EKONOMI MAKRO
Disusun untuk memenuhi tugas:
Dalam Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro
Dosen Pengampu:
Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M. Si / Munzir Phonna, S.Pd, M.Si
Prof Indra Maipita, M. Si/ Dr. faisal Dongoran, M. Si
Disusun Oleh:
Lia Debersi BR Depari (7202550003)
Muammar Zaky (7203250023)
Riris Devina Theresia Sihotang (7203250022)
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun Rekayasa Ide,
ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Rekayasa Ide ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Rekayasa Ide ini.
Kami menyadari bahwa Rekayasa Ide ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang
membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke depannya.
Akhir kata semoga Rekayasa Ide ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
Kelompok Tiga
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB I ........................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 5
BAB II ......................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Inflasi .............................................................................................................................. 5
2.2 PENGANGGURAN .......................................................................................................................... 9
BAB III....................................................................................................................................................... 15
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................................. 15
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................................... 15
B. Saran.................................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah ingin mengetahui tentang konsep dan pengaruh
inflasi, deflasi dan staglasi serta hubungan antara tingkat harga dan pengangguran.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Sifatnya
Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 3 kategori utama, yaitu sebagai berikut:
Inflasi merayap/rendah (creeping inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurang dari
10% pertahun
• Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10 –30% pertahun. Inflasi
ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif besar.
Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya 15%, 20%,
30%, dan sebagainya
.• Inflasi berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30 –100%
pertahun. Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik
.• Inflasi sangat tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh naiknya
harga secara drastic hingga mencapai 4 digit (di atas 100%).
Pada kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang,karena nilainya
merosot sangat tajam, sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.B.
Berdasarkan Sebabnya
• Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan
yang tinggi di satu pihak, di pihak lain kondisi produksi telah mencapai
kesempatan kerja penuh (full employment), akibatnya adalah sesuai dengan hokum
permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran tetap, maka harga akan
naik. Dan bila hal ini berlangsung secara terus-menerus akan mengakibatkan
inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan
adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan tenagakerjabaru
.• Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya
biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya
perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan jatuh/menurun,
kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat
buruh yang kuat dan sebagainya). Akibat naiknya biaya produksi, maka dua hal
yang bisa dilakukan oleh produsen, yaitu: pertama, langsung menaikkan harga
produknya dengan jumlah penawaran yang sama, atau harga produknya naik
(karena tarik menarik permintaan dan penawaran) karena penurunan jumlah
produksi.
Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi dua, yaitu pertama inflasi yang
berasaldari dalam negeri (domestic inflation) yang timbul karena terjadinya defisit
dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara.
2.2 PENGANGGURAN
Pengangguran atau orang yang menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai
pekerjaan dan sedang tidak aktif mencari pekerjaan. Kategori orang yang
menganggur biasanya adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan pada usia kerja
dan masanya kerja. Usia kerja biasanya adalha usia yang tidak dalam masa sekolah
tetapi di atas usia anak-anak (relatif di atas 6 –18 tahun, yaitu masa pendidikan dari
SD –tamat SMU). Sedangkan di atas usia 18, namun masih sekolah dapatlah
dikategorikan sebagai penganggur, meski untuk hal ini masih banyak yang
memperdebatkannya. Pengangguran pada dasarnya tidak bisa dihilangkan
sepenuhnya, karena bagaimanapun baik dan hebatnya kemampuan suatu bangsa
dalam menangani perekonomiannya, tetap saja pengangguran itu ada. Akan tetapi
mashab klasik dengan salah satu teorinya yang terkenal sebagai hukum “Say” dari
Jean Baptiste Say yang mengatakan bahwa “Supply creats its own demand” atau
penawaran menciptakan permintaannya sendiri menjelaskan bahwa bila ini benar
terjadi, maka pengangguran tidak aka nada, dan bila pun ada tidak akan berlangsung
lama, karena akan pulih kembali. Cara kerjanya sederhana, bahwa apabila produsen
menghasilkan barang dalam jumlah tertentu maka akan segera habis dikonsumsi
masyarakat. Pada saat yang sama misalkan terdapat para pencari kerja, oleh karena
produsen akan lebih baik menghasilkan barang dalam jumlah banyak untuk
memperbesar keuntungan tanpa takut risiko gagal dalam penjualan, maka semua
pencari kerja itu akan terserap untuk mengisi lowongan baru yang disediakan oleh
produsen / perusahaan, dan ini berlangsung terus. Akan tetapi pada kenyataannya
tidak satu negara pun di dunia ini yang bisa menerapkan teori ini, alasannya salah
satu asumsi yaitu pasar persaingan sempurna tidak akan bisa dan tidak akan pernah
terjadi, dikarenakan syaratnya yang tidak mungkin bisa dipenuhi.Pengangguran
selalu menjadi masalah, bukan saja karena pengangguran berarti pemborosan dana.
Akan tetapi, juga memberikan dampak social yang tidak baik misalkan akan semakin
meningkatnya tindakan kriminal dan pelanggaran moral. Akan tetapi, di sisi lain
pengangguran atau menganggur umumnya dilakukan dengan suka rela, baik karena
memilih pekerjaan, menunggur pekerjaan yang sesuai, keluar dari pekerjaan lama
untuk mencari pekerjaan baru karena alasan jenuh, bosan atau tidak cocok dengan
pekerjaan dan perusahaan, dan berbagai macam alasan lainnya.
Jenis-Jenis Pengangguran Bedasarkan penyebab terjadinya :
Pengangguran friksional:sifatnya sementara disebabkan oleh kendala waktu,
informasi dan kondisi geografis antara pelamar dengan pembuka lamaran pekerjaan.
Ini terjadi karena pelamar kerja tidak mampu memenuhi syarat yang dibutuhkan oleh
pembuka lamaran kerja.
Pengangguran konjungtural: pengangguran yang disebabkan oleh naik turunnya
siklus ekonomi.
Pengangguran struktural: pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur
ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.
Pengangguran musiman: keadaan menganggur yang disebabkan oleh fluktuasi
ekonomi jangka pendek yang menyebabkan tenaga kerja untuk menganggur.
Pengangguran siklikal: pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun
siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran
kerja.
Pengangguran teknologi: pengangguran yang disebabkan adanya perubahan
tenaga manusia menjadi tenaga mesin.
Pengangguran siklus: pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan
perekonomian karena terjadi resesi
Berdasarkan Cirinya :
Pengangguran Terbuka: Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan
lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai
akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak
dapat memperleh pekerjaan. Efek dari keaadaan ini di dalam suatu jangka masa yang
cukup panjang mereka tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur
secara nyata dan sepenuh waktu, dan oleh karenanya dinamakan pengangguran
terbuka.
Pengangguran Tersembunyi: Di banyak negara berkembang, seringkali didapati
bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang
sebenarnya diperlukan supaya ia dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien.
Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran
tersembunyi. Contoh –contohnya ialah, pelayan restoran yang lebih banyak dari
yang diperlukan dan kluarga petani dengan anggota kluarga yang besar yang
mengerjakan luas tanah yang sangat kecil.
Pengangguran Bermusim: Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian
dan perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat
melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada musim kemarau pula
para pesawah tidak dapat mengerjakan tanahnya. Di samping itu, pada umumnya
para pesawah tidak begituaktif di antara waktu sesudah menanam dan sudah menuai.
Apabila dalam masa di atas penyadap karet, nelayan dan pesawah tidak melakukan
pekerjaan lain maka mereka terpaksa menganggur. Pengnggur seperti ini
digolongkan sebagai pengangguran bermusim.
Setengah Menganggur: Di negara –negara berkembang penghijrahan atau migrasi
dari desa ke kota adalah sangat pesat. Sebagai akibatnyatidak semua orang yang
pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya menjadi
penganggur sepenuh waktu. Di samping itu ada pula yang tidak menganggur, tetapi
tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebihrendah
dari yang normal. Mereka mungkin hnya bekerja satu hingga dua hari seminggu,
atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja –pekerja yang mempunyai masa kerja
seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur atau dalam
bahasa Inggris : underemployed. Dan jenis penganggurannya dinamakan
underemplayment.
Akibat Pengangguran Bagi perekonomian Indonesia :
1.Penurunan pendapatan perkapita.
2.Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari pajak.
3.Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah.
Bagi masyarakat :
1.Menjadi beban psikologis dan psikis.
2.Dapatmenghilangkan keterampilan karena tidak pernah dipakai untuk bekerja.
3.Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, sperti meningkatnya tindak
kriminalitas.
Hubungan Antara Inflasi dan Pengangguran Arti inflasi dan pengangguran telah
dijelaskan secara singkat di atas, sebagaimana diketahui bahwa manakala inflasi
terlalu tinggi, maka masyarakat cenderung tidak ingin menyimpan uangnya lagi,
tetapi akan diubah dalam bentuk barang, baik barang yang siap dipakai atau harus
melalui proses produksi (membuat rumah misalnya). Sementara pengangguran
adalah orang yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan.Dalam kondisi
tingkat inflasi yang relatif tinggi, maka secara teoritis para pengangguran akan
banyak memperolehpekerjaan, bukan saja karena banyak masyarakat membutuhkan
tenaganya, tetapi juga para produsen seharusnya akan memanfaatkan momentum
kenaikan harga barang dengan menambah produksinya yang tentu saja harus
membuka kapasitas produksi baru dan ini tentu memerlukan tenaga kerja baru
sampai pada tingkat full employment.Sampai sebegitu jauh agaknya inflasi yang
tinggi banyak memberikan dampak yang negatif daripada positif bagi suatu bangsa
dalam perekonomiannya. Alasannya, sederhana saja karena banyak negara yang
mengelola ekonominya tidak efisien, hambatan investasi, dan masih tergantung
sangat besar (baik dari segi kualitas maupun kuantitas) pada bahan baku impor.
Kenyataannya inflasi yang relatif tinggi membuat masyarakat hidup berhemat,
banyak PHK dan penurunan jumlah produksi sehingga terjadi kelangkaan barang di
pasar, dan ini justru akan menjadi inflasi yang sudah tinggi menjadi lebih tinggi.Prof.
A. W Phillips daro London School of Economic, inggris meneliti data dari berbagai
negara mengenai tingkat pengangguran dan inflasi. Secara empiris tanpa didasari
teori yang kuat ditemukan suatu bukti bahwa ada hubungan yang terbalik antara
tingkat inflasi dan pengangguran, dalam arti apabila inflasi naik, maka
pengangguran turun, sebaliknya apabila inflasi turun, maka pengangguran
naik.Secara teori, Lipsey menerangkan hubungan antara tingkat inflasi dengan
pengangguran melalui teori pasar tenaga kerja. Menurutnya, upah tenaga kerja akan
cenderung turun bila pengangguran relatif banyak, karena banyaknya tingkat
pengangguran mencerminkan adanya kelebihan penawaran tenaga kerja. Sebaliknya
upah tenaga kerja naik bila tingkat pengangguran relatif rendah, karena adanya
kelebihan permintaan tenaga kerja. Namun, meskipun pada suatu kondisi terdapat
keseimbangan anatarapermintaan dan penawaran tenaga kerja yang memberikan
tingkat upah tertentu, pengangguran masih saja tetap ada, hal ini dikarenakan
informasi yang kurang keahlian yang tidak sesuai dengan lowongan dan sebagainya.
Jadi menurut Lipsey, sehubungan dengan teori Phillips, penawaran dan permintaan
itu menentukan tingkat upah dan perubahan tingkat upah tergantung dari adanya
kelebihan permintaan tenaga kerja. Dengan demikian, makin besar kelebihan
permintaan tenaga kerja, maka tingkat upah akan semakin besar, iniberarti tingkat
pengangguran akan semakin kecil/rendah. Karena hubungan antara kelebihan
permintaan tenaga kerja sebanding dengan kenaikan upah, maka berarti bila tingkat
upah tinggi maka pengangguran rendah, sebaliknya bila tingkat upah rendah, maka
pengangguran tinggi. Namun, bila dibalik pernyataannya menjadi bila tingkat
pengangguran tinggi, maka upah rendah dan bila pengangguran rendah, maka upah
tinggi. Perlu diingat bahwa asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa bila upah riil
sama dengan upah nominal, dimana upah riil adalah upah nominal dibagi dengan
harga yang berlaku.Yang menjadi pertanyaan adalah dimanakah hubungan antara
tingkat upah dengan inflasi sehubungan dengan penjelasan teoritis. Lihatlah kembali
salah satu penyebab inflasi yang dijelaskan di atas, yaitu cost push inflation, dimana
salah satu penyebab naiknya harga barang adalah adanya tuntutan kenaikan upah,
sehingga untuk mengatasi biaya produksi dan operasi, maka harga produk dijual
dengan harga relatif mahal dari sebelumnya (artinya manakala upah tinggi, maka
tingkat inflasi tinggi, dan sebaliknya)
TUJUAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Tujuan Bersifat Ekonomi Tujuan untuk mengatasi pengangguran didasarkan kepada
pertimbangan –pertimbangan yang bersifat ekonomi.Dalam hal ini ada tiga hal
pertimbangan utama : untuk menyediakan lowongan pekerjaan baru, untuk
meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat dan memperbaiki kesamarataan
pembagian pendapatan.
Menyediakan Lowongan PekerjaanDalam jangka panjang usaha mengatasi
pengangguran diperlukan karena jumlah penduduk yang selalu bertambah akan
menyebabkan pertambahan tenaga kerja yang terus menerus. Maka, untuk
menghindari masalah pengangguran yang semakin serius, tambahan lowongwn
pwkwrjaan yang cukup perlu disediakan dari tahun ke tahun.Dalam jangka pendek
pengangguran dapat menjadi bertambah serius, yaitu ketika berlaku kemunduran
atau pertumbuhan ekonomi yang lambat. Dalam masa seperti itu kesempatan kerja
bertambah dengan lambat dan pengangguran meningkat. Menghadapi keadaan yang
seperti ini usaha –usaha pemerintah untuk mengatasi pengangguran perlu
ditingkatkan.
Meningkatkan Taraf Kemakmuran MasyarakatKenaikan kesempatan kerja dan
penganguran sangat berhubungan dengan pendapatn nasional dan tingkat
kemakmuran masyarakat. Kenaikan kesempatan kerja menambah produksi nasional
dan pendapatan nasional. Ukuran kasar dari kemakmuran masyarakat adalah
pendapatan per kapita yang diperoleh dengan cara membagikan pendapatan nasional
dengan jumlah penduduk. Dengan demikian kesempatan kerja yang semakin
meningkat dan pengangguran yang semakin berkuran bukan saja menambah
pendapatan nasional tetapi juga meningkatkan pendapatan per kapita. Melalui
perubahan ini kemakmuran masyarakat akan bertambah.
Memperbaiki Pembagian Pendapatan Pengangguran yang semakin tinggi
manimbulkan efek yang buruk kepada kesamarataan pembagian pendapatan.
Pekerja yang menganggur tidak memperoleh pendapatan. Maka semakin besar
pengangguran, semakin banyak golongan tenaga kerja yang tidak mempunyai
pendapatan. Seterusnya penganggran yang terlalu besar cenderung untuk
mengekalkan atau menurunkan upah golongan berpendapatan rendah. Sebaliknya,
pada kesempatan kerja yang tinggi tuntutan kenaikan upah akan semakin mudah
diperoleh. Dari kecenderungan ini dapat disimpulakn bahwa usaha menaikkan
kesempatan kerja dapat juga digunakan sebagai alat untuk memperbaiki pembagian
pendapatan dalam masyarakat. Tujuan Bersifat Sosial dan PolitikTujuan untuk
mengatasi masalah sosial dan politik tidak kalah pentingnya dengan tujuan yang
bersifat ekonomi. Tanpa kestabilan sosial dan politik, usaha –usaha untuk mengatasi
masalah ekonomi tidak dapat di capai dengan mudah. Berikut ini diterangkan
masalah sosial dan politik utama yang ingin diatasi melalui kebijakan pemerintah
mengurangi pengangguran.
Meningkatkan Kemakmuran Keluarga dan kestabilan KeluargaDitinjau dari segi
mikro, tujuan ini merupakan hal yang sangat penting. Apabila kebanyakan anggota
dalam suatu rumah tangga tidak mempunyai pekerjaan, berbagai masalah akan
timbul. Pertama, keluarga tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas untuk
melakukan perbelanjaan. Maka secara lansung pengangguran mengurangi taraf
kemakmuran kluarga. Seterusnya, pengangguran mengurangi kemampuan keluarga
untuk membiayai pendidikan anak –anaknya. “Drop-out” di sekolah –sekolah angat
berhubungan erat dengan masalah kemiskinan. Efek psikologi ke atas rumah tangga
seperti merasa rendah diri, khilangan kepercayaan diri dan perselisihan dalam
kluarga, merupakn masalah lain yang ditimbulakn oleh pengangguran.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
1)Inflasi adalah suatu keadaan dalam mana terjadi senantiasa meningkatnya harga-
harga pada umumnya, atau suatu keadaan di mana terjadi senantiasa turunnya nilai
uang
2)Deflasi adalah suatu keadaan semakin turunnya harga barang-barang atau semakin
meningkatnya nilai uang.
3)Stagflasi adalah kondisi dimana hubungan terbalik antara laju inflasi dan output
ini merupakan akibat dari pergeseran kurva penawaran aggregate yang disebabkan
oleh perubahan inflasi yang diharapkan.
4)Dari kurva phillips tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi
tingkat pengangguran semakin cepat kenaikan tingkat upah dan harga; dan semakin
tinggi harapan inflasi akan semakin cepat pula kenaikan tingkat upah.
Dalam perekonomian tertutup, dan dalam jangka pendek, pengangguran dan inflasi
merupakan masalah ekonomi yang perlu di hadapi dan di atasi. Dalam sistem pasar
bebas, kdua masalah ini tidak dapat dengan sendirinya diatasi. Kebijakan pemerintah
perlu dijalankan apabila salah satu kedua masalah tersebut timbul. Sesuai dengan
keperluan ini dalam analisis makro ekonomi perlu diperhatikan dengan lebih baik
mengenai kdua masalah tersebut dan bentuk –bentuk kebijakan pemerintah yang
dapat digunakan untuk mengatasi kedua masalah. Ada dua cara yg di gunakan untuk
melihat masalah pengangguran. Yang pertama adalah dengan melihar sumber dari
wujud masalah tersebut dan yang kedua adalah berdasarkan ciri –cirinya.
Berdasarkan sumbernya pengangguran dibedakan kepada : pengangguran
normal/friksional, pengangguran siklikal (kunjungtur), pengangguran berstruktur
dan pengangguran teknologi. Berdasarkan ciri –cirinya pengangguran dibedakan
kepada : pengangguran terbuka, pengangguran tersembunyi, pengangguran
bermusim dan setengah menganggur.Mengapakah pengangguran perlu diatasi?
Kebijakan pemerintah untuk mengatasi pengangguran didorong oleh tujuan bersifat
ekonomi dan tujuan bersifat sosial dan politik. Dari segi ekonomi tujuan mengatasi
pengangguran adalah : Menyediakan kesempatan kerja, meningkatkan taraf
kemakmuran masyarakat dan memperbaiki distribusi pendapatan.
B. Saran
Menurut kami sebaiknya pemerintah dapat mengatasi pengangguran yang terjadi di
Indonesia yaitu dengan membuka lapangan kerja atau menyediakan lapangan kerja.
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih
kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif.
Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mautidak mau dengan
meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan
moralitas yang standarnya adalah standar global.
DAFTAR PUSTAKA
Boediono. Ekonomi Moneter. Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta:
2001.Christopher Pass & Bryan Lowes. Kamus Lengkap Ekonomi Edisi Kedua.
Collins. Penerbit Erlangga : 1997.Manullang. Pengantar Teori Ekonomi Moneter.
Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta: 1993.Nopirin. Ekonomi Moneter Buku II.
Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta: 2000.Rudiger Dombusch, Stanley
Fischer, J. mulyadi. Makro ekonomi. Penerbit Erlangga: 1992.Sukirno, Sadono.
Makro Ekonomi Teori Pengantar. Penerbit PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta:
2011.Waluya Harry. Ekonomi Moneter Uang dan Perbankan. Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta: 1993.http://makalahku25.blogspot.com/2013/04/makalah-inflasi-dan-
pengangguran.htm