Disusun Oleh:
Kelompok 3
b. Manfaat BPNT
c. Prinsip BPNT
Program Bantuan Pangan Non Tunai berasal dari Kementrian Sosial yang
langsung di transfer ke rekening-rekening KPM sebesar Rp 150.000,-/bulan.
sesuai dengan yang ditentukan dalam pedoman pelaksanaan Bantauan Pangan
Non Tunai (BPNT). Dan pelaksanaannya sudah efektif, karena uang yang
tersalurkan setiap bulan tidak ada kendala. Akan tetapi, sumber daya fasilitias
mengalami kendala yaitu pada mesin EDC yang sering terjadi gangguan, sehingga
proses implementasi terganggu dan penyaluran bantuan tidak efektif.
3. Kemampuan masyarakat
Faktor pendorong
1. Karakteristik Agen Pelaksana
Aktor pelaksana kebijakan memiliki karakteristik yang tegas, disiplin, baik
dan ramah kepada setiap masyarakat, sudah memiliki karakteristik yang ideal
dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kota Probolinggo. Aktor-
aktor tersebut seperti pak Lurah, Pendamping, Koordinator Kelurahan dan Ketua
E-Warong dan RPK sudah memenuhi standar yaitu pelayanan publik harus
berperilaku santun dan ramah. Sehingga menjadi faktor pendorong keberhasilah
pelaksaan kebijakan BPNT di Kota Probolinggo.
2. Komunikasi Antar Organisasi
Dalam pelaksanaan program Bantuna Pangan Non Tunai (BPNT) melalui
E-Warong & RPK di Kota Probolinggo pada awal implementasi program tidak
terjadi miskomunikasi antar aktor. Karena sebelumnya pelaksanaan program dari
Kementrian Sosial sudah memberikan sosialisasi yang cukup baik sebagai tujuan
dan sasaran dari program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) melalui E-Warung
& RPK di Kota Probolinggo. Hasil sosialisasi disampaikan kepada masyarakat
Keluarga Penerima Manfaat agar masyarakat mengetahui secara rinci isi dari
program Bantuan Pangan Non Tunai(BPNT) melaui E-Warung & RPK. Tidak
hanya itu, pendamping juga melakukan sosialisasi secara rutin pada saat transaksi
program bantuan agar masyarakat paham. Sehingga komunikasi antar organisasi
terjalin dengan baik.
3. Respon masyarakat
Masyarakat sangat merespon adanya program BPNT, mereka sangat
mendukung dengan adanya program ini. berdasarkan referensi yang di dapakan
respon masyarakat setempat yang tidak mendapatkan program juga ikut
membantu dalam proses pengadaan barang di E-Warung. Masyarakat ikut
membantu mengangkat dan menata barang- barang yang dibeli oleh para pihak
pelaksana.
Selain ketiga hal tersebut, keberhasilan dalam pelaksanaan program Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT) diukur berdasarkan tingkat pencapaian indikator 6T,
yaitu Tepat sasaran, Tepat jumlah, Tepat harga, Tepat waktu, Tepat kualitas, dan
Tepat administrasi.
1. Tepat sasaran adalah program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) hanya
diberikan kepada rumah tangga miskin. Secara aturan penerima bantuan
BPNT merupakan penerima yang diambil dari data BDT (Basic Data
Terpadu) Kementerian Sosial RI yang artinya bahwa secara regulasi
mereka termasuk keluarga miskin.
2. Tepat jumlah adalah beras dan telur untuk setiap Kepala Keluarga (KK)
dalam perbulan. Berdasarkan hasil data yang didapat di lapangan
menunjukan bahwa 2484 penerima/KPM atau 100% menerima program
BPNT berupa beras 10 Kg (Beras Medium) dan telur 10 Butir telur ayam.
3. Tepat harga adalah harga beras dan telur yang diberikan kepada KPM
sesuai dengan yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu gratis tidak dipungut
biaya. Serta bantuan yang diterima berupa beras dan telur itu sudah
disesuaikan dengan jumlah bantuan yang masuk di dalam ATM Combo
setiap penerima sejumlah Rp. 150.000,-
4. Tepat waktu adalah pembagian beras dan telur dilaksanakan sesuai dengan
jadwal yang sudah ditetapkan oleh pihak Kementerian Sosial dan
berkoordinasi dengan bank penyalur.
5. Tepat kualitas adalah kualitas beras dan telur layak untuk dikonsumsi.
Komoditas BPNT berupa beras dan telur yang didapat KPM haruslah tepat
secara kualitas.
6. Tepat administrasi adalah terpenuhinya persyaratan administrasi secara
benar dan tepat waktu.
1
Panduan Umum BPNT 2017 Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial
RI
tersebut diberikan. Oleh karena itu telah terdapat perubahan dalam harga sejumlah
kebutuhan pokok.
1. Spesifikasi
2. Measurement
3. Analisis
2
Yunus, Eko Yudianto. 2019. Jurnal Implementasi Program Bantuan Pangan Non Tunai di
Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo
3
radarbromo.jawapos.com
4
radarbromo.jawapos.com
mengenai jumlah penerima BPNT, kartu BPNT akan berada di orang yang salah
(sudah mampu) dan tidak berhak lagi menerima BPNT.5
4. Rekomendasi
5
probolinggokab.go.id
6
medcom.id
7
probolinggokab.go.id
beras. Walaupun terdapat kendala dalam pelaksanaannya seperti adanya 2 ribu
warga miskin yang belum ter-cover BPNT dari Kemensos, dapat disolusikan yaitu
dengan cara Dinas Sosial Kota Probolinggo menganggarkan Rp 1,5 miliar untuk
meng-cover kebutuhan warga miskin yang tidak terakses BPNT dari Kemensos.
https://radarbromo.jawapos.com/daerah/26/01/2019/2-ribu-warga-miskin-kota-
probolinggo-belum-ter-cover-bpnt/
https://radarbromo.jawapos.com/news/21/08/2019/rekening-1-495-penerima-bpnt-
di-kota-probolinggo-bermasalah/
https://radarbromo.jawapos.com/probolinggo/01/11/2019/saldo-ribuan-kpm-bpnt-
di-kab-probolinggo-nol/
https://probolinggokab.go.id/v4/pemkab-gelar-rakor-sinergitas-penyaluran-
program-bantuan-pangan-non-tunai/
https://probolinggokab.go.id/v4/turunkan-angka-kemiskinan-bupati-tantri-dan-
bps-beraudiensi/