2
Abstrak
Bab I
Pendahuluan
3
Bab II
Landasan Teori
Pengertian Diskriminasi adalah suatu sikap, perilaku, dan tindakan yang tidak adil
atau tidak seimbang yang dilakukan oleh individu atau kelompok terhadap individu atau
kelompok lainnya. Arti lain dari diskriminasi adalah suatu tindakan atau perlakuan yang
mencerminkan ketidakadilan terhadap individu atau kelompok tertentu yang disebabkan oleh
adanya karakteristik khusus yang dimiliki oleh individu atau kelompok tersebut. Diskriminasi
dibagi dalam berbagai macam bentuk salah satunya diskriminasi gender.
Diskriminasi gender sendiri merupakan bentuk diskriminasi yang dilakukan oleh
suatu gender terhadap gender lain yang mereka anggap lebih lemah dibandingkan dengan
mereka. Contohnya, antara lain menetapkan gaji yang lebih rendah kepada tenaga kerja
perempuan dibanding laki- laki meskipun tugas dan tanggung jawabnya sama. Selain
diskriminasi gender, masih banyak penyebab kekerasan terhadap perempuan ini.
Kedua adanya Budaya Patriarkhi menyebabkan terjadinya kekerasan terhadap
perempuan. Budaya Patriarkhi adalah budaya yang dibangun atas struktur dominasi dan
subordinasi yang mengharuskan suatu hirarki dimana laki-laki dan pandangan laki-laki
menjadi suatu norma. Dalam artian lain menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan
utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial dan
penguasaan properti.
Ketiga yaitu adanya pemahaman bias terhadap ajaran agama. Hampir semua agama
padahal mempunyai ajaran dan perlakuan khusus terhadap kaum perempuan. Namun
pemahaman yang berkembang adalah perempuan selalu ditempatkan dalam posisi yang
berbeda dengan laki-laki, baik dalam ranah ritual keagamaan maupun dalam ranah sosial.
4
Bab III
Metode
Di zaman yang serba maju dan canggih ini malah semakin banyak kejadian
diskriminasi terhadap perempuan dan anak-anak. Hal ini tentunya membuat resah para kaum
perempuan dan anak-anak. Hak-hak perempuan dan anak-anak yang tidak terpenuhi karena
kurangnya kesadaran masyarakat umum dan perhatian pemerintah terhadap permasalahan ini
seharusnya dapat ditangani.
Pemerintah seharusnya membuat hukum dan undang-undang yang tegas terhadap
pelaku kekerasan perempuan dan anak-anak. Pemerintah juga harus memberikan sanksi yang
pantas bagi para pelaku diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan ini agar
kesejahteraan rakyat terutama kaum perempuan dan anak-anak terpenuhi.
5
Bab IV
Pembahasan
Tingkat diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan serta anak-anak yang tidak
kunjung berkurang menunjukan rendahnya kesadaran pemerintah dan hukum terhadap
permasalahan ini. Pemerintah harus segera menangani permasalahan ini agar kesejahteraan
yang merata dan kesetaraan gender dalam masyarakat dapat tercapai.
Hukum merupakan elemen penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan
gender ini. Dengan adanya hukum yang kuat, tingkat diskriminasi terhadap perempuan dan
anak-anak yang masih tinggi ini bisa segera diatasi. Hukum tidak dapat dipisahkan dari
segala kebijakan serta peraturan yang dibuat oleh pemerintah.
Hukum merupakan konstruksi sosial, sehingga jelas bahwa ketika posisi hukum tidak
dapat memenuhi tuntutan akan keadilan, disebabkan karena semenjak awal perumusan sudah
berdasarkan pada suatu ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender dimana laki-laki dan
perempuan didefinisikan secara berbeda menurut Tranformasi Sosial, jenis kelamin dan
sosialnya.
Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah membulatkan tekad dalam upaya
memberantas diskriminasi terhadap perempuan terlihat dari pemerintah Indonesia
meratifikasi Konvensi CEDAW dengan Undang-Undang No 7 Tahun 1984 tentang
pengesahan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan.
Namun nampaknya Undang-Undang tersebut belum dapat dimaksimalkan.
Belum terakomodasinya peraturan perundang-undangan dan sistem birokrasi
pengadilan yang tidak kondusif yang menyebabkan kekerasan perempuan dan anak-anak
dalam ruang domestik dalam kurun waktu yang panjang masih tersembunyi dalam perkara
hukum keluarga seperti perceraian dan perkawinan.
6
Bab V
Simpulan