Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS KELOMPOK

SISTEM ADMINISTRASI INDONESIA

“ANALISIS PENERAPAN PROGRAM KELUARGA


HARAPAN (PKH) KEMENTERIAN SOSIAL SEBAGAI
UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN”

Anggita Puspitasari Indradewi 1706108166


Desy Triana Afifudin 1706108191
Ermida Debita 1706108216
FatmaPuspita Wijayanti 1706108235
Lulu Auliandini Rafianida 1706108323
Mida Krisyohana 1706108374

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


ILMU ADMINISTRASI NEGARA
DEPOK
2018
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 1


BAB 1 ................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 4
1.4 Sistematika Penulisan ......................................................................................... 4
BAB 2 ................................................................................................................................. 5
KERANGKA TEORI ......................................................................................................... 5
2.1 Kemiskinan ......................................................................................................... 5
2.2 Sistem Perencanaan ............................................................................................ 5
2.3 Sistem Penganggaran .......................................................................................... 6
2.4 Sistem Pengawasan dan Akuntabilitas Publik .................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 9

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemerintah merupakan sebuah organisasi yang memiliki wewenang dalam
penyelenggaraan pelayanan publik. Bentuk pelayanan publik sendiri terdiri dari
pelayanan barang, jasa, maupun administrasi. Segala bentuk pelayanan publik yang
diselenggarakan memiliki tujuan terpenuhinya hak dan kebutuhan masyarakat.
Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, negara
berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak
dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pelaksanaan
pelayanan publik juga harus didasarkan atas asas keadilan, karena setiap
masyarakat memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pelayanan publik yang
prima.
Salah satu organisasi penyelenggara pelayanan publik adalah Kementerian
Sosial (Kemensos). Berdasarkan Peraturan Presiden No. 46 Tahun 2015 tentang
Kementerian Sosial, dinyatakan bahwa Kementerian Sosial mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan di bidang rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, dan penanganan fakir miskin untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara dan
inklusivitas.
Menurut Badan Pusat Statistik (2018), pada bulan September 2017 jumlah
penduduk miskin di Indonesia mengalami penurunan dari yang sebelumnya pada
Maret 2017 berjumlah 27,77 juta orang (10,64 persen) menjadi 26,58 juta orang
(10,12 persen). Namun disisi lain, berdasarkan laporan Bank Dunia berjudul
“Balancing Act” yang dirilis pada Oktober 2017, memperlihatkan bahwa hanya
sekitar 30 persen orang Indonesia yang benar-benar aman dari kemiskinan. Hal ini
tecermin dari tingginya proporsi penduduk dengan kategori rentan miskin
(vulnerable) yang mencapai sekitar 40 persen dari populasi Indonesia pada tahun
2015. Melihat data tersebut, dapat dikatakan bahwa kemiskinan masih menjadi
masalah yang krusial bagi bangsa Indonesia hingga saat ini. Oleh karena itu, sangat

2
diperlukan perhatian dan peran pemerintah yang dapat memberikan akses bantuan
sosial bagi masyarakat miskin.
Salah satu program yang dibuat oleh Kementerian Sosial dalam mengatasi
permasalahan kemiskinan adalah Program Keluarga Harapan. Menurut Kebijakan
Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2017, PKH adalah program
pemberi bantuan sosial bersyarakat kepada Keluarga Miskin (KM) yang ditetapkan
sebagai keluarga penerima manfaat PKH. Dalam istilah internasional dikenal
dengan Conditional Cash Transfer (CCT). PKH memiliki tujuan antara lain
meningkatkan taraf hidup keluarga penerima manfaat melalui akses layanan
pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Selain itu, PKH juga bertujuan
untuk mengurangi beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan KM. Sebagai
organisasi pemerintahan, Kemensos berusaha untuk melakukan pelayanan bagi
masyarakat miskin melalui program PKH ini.
Suatu program pemerintah dikatakan berhasil apabila dapat memenuhi
berbagai macam indikator yang telah ditetapkan. Salah satu contohnya adalah
memenuhi ekspektasi, yaitu mampu memberikan manfaat semaksimal mungkin
pada masyarakat. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan suatu program agar berjalan dengan baik yang dimulai dari sistem
perencanaan, sistem penganggaran, hingga sistem pengawasan dan akuntabilitas
publik suatu program. Ketiga hal tersebut dikaji agar program yang dilaksanakan
pemerintah dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana sistem perencanaan Program Keluarga Harapan Kementerian
Sosial sebagai upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia?
1.2.2 Bagaimana sistem penganggaran Program Keluarga HarapanKementerian
Sosial sebagai upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia?
1.2.3 Bagaimana sistem pengawasan dan akuntabilitas publik Program Keluarga
Harapan Kementerian Sosial sebagai upaya penanggulangan kemiskinan di
Indonesia?

3
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui sistem perencanaan Program Keluarga Harapan Kementerian
Sosial sebagai upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia.
1.3.2 Mengkaji pemahaman mengenai sistem penganggaran Program Keluarga
Harapan Kementerian Sosial sebagai upaya penanggulangan kemiskinan di
Indonesia.
1.3.3 Menganalisis sistem pengawasan dan akuntabilitas publik Program
Keluarga Harapan Kementerian Sosial sebagai upaya penanggulangan
kemiskinan di Indonesia?

1.4 Sistematika Penulisan


Penulisan makalah ini menggunakan metode deskriptif dengan data dari
berbagai sumber mengenai penerapan program PKH Kemensos. Makalah ini terdiri
dari 4 bab. Bab 1 merupakan bagian pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,
rumusan masalah, tujuan serta sistematika penulisan. Bab 2 merupakan bagian
tinjauan pustaka mengenai program PKH Kemensos. Sedangkan bab 3 merupakan
analisis mengenai sistem-sistem yang diterapkan dalam program PKH Kemensos.
Dan terakhir bab 4 yang merupakan bab terakhir berisi simpulan dan saran.

4
BAB 2
KERANGKA TEORI
2.1 Kemiskinan
Menurut Kuncoro dalam Kartiawati (2017) kemiskinan adalah suatu kondisi
ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar kebutuhan dasar rata-
rata pada suatu daerah. Kondisi ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya
kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan,
sandang, maupun papan. Kemampuan pendapatan yang rendah bukan saja
berakibat pada tidak tercukupinya kebutuhan dasar akan tetapi berdampak pada
ketidakmapuan memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar kesehatan
masyarakat dan standar pendidikan (Suryawardani, dalam Kartiawati, 2017).
2.2 Sistem Perencanaan

Perencanaan (planning) adalah proses yang dimulai dari penetapan tujuan


organisasi yaitu menentukan strategi untuk pencapaian tujuan tersebut secara
menyeluruh serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk
mengintegrasikan dan mengkordinasi seluruh pekerjaan organisasi, hingga
tercapainya tujuan organisasi (Robin dan Coulter, 2002).
Menurut Wrihatnolo dan Nugroho dalam Haya (2006) mendefenisikan pendekatan-
pendekatan dalam perencanaan publik sebagai berikut:

1. Perencanaan teknokratik
Perencanaan teknokratik dianalogikan sebagai proses perumusan perencanaan yang
melibatkan pandangan pengamat profesional, dimana hasil pemikirannya akan
dijadikan sebagai kesimpulan yang memuat tentang kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan dalam menyusun perencanaan.
2. Perencanaan partisipatif
Perencanaan partisipatif merupakan model perencanaan yang menghendaki
keterlibatan semua stakeholders. Dalam sistem perencanaan pembangunan nasional,
perencanaan partisipatif diwujudkan melalui musyawarah yang melibatkan semua
stakeholders.
3. Proses top-down dan bottom up

5
Proses top-down dan bottom up, merupakan proses perencanaan yang antara lain
bertujuan untuk menyelaraskan program-program agar dapat menjamin adanya
sinergisitas dari semua kegiatan pemerintah dan masyarakat. Proses topdown dan
bottom-up ini sesungguhnya lebih mencerminkan proses dalam pemerintahan, yaitu
dari lembaga/departemen dan daerah ke pemerintah pusat.
2.3 Sistem Penganggaran
Menurut Munandar (2007: 1) mendefinisikan anggaran merupakan rencana
yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan yang dinyatakan
dalam kesatuan (moneter) dan berlaku untuk jangka waktu di masa akan datang.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


menyatakan bahwa anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan
ekonomi. Sebagai instrument kebijakan ekonomi anggaran berfungsi untuk
mewujudkan pertumbuhgan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan
pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

Menurut Mardiasmo (2005: 67), prinsip-prinsip di dalam anggaran sektor publik


meliputi:

1. Otorisasi oleh legislatif


2. Komprehensif
3. Keutuhan anggaran
4. Nondiscretionary Appropriation
5. Periodik
6. Akurat
7. Jelas
8. Diketahui Publik

Menurut M. Munandar (2007: 1) mendefinisikan anggaran merupakan rencana


yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan yang dinyatakan
dalam kesatuan (moneter) dan berlaku untuk jangka waktu di masa akan datang.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan
bahwa anggaran ada;ah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi.
Sebagai instrument kebijakan ekonomi anggaran berfungsi untuk mewujudkan

6
pertumbuhgan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam
rangka mencapai tujuan bernegara.

Menurut (Mardiasmo, 2005:65) Anggaran sektor publik penting karena beberapa


alasan, yaitu :
1. Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan
sosial, ekonomi, menjamin kesinambungan dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
2. Anggaran dibuat karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang
terus berkembang, sedangkan sumber daya jumlahnya terbatas.
3. Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah bertanggung
jawab terhadap rakyat. Dalam hal ini anggaran publik merupakan instrumen
pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga publik yang ada.
Salah satu sistem penganggaran di Indonesia yaitu anggaran terpusat (APBN).
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan daftar sistematis
dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama
satu tahun anggaran (1 Januari – 31 Desember). APBN, perubahan APBN, dan
pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

Terdapat dua fugsi APBN yaitu :

1. Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar


untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan,
Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat
2. Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan
efesiensi dan efektivitas perekonomian.

2.4 Sistem Pengawasan dan Akuntabilitas Publik


Siagian (2007: 54) menjelaskan bahwa pengawasan adalah keseluruhan
upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa
berbagai kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

7
Rachman (2001: 23) menyebutkan bahwa salah satu indikator dari keberhasilan
suatu organisasi pemerintah dalam mencapai tujuannya adalah dengan keberhasilan
pengawasan. Jika pengawasan berjalan dengan baik maka pengawasan merupakan
unsur paling pokok dalam menentukan keberhasilan suatu program.

Keberhasilan program pengawasan sendiri dapat dilihat dari berbagai macam


indikator sebagai berikut:

1. Indikator meningkatnya disiplin, prestasi dan pencapaian sasaran


pelaksanaan tugas;
2. Indikator berkurangnya penyalahgunaan wewenang yaitu berkurangnya
tuntutan masyarakat terhadap pemerintah;
3. Indikator berkurangnya kebocoran, pemborosan dan pungutan liar.

Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang dekat dengan administrasi


publik pemerintahan (lembaga eksekutif pemerintah, lembaga legislatif parlemen
dan lembaga yudikatif), hal ini sering digunakan secara sinonim dengan konsep-
konsep seperti yang dapat dipertanggungjawabkan (responsibility), yang dapat
dipertanyakan (answerbility), yang dapat dipersalahkan (blameworthiness) dan
yang mempunyai keterkaitan dengan harapan dapat menerangkan salah satu aspek
dari administrasi publik/pemerintah (Djalil, 2014). Menurut Kurniawan (Lalolo,
2003: 17) akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan terdiri dari beberapa
elemen antara lain:

1. Adanya akses publik terhadap laporan yang telah dibuat.


2. Penjelasan dan pembenaran terhadap tindakan pemerintah.
3. Penjelasan harus dilakukan dalam sebuah forum terbuka
4. Aktor harus memiliki kewajiban untuk hadir.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, R. 2001. Administrasi Pemerintahan Dalam Pembangunan, CV. Haji Mas


Agung. Jakarta.
Djalil, Rizal. 2014. Akuntabilitas Keuangan Daerah Implementasi Pasca
Reformasi. Jakarta : RMBOOKS.
Haya, N., Wijaya, A. F., & Hanafi, I. (n.d.). Perencanaan Pelayanan Publik : Studi
Penanganan Pengaduan Masyarakat tentang Pelayanan Publik.
Kartiawati. 2017. Analisis Efektivitas Program Keluarga Harapan (PKH) dalam
Pengentasan Kemiskinan ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam. Skripsi Institut
Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Lalolo. P L K. 2003.Indikator dan Alat Ukur Prinsip Akuntabiitas, Transparansi
dan Partisipasi. Jakarta.
Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2. Penerbit Andi. Yogyakarta
Munandar, M. 2007. Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,
Pengawasan Kerja. Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE UGM
Robbins dan Coulter. 2002. Manajemen (edisi 7). PT. Indeks group gramedia.
Jakarta
Siagian P. Sondang. 2004. Teori motivasi dan Aplikasinya. Edisi 3. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai