Masyarakatnya berhubungan erat dengan kondisi alam yang berpengaruh terhadap tata kehidupan
desa.
Kondisi alam yang berpengaruh erat dengan masyarakat perdesaan antara lain tanah, tata air, iklim,
dan hujan.
Daldjoeni (1987) mengemukakan bahwa ditinjau dari pola tata guna lahannya, ada empat bentuk
perdesaan yang banyak dijumpai di Indonesia. Keempat bentuk desa tersebut adalah sebagai
berikut.
Bentuk desa linear atau memanjang mengikuti jalur jalan raya atau alur sungai. Pola semacam ini
dapat dijumpai di daerah dataran, terutama dataran rendah. Tujuan utama bentuk desa yang linear
atau memanjang adalah mendekati prasarana transportasi (jalan atau alur sungai) sehingga
memudahkan mobilitas manusia, barang, dan jasa.linear
Bentuk desa terpusat. Bentuk desa semacam ini banyak dijumpai di wilayah pegunungan. Wilayah
pegunungan biasanya dihuni oleh penduduk yang berasal dari keturunan yang sama sehingga antara
sesama warga masih merupakan saudara atau kerabat.terpusat
Bentuk desa yang mengelilingi fasilitas tertentu. Bentuk semacam ini banyak dijumpai di wilayah
dataran rendah dan memiliki fasilitas umum yang banyak dimanfaatkan oleh penduduk setempat,
seperti mata air, danau, waduk, dan fasilitas-fasilitas lainnyamengelilingi
Sketsa Desa adalah gambaran desa secara kasar atau secara umum mengenai keadaan sumber daya
fisik (alam maupun buatan). Sketsa desa adalah alat untuk menggali masalah yang berhubungan
dengan keadaan sumber daya pembangunan dan potensi yang tersedia untuk mengatasi masalah.
Hasilnya dapat berupa masalah sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, keamanan, fisik dan non
fisik
Unsur-unsur desa yang berkaitan dengan penduduk antara lain jumlah penduduk, pertumbuhan
penduduk, kepadatan penduduk, persebaran penduduk, tingkat kelahiran-kematian dan mata
pencaharian penduduk.
Unsur desa
Penduduk
Jumlah penduduk desa pada umumnya masih relatif sedikit dan bila dibandingkan dengan luas
wilayah yang ada, kepadatan penduduknya kecil. Persebaran penduduknya pun hanya diruang
lingkup wilayah desa. Hal inilah yang menyebabkan wilayah desa umumnya dihuni oleh penduduk
yang masih memiliki hubungan kekeluargaan.
Unsur-unsur desa yang berkaitan dengan penduduk antara lain jumlah penduduk, pertumbuhan
penduduk, kepadatan penduduk, persebaran penduduk, tingkat kelahiran-kematian dan mata
pencaharian penduduk.
Jumlah penduduk desa pada umumnya masih relatif sedikit dan bila dibandingkan dengan luas
wilayah yang ada, kepadatan penduduknya kecil. Persebaran penduduknya pun hanya diruang
lingkup wilayah desa. Hal inilah yang menyebabkan wilayah desa umumnya dihuni oleh penduduk
yang masih memiliki hubungan kekeluargaan.
Unsur-unsur desa yang berkaitan dengan wilayah/daerah pada dasarnya merupakan lahan yang
produktif atau yang tidak produktif dengan berbagai aspek yang dimilikinya. Misalnya batas tanah,
luas tanah, kondisi perairan, bentuk lahan, keadaan tanah dan persawahan.
Wilayah
Wilayah desa pada umumnya dipandang sebagai wilayah pedalaman yang jauh dari perkotaan
dimana memiliki keterikatan yang kuat dengan kehidupan tradisional. Bila dilihat dari karakternya,
wilayah desa tergolong masih alami dan belum sepenuhnya tersentuh oleh pembangunan dan
teknologi modern. Hal inilah yang menjadikan lingkungan desa identik dengan pertanian,
perkebunan dan peternakan. Ini berbeda sekali dengan lingkungan perkotaan yang identik dengan
gedung-gedung bertingkat, perkantoran dan pusat-pusat bisnis (Baca juga: Potensi Desa).
Tata kehidupan
Unsur-unsur desa yang berkaitan dengan tata kehidupan memiliki hubungan erat dengan norma,
adat istiadat dan karakteristik budaya lainnya yang berlaku di desa tersebut. Misalnya sistem
pergaulan masyarakat, kebudayaan masyarakat dll.
Di desa pengaruh lingkungan masih sangat kuat serta mewarnai tatanan dan pola hidup
penduduknya. Hubungan kekeluargaan masih sangat erat sehingga masyarakatnya saling mengenal
dan bisa hidup bergotong-royong. Maka tak heran, di kehidupan desa, derita seorang warga akan
dapat dirasakan bagi warga lainnya. Hubungan ini kita kenal sebagai gemeinschaft atau paguyuban.
Potensi Fisik
Tanah
Bagi masyarakat desa tanah merupakan tumpuan kehidupan sehingga menjadi potensi fisik yang
sangat penting. Oleh karena itu, di pedesaan yang masih bersifat agraris petani sangat bergantung
pada kesuburan tanah. Selain potensi untuk pertanian, di dalam tanah juga terkandung berbagai
bahan tambang
Air
Potensi air sangat beragam dan sangat bergantung pada masing-masing wilayahnya. Air dapat
dimanfaatkan antara lain untuk kepentingan rumah tangga, irigasi, dan perikanan. Bagi desa-desa di
daerah pantai, air laut dapat diolah menjadi garam.
Potensi iklim dan angin yang ada disebuah desa sangat penting terutama bagi desa-desa yang
memiliki mata pencarian di bidang agraris (pertanian). Alasannya, karena iklim berpengaruh
terhadap perencanaan waktu terhadap tanam dan jenis tanamannya. Sedangkan untuk angin dapat
dikelola atau dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak kincir untuk keperluan pengairan.
Manusia
Desa menyimpan potensi sumber daya manusia, khususnya sebagai sumber tenaga kerja
Ternak
Ternak memiliki potensi sumber tenaga yang dapat dimanfaatkan bagi petani. Contohnya sapi,
kerbau dan kuda yang dapat dipekerjakan dalam mengolah sawah dan sebagai tenaga pengangkut.
Potensi non fisik yang ada di desa adalah segenap potensi sumber daya sosial dan budaya yang
terdapat di desa yang bersangkutan. Potensi non fisik desa ini meliputi hal-hal sebagai berikut;
Gotong royong
Kehidupan yang bersifat gotong royong merupakan potensi yang sangat kuat dalam rangka
pembangunan desa.
Lembaga dan organisasi sosial serta lembaga pendidikan yang ada di desa merupakan potensi positif
bagi pembangunan desa.
Aparatur pemerintahan
Perangkat pemerintahan desa merupakan potensi yang sangat menentukan kelancaran sistem
pemerintahan.
Kawasan perdesaan (rural) adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perdesaan, pelayanan jasa, pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Kegiatan di pedesaan didominasi oleh kegiatan pertanian tanaman keras, tanaman tumpang sari,
peternakan sapi, kambing, unggas, kolam ikan.
Masih banyak ditemukan hewan liar seperti burung, tikus, tupai, ular dan lain sebagainya.