Anda di halaman 1dari 15

BANTUAN PANGAN NON TUNAI

MAKALAH
diajukan untuk Memenuhi Tugas Asuransi dan Perlindungan Sosial

Dosen Mata Kuliah :


Drs. Ajat Sudrajat Kurnia, M.P.

Oleh
Kelompok 9
Kelas 2A Lindayasos

1. Fairuz Zahidah (1803033)

2. Muh. Idham (1803050)

3. Dona Fitria Nur Azizah (1803055)

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV

PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN SOSIAL

POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL

BANDUNG
2020

BANTUAN PANGAN NON TUNAI ( BPNT)

A. Pengertian
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) adalah bantuan sosial pangan dalam
bentuk non tunai dari pemerintah yang diberikan kepada KPM setiap
bulannya melalui mekanisme akun elektronik yang digunakan hanya untuk
membeli bahan pangan di pedagang bahan pangan/e-warong yang
bekerjasama dengan bank.

B. Sejarah Perkembangan BPNT


Program Raskin (Beras Untuk Rumah Tangga Miskin) merupakan
program nasional yang bertujuan untuk membantu memenuhi kecukupan
pangan dan mengurangi beban finansial Rumah Tangga Miskin (RTM)
melalui penyediaan beras bersubsidi sejak tahun 2007. Program RASKIN
awalnya merupakan Program Operasi Pasar Khusus (OPK) yang diluncurkan
pada Juli 1998 dibawah Program Jaring Pengaman Sosial (JPS) sebagai
program darurat penanggulangan dampak krisis ekonomi. Pada tahun 2002
pemerintah mengganti nama OPK menjadi program Raskin agar lebih
mencerminkan sifat program, yakni sebagai program perlindungan sosial bagi
RTM. Selama 14 tahun pelaksanaan Program Raskin,berbagai pihak telah
melakukan evaluasi dan hasilnya telah memberikan input bagi perbaikan
konsep dan pelaksanaan program Raskin. Beberapa penyesuaian yang
dilakukan antara lain meliputi perubahan nama, jumlah beras masing-masing
rumah tangga, frekuensi distribusi,sumber dan jenis data,sasaran penerima
manfaat dan penyediaan lembaga pendamping.
Kemudian, Program Raskin pada bulan September tahun 2015 telah
diganti penyebutannya oleh Kementrian Sosial menjadi Program Rastra
(Beras Sejahtera). Perubahan nama tersebut bertujuan untuk mengubah
konsep masyarakat mengenai program bantuan, bahwa subsidi beras yang
diberikan oleh pemerintah adalah upaya untuk mensejahterakan masyarakat
bukan malah membuat masyarakat malas dan terus-terusan berada dalam
garis kemiskinan. Dari segi konsep, Rastra merupakan program yang sama
dengan Raskin yang membedakan adalah sebutan dan frekuensi pemberian
bantuan selama setahun. Pada Program Raskin bantuan diberikan sebanyak
12 kali dalam setahun,sedangkan pada Program Rastra meningkat menjadi 14
kali pembagian dalam setahun. Dalam pelaksanaannya selama 2 tahun
Program Rastra menuai permasalahan. Pertama, mengenai salah sasaran.
Program Rastra yang semestinya disalurkan atau dijual kepada keluarga-
keluarga miskin ternyata banyak juga yang jatuh pada kelompok masyarakat
lain (keluarga sejahtera). Salah sasaran ini banyak disebabkan oleh human
error, Dimana para petugas lapangan justru membagi-bagikan kupon Rastra
pada keluarga dekat atau teman kerabatnya. Kedua, jumlah beras yang
dibagikan sering tidak sesuai dengan apa yang telah diprogramkan. Jumlah
Rastra yang dijual kepada masyarakat (pra sejahtera) sudah yang hampir
serupa, yaitu tidak tepat sasaran, tidak tepat waktu dan tidak tepat guna.
Permasalahan-permasalahan ini pada akhirnya menyebabkan program
bantuan menjadi tidak efektif.
Dalam pidato kepresidenan diawal tahun 2016, Presiden Jokowi
mengatakan bahwa permasalahan-permasalahan efisiensi dan efektivitas
tersebut tidak hanya masalah yang dihadapi Program Rastra namun hampir
seluruh Program Bantuan Sosial.Untuk itu beliau menghimbau agar
pelaksanaan program Bansos (Bantuan Sosial) dilaksanakan secara Non
Tunai. Menjawab himbauan ini dalam rapat terbatas mengenai
Penanggulangan Kemiskinan pada tanggal 16 Maret 2016 diputuskan bahwa
mulai tahun anggaran 2017, Penyaluran Program subsidi Rastra akan
dilakukan melalui mekanisme uang elektronik dan untuk selanjutnya Program
Subsidi Rastra diganti namanya Menjadi BPNT (Bantuan Pangan NonTunai).
BPNT adalah bantuan sosial pangan yang disalurkan dalam bentuk non tunai
dari pemerintah kepada KPM / Keluarga Penerima Manfaat (sebutan untuk
masyarakat miskin yang terdaftar sebagai penerima Bansos). Mekanisme
uang elektronik yang digunakan hanya untuk membeli bahan pangan di
pedagang bahan pangan atau disebut E-warong (elektronik warung gotong
royong) yang bekerja sama dengan Bank penyalur.
Untuk mendukung pelaksanaan Program-Program Bansos yang akan
diubah ke dalam bentuk Non Tunai maka Presiden telah menetapkan Perpres
RI Nomor 63 Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non
Tunai sebagai landasan hukum sekaligus pedoman umum untuk pelaksanaan
program bantuan sosial secara non tunai. Dalam Peraturan tersebut dijelaskan
bahwa pertimbangan penyaluran bantuansosial secara nun tunai adalah untuk
alasan efisiensi, tepat sasaran, tepat jumlah, tepat waktu, tepat kualitas, tepat
administrasi, peningkatan manfaat bagi penerima bantuan serta dapat
berkontribusi terhadap keuangan inklusif. Bantuan sosial non tunai dengan
menggunakan sistem perbankan dapat mendukung perilaku produktif
penerima bantuan serta meningkatkan transparansi dana akuntabilitas
program bagi kemudahan mengontrol, memantau, dan mengurangi
penyimpangan. Penyaluran bantuan pangan secara nun tunai mulai
dilaksanakan pada tahun 2017 di kota yang memiliki akses dan fasilitas yang
memadai. Mantan Menteri Sosial Khofifah menjelaskan bahwa Program
BPNT diterapkan pada awal tahun 2017 dan telah dilaksanakan secara
serentak di 44 kota . Jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang akan
menerima BPNT di Indonesia yaitu berjumlah 1.286.000 jiwa, dengan total
bantuan yang diberikan sebesar 1,7 triliun. Setiap Keluarga Penerima Manfaat
(KPM), mendapatkan bantuan sosial sebesar Rp.110.000,- yang di transfer
setiap bulannya melalui kartu elektronik kombo. Dengan adanya kartu
kombo, peserta KPM dapat membeli kebutuhan bahan pangan seperti (beras,
gula, tepung, minyak goreng dan lain-lain), melalui agen e-warong yang
tersedia di beberapa lokasi yang telah ditetapkan.
C. Tujuan Program BPNT

Tujuan Program BPNT adalah sebagai berikut :

1. Mengurangi beban pengeluaran KPM melalui pemenuhan sebagian


kebutuhan pangan;
2. Memberikan gizi yang lebih seimbang kepada KPM;
3. Meningkatkan ketepatan sasaran dan waktu penerimaan bantuan
pangan bagi KPM;
4. Memberikan pilihan dan kendali kepada KPM dalam memenuhi
kebutuhan pangan;
5. Mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainable Development Goals/ SDGs).

D. Manfaat

Manfaat Program BPNT adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya ketahanan pangan di tingkat KPM sekaligus sebagai


mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan;
2. Meningkatkan efisiensi penyaluran bantuan sosial;
3. Meningkatnya transaksi non tunai dalam agenda Gerakan Nasional
Non Tunai (GNNT);
4. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah, terutama usaha
mikro dan kecil di bidang perdagangan.

E. Dasar Hukum Kebijakan BPNT

1. UU No.25/Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

2. UU No.13/Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin.

3. UU No.18/Tahun 2012 tentang Pangan.


4. UU No.23/Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

5. Perpres No.82/Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif


(SNKI).

6. Perpres No.63/Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non


Tunai (BSNT).

7. Arahan Presiden 26 Maret 2017, 16 April 2017, 19 Juli 2017

8. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2018


Tentang Penyaluran Bantuan Pangan Nontunai

F. Prinsip Utama

Prinsip utama Program BPNT adalah sebagai berikut :

1. Mudah Dijangkau oleh KPM;


2. Memberikan pilihan dan kendali kepada KPM tentang kapan, berapa
jenis, kualitas, dan harga bahan pangan (beras dan/atau telur) serta
tempat membeli sesuai dengan preferensi (tidak diarahkan pada E-
warung tertentu dan bahan pangan tidak dipaketkan)
3. Mendorong usaha eceran rakyat untuk memperoleh pelanggan dan
peningkatan penghasilan dengan melayani KPM.
4. Memberikan akses jasa keuangan kepada usaha eceran rakyat dan
kepada KPM;
5. E-warung dapat membeli pasokan bahan pangan dari berbagai sumber
sehingga terdapat ruang alternatif pasokan yang lebih optimal)
6. Bank Penyalur bertugas menyalurkan dana dan bantuan ke rekening
KPM dan tidak bertugas menyalurkan bahan pangan kepada KPM
termasuk tidak melakukan pemesanan bahan pangan.

Penyaluran BPNT dilaksanakan melalui jaringan sistem


pembayaran elektronik interoperabilitas dan interkoneksi yang dapat
melibatkan Bank Penyalur, Prinsipal, dan Perusahaan Switching. KPM
dapat menukarkan BPNT mereka dengan bahan pangan melalui E-warong
KUBE, Warung Desa, Rumah Pangan Kita (RPK), Agen Laku Pandai,
Agen Layanan Keuangan Digital (LKD) yang menjual bahan pangan, atau
usaha eceran lainnya

G. Penerima Manfaat BPNT

Penerima manfaat BPNT adalah keluarga, yang selanjutnya disebut


Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BPNT, dengan kondisi sosial ekonomi
25% terendah di daerah pelaksanaan.

H. Sumber dana KPM BPNT

Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin, selanjutnya disebut DT-


PPFM, yang merupakan hasil Pemutakhiran Basis Data Terpadu di tahun 2015.
DTPPFM dikelola oleh Kelompok Kerja Pengelola Data Terpadu Program
Penanganan Fakir Miskin, selanjutnya disebut Pokja Data, yang dibentuk
melalui Surat Keputusan Menteri Sosial No.284/HUK/2016 tanggal 21
September 2016, yang diperbaharui melalui Surat Keputusan Menteri Sosial
No.30/HUK/2017 tanggal 16 Maret 2017.

Pokja Data terdiri dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia


dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian
Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Sosial (Kemensos), Badan Pusat
Statistik (BPS), dan Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan (TNP2K). Daftar KPM BPNT disampaikan oleh Menteri Sosial
pada setiap bulan November. KPM BPNT adalah keluarga yang namanya
termasuk di dalam Daftar KPM. Daftar KPM diserahkan kepada Bank
Penyalur dan Pemerintah Daerah oleh Kementerian Sosial. Penyerahan data
by name by adress selambat-lambatnya diserahkan ke bank dua minggu setelah
Keputusan Menteri Sosial tentang penetapan kuota program per Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Data tersebut menajdi acuan Bank Penyalur membukakan
rekening tabungan untuk setiap KPM secara kolektif dan penyiapan agen
penyalur bantuan sesuai dengan rasio pelayanan yang memadai.

I. Besaran Manfaat
Besaran BPNT adalah Rp. 110.000/KPM/bulan. Bantuan tersebut tidak
dapat diambil tunai, dan hanya dapat ditukarkan dengan beras dan/atau telur
sesuai kebutuhan di E-warong. Bantuan dapat disisikan dan terakumulasi
dalam rekening Bantuan Pangan. Pemilihan komoditas beras dan/atau dalam
Program BPNT bedasarkan tujuan untuk menjaga kecukupan gizi KPM.
Penambahan jenis komoditas untuk mencapai tujuan tersebut dapat ditentukan
bedasarkan hasil evaluasi.

J. Mekanisme Pelaksanaan
 Tahap 1: Penerima BPNT dan persiapan data kpm

a. KPM yang menerima BPNT harus terdaftar dalam data BDT.

b. Data BDT merupakan basis data yang mendata nama dan alamat
(BNBA) 40 persen penduduk termiskin di Kabupaten/Kota tersebut.

c. KPM penerima BPNT terdiri dari KPM PKH dan KPM non PKH.

d. Data KPM BPNT ditetapkan oleh Menteri Sosial

e. Pengiriman Data KPM dilakukan melalui aplikasi Sistem Informasi


Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS-NG) yang dapat diakses
melalui situs http://siks.kemsos.go.id/

f. Untuk setiap KPM, Daftar KPM memuat informasi: 1. Nama Pasangan


Kepala Keluarga (Calon Pemilik Rekening) 2. Nama Kepala Keluarga 3.
Nama Anggota Keluarga Lainnya 4. Alamat Tinggal Keluarga 5. NIK (jika
ada) 6. Kode Unik Keluarga dalam Data Terpadu 7. Kode Unik Individu
dalam Data Terpadu 8. Penanda Peserta PKH
 Tahap 2: Edukasi dan Sosialisasi
Tujuan pelaksanaan edukasi dan sosialisasi Program BPNT adalah:
1. Memberikan pemahaman kepada para pemangku kepentingan baik
pusat dan daerah mengenai kebijakan dan Program BPNT.
2. Memberikan pemahaman kepada KPM tentang tujuan dan mekanisme
pemanfaatan Program BPNT.
3. Memberikan informasi tentang mekanisme pengaduan Program BPNT.

Sasaran Edukasi dan Sosialisasi Program BPNT adalah:


1.  Kementerian/Lembaga terkait; Pemerintah Daerah, termasuk Tum
Koordinasi Bansos
2. Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota;
3. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tingkat Kecamatan;
4. Perangkat desa/kelurahan dan jajarannya;
5.Pendamping Program BPNT, antara lain: Koordinator Tenaga
Kesejahteraan Sosial (T KS), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan
(TKSK), Koordinator dan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH)
dan pendamping sosial lainnya serta perangkat kelurahan atau desa;
6. Keluarga Penerima Manfaat (KPM);
7. pemilik/pengelola e-warong

Alur edukasi dan sosialisasi dalam pelaksanaan Program BPNT,


setidaknya mencakup:
Proses 1:
Kegiatan edukasi dan sosialisasi dilakukan oleh Kementerian Sosial
bersama Bank Penyalur kepada Pemerintah Daerah (Provinsi dan/atau
Kabupaten/Kota).

Proses 2:
Kegiatan edukasi dan sosialisasi dilakukan oleh Tin Koordinasi Bansos
Pangan di daerah bersama Bank Penyalur setempat kepada perangkat
desa/kelurahan beserta jajarannya dan Pendamping BPNT.

Proses 3:
Kegiatan edukasi dan sosialisasi dilakukan oleh Kontak Informasi (KI)
dan E-warong serta didampingi Bank Penyalur setempat kepada KPM
pada saat registrasi.

 Tahap 3: Proses Registrasi dan/atau Pembukaan Rekening

a. Koordinasi Daftar KPM dengan Kartu kit

b. Penetapan jadwal dan lokasi registrasi

c. Mempersiapkan SDM dan kelengkapan untuk registrasi

d. Perangkat desa/kelurahan dan Pendamping BPNT di tiap desa/kelurahan


untuk mencocokkan data dalam Daftar KPM dengan dokumen identitas
KPM

e. Desa menyiapkan Formulir Surat Pernyataan Orang Yang Sama

f. Perangkat desa/kelurahan dan Pendamping KPM memastikan KPM


yang ada di dalam Daftar KPM untuk hadir dalam registrasi Calon KPM

 Tahap 4: Penyaluran Bantuan ke Rekening Kpm

1. Kementerian Sosial memberikan perintah pembayaran kepada


Bendahara Umum Negara/Daerah sebagai dasar untuk pencairan dana
BPNT.

2. Bendahara Umum Negara/Daerah melakukan pencairan dana sesuai


dengan SP2D yang dikirimkan oleh Kementerian Sosial.
3. Bank Penyalur memberikan informasi mengenai pengiriman dana
bantuan kepada Kementerian Sosial dan Pemerintah Daerah.

4. Transfer dana ke rekening KPM dijadwalkan setiap tanggal 25.

5. Bank memastikan sistem uang elektronik tidak berubah setiap periode


penyaluran sehingga kode transaksi di mesin EDC tidak berubah.

 Tahap 5 : Pemanfaatan Bantuan


1. Datang ke e-warong bertanda khusus Non-Tunai yang bekerja sama
dengan Bank penyalur dengan membawa KKS (kartu Keluarga
Sejahhtera)
2. Lakukan cek kuota bantuan pangan melalui mesin EDC, masukkan pin,
dan terima bukti cek kuota
3. Pilih jenis bahan pangan sesuai ketentuan dengan jumlah sesuai
kebutuhan, lakukan pembelian dengan memasukkan nominal harga dan
pin pada EDC bank.
4. Terima bahan pangan yang telah dibeli serta bukti transaksi untuk
disimpan

K. Peran Pemda dalam Pelaksanaan BPNT


Provinsi :
1) Membentuk Tikor Bansos Pangan
2) Koordinasi ke Tikor Bansos Pangan Kab/Kota untuk tahap pelaksanaan
Program BPNT di kab/kota,
3) Dukungan pendanaan APBD,
4) Sosialisasi,
5) Penanganan pengaduan
6) Pemantauan, dan
7) Dukungan lain yang diperlukan terkait BPNT
Kab/Kota
1) Membentuk Tikor Bansos Pangan
2) Koordinasi ke Kecamatan dan kel/desa untuk pelaksanaan BPNT,
3) Dukungan pendanaan APBD
4) Pengecekan keberadaan KPM,
5) Edukasi dan sosialisasi,
6) Registrasi,
7) Pemantauan,
8) Penanganan pengaduan.

Koordinasi dengan Bank Penyalur :


1) Jadwal Pendaftaran Peserta di masing-masing desa/kelurahan serta
2) Memastikan keterlibatan perangkat desa/kelurahan dalam proses tersebut.

L. Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan BPNT


Pusat ke Provinsi
1) Mendagri, melakukan pembinaan umum terhadap pelaksanaan BPNT di
provinsi
2) Menteri Teknis, melakukan pembinaan teknis terhadap pelaksanaan BPNT
di provinsi

Provinsi ke Kabupaten/Kota
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah (GWP) , pembinaan yang bersifat umum
&
teknis pelaksanaan BPNT di kabupaten/kota

M. Hambatan Pelaksanaan Program BPNT

1. Bantuan yang diberikan masih banyak yang belum tepat sasaran seperti
masyarakat yang seharusnya menerima bantuan tetapi tidak mendapatkan
bantuan, masih ada masyarakat mampu yang mendapatkan bantuan, dan
masih ada masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan karena alamat
yang tertera di basis data terpadu tidak sesuai dengan alamat asli
2. Masyarakat masih kurang paham terkait pelaksanaan program BPNT dan
peruntukannya seperti apa.
3. Jumlah dan kualitas tenaga pendamping sosial bantuan sosial masyarakat
masih belum memadai.

4. Waktu penyaluran bantuan/subsidi yang dilakukan dalam program BPNT


mengalami keterlambatan (rapel), bantuan yang diterima semestinya dapat
dibelanjakan kapan saja, tetapi realisasinya hanya sesuai periode yang
ditetapkan pihak bank.
5. program BPNT membutuhkan infrastruktur seperti kartu elektronik, e-
warong, signal GPRS, mesin EDC, dan bahan pasokan, tetapi saat ini
pesebaran e- warong masih kurang belum tersedia di semua daerah, sinyal
GPRS yang masih terkendali, kartu ganda untuk satu KPM, bahan pasokan
di e-warong masih belum memadai

N. Solusi untuk Hambatan Pelaksanaan Program BPNT

1. Sosialisasi pengawasan dalam penentuan KPM dan pemutakhiran basis


data terpadu yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan KPM
2. Perlunya sosialisasi program secara masif agar pengetahuan masyarakat
mengenai adanya rekening tabungan, cara penggunaannya seperti apa dan
alokasinya untuk apa saja. Jangan sampai bantuan yang diberikan tidak
dimanfaatkan dengan baik
3. Menambah jumlah tenaga pendamping sosial bantuan sosial dan
meberikan pelatihan kepada tenaga pendamping untuk meningkatkan
kualitas tenaga pendamping untuk mendampingi keluarga penerima
manfaat hsrus tersedia
4. Memperbaiki sistem penyaluran bantuan program BPNT agar
penyalurannya tepat waktu dan jelas
5. Penambahan jumlah dan memperbaiki infrastruktur seperti kartu
elektronik, e-warong, mesin EDC, bahan pasokan dan fasilitasi signal
GPRS yang memadai dari provider

6.
Daftar Pustaka

Diakses tanggal 10 Februari 2020 (Kenali Lebih Dekat Program Bantuan Pangan
Non Tunai)
www.kemsos.go.id

Diakses tanggal 10 Feb. 2020 (Pedoman Umum BPNT)


www.tnp2k.go.id

Diakses tanggal 28 April 2020 (Bantuan Pangan Nontunai Masih Hadapi


Kendala)
https://ekonomi.bisnis.com/read/20170730/99/676223/bantuan-pangan-nontunai-
masih-hadapi-kendala

Diakses tanggal 28 April 2020 (4 Tantangan Salurkan Bantuan Pangan Nontunai,


Verifikasi Data hingga Edukasi)
https://economy.okezone.com/read/2017/12/18/320/1832221/4-tantangan-
salurkan-bantuan-pangan-nontunai-verifikasi-data-hingga-edukasi

Diakses tanggal 30 Mei 2020 http://scholar.unand.ac.id/48224/2/BAB


%201%20PENDAHULUAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai