Anda di halaman 1dari 5

Marcelita Kusvara P 1444010008

Tessa Olivia

1444010023

Marselinus Richardo 1444010012

Delima Armida

1444010050

Creating a Global Communication Infrastructure


Sekitar tahun 1980 hingga 1990 terjadi perubahan ideologi dalam arena politik global
yang akhirnya dapat menciptakan rezim pro-market dalam perdagangan internasional yang
memberikan dampak besar pada dunia komunikasi internasional.1 Adanya penggabungan
antara proses deregulasi dan privatisasi dalam komunikasi serta industri media dengan
informasi secara digital dan teknologi komunikasi baru yang memungkinkan adanya
pergerakan baru dalam komunikasi internasional. Contoh nyata yang paling jelas pada saat itu
adanya dunia industri satelit, yang pada akhirnya mengkonvergen bentuk telekomunikasi
masa kini. Komputer, maupun industri media memberikan banyak informasi melalui dunia
yang saling terhubung secara digital pada saat ini. Globalisasi dari hasil telekomunikasi telah
merevolusi dunia komunikasi internasional.
Dengan adanya hal demikian, inovasi dari informasi baru dan teknologi komunikasi
semakin terintegrasi ke dalam infrastruktur komunikasi global yang di privatisasi, terutama
karena akibat dari kebijakan yang mulai bergeser, dari pandangan state-centric komunikasi
diatur dengan aturan pasar bebas antara negara-negara besar hingga menjadi organisasi
multilateral seperti International Telecommunication Union (ITU).2
Analisis komunikasi internasional yang tradisional masih terbatas pada kegiatan governmentto-government yang mana beberapa negara masih mempengaruhi agenda perkembangan
komunikasi, tetapi dengan adanya pertumbuhan jaringan satelit secara regional maupun yang
global, sistem komunikasi meluas menjadi bentuk telekomunikasi, penyiaran, serta dalam
perdagangan elektronik. Bab ini membahas mengenai perusahaan-perusahaan transnasional
(TNC) yang telah diuntungkan dengan adanya liberalisasi dan privatisasi dari komunikasi
internasional dengan analisis studi kasus Rupert Murdoch News Corporation.
1 Thussu, DayaKishan. 2000. Creating a global communication infrastructure in International
Communication : Continuity and Change. New York: Oxford University Press. Hal 83.

2 Ibid.

The Privatization of Telecommunications


Pada dunia telekomunikasi, negara pada sebagian besar abad kedua puluh, menjadi
kunci utama untuk menyediakan infrastruktur nasional serta mengatur lalu lintas
internasional.

pada

tahun

1990-an,

monopoli

negara

oleh

Post

Telegraph

and

Telecommunications (PTT) dipaksa untuk memberikan jaringan mereka ke telekomunikasi


swasta, yang merupakan bagian dari perusahaan-perusahaan transnasional. Dari sinilah,
dimulai dari beberapa negara-negara di bagian Barat yang kini mulai terpengaruh dengan
telekomunikasi yang mengglobal, yaitu dengan mayoritas privatisasi dari PTT atau proses
privatisasi itu sendiri (ITU, 1999a; OECD, 1999).3
Sejak berdirinya Telegraph Union International pada tahun 1865, peraturan telekomunikasi
internasional ada pada perjanjian multilateral yang mana menetapkan standar umum jaringan
telekomunikasi di seluruh dunia serta harga untuk dapat mengakses jaringan ini. konvensi ini
didasari pada prinsip-prinsip monopoli nasional serta subsidi silang, sehingga operator
telekomunikasi nasional seperti kantor pos Inggris yang bisa mempertahankan biaya yang
terjangkau bagi penggunanya dengan menggunakan subsidi dari pendapatan telepon
internasional.
Namun sekitar tahun 1980-an, kebijakan ini dikritik karena tidak memperhitungkan
inovasi teknologi lain, seperti komputer, kabel serat optik, dan mesin faks. Yang terpenting
adalah perbedaan yang dirasa kabur antara transmisi suara dan data yang dimungkinkan oleh
teknologi yang baru ini (Mansell, 1993). 4 Karena lalu lintas telekomunikasi yang semakin
meningkat, sehingga terjadi permintaan dari peusahaan-perusahaan transnasional untuk dapat
mengurangi tarif telekomunikasi, terutama untuk layanan internasional. Perusahaanperusahaan transnasional ini menentang adanya monopoli nasional, dengan alasan jika
lingkungan yang dalam keadaan kompetitif akan meningkatkan pelayanan masing-masing
perusahaan dan dapat mengurangi tarif tersebut.
Pada tahun 1984, presiden Amerika Serikat Ronald Reagan mengumumkan kebijakan open
skies yang mana hal ini melanggar monopoli publik dan memungkinkan perusahaan
telekomunikasi swasta untuk mengoperasikan jaringannya di wilayah telekomunikasi
3 Lihat di DK Thussu, Internastional Communication. Bagian The Privatization of
Telecommunication. Hal 83
4 Ibid. Hal 83

nasional. Telepon dan Telegraf milik Amerika (AT & T) yang merupakan perusahaan
telekomunikasi terbesar di Amerika Serikat, memecah perusahaannya menjadi 22 perusahaan
lokal yang memungkinkan perusahaan tersebut untuk masuk ke dalam bisnis baru. Akibatnya,
sektor telekomunikasi Amerika Serikat secara bertahap teregulasi, liberalisasi, dan privatisasi
(Hamelink, 1994).5
Setahun kemudian, pemerintah Margaret Thatcher di Inggris mengikuti kebijakan yang sama
dengan kebijakan Amerika Serikat, yang memungkinkan 51 persen dari British telecom (yang
merupakan bagian dari Kantor Pos Inggris) di privatisasi, pemerintah Jepang juga
mengizinkan adanya privatisasi Nippon Telephone and Telegraph (NTT). Martin
Bangermann, selaku komisaris Uni Eropa bidang Telekomunikasi, merasa kebobolan dalam
laporannya bahwa liberalisasi itu merupakan hal yang penting dan bahwa Komisi Eropa harus
mendorong adanya restrukturisasi organisasi pada operator telekomunikasi untuk
membangun privatisasi (Venturelli, 1998: 134). Meskipun begitu, nyatanya negara-negara
Eropa lebih lambat dalam proses ini. Misalnya Jerman Deutsche Telekom yang menjual
jasanya hanya pada akhir tahun 1990-an. Pergeseran umum dari layanan telekomunikasi
untuk masyarakat ke persaingan pribadi dan deregulasi memiliki dampak yang besar pada
kebijakan telekomunikasi internasional yang dibentuk oleh tiga negara besar ini yaitu
Amerika Serikat, Inggris, dan Eropa. Kesemua perusahaan-perusahaan memiliki ambisi yang
mengglobal.

Privatizing Space The Final Frontier


Pertumbuhan komunikasi global yang luar biasa yang terjadi pada tahun 1990
merupakan kemajuan tersendiri ketimbang teknologi kabel yang ada di dunia pada abad
kesembilan belas dan pada abad kedua puluh satu. Satelit merupakan bentuk yang
menjadikan jalur perdagangan ada di langit (Price, 1999).6 Pertumbuhan ekonomi dan
kemajuan teknologi memicu kenaikan permintaan pasar dalam layanan telekomunikasi dari
semua jenis. Hal ini mengakibatkan adanya fenomena pertumbuhan industri di bidang satelit.
Saat ini satelit menjadi sangat penting, selain harganya yang murah, dapat diandalkan, serta
layanan komunikasinya yang cepat yang memungkinkan bisnis internasional beroperasi pada
5 Ibid
6 DK Thussu, International Communication. Bagian Privatizing Space The Final
Frontier. Hal 94.

pasar elektronik global, terutama pada penyiaran transnasional dan telepon, dunia bank dan
penerbangan, serta surat kabar internasional dan pendistribusian majalah. Pada pertengahan
1960-an, satelit komunikasi geostasioner pertama mulai menyediakan link telekomunikasi
langsung di seluruh negara serta lautan. Satelit komunikasi geostasioner ini melengkapi
sistem yang ada pada darat, seperti kabel dan microwave. Satelit ini dapat menjangkau
daerah-daerah besar yang tidak dapat dijangkau medan geografis. Satelit ini telah
memungkinkan perluasan siaran dan layanan telekomunikasi di seluruh dunia, dari kota-kota
besar ke pulau dan pedesaan yang terpencil. Faktor ini membuat industri satelit menjadi
sangat menguntungkan dan sangat kompetitif.
Dengan adanya satelit komunikasi yang diluncurkan oleh banyak negara, misalnya India
(1983), China (1984) dan Meksiko (1985) serta adanya satelit-satelit regional seperti Eutalsat,
Arabsat, AsiaSat, dan Hispasat, GSO menjadi sangat ramai. Meskipun akses dari GSO
menjunjung tinggi sistem pada ITU, masih didominasi oleh beberapa negara. Pada pasar
satelit utama seperti di Eropa, Pemerintah masih mendorong operator satelit swasta. Satelit
geostasioner yang diluncurkan pada tahun 1990 dengan beberapa dekade lainnya
digabungkan. Karena pertumbuhan kuat telekomunikasi ini berada pada perjanjian
telekomunikasi internasional pada kahir 1990-an, terutama pada protokol WTO yang keempat
(Halaman 86)7 yang disebut juga sebagai Persetujuan Dasar Jasa Telekomunikasi, yang mana
persetujuan tersebut mendukung posisi Amerika Serikat bahwa perbedaan antara sistem
satelit domestik dan internasional tidak berlaku lagi pada dunia yang terhubung secara digital
serta transmisi satelit sudah bisa menyeberang perbatasan nasional. Perubahan secara global
dalam industri komunikasi ini bahkan membuat organisasi antar pemerintah semakin
didorong oleh pertimbangan pasar. Tren privatisasi organisasi antar pemerintah ini seperti
pada Inmarsat (International Marine Satelit) yang berbasis di London. Inmarsat ini didirikan
pada tahun 1979 untuk melayani masyarakat maritim dan satu-satunya penyedia komunikasi
satelit mobile untuk komunikasi keselamatan dan marabahaya, yang pengaplikasian
komersialnya dapat dilakukan di laut, di udara, maupun di laut.
Pada bulan April 1999, organisasi perjanjian internasional di dunia berubah menjadi
perusahaan komersial. Bagian dari perusahaan ini adalah untuk dapat menarik investor yang
kemungkinan beroperasi pada industri komunikasi satelit yaitu ponsel yang dapat
menghasilkan pendapatan hingga $ 13 miliar per tahun pada tahun 2002. Dengan privatisasi,
7 Ibid. Halaman 95.

beberapa bisnis telekomunikasi nasional yang terbesar di dunia, telah menjadi pemegang
saham

dan

pendukung

kemunculan

perusahaan-perusahaan

baru.

Seperti

badan

telekomunikasi yang lainnya seperti yang berbasis di Paris-Eropa, organisasi antar


pemerintah Eutelsat, yang mengoperasikan 14 satelit, dan menyiarkan lebih dari 500 saluran
digital dan analog untuk lebih dari 70 juta rumah di Eropa. Timur Tengah dan Afrika Utara
juga bersiap untuk melakukan privatisasi ini. namun, dalam konteks internasional, perubahan
yang secara lebih signifikan telah bertahap secara komersialisasi yaitu International
Telecommunications Satelite Organization (Intelsat) yang mana privatisasi dari Intelsat
maupun Inmarsat memunculkan pertanyaan penting mengenai akses telekomunikasi untuk
negara-negara miski di dunia. Intelsat sendiri memiliki peranan yang sangat penting dalam
membawa teknologi satelit itu ke Selatan. Skala perekonomian ditambah dengan inovasi
dalam teknologi satelitnya memungkinkan Intelsat untuk dapat memotong tarif yang
dikenakan untuk penggunaan jasanya. Untuk memberikan layanan kepada semua rute,
Intelsat dibebankan pada tingkat yang sama untuk semua rute, sehingga berlaku lalu lintas
komunikasi yang padat dan tinggi serta menggunakan subsidi yang lain. Intelsat yang baru
tidak mungkin melanjutkan praktek ini karena mengingat situasi ekonomi mereka, negaranegara miskin sulit untuk membayar biaya transponder atau untuk dapat memperoleh jasa
satelit komersial lainnya. Meskipun perkembangan baru-baru ini menuntut industri satelit
untuk dapat menginvestasi dalam skala yang besar dan beresiko tinggi, serta hanya
perusahaan-perusahaan transnasional besar saja yang bisa memanfaatkan perangkat keras
komunikasi ini.
Referensi :

Thussu, DayaKishan. 2000. Creating a global communication infrastructure in


International Communication : Continuity and Change. New York: Oxford University
Press

Anda mungkin juga menyukai