Anda di halaman 1dari 3

Strategi Lingkaran Konsentris Indonesia

Delima armida /1444110050


Pada dasarnya Setiap negara di dunia ini memiliki potensinya masing-masing, namun satu negara
dengan negara lain memiliki potensi yang berbeda-beda. Oleh sebab itu negara membutuhkan yang lain
sehingga butuh untuk berinteraksi guna mencukupi kebutuhannya kaitannya dengan kebutuhan, setiap
negara memiliki kepentingan nasionalnya masing-masing Diplomasi beserta politik luar negerinya
merupakan salah satu unsur untuk mencapai kepentingan nasional tersebut dalam kaitannya dengan
hubungan antar negara. Lingkaran konsentris adalah sebuah konsep yang digunakan untuk membantu
dalam menganalisa masalah-masalah internasional. Lingkaran konsentris ini juga memberikan
Indonesia arahan dalam memposisikan negara menghadapi masalah-masalah internasional.lingkar
konsentris memiliki 3 dimensi yaitu antara lain dimensi regional, dimensi regional adalah dimensi yang
berhubungan dengan wilayah dan letak geografis Indonesia; 2) dimensi organisasional adalah dimensi
organisasional adalah dimensi yang memandang bagaimanakah Indonesia berorganisasi dalam dunia
internasional dan hubungan internasional; 3) dimensi fungsional adalah dimensi yang berbicara
mengenai peran Indonesia dalam struktur Internasional (Zakaria, n.d.). Lingkaran konsentris menjadi
acuan bagi Indonesia dalam melakukan hubungan internasional, sebab dengan konsep lingkaran
konsentris ini Indonesia dapat memutuskan regional mana sajakah yang menjadi prioritas Indonesia
terlebih dahulu tanpa harus menyulut konflik dan tetap aktif dalam berpartisipasi di skala internasional.
konsep lingkaran konsentris ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman di dalam merumuskan
kebijakan-kebijakan politik luar negeri dan implementasinya sehingga dapat memudahakan Indonesia
untuk mencapai kepentingan nasionalnya.pembentukan lingkaran konsentris Indonesia, terdapat
beberapa faktor yang memengaruhi pembentukan tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah: letak
geografis wilayah, ideologi, ekonomi, serta keamanan Berdasarkan letak geografis, Indonesia terletak
di Asia Tenggara, Indonesia tentu memprioritaskan hubungan diplomatiknya dengan sesama negaranegara Asia Tenggara. Indonesia dapat melakukan kerjasama dalam berbagai bidang untuk mencapai
kepentingan nasionalnya. embentukan politik luar negeri tidak bisa dilepaskan dari faktor-faktor
determinannya. Howard Lentner (dalam Yani, 2007) membagi faktor determinan tersebut menjadi dua,
yakni: faktor determinan luar negeri dan domestik. Determinan luar negeri berarti situasi politik
internasional serta sistem internasional yang terjadi pada waktu tertentu. Determinan domestik berarti
determinan yang dipengaruhi oleh keadaan-keadaan dalam negeri. Mengenai determinan domestik,
Pertama adalah persepsi wilayah Indonesia serta peran di dunia internasional. Pada mulanya, sempat

terjadi perdebatan mengenai wilayah Indonesia apabila telah merdeka. Mr. Mohammad Yamin sempat
mengusulkan konsep Indonesia Raya, yakni wilayah Indonesia mencakup wilayah eks-Hindia Belanda,
serta mencakup Borneo, Timor, dan Papua sesuai dengan wilayah pada zaman Majapahit. Hatta
menolak usulan Yamin tersebut mengingat konsep Indonesia Raya yang berdasarkan wilayah Majapahit
tersebut mengandung unsur imperialistik (Suryadinata, 1998). Pada akhirnya, wilayah Indonesia hanya
mencakup wilayah eks-Hindia Belanda saja. Namun, situasi kemudian berubah setelah pemimpin
Indonesia berusaha memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah Indonesia. Adanya usaha ini
membuat peran Indonesia dalam dunia internasional mulai meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan
diadakannya konferensi Asia-Afrika, pembentukan Gerakan Non-Blok, serta pendirian ASEAN.
Bahkan, Soekarno menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara penting yang seharusnya menjadi
pemimpin bagi negara-negara Asia-Afrika (Suryadinata, 1998).
Faktor kedua adalah kapabilitas yang dimiliki oleh Indonesia dalam menjalankan politik luar
negerinya. Oleh karena itu, ekonomi, militer, serta sumber daya memgang peranan penting dalam hal
ini. Pertama adalah ekonomi. Ekonomi Indonesia semenjak merdeka selalu mengalami naik turun.
Ekonomi Indonesia sempat mengalami kemajuan pada masa Soeharto, sebelum akhirnya turun lagi
setelah dihantam Krisis Asia tahun 1998. Hal ini membuat ekonomi Indonesia menjadi tidak stabil,
serta hutang luar negeri yang menumpuk. Kedua adalah militer. Indonesia dari segi personel
merupakan yang terbesar di antara negara-negara ASEAN. Namun, hal ini tidak diimbangi oleh
perlengkapan militer yang dinilai tidak memadai (Suryadinata, 1998). Meski demikian, pada masa
sekarang terdapat usaha-usaha untuk memodernisasi perlengkapan militer Indonesia. Terakhir adalah
sumber daya. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Namun, untuk sumber daya
manusia, kualitasnya sendiri masih rendah. Oleh karena itu, Indonesia perlu untuk secepatnya
meningkatkan kualitas hidup rakyatnya agar mampu memodernisasikan diri dan mampu bersaing
dengan sumber daya manusia negara lain (Suryadinata, 1998).
Faktor terakhir yang memengaruhi pembentukan politik luar negeri Indonesia adalah budaya dan elite
politik, serta ancaman asing. Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga masyarakat Indonesia
merupakan masyarakat yang majemuk. Kondisi ini juga menyebabkan Indonesia rentan akan konflik
horizontal dan perpecahan (Suryadinata, 1998). Selain itu, ancaman asing juga merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap stabilitas politik Indonesia. Contohnya adalah ketika Soeharto yang menganggap
negara-negara komunis sebagai ancaman terhadap Indonesia.
Refrensi

1. Hanzel, M., 2013. The Three Spheres of Indonesias Foreign Policy. Foreign Policy: The Study
of International Relations

2. Kementrian

Luar Negeri Republik Indonesia. t.t. Kementrian Luar Negeri Kerjasama

Regional [online], dalam: http://www.kemlu.go.id/Pages/IFP.aspx?P=Regional [diakses pada 01


September 2016].

Anda mungkin juga menyukai