanjang sejarah kehidupan di muka bumi, hampir


sebagian besar kelompok manusia mengubah lingkungan fisik dengan cara
melakukan migrasi. Migrasi menuju lingkungan berbeda bisa menimbulkan
perubahan yang cukup besar di segi kebudayaan. Migrasi sendiri banyak
dilakukan oleh masyarakat primitif yang sangat bergantung pada lingkungan fisik
guna mempertahankan kelangsungan hidup anggotanya.

2. Kontak Dan Isolasi, Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir atau berada
di kawasan lintas negara sudah tentu akan mengalami perubahan sosial dengan
cepat. Sebab akan ada banyak unsur kebudayaan yang berasal dari negara lain
yang masuk lalu berbaur di dalamnya. Tidak heran jika masyarakat atau negara
yang mengalami hubungan dengan negara – negara lain lebih mudah dan cepat
mengalami perubahan terlebih dahulu. Berbeda jauh dengan masyarakat yang
tinggal di wilayah pedalaman. Mereka cenderung melakukan penolakan dan
mempertahankan kebudayaan yang mereka anut selama ini.

3. Struktur social, Struktur sosial juga mempengaruhi tingkat perubahan sosial yang
ada di masyarakat secara perlahan, meskipun pengaruhnya tidak dapat dilihat
secara langsung. Ada kalanya birokrasi digunakan untuk menekan perubahan,
tetapi nyatanya birokrasi yang terlalu terpusat sangat mendukung pengembangan
dan difusi perubahan. Jika terdapat suatu kebudayaan yang memiliki hubungan
cukup erat dengan unsur budaya lainnya, bukan tidak mungkin jika perubahan
yang terjadi akan sangat sulit dilakukan dan beresiko tinggi.

4. Sikap dan Nilai – Nilai, Untuk masyarakat modern, perubahan merupakan sesuatu
yang sangat wajar untuk dihadapi. Namun bagi suatu masyarakat yang berubah
dengan cepat biasanya akan mudah memahami perubahan sosial. Akan ada
beberapa anggota masyarakat yang memiliki sikap skeptis dan kritis dalam
menghadapi beberapa bagian kebudayaan tradisional mereka dan sudah tentu akan
melakukan berbagai macam eksperimen – eksperimen baru.

5. Kebutuhan yang Diperlukan, Kebutuhan merupakan sesuatu yang bersifat


subjektif. Suatu kebutuhan dianggap nyata jika kebutuhan tersebut sesuai dengan
apa yang dibutuhkan. Artinya jika seseorang belum merasa butuh, orang tersebut
sudah tentu akan menolak perubahan. Dan hanya kebutuhan yang dianggap perlu
bagi masyarakat tertentu.

7
D. Ciri-Ciri Perubahan Sosial

Perubahan sosial terjadi di setiap bentuk masyarakat. Baik di dalam


masyarakat tradisional ataupun modern. Dari sekian banyak perubahan yang terjadi
tidak semua bisa dikategorikan menjadi perubahan sosial. Adapun suatu perubahan
bisa dikategorikan sebagai perubahan sosial berdasar ciri-ciri berikut ini:

1. Terjadi Dimana-mana
Perubahan sosial biasa terjadi dimana saja mulai dari masyarakat desa
hingga kota, meski dengan tingkat perubahan yang bisa jadi berbeda antara
satu tempat dengan tempat yang lain. Dalam hal ini masyarakat tradisional
biasanya akan mengalami pola perubahan yang berlangsung lambat.
Sedangkan masyarakat modern cenderung lebih cepat.
2. Dilakukan Secara Sengaja
Ciri berikutnya perubahan sosial dilakukan secara sengaja, meski
terkadang perubahan berlangsung sedemikian rupa tidak sengaja. Sebagai
contoh produsen kendaraan bermotor mengembangkan inovasi kendaraan agar
bisa digunakan untuk transportasi yang lebih baik dan lebih cepat.
3. Berkelanjutan
Suatu perubahan sosial berlangsung secara berkelanjutan. Hal ini
menjelaskan masyarakat akan selalu berubah, baik cepat atau lambat. Dimana
perubahan terjadi sebagai konsekuensi dasar karena sifat manusia yang terlahir
sebagai makhluk sosial.
4. Imitatif
Ciri lainnya adalah imitatif atau perubahan dalam masyarakat
berlangsung dengan mengikuti masyarakat yang lain. Hal ini lantaran setiap
kelompok dalam masyarakat saling memiliki pengaruh. Antara kelompok
masyarakat pun tidak bisa memisahkan atau mengisolir diri. Misalnya saja
perubahan dalam gaya berbusana, potongan rambut, desain rumah, dan
lainnya.

8
E. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial
Ada beragam bentuk perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Berikut
diberikan beberapa diantaranya, yaitu:
a. Perubahan Kecil
Bentuk perubahan ini terjadi dalam unsur struktur sosial yang tidak memberi
pengaruh langsung. Seperti gaya rambut, gaya pakaian, bentuk rumah, atau lainnya.
Sehingga pengaruhnya sering dianggap tidak begitu berarti.
b. Perubahan Besar
Bentuk perubahan ini bisa memberi pengaruh secara langsung dalam struktur
masyarakat. Misalnya perubahan masyarakat yang semula agraris menjadi
industrialisasi. Perubahan bisa memberi dampak besar dalam mata pencarian dan
kepadatan penduduk.

c. Perubahan Struktural
Bentuk perubahan struktural terjadi secara mendasar dengan akibat adanya
reorganisasi tatanan masyarakat. Seperti perubahan sistem pemerintah yang semula
berbentuk kerajaan menjadi republik.

F. Contoh Perubahan Sosial


Banyak perubahan terjadi di masyarakat. Adapun satu contoh nyatanya bisa
diamati dari cara berkomunikasi. Semula masyarakat belum mengenal apa itu internet.
Akan tetapi, kini internet sudah mengubah cara berkomunikasi setiap orang. Malah
dewasa ini masyarakat dibuat tergantung untuk menggunakan internet. Seperti saat
berkomunikasi tertulis melalui aplikasi chatting. Meski diakui perubahan teknologi ini
memberi kemudahan, dimana komunikasi semakin mudah, praktis, cepat, dan
hemat.Perubahan memang bisa terjadi dalam banyak bentuk seperti nilai, sikap sosial,
norma, sistem sosial, dan lainnya.

G. Dampak Perubahan Sosial

Suatu perubahan sosial berdampak pada terciptanya tatanan baru dalam


masyarakat. Modernisasi sebagai gejala perubahan sosial memiliki dampak
perubahan sosial terhadap kehidupan masyarakat dalam tatanan baru.Ada dua
dampak yang mempengaruhi perubahan sosial, yaitu dampak positif dan dampak
negatif.

a. Dampak Positif
Dampak positif mengarah pada kemajuan dengan menuju terciptanya
masyarakat yang adil dan sejahtera. Hal inilah yang dijadikan harapan oleh
masyarakat. Dampak sosial dari berlangsungnya perubahan sosial antara lain :

9
1. Munculnya Nilai dan Norma Baru
Adakalanya suatu nilai dan norma dirasa tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan
manusia yang semakin kompleks.Dengan adanya perubahan sosial diharapkan
mampu mendorong munculnya nilai maupun norma baru yang lebih sesuai dengan
tuntutan perkembangan zaman.
2. Adanya Struktur dan Hubungan Sosial Baru
Struktur dan hubungan sosial baru ini biasanya lebih menekankan pada
penghormatan terhadaphakasasimanusia.
3. Adanya Upaya Memberdayakan Perempuan dan Mewujudkan Kesetaraan
Gender
Bentuk pemberdayaan perempuan harus diletakkan dalam kerangka gender
related development yaitu dengan menambah anggaran kesehatan dan pendidikan.
Memastikan bahwa perempuan sudah mendapatkan porsi yang layak, terutama
terkait dengan peningkatan pelayanan kesehatan dan beasiswa bagi pelajar
perempuan.
Kesetaraan yang harmonis diupayakan agar peranan perempuan sebagai pelaku
kegiatan ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup. Perempuan diharapkan lebih
leluasa menggali dan mengembangkan potensi ataupun sumber daya yang
dimilikinya.
4. Terjadinya Diferensiasi Struktural
Diferensiasi struktural yaitu berkembangnya lembaga-lembaga sosial baru,
sehingga lebih memungkinkan anggota masyarakat untuk memenuhi berbagai
macam kebutuhan yang semakin kompleks.Dengan demikian, diharapkan fungsi
pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
5. Munculnya Budaya Ilmuwan
Setiap gejala sosial maupun non-sosial dilakukan dengan mengacu pada deskripsi
ilmiah. Itulah sebabnya, penalaran dan observasi harus dilakukan secara tepat agar
dapat berfungsi sebagai sarana pencarian pengetahuan ilmiah.
6. Kesadaran Politik Semakin Tinggi
Tingginya kesadaran politik ditandai dengan meningkatnya partisipasi dalam
politik praktis. Pendidikan politik mulai menyentuh lapisan bawah masyarakat,
sehingga berkembang kesadaran tentang pentingnya penggunaan hak politik.
7. Meningkatnya Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Munculnya penelitian ilmiah semakin menyadarkan manusia terhadap pentingnya
penguasaan Iptek dengan peningkatan taraf hidupnya.
8. Tingkat Pendidikan Formal Semakin Tinggi dan Merata
Perkembangan berbagai jenjang pendidikan formal, dengan jurusan dan biaya
yang beragam akan semakin meningkatkan akses anggota masyarakat terhadap
pendidikan.
9. Berkembangnya Industrialisasi
Perkembangan ini memunculkan produktivitas dan nilai tambah yang signifikan,
sehingga menyerap banyak tenaga kerja serta meningkatkan peluang ekspor.

10
10. Terbukanya Peluang Mobilitas
Hambatan untuk melakukan mobilitas sosial kini semakin berkurang. Semakin
terbukanya kesempatan untuk mengadakan mobilitas sosial pada semua strata.

b. Dampak Negatif Perubahan Sosial

Dampak negatif mengarah pada kemunduran yang ditandai dengan adanya


tindak kriminalitas, konflik sosial, deviasi sosial, serta berbagai masalah sosial
lainnya.
Hal inilah yang menjadi titik jenuh dari perubahan sosial dalam masyarakat. Adapun
dampak yang bersifat negatif antara lain.
1. Adanya Disorientasi Nilai dan Norma
Norma dan nilai terkadang diabaikan seiring semakin tingginya kebutuhan akan
kebebasan maupun independensi dari otoritas tradisional.
2. Perubahan Tingkah Laku
Perubahan tingkah laku yang mungkin menjurus pada perilaku menyimpang.
Suatu perilaku dianggap manyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan
norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
3. Budaya Konsumtif yang Semakin Besar
Individu mengkonsumsi suatu barang karena dianggap sebagai simbol status.
4. Berkembangnya Sifat Individualisme
Saat ini, masyarakat lebih mementingkan kepentingan pribadi, sehingga sering
mengesampingkan kepentingan hukum.Hubungan antar manusia bersifat
sekunder, serba terbatas pada bidang kehidupan tertentu saja.
5. Munculnya Konflik Sosial Vertikal maupun Horizontal
Konflik dan kekerasan muncul sebagai akibat adanya perbedaan sikap dan
kepentingan dalam menghadapi perubahan sosial.
6. Lembaga-lembaga Sosial yang ada Tidak Dapat Berfungsi Maksimal
Ketidakmampuan lembaga sosial berfungsi secara maksimal dikarenakan adanya
konflik antara kelompok pendukung dan penentang perubahan sosial.
7. Banyak Pengangguran
Di masa industrialisasi seharusnya tercipta banyak peluang usaha dan kesempatan
kerja.Namun, sebagian anggota masyarakat tidak siap untuk menyesuaikan diri
dengan pola industrialisasi, sehingga dapat meningkatkan jumlah pengangguran.
8. Adanya Kesenjangan Sosial

11
Anggota masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tentu
akan mampu meningkatkan taraf hidupnya.Namun sebaliknya, apabila masyarakat
tidak mampu melakukan penyesuaian, maka lama kelamaan akan semakin
terbelakang dan mengalami penurunankualitashidup.Sehubungan bergulirnya
perubahan, semakin lebar pula kesenjangan sosial yang tercipta dalam hubungan
antara dua keadaan yang saling bertolak belakang ini.
9. Terjadinya Berbagai Bentuk Kerusakan Lingkungan dan Bencana Alam
Pemanasan global (global warming) merupakan sebagai salah satu bentuk
kerusakan lingkungan dan bencana alam yang diakibatkan oleh perubahan pola
kehidupan masyarakat.
Hal ini telah menjadi sorotan masyarakat dunia, terutama negara yang mengalami
industrialisasi dan pola konsumtif tinggi.
H. Akibat Perubahan Sosial
Akibat perubahan sosial dan budaya yang terjadi tidak jarang berdampak pada
gejala sosial lainnya yang bisa diamati, misalnya sebagai berikut.
a. Anomie
Yaitu keadaan dimana seseorang sudah tidak mempunyai pegangan apapun
dalam menjalani kehidupan. Nilai-nilai yang ada sudah mulai luntur bahkan
hilang sama sekali.

b. Culture shock atau kegoncangan budaya


Kegoncangan budaya yaitu keadaan dimana seseorang atau masyarakat
tidak siap menerima kebudayaan baru yang sifatnya asing yang tiba-tiba datang.
c. Culture lag atau ketertinggalan budaya
Ketertinggalan budaya adalah kondisi dimana salah satu komponen budaya
tidak bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan komponen budaya lainnya
yang sudah mengalami perubahan terlebih dahulu.

12
BAB III
PERMASALAHAN SOSIAL

A. Pengertian Permasalahan Sosial

Soerjono Soekanto mendefinisikan permasalahan sosial sebagai ketidaksesuaian


unsur-unsur kebudayaan yang dapat membahayakan kehidupan dari suatu kelompok
sosial.Permasalahan sosial sendiri dapat terjadi karena adanya interaksi sosial di tengah-
tengah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik itu antar individu, antar
kelompok, atau antara individu dengan kelompok.Menurut Soetomo, masalah sosial
merupakan sebuah kondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian besar warga masyarakat.
Martin S. Weinberg menambahkan bahwa masyarakat yang tidak menginginkan
permasalahan sosial tersebut sepakat bahwa dibutuhkan suatu tindakan untuk dapat
mengubahnya.

B. Faktor Permasalahan Sosial

Permasalahan sosial terjadi karena beberapa faktor, antara lain:

 Faktor ekonomi, misalnya masalah pengangguran dan kemiskinan.


 Faktor budaya, misalnya masalah kenakalan remaja dan seks bebas.
 Faktor biologis, misalnya masalah kekurangan gizi dan penyakit menular.

13
 Faktor psikologis, misalnya masalah kontrol terhadap emosi.
C. Contoh Permasalahan Sosial

Di tengah-tengah masyarakat, ada beberapa contoh nyata permasalahan sosial yang


mungkin sudah familiar bagimu, antara lain:

 Kenakalan remaja
 Kemiskinan
 Pengangguran
 Kesehatan
 Aliran sesat
 Berita hoax

D. Dampak Permasalahan Sosial

Masalah pastilah mendatangkan dampak, contohnya adalah munculnya:

 Peningkatan tindak kriminalitas


 Perpecahan kelompok
 Perilaku menyimpang
 Pengangguran
 Kesenjangan antara kaya dan miskin

E. Cara Mengatasi Permasalahan Sosial

Setiap jenis masalah yang ada


memiliki solusi yang berbeda-
beda dalam penanganannya.
Contohnya, angka kenakalan
remaja dapat ditekan dengan
memberikan ruang aktivitas
positif seperti pelatihan-
pelatihan bagi remaja di
lingkungan sekolah dan tempat
tinggalnya.

Masalah pengangguran telah mendapat berbagai upaya dari pemerintah,


misalnya dijalankannya pekerjaan bersifat padat karya yang menyerap banyak tenaga
kerja. Begitupun bagi masalah aliran sesat yang senantiasa mendapatkan penanganan
langsung dari kepolisian Republik Indonesia.

14
BAB IV

KETIMPANGAN SOSIAL

A. Pengertian Ketimpangan Sosial


Ketimpangan sosial dapat diartikan sebagai adanya ketidakseimbangan atau jarak
yang terjadi ditengah-tengah masyarakat yang disebabkan adanya perbedaan status sosial,
ekonomi, ataupun budaya.

B. Faktor terjadi Ketimpangan Sosial


Ketimpangan sosial dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat,
sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan akses atau
kesempatan-kesempatan yang tersedia.
Dua faktor penghambat tersebut adalah sebagai berikut.

1. FaktorInternal
Yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Rendahnya kualitas
sumber daya manusia disebabkan oleh tingkat pendidikan/keterampilan ataupun
kesehatan yang rendah, serta adanya hambatan budaya (budaya kemiskinan).

2. FaktorEksternal
Yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang. Hal ini dapat terjadi
karena birokrasi atau ada pelaturan-pelaturan resmi (kebijakan), sehingga dapat
memperkecil akses seseorang untuk memanfaatkan kesempatan dan peluang yang
tersedia. Dengan kata lain ketimpangan sosial tersebut diakibatkan oleh hambatan-
hambatan atau tekanan-tekanan struktural. Hal tersebut merupakan salah satu
penyebab munculnya kemiskinan struktural.

C. Contoh Ketimpangan Sosial

 Ketimpangan Sosial di Masyarakat

1. Penyebab Ketimpangan Sosial di Masyarakat; Terjadi karena adanya perbedaan sosial


dan stratifikasi sosial yang sangat mencolok.
2. Ancaman Ketimpangan Sosial di Masyarakat; Ketimpangan sosial ini akan
berakumulasi dan bersinergi dengan berbagai persoalan masyarakat yang kompleks,
yang pada akhirnya akan mengganggu proses pembangunan ekonomi.

15
 Ketimpangan Sosial dalam Dunia Pendidikan
Randall Collins dalam The Credential Society: An Historical Sociology of
Education and Stratification, mengemukakan bahwa justru pendidikan formal
merupakan awal dari proses stratifikasi sosial itu sendiri.
Di Indonesia hal ini didukung oleh adanya pola perjalanan sekolah anak yang
berbeda dari kalangan keluarga mampu dan miskin.

1. Lingkungan Sekolah yang Tidak Berkualitas, lingkungan pendidikan yang bisa


didapat oleh orang miskin dan kaya atau kota dan desa.
2. Kurangnya Kesempatan Memperoleh Pendidikan yang Berkualitas, wujud input yakni
kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas akan berakibat pada input
yakni kualitas hasil pendidikan.
3. Kualitas Lulusan yang Kurang Memadai, baik dalam nilai akhir ujian ataupun kualitas
kemampuan lulusan.
4. Fasilitas Pendidikan yang Tidak Sama, Ketimpangan output sebenarnya dapat
dijelaskan lewat ketimpangan input berupa ketersediaan fasilitas pendidikan, rasio
guru-siswa, dan kualitas guru.
5. Macam-macam Ketimpangan Sosial dalam Pendidikan, berdasarkan dua dimensi
tersebut ketimpangan kelompok dapat dikelompokkan dalam empat varian. Pertama,
ketimpangan input dalam ukuran individual. Kedua, ketimpangan input dalam ukuran
kelompok. Ketiga, ketimpangan output dalam ukuran individual. Keempat,
ketimpangan output dalam ukuran kelompok.
6. Upaya Mengatasi Ketimpangan dan Peningkatan Mutu Pendidikan, upaya untuk
mengurangi ketimpangan sosial harus dimulai dari lembaga pendidikan, salah satunya
dengan penggunaan metode cooperative learning.

 Menunjukkan Rasa Empati terhadap Ketimpangan Sosial


Ketimpangan sosial timbul akibat adanya perbedaan dalam masyarakat atau
ketidaksamaan. Faktor penyebabnya karena terbentuknya statifikasi sosial. Dalam
masyarakat modern, ketimpangan sosial cenderung lebih tampak karena faktor
persaingan dalam kehidupan sangat besar terlihat di berbagai aspek. Misalnya,
perbedaan perekonomian, pendidikan, lapangan kerja, dan status sosial lainnya.
 Ketimpangan Sosial sebagai Akibat Perubahan Sosial di Tengah Globalisasi
Ketimpangan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat adalah disebabkan oleh
adanya perbedaan yang mencolok antara si kaya dan si miskin atau antara si pintar
dan si bodoh. Perbedaan ini kelihatan sangat mencolok dan menimbulkan masalah
dalam penanganannya.

D. Akibat Ketimpangan Sosial


Akibat ketimpangan sosial Beberapa akibat ketimpangan sosial secara umum di
antaranya: Kriminalitas atau kejahatan yang terjadi sebagai bentuk tingkah laku yang
merugikan individu lain dan masyarakat. Dalam buku Pengantar Sosiologi Hukum (3008)
karya Soerjono Soekamto, tindakan kriminal disebabkan oleh adanya suatu kondisi dan

16
proses sosial yang menghasilkan perilaku lainnya. Misalnya proses imitasi, persaingan,
pertentamgan kebudayaan dan lainnya. Selain itu, tidak mampu memanfaatkan tenaga
fisik maupun mental dalam kelompok. Kemiskinan sendiri diakibatkan oleh ketimpangan
desa dan kota yang merupakan suatu implikasi strategi pembangunan bias kota. Turunnya
moral Kemerosotan moral akibat dari suatu ketimpangan sosial yang tidak hanya
dirasakan oleh kelompok yang kurang mampu saja, tetapi juga masyeakat yang mampu.
Hal ini terjadi karena tumbuj dan berkembangnyansikap individualisme dan materialistis.

E. UpayaMengatasiKetimpanganSosial
Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi ketimpangan tersebut antara lain
sebagai berikut:

1. Peningkatan Kualitas Penduduk

Sebagai individu yang tingga di Indonesia, tentunya sudah mengetahui bahwa


masyarakat Indonesia itu memiliki keanekaragaman dari karakteristiknya. Keanekaragaman
itu ternyata bisa juga menjadi faktor yang menimbulkan ketimpangan sosial. Oleh karena itu,
sangat penting adanya sebuah usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
ada. Peningkatan kualitas penduduk dapat dilakukan melalui berbagai usaha. Upaya-upaya
tersebut adalah sebagai berikut :

- Memperbaiki kualitas pendidikan

- Meningkatkan fasilitas kesehatan, baik kualitas tenaga medis maupun peningkatan


pelayanan kesehatan

- Melakukan pemberdayaan kelompok masyarakat, misalnya dengan memberikan


penyuluhan atau pengarahan pada masyarakat.

2. Mobilitas Geografis

Dalam Kamus Sosiologi (Haryanta, 2012), pengertian mobilitas sangat erat


kaintannya dengan perpindahan atau perubahan gerak. Maksud dari perpindahan ini ialah
pindahnya sekelompok orang yang bisa dikatakan sebagai penduduk, pindah dari suatu
daerah ke daerah yang lain. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan jumlah penduduk di suatu
daerah, karena adanya pemerataan penduduk juga harus diikuti oleh adanya pembangunan.
Hal ini bertujuan agar tidak terjadi jumlah penduduk yang terlalu padat yang akhirnya
menimbulkan kesenjangan sosial. Contoh upaya mobilitas yang umum dilakukan adalah
transmigrasi, di mana warga kota di wilayah yang terlalu padat seperti di Jawa berpindah ke
wilayah yang lebih sedikit penduduknya, seperti di Kalimantan. Upaya ini pernah digalakkan
di zaman Presiden Soeharto dan berhasil meningkatkan kualitas ekonomi pelakunya, seperti
orang-orang Madura yang berpindah ke Kalimantan.

17
3. Menciptakan Peluang Kerja

Saat ini, Indonesia termasuk ke dalam salah satu negara berkembang dengan
kepadatan penduduk yang tinggi. Jumlah penduduk yang besar di usia produktif tersebut
tidak diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, sehingga terjadilah banyak
pengangguran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang bisa dilakukan adalah
menciptakan peluang kerja dengan memanfaatkan kondisi lingkungan sekitar. Dengan
menciptakan peluang kerja, maka kita juga akan mengurangi munculnya ketimpangan sosial
di masyarakat.

18
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi, Perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat, dapat terjadi
karena proses penyebaran manusia (difusi) dari individu yang satu ke individu
yanglain. Hal ini dikarenakan, proses perubahan sosial tidak saja berasal melalui
proses evaluasi, namun juga dapat terjadi melalui proses penyebaran unsur-unsur
kebudayaan antar masyarakat.Masyarakat merupakan istilah yang paling penting
untuk menyebutkan kesatuan-kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan ilmiah,
maupun dalam bahasan sehari-hari. Selain perubahan yang ada dimasyarakat
adalah perubahan sosial ada juga permasalahan sosial dan ketimpangan sosial,
memang dimasyarakat itu banyak sekali permasalahan,jika kita tidak pintar
menerima perubahan yang masuk maka kita akan mendapatkan permasalahan
sosial dan itu akan menyebabkan ketimpangan sosial dalam bermasyarakat.

B. Saran
Sebaiknya kita sebagai individu harus dapat berinteraksi dan
berkomunikasi dengan baik dengan sesama individu disuatu masyarakat agar
tercipta masyakarat yang aman,damai dan tentram. Selain itu juga kita harus siap
dengan segalanya baik itu tentang perubahan yang terjadi di masyarakat agar kita
tidak kaget dengan budaya yang masuk, caranya bisa dengan cara mengetahui
informasi dan lainnya. Agar tidak terjadi permasalahan sosial dimasyarakat yang
akan menyebabkan ketimpangan sosial.

19

Anda mungkin juga menyukai