Anda di halaman 1dari 8

TEORI MODERNISASI

Pendekatan modernisasi yang dipelopori oleh Wilbert More, Marion Levy, dan Neil Smelser,
pada dasarnya merupakan pengembangan dari pikiranpikiran Talcott Parsons, dengan
menitikberatkan pandangannya pada kemajuan teknologi yang mendorong modernisasi dan
industrialisasi dalam pembangunan ekonomi masyarakat. Hal ini mendorong terjadinya
perubahan-perubahan yang besar dan nyata dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat
termasuk perubahan dalam organisasi atau kelembagaan masyarakat. Kecenderungan
terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan gejala yang wajar yang timbul dari
pergaulan hidup manusia di dalam masyarakat. Perubahan-perubahan sosial akan terus
berlangsung sepanjang masih terjadi interaksi antarmanusia dan antarmasyarakat. Perubahan
sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan
keseimbangan masyarakat, seperti perubahan dalam unsurunsur geografis, biologis,
ekonomis, dan kebudayaan. Perubahan-perubahan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan
dengan perkembangan zaman yang dinamis. Adapun teori-teori yang menjelaskan mengenai
perubahan sosial adalah sebagai berikut.
A.  Teori Modernisasi ( Neil Smelser)
Neil Smelser menggunakan dimensi-dimensi kompleksitas dan diferensiasi untuk
membedakan antara masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Suatu masyarakat maju
serta struktur budaya yang kompleks dan terdiferensiasi, serta proses diferensiasi yang
menciptakan suatu pola dan urutan-urutan. Smelser telah mengembangkan pendekatan
sistemnya yang ada di dalam kerangka teori aksi secara umum yang mencakup analisis
fungsional sistem sosial dengan unit-unit dasarnya.
Neil Smelser juga dengan teori diferensiasi strukturalnya. Smelser beranggapan dengan
proses modernisasi, ketidakteraturan struktur masyarakat yang menjalankan berbagai
berbagai fungsi sekaligus akan dibagi dalam substruktur untuk menjalankan satu fungsi yang
lebih khusus.
Neil Smelser melukiskan modernisasi sebagai transisi multidimensional yang meliputi enam
bidang. Modernisasi di bidang ekonomi berarti: (a) mengakarnya teknologi dalam ilmu
pengetahuan; (b) bergerak dari pertanian substensi ke pertanian komersial; (c) penggantian
tenaga binatang dan manusia oleh energy benda mati dan produksi mesin; (d) berkembangnya
bentuk pemukiman urban dan konsentrasi tenaga kerja di tempat tertentu. Di bidang politik
ditandai dengan transisi dari kekuasaan suku ke sistem hak pilih, perwakilan, partai politik,
dan kekuasaan demokratis. Di bidang pendidikan modernisasi meliputi penurunan angka buta
huruf dan peningkatan perhatian pada ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan. Di
bidang agama ditandai oleh sekulerisasi. Di bidang kehidupan keluarga ditandai oleh
berkurangnya peran ikatan kekeluargaan dan makin besarnya spesialisasi fungsional
keluarga. Di bidang stratifikasi sosial, moderisasi berarti penekanan pada mobilitas dan
prestasi individual ketimbang prestatsi yang dimiliki (Stompka, 2008).

B.  Teori Modernisasi ( Marion Levy, Jr )


Marion Levy, Jr telah menyajikan suatu pendekatan holistik terhadap modernisasi yang
mendekati keseluruhan hal yang berhubungan dengan struktur dan prasyarat fungsional yang
membedakan antar masyarakat yang relatif modern dan masyarakat yang relatif belum
modern.
Levy membedakan antara struktur-struktur masyarakat yang relatif modern dan masyarakat
yang non modern dilihat dari enam atribut sistematik :
1.         Spesialisasi unit-unit
2.         Swasembada unit
3.         Etika Universalitik
4.         Kombinasi Sentralisasi dan desentralisasi
5.         Aspek-aspek hubungan
6.         Media pertukaran dan pasar yang terpusat
Marion Levi memiliki 4 kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpulan manusia bisa
dikatakan atau disebut masyarakat:
1.      Ada sistem tindakan utama
2.      Saling setia pada sistem tindakan utama
3.      Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota
4.      Sebagian atau seluruh anggota baru didapat dari kelahiran atau reproduksi manusia
C.  Teori Modernisasi ( Wibert Moore )
Wilbert Moore mendefinisikan modernisasi sebagai transformasi total masyarakat tradisional
atau pra-modern ke tipe masyarakat teknologi dan organisasi sosial yang menyerupai
kemajuan dunia barat yang ekonominya makmur dan situasi politiknya stabil.
Menurut Moore (2000), perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya.
Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu
pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak
mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya.
 Wilbert Moore dan Kingsley Davis , Perubahan-perubahan sosial merupakan bagian dari
perubahan-perubahan kebudyaan. Kerubahan-perubahan dalam kebudayaan mencakup semua
bagian kebudayaan, termasuk di dalamnya kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, dan segala
wujud budaya. Misalnya, Kingsley Davis mengemukakan perubahan kogat bahasa yang
terjadi pada bahasa-bahasa orang Aria setelah terjadi terpisah dari induknya. Perubahan-
perubahan tersebut tidak memngaruhi organisasi sosial dari masyarakat-masyarakat yang
menggunakan bahasa tersebut. Perubahan-perubahan tersebut lebih merupakan perubahan
kebudayaan daripada perubahan sosial.Perubahan-perubahan dalam kebudayaan memiliki
ruang lingkup yang lebih luas. Sudah tentu, ada unsur-unsur kebudayaan yang dapat
dipisahkan dari masyarakat, tetapi perubahan dalam kebudayaan tidak perlu memengaruhi
sistem sosial.

Di dalam proses modernisasi tercakup suatu transformasi total dari kehidupan bersama
yang tradisional atau pramodern dalam artian teknologi serta organisasi sosial ke arah
pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri negara-negara barat yang stabil.
Syarat-syarat modernisasi
a.       cara berikir yang ilmiah
b.      sistem administrasi negara yang baik
c.       adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur
d.      penciptaan iklim yang favorable dari masyarakat
e.       tingkat organisasi yang tinggi
f.       sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan social plannin

Teori Siklus

Teori siklus menjelaskan bahwa perubahan sosial bersifat siklus artinya berputar melingkar.
Menurut teori siklus, perubahan sosial merupakan sesuatu yang tidak bisa direncanakan atau
diarahkan ke suatu titik tertentu, tetapi berputar-putar menurut pola melingkar. Pandangan teori
siklus ini, yaitu perubahan sosial sebagai suatu hal yang berulang-ulang. Apa yang terjadi
sekarang akan memiliki kesamaan atau kemiripan dengan apa yang ada di zaman dahulu. Di
dalam pola perubahan ini tidak ada proses perubahan sosial masyarakat secara bertahap
sehingga batas-batas antara pola hidup primitif, tradisional, dan modern tidak jelas. Perubahan
siklus merupakan pola perubahan yang menyerupai spiral seperti gambar berikut.

Pandangan teori siklus sebenarnya telah dianut oleh bangsa Yunani, Romawi, dan Cina Kuno
jauh sebelum ilmu sosial modern lahir. Mereka membayangkan perjalanan hidup manusia pada
dasarnya terperangkap dalam lingkaran sejarah yang tidak menentu. 
     Seorang filsuf sosial Jerman, Oswald Spengler, berpandangan bahwa setiap peradaban
besar menjalani proses penahapan kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Selanjutnya,
perubahan sosial akan kembali pada tahap kelahirannya kembali. Seorang sejarawan sosial
Inggris, Arnold Toynbee, berpendapat bahwa sejarah peradaban adalah rangkaian siklus
kemunduran dan pertumbuhan. Akan tetapi, masingmasing peradaban memiliki kemampuan
meminjam kebudayaan lain dan belajar dari kesalahannya untuk mencapai tingkat peradaban
yang tinggi. Salah satu contoh adalah kemajuan teknologi di suatu masyarakat umumnya terjadi
karena proses belajar dari kebudayaan lain.
Kita dapat melihat kebenaran teori siklus ini dari kenyataan sosial sekarang. Misalnya, dari
perilaku mode pakaian, dan gaya kepemimpinan politik. Sebagai contoh, dalam perubahan
mode pakaian, seringkali kita melihat mode pakaian terbaru kadang-kadang merupakan tiruan
atau mengulang model pakaian zaman dulu.
    Dalam bidang politik, kita juga melihat adanya perubahan bersifat siklus. Sering kita melihat
upacara-upacara sosial yang dilakukan pemimpin suku di zaman kuno dilakukan kembali oleh
pemimpin politik masyarakat modern sekarang, misalnya melakukan upacaraupacara yang
sifatnya memuja dan memelihara tradisi turun-temurun.

Teori Perkembangan/Teori Linier


    Menurut teori ini perubahan sosial bersifat linier atau berkembang menuju ke suatu titik tujuan
tertentu. Penganut teori ini percaya bahwa perubahan sosial bisa direncanakan atau diarahkan
ke suatu titik tujuan tertentu. Masyarakat berkembang dari tradisional menuju masyarakat
kompleks modern. Bentuk perubahan sosial menurut teori ini dapat digambarkan seperti tampak
dalam gambar berikut.

Pandangan tentang teori linier dikembangkan oleh para ahli sosial sejak abad ke-18, bersamaan
dengan munculnya zaman pencerahan di Eropa yang berkeinginan masyarakat lebih maju. Teori
linier dapat dibagi menjadi dua, yaitu teori evolusi dan teori revolusi. Teori evolusi melihat
perubahan secara lambat, sedangkan teori revolusi melihat perubahan secara sangat drastis.
Menurut teori evolusi bahwa masyarakat secara bertahap berkembang dari primitif, tradisional,
dan bersahaja menuju masyarakat modern. Teori ini dapat kita lihat di antaranya dalam karya
sosiolog Herbert Spencer, Emile Durkheim, dan Max Weber. Herbert Spencer seorang sosiolog
Inggris, berpendapat bahwa setiap masyarakat berkembang melalui tahapan yang pasti. Herbert
Spencer mengembangkan teori evolusi Darwin untuk diterapkan dalam kehidupan sosial.
    Menurut Spencer orang-orang yang cakap akan memenangkan perjuangan hidup, sedangkan
orang-orang lemah akan tersisih sehingga masyarakat yang akan datang hanya diisi oleh
manusia-manusia tangguh yang memenangkan perjuangan hidup.
    Emile Durkheim mengetengahkan teorinya yang terkenal bahwa masyarakat berkembang dari
solidaritas mekanik ke solidaritas organik. Solidaritas mekanik merupakan cara hidup
masyarakat tradisional yang di dalamnya cenderung terdapat keseragaman sosial yang diikat
oleh ide bersama. Sebaliknya, solidaritas organik merupakan cara hidup masyarakat lebih maju
yang berakar pada perbedaan daripada persamaan. Masyarakat terbagi-bagi secara beragam
atau terjadi proses diferensiasi kerja.
    Teori revolusioner dapat kita lihat dalam karya Karl Marx sebagai sosiolog. Karl Marx juga
melihat masyarakat berubah secara linier, namun bersifat revolusioner. Semula masyarakat
bercorak feodal lalu berubah secara revolusioner menjadi masyarakat kapitalis. Kemudian,
berubah menjadi masyarakat sosialis-komunis sebagai puncak perkembangan masyarakat.
    Max Weber berpendapat bahwa masyarakat berubah secara linier dan masyarakat yang
diliputi oleh pemikiran mistik menuju masyarakat yang rasional. Terjadi perubahan dari
masyarakat tradisional yang berorientasi pada tradisi turun-temurun menuju masyarakat modern
yang rasional.

TEORI GERAKAN SOSIAL


Gerakan sosial (bahasa Inggris: social movement) adalah aktivitas sosial berupa gerakan sejenis
tindakan sekelompok yang merupakan kelompok informal yang berbentuk organisasi, berjumlah
besar atau individu yang secara spesifik berfokus pada suatu isu-isu sosial atau politik dengan
melaksanakan, menolak, atau mengkampanyekan sebuah perubahan sosial.

Istilah "social movement" diperkenalkan pada 1848 oleh sosiolog Jerman Lorenz von Steinpada
bukunya Socialist and Communist Movements since the Third French Revolution(1848) dimana ia
memperkenalkan istilah "social movement" pada diskusi akademis.

Charles Tily mendefinisikan social movement sebagai rangkaian tindakan yang berkelanjutan,


menunjukkan dan menyampaikan kepada masyarakat awam untuk membuat klaim bersama
terhadap kelompok lainnya. Menurut Tilly, social movement merupakan kendaraan utama bagi
masyarakat awam untuk berpartisipasi pada kegiatan politik publik.

Sidney Tarrow mendefinisikan social movement sebagai tantangan bersama (untuk elit politik,
penguasa, atau kelompok kebudayaan tertentu) oleh orang-orang dengan tujuan bersama dan
solidaritas dengan interaksi yang terus-menerus terhadap lawan politik mereka. Ia secara spesifik
memisahkan social movement dengan partai politik dan kelompok pembelaan.

Beberapa proses utama bergantung dibalik sejarah social movement. Urbanisasi mendorong
pemukiman yang lebih besar, dimana orang-orang dengan tujuan yang sama dapat bertemu satu
sama lain, berkumpul dan berorganisasi. Hal ini mendorong interaksi sosial antara sekelompok
orang, dan hal tersebut terbukti di daerah perkotaan yang seringkali menjadi social movement
pertama kali berlangsung. Serupa dengan hal ini, proses industrialisasi yang mengumpulkan
sejumlah besar pekerja dalam region yang sama menjelaskan mengapa banyak dari pergerakan
tersebut ditujukan untuk permasalahan seperti kesejahteraan ekonomi, hal yang penting bagi
kelas pekerja. Banyak social movement lainnya yang terjadi di universitas, dimana proses edukasi
massal membawa banyak orang berkumpul bersama. Dengan perkembangan teknologi
komunikasi, kreasi dan aktivitas social movement menjadi lebih mudah. Hingga akhirnya,
penyebaran demokrasi dan hak berpolitik sebagaimana kebebasan berbicara membuat social
movement semakin mudah untuk dimulai.

Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan
sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain gerakan sosial lahir sebagai reaksi
terhadap sesuatu yang tidak diinginkannya atau menginginkan perubahan kebijakan karena dinilai
tidak adil. Biasanya gerakan sosial seperti itu mengambil bentuk dalam aksi protes atau unjuk rasa
di tempat kejadian atau di depan gedung dewan perwakilan rakyat atau gedung pemerintah.
Setelah Mei 1998, gerakan sosial semakin marak dan ketidakadilan atau ketidakpuasan yang
muncul jauh sebelum 1998 dibongkar untuk dicari penyelesaiannya. Situasi itu menunjukkan
bahwa dimana sistem politik semakin terbuka dan demokratis maka peluang lahirnya gerakan
sosial sangat terbuka.

Berbagai gerakan sosial dalam bentuk LSM dan Ormas bahkan Parpol yang kemudian menjamur
memberikan indikasi bahwa memang dalam suasana demokratis maka masyarakat memiliki
banyak prakarsa untuk mengadakan perbaikan sistem atau struktur yang cacat. Dari kasus itu
dapat kita ambil semacam kesimpulan sementara bahwa gerakan sosial merupakan sebuah
gerakan yang lahir dari dan atas prakarsa masyarakat dalam usaha menuntut perubahan dalam
institusi, kebijakan atau struktur pemerintah.

Di sini terlihat tuntutan perubahan itu biasanya karena kebijakan pemerintah tidak sesuai lagi
dengan konteks masyarakat yang ada atau kebijakan itu bertentangan dengan kehendak sebagian
rakyat.Karena gerakan sosial itu lahir dari masyarakat maka kekurangan apapun di tubuh
pemerintah menjadi sorotannya. Jika tuntutan itu tidak dipenuhi maka gerakan sosial yang
sifatnya menuntut perubahan insitusi, pejabat atau kebijakan akan berakhir dengan terpenuhinya
permintaan gerakan sosial. Sebaliknya jika gerakan sosial itu bernafaskan ideologi, maka tak
terbatas pada perubahan institusional tapi lebih jauh dari itu yakni perubahan yang mendasar
berupa perbaikan dalam pemikiran dan kebijakan dasar pemerintah.

Berbicara tentang gerakan sosial ( Social Movement ) maka tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan kapitalisme dunia, karena pada umumnya gerakan sosial lahir untuk merespon
akan diskursus kapitalisme. Dan walaupun gerakan sosial merupakan gejala yang baru dalam ilmu
sosial, namum gerakan sosial sudah ada sejak lama yaitu mulai abad 18, yaitu pada saat gereja
Methodis di Amerika dan Inggris menjadi sebuah bentuk gerakan sosial yang berbasis Agama.

Di abad 19 terdapat gerakan sosial Internasional (The International Socialist Movement ) yang
tumbuh dan berkembang di berbagai tempat di Eropa juga di anggap sebagai gerakan sosial. Dan
pada abad ke 20 juga terdapat gerakan hak-hak sipil di Eropa dan Amerika yang menentukan
sejarah panjang diskriminasi rasial di negeri tersebut. Di tahun 1970 an gerakan anti perang dan
gerakan anti kemapanan yang menggunjang kehidupan Amerika juga dianggap sebagai inspirasi
dari gerakan sosial.

Gerakan sosial (social movement) merupakan fenomena partisipasi sosial (masyarakat) dalam


hubungannya dengan entitas-entitas eksternal. Istilah ini memiliki beberapa definisi, namun
secara umum dapat dilihat sebagai instrumen hubungan kekuasaan antara masyarakat dan entitas
yang lebih berkuasa (powerful). Masyarakat cenderung memiliki kekuatan yang relatif lemah
(powerless) dibandingkan entitas-entitas yang dominan, seperti negara atau swasta (bisnis).
Gerakan sosial menjadi instrumen yang efisien dalam menyuarakan kepentingan masyarakat.
Dengan kata lain gerakan sosial merupakan pengeras suara masyarakat sehingga kepentingan dan
keinginan mereka terdengar.

Gerakan sosial merupakan jawaban spontan maupun terorganisir dari massa rakyat terhadap
negara yang mengabaikan hak-hak rakyat, yang ditandai oleh penggunaan cara-cara di luar jalur
kelembagaan negara atau bahkan yang bertentangan dengan prosedur hukum dan kelembagaan
negara. Gerakan sosial dapat dipahami sebagai upaya bersama massa rakyat yang hendak
melakukan pembaruan atas situasi dan kondisi sosial politik yang dipandang tidak berubah dari
waktu ke waktu atau juga untuk menghentikan kondisi status quo.

Para Sosiolog membedakan gerakan sosial kedalam beberapa jenis:

1. Gerakan Sosial Berasaskan Lingkupnya 

a. Gerakan Reformasi 
Gerakan yang didedikasikan untuk mengubah beberapa norma, biasanya hukum. Contoh gerakan
semacam ini akan mencakup seperti, serikat buruh dengan tujuan untuk meningkatkan hak-hak
pekerja, gerakan hijau yang menganjurkan serangkaian hukum ekologi, atau sebuah gerakan
pengenalan baik yang mendukung atau yang menolak adanya, hukuman mati atau hak untuk
dapat melakukan aborsi. Dalam beberapa gerakan reformasi memungkinkan adanya penganjuran
perubahan tehadap norma-norma moral misalkan, mengutuk pornografi atau proliferasi dari
beberapa agama. Sifat gerakan semacam itu tidak hanya terkait dengan masalah tetapi juga
dengan metode yang dipergunakan, dari kemungkinan ada penggunaan metode yang sikap
reformis non-radikal yang akan digunakan untuk pencapaian akhir tujuan, seperti dalam kasus
aborsi agar dapat tercipta adanya pembuatan hukum perundangan-undangan.

b. Gerakan Radikal
Gerakan yang didedikasikan untuk adanya perubahan segera terhadap sistem nilai dengan
melakukan perubahan-perubahan secara substansi dan mendasar, tidak seperti gerakan
reformasi, Contohnya termasuk Gerakan Hak Sipil Amerika yang penuh menuntut hak-hak sipil
dan persamaan di bawah hukum untuk semua orang Amerika (gerakan ini luas dan mencakup
hampir seluruh unsur-unsur radikal dan reformis), terlepas dari ras, yang di Polandia dikenal
dengan nama Solidaritas /(Solidarność) gerakan yang menuntut transformasi dari sebuah tata nilai
politik Stalinisme menuju kepada tata nilai sistim poltik sistem ekonomi atau ke dalam tata nilai
sistim poltik demokrasi atau di Afrika Selatan disebut gerakan penhuni gubuk Abahlali
baseMjondolo yang menuntut dimasukkannya para penghuni gubuk secara penuh ke dalam
penghunian kehidupan kota.

2. Gerakan Sosial Berasaskan Jenis Perubahanya  

a. Gerakan Inovasi
Gerakan yang ingin mengaktifkan norma-norma tertentu, nilai-nilai, dan lain-lain gerakan advokasi
yang tak umum kesengajaan untuk efek dan menjamin keamanan teknologi yang tak umum
adalah contoh dari gerakan inovasi.

b. Gerakan Konservatif
Gerakan yang ingin menjaga norma-norma yang ada, nilai, dan sebagainya Sebagai contoh, anti-
abad ke-19, gerakan modern menentang penyebaran makanan transgenik dapat dilihat sebagai
gerakan konservatif dalam bahwa mereka bertujuan untuk melawan perubahan teknologi secara
spesifik, namun mereka dengan cara yang progresif gerakan yang hanya bersikap anti-perubahan
(misalnya menjadi anti-imigrasi) sedang untuk hasil tujuan kepentingan tidak pernah didapat
hanya merupakan bersifat bertahan.

3. Gerakan Sosial Berasaskan Targetnya 


a. Gerakan Fokus Berkelompok
Bertujuan mempengaruhi atau terfokus pada kelompok atau masyarakat pada umumnya,
misalnya, menganjurkan perubahan sistem politik. Beberapa kelompok ini akan berubah atau
menjadi atau akan bergabung dengan partai politik, tetapi banyak tetap berada di luar sistem
partai politik partai.

b. Gerakan fokus Individu


Fokus pada yang mempengaruhi secara personal atau individu. Sebagian besar dari gerakan-
gerakan keagamaan akan termasuk dalam kategori ini.

4. Gerakan Sosial Berasaskan Metode Kerjanya 

a. Gerakan damai yang memperlihatkan untuk berdiri kontras dengan gerakan 'kekerasan'.


gerakan Hak-Hak Sipil Amerika, gerakan Solidaritas Polandia yang tanpa penggunaan kekerasan,
selalu berorientasi sipil dan sayap gerakan kemerdekaan India boleh dimasukan ke dalam kategori
ini.

b. Gerakan kekerasan yang umumnya merupakan gerakan bersenjata misalkan berbagai


Tentara Pembebasan Nasional seperti, Tentara Pembebasan Nasional Zapatista dan gerakan
pemberontakan bersenjata lainnya.

5. Gerakan Sosial Berasaskan Lama atau Baru 

a. Gerakan Lama
Gerakan untuk perubahan yang telah ada sejak awal masyarakat, sebagian besar merupakan
gerakan-gerakan abad ke-19 berjuang untuk kelompok-kelompok sosial tertentu, seperti kelas
pekerja, petani, orang kulit putih, kaum bangsawan, keagamaan, laki-laki. Mereka biasanya
berpusat di sekitar beberapa tujuan materialistik seperti meningkatkan standar hidup atau,
misalnya, otonomi politik kelas pekerja.

b. Gerakan Baru
Gerakan yang menjadi dominan mulai dari paruh kedua abad ke-20 - seperti gerakan feminis,
gerakan pro-choice, gerakan hak-hak sipil, gerakan lingkungan, gerakan perangkat lunak bebas,
gerakan hak-hak gay, gerakan perdamaian, gerakan anti-nuklir, gerakan alter-globalisasi dan lain
lain, Kadang-kadang gerakan ini dikenal sebagai gerakan sosial baru. Mereka biasanya berpusat di
sekitar isu-isu yang sama yang tidak terpisahkan dari masalah sosial.

6. Gerakan Sosial Berasaskan Jangkauannya 

a. Gerakan Secara Internasional


Gerakan sosial yang mempunyai tujuan serta sasaran secara global. Gerakan-gerakan seperti
yang pertama kali dilakukan aliran Marx kemudian seperti Forum Sosial Dunia, Gerakan
atiglobalisasi dan gerakan anarkis berusaha untuk mengubah masyarakat secara global.

b. Gerakan Lokal
Sebagian besar dari gerakan sosial memiliki lingkup lokal.gerakan yang didasarkan pada tujuan
lokal atau regional, seperti melindungi daerah alam tertentu, melobi untuk penurunan tarif tol di
jalan tol tertentu, atau mempertahankan bangunan yang akan dihancurkan untuk gentrifikasi agar
dapat mengubahnya menjadi pusat-pusat sosial.

c. Gerakan Semua Tingkatan


Gerakan sosial yang berkaitan dengan kompleksitas pemerintahan di abad ke-21 dan bertujuan
untuk memiliki pengaruh di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional.

Dinamika Gerakan Sosial 


Gerakan sosial tidak bersifat terus-menerus karena memiliki siklus hidup kurang-lebih sebagai
berikut: diciptakan, tumbuh, pencapaian sasaran akhir atau berikut kegagalannya , terkooptasi
dan kehilangan semangat. 
Sedangkan Horton dan Hunt (1993) merumuskan tahapan gerakan sosial sebagai
berikut:

1. Tahap ketidaktenteraman, karena ketidakpastian dan ketidakpuasan semakin meningkat;


2. Tahap perangsangan, yakni ketika perasan ketidakpuasan sudah sedemikian besar,
penyebab-penyebabnya sudah diidentifikasi, dan saran-saran tindak lanjut sudah
diperdebatkan;
3. Tahap formalisasi, yakni ketika para pemimpin telah muncul, rencana telah disusun, para
pendukung telah ditempa, dan organisasi serta taktik telah dimatangkan;
4. Tahap institusionalisasi, yakni ketika organisasi telah diambil alih dari para pemimpin
terdahulu, birokrasi telah diperkuat, dan ideologi serta program telah diwujudkan. Tahap
ini seringkali merupakan akhir kegiatan aktif dari gerakan sosial;
5. Tahap pembubaran (disolusi), yakni ketika gerakan itu berubah menjadi organisasi tetap
atau justru mengalami pembubaran.

Anda mungkin juga menyukai