Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PEMBERDAYAAN USAHA EKONOMI PRODUKTIF BAGI


MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN WEDI
KABUPATEN KLATEN

Oleh:

Muhammad Wakhid Rozik

Lembaga Sosial Dakwah


“ANDRE RADITYA DAKWAH CENTER”
Jl. Wahidin Sudiro Husodo, Plosoarum, Sekarsuli, Klaten Utara, Kabupaten Klaten

1
A. Ringkasan
Pemberdayaan merupakan suatu konsep untuk memberikan tanggungjawab
yang lebih besar kepada masyarakat tentang bagaimana melakukan pekerjaan.
Pemberdayaan akan berhasil jika dilakukan oleh pengusaha, pemimpin dan kelompok
yang dilakukan secara terstruktur dengan membangun budaya kerja yang baik. Konsep
pemberdayaan terkait dengan pengertian pembangunan masyatakat dan pembangunan
yang bertumpu pada masyarakat.
Program-program pemberdayaan sumberdaya manusia telah dilakukan
pemerintah. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan Indonesia yaitu membangun
manusia Indonesia seutuhnya, maka pembangunan harus merupakan perubahan sosial
yang tidak hanya terjadi pada taraf kehidupan masyarakat belaka tetapi juga pada
peranan unsur-unsur didalamnya. Pembangunan menempatkan manusia sebagai subyek
pembangunan. Pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan menjadi
komitmen bersama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Kemiskinan merupakan masalah pembangunan kesejahteraan sosial yang
berkaitan dengan berbagai bidang pembangunan lainnya yang ditandai oleh
pengangguran, keterbelakangan, dan ketidakberdayaan. Oleh karena itu, kemiskinan
terutama yang diderita oleh masyarakat miskin merupakan masalah pokok nasional
yang penanggulanggannya tidak dapat ditunda lagi dan harus menjadi prioritas utama
dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial.
Penanganan masyarakat msikin di kabupaten Klaten tidaklah mudah, karena
masyarakat miskin telah mengalami masalah kemiskinan yang berlangsung lama.
Masyarakat miskin mengalami keterbatasan dalam hal pendidikan, keterampilan,
sarana usaha serta modal usaha. Tawaran kredit UMKM dari pengusaha dan perbankan
syariah maupun konvensional sulit diakses oleh masyarakat miskin, karena
keterbatasan kemampuan dan asset yang dimiliki. Maka harus ada lembaga penggerak
yang membantu meningkatkan produktifitas dan kesajahteraan masyarakat miskin
Andre Raditya Dakwah Center adalah lembaga sosial dakwah yang akan
berusaha untuk membantu dan terjun secara langsung dalam meningkatkan ekonomi
masyarakat, khusunya di kecamatan Wedi kabupten Klaten, dengan memberikan
edukasi dan pelatihan untuk membangun usaha produktif bagi masyarakat. Dengan
pendampingan, edukasi dan pelatihan tersebut diharapkan dapat menjadi awal
perubahan ekonomi masyarakat yang lebih meningkat dengan usaha produktif yang
dibangun.

2
C. Analisis Situasi
Kemiskinan tidak hanya persoalan kesejahteraan tetapi ada enam alasan yang
dapat dijadikan sebagai dasar masyarakat dikatakan miskin, yaitu: (1) kemiskinan
adalah masalah kerentanan; (2) kemiskinan berarti tertutupnya akses kepada berbagai
peluang bagi mereka untuk berpartisipasi dalam proses produksi, atau terperangkap
pada hubungan produksi dengan pihak lain dengan imbalan yang rendah; (3)
kemiskinan adalah masalah ketidakpercayaan, perasaan impotensi emosional dan sosial
atas keputusan yang dilakukan elit birokrasi dalam berbagai tingkat; (4) kemisknan
berarti juga menghabiskan semua atau sebagian besar penghasilan untuk konsumsi
pangan dalam kuantitas dan kualitas yang terbatas sehingga konsumsi gizi rendah yang
berakibat pada produksi yang rendah; (5) kemiskinan ditandai dengan rendahnya rasio,
ketergantungan karena besarnya tanggungan keluarga yang berakibat rendahnya
konsumsi sehingga berpengaruh pada kecerdasan; dan (6) kemiskinan juga terefleksi
pada budaya yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lain.
Sebagaimana diketahui, bahwa kabupaten Klaten menjadi salah satu dari 19
daerah di Jawa Tengah yang masuk kategori kemiskinan ekstrem, ada lima kecamatan
yang termasuk dari ketegori miskin ekstrem, salah satunya adalah kecamatan Wedi
Klaten. kecamatan Wedi adalah salah satu kecamatan yang ada di daerah selatan kota
Klaten, yang mana terdapat 5 dari 19 desa yang terdaftar sebagai desa miskin ekstrem,
desa miskin tersebut yaitu Pasung, Sukorejo, Tanjungan, Birit dan Melikan. Penetapan
desa miskin itu ditetapkan oleh pemerintah.
Pengukuran tingkat kemiskinan tersebut menggunakan dua kategori, yaitu
kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absout merupakan suatu
kondisi dimana tingkat pendapatan seseorang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
pokok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. Sedangkan
kemiskinan relatif adalah penghitungan kemiskinan berdasarkan proporsi distribusi
pendapatan dalam suatu daerah. Kemiskinan ini dikatakan relatif karena lebih berkaitan
dengan distribusi pendapatan lapisan sosial

D. Identifikasi Masalah
a. Jumlah masyarakat miskin cenderng meningkat
b. Peluang usaha yang ada relatif terbatas
c. Belum optimalnya usaha ekomomi produktif
d. Keterbatasan akses pasar bagi kelompok usaha

3
E. Rumusan Masalah
Dari masalah yang teridentifikasi, maka dapat dirumuskan masalah yang hendak
diselesaikan dalam pengabdian pada masyarakat adalah bagaimana memberdayakan
masyarakat miskin di kecamatan Wedi melalui usaha ekonomi produktif

F. Tujuan Kegiatan
1. Menumbuhkan semangat berwirausaha bagi masyarakat miskin melalui
pembentukan kelompok usaha bersama
2. Memberdayakan potensi masyarakat miskin dalam meningkatkan pendapatan
keluarga melalui peningkatan usaha ekonomi produktif.

G. Manfaat Kegiatan
1. Memberi alternatif usaha pada masyarakat, sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan keluarga.
2. Membekali masyarakat untuk memiliki jiwa kewirausahaan dalam
mengembangkan usaha ekonomi produktif

H. Kerangka Pemecahan Masalah


Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dapat dilakukan berbagai pemecahan
masalah sebagai berikut;
a. Memberi pemahaman mengenai kewirausahaan sebagai modal awal dalam
mengembangkan usaha. Bentuk kegiatannya adalah pelatihan motivasi berusaha
dan kewirausahaan.
b. Mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam bentuk Kelompok Usaha
Bersama yang didasarkan pada potensi kelompok.

I. Khalayak Sasaran yang Strategis


Khalayak sasaran yang strategis dalam kegiatan ini adalah masyarakat yang
tergolong dalam keluarga miskin yang berada di kecamatan Wedi yang tersebar dalam
5 kelurahan yaitu Pasung, Sukorejo, Tanjungan, Birit dan Melikan. Jumlah peserta
pelatihan minimal sebanyak 50 orang terdiri atas pria dan wanita.

4
J. Metode Kegiatan
Dalam rangka mencapai tujuan yang tercantum di atas, maka ditempuh langkahlangkah
sebagai berikut;
1. Menghubungi Camat kecamatan Wedi untuk mendiskusikan topik yang hendak
diabdikan yaitu pemberdayaan usaha ekonomi produktif bagi masyarakat miskin
dan mencari data jumlah warga masyarakat yang tergolong miskin sebagai calon
peserta pelatihan
2. Menyelenggarakan pelatihan, dengan materi:
a. Edukasi tentang kewirausahaan
b. Menemukan peluang usaha bagi masyarakat
c. Manajemen usaha
d. Peningkatan keterampilan, berupa pelatihan pembuatan produk yang
disesuaikan dengan potensi warga masyarakat seperti kuliner, dan kerajinan.

K. Rancangan Evaluasi
Untuk menilai keberhasilan program kegiatan ini adalah :
1. 80% peserta yang diundang hadir dalam pelatihan.
2. Terlaksananya seluruh kegiatan pelatihan kewirausahaan
3. 40% peserta mampu mengembangkan usaha ekonomi produktif dengan
pendampingan dari tim pengabdi
4. Pernyataan kepuasan dari peserta pelatihan, dan pemerintah setempat.

L. Rencana dan Jadwal Kerja


No Kegiatan Bulan Ke
1 2 3 4
1 Seminar Awal dan Persiapan
2 Pelatihan
3 Seminar Akhir
4 Pelaporan

M. Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Jumlah
1. Narasumber 2x 500.000 Rp. 1.000.000
2. Konsumsi Pelatihan 50 x 15.000 = 750.000 x 7 = 3.750.000 Rp. 5.250.000
3. Pengadaan Bahan dan Alat Praktik Rp. 2.000.000
4. Transport TIM 5 orang x 50.000 = 250.000 x 7 = 1.250.000 Rp. 1.750.000
5. Bahan habis pakai Rp. 750.000
Total Rp. 10.750.000

Anda mungkin juga menyukai