Revolusi militer terjadi dikarenakan adanya perubahan teknologi yang berdampak kepada
startegi yang digunakan dan perang itu tersendiri Krepinevich (1994) . Revolusi militer
memiliki empat elemen yang pertama Technological Change yang awalnya tombak berubah
menjadi shoutgun , yang kedua Operational Innovation perubahan tidak hanya ada di
teknologi namun cara perang juga berubah yaitu dari calivary ke infantry lalu ke alteri , yang
ke tiga System Development yang awalnya memakai benteng berubah ke perbatasan , kempat
adalah Organizational Adaptation dari milita ke army dari yang field training ke class
schooling untuk menentukan pangkat .
Infantri muncul saat terjadinya perang seratus tahun mengeser calivary yang pada saat itu
dirasa terlalu berat dan merepotkan . Dengan perubahan tersebut maka munculah pikmen dan
crossbowmen mengantikan pemanah , tidak hanya itu saja perubahan teknologi senjata
seperti six- feet longbow . Setelah itu munculnya gunpower revolution yang mana mereka
mulai mengunakan bubuk mesiu dan musket fire yang jauh lebih efektif daripada longbow
atau panah biasa . Di alteri revolution beberapa hal berubah yang awalnya mode bertahan di
sini berubah menjadi ke mode terbuka tidak hanya itu saja Terobosan metalurgi mengurangi
biaya besi yang digunakan dalam pembuatan barel senjata, mengurangi biaya keseluruhan
meriam sekitar sepertiga , "corning" bubuk mesiu membuat artileri lebih kuat dan lebih
murah untuk digunakan. .
Selanjutnya adalah revolusi benteng yang dianggap efektif dalam hal bertahan akan tetapi fort
ini memiliki kekurangan yaitu biaya yang mahal dan pembangunan yang memerlukan waktu
yang lama , dengan mengunakan benteng secara otomatis kita bisa melihat dari berbagai
macam arah yang mana akan sangat menguntungkan jika digunakan untuk perang , hal itulah
yang menjadi faktor kembalinya ke revolusi alteri . Dulu kapal –kapal hanya mengunakan
senjata yang kecil namun di revolusi ini senjata nya berubah menjadi seperti meriam .
Refrensi