TRANSFORMASIONALIS
Bahwa akan ada hubungan lintas batas negara yang manfaatnya cukup besar
bagi masyarakat dunia. Hiperglobalis juga beranggapan bahwa pemerintah tidak
lagi dominan dalam proses ekonomi, dikarenakan munculnya institusi atau
organisasi transnasional, organisasi regional dan peningkatan peran penting
aktor non-negara dalam interaksi ekonomi internasional.
Menurut pakar hiperglobalis pula bahwa semakin berkembangnya hubungan
dan kerjasama lintas batas negara secara tidak langsung juga menumbuhkan
kesadaran akan adanya kepentingan umum sehingga memunculkan suatu
konsep yang dinamakan global society.dan pakar hiperglobalis menyadari
bahwa semakin majunya globalisasi maka batas negara menjadi kabur yang
membuat negara atau pemerintahnya sangat sulit untuk mengatur .
banyak
sekali
keresahan
merasa
tersaingi
dan
jika tadi membahas tentang kaum hyperglobalist maka kali ini giliran kaum
skeptis, globalisasi hanyalah sebuah mitos belaka. Kaum skeptis melihat konsep
globalisasi ekonomi secara keseluruhan sekaligus mencakup mengenai konsep
integrasi pasar global. Bagi kaum skeptis, adanya perkembangan globalisasi
pada sektor ekonomi adalah sesuatu yang terlalu dilebih-lebihkan karena
menurut mereka globalisasi ekonomi sudah terjadi sejak zaman dahulu .
Perspektif transformasional memilih untuk mengambil jalan tengah yaitu
perdebatan globalisasi antara hyperglobalists dan skeptis .pakar transformalis
memandang globalisasi sebagai suatu tindakan yang pada akhirnya merubah
wajah dari masyarakat moderen itu sendiri .
lantas apa pembeda yang lebih spesifik dari ketiga perspektif tersebut ?yang
pertama kaum hyperglobalist percaya dengan adanya globalisasi yang akan
membawa kelevel yang jauh lebih tingggi dalam hal ekonomi sedang kan kaum
skeptis merasa bahwa globalisasi hanyalah isapan jempol belaka transformalis
percaya bahwa negara lebih mengambat dalam kemajuan itu sendiri
dikarenakan banyak negara yang masih terlalu berfokus pada ekonomi global .
Pandangan transformalis munjukan bahwa negara bangsa harus beradaptasi dan
berinteraksi dengan aktor baru, gerakan sosial, lembaga dan badan-badan
internasional di panggung global, dan bukannya kehilangan kekuasaan, negara
bangsa beradaptasi dengan proses ini. Pada tingkat budaya, bangsa beradaptasi
dengan proses ini. Pada tingkat budaya, mis di mana "migrasi global, media
massa dan telekomunikasi berkontribusi pada difusi pengaruh budaya".