Dosen Pengampu
Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Yang Diwajibkan Dalam Mengikuti Perkuliahan
Akuntansi Non Akuntan
Di Susun Oleh:
Puji dan syukur kami panjatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan Hidayah-NYA kami dapat menyelesaikan makalah Tugas Akhir untuk Mata
Kuliah Kreativitas dan Inovasi. Terwujudnya tugas akhir tidak terlepas dari bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak, baik seara langsung maupun tidak secara langsung.
Dengan kesempatan ini, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak
Dosen Pengampu mata kuliah Akuntansi Non Akuntan yang telah memberi materi terkait
pembelajaran yang ada dimata kuliah ini.
Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan agar penulis lebih memahami materi
pembelajaran yang telah disediakan dan untuk pembaca diharapkan untuk mendapat
pengetahuan dan wawasan baru. Kami mneyadari bahwa Penulisan Tugas Akhir ini masih
banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar kami bisa memperbaikinya ditugas mendatang.
Akhir kata kami mengucapkan semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita
semua dan dapat lebih mengerti dari materi yang telah kami sajikan.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHLUAN
A. Latar Belakang
Dalam berbisnis tentunya untung dan rugi merupakan hal yang lumrah terjadi.
Pendapatan yang diperoleh unit usaha jika penjualan melebihi modal yang
dikeluarakan dan jika beban yang dikeluarkan terlalu besar dari modal unit usaha
maka akan mengalami rugi. Maka dari itu perencanaa usaha yang matang sangat
diperlukan untuk kasus ini.
Pada hakikatnya setiap usaha yang didirikan tidak lain adalah untuk
memperoleh keuntungan yang dapat dipergunakan untuk kelangsungan hidup serta
perkembangan usaha yang pesat dalam rangka meningkatkan perolehan laba dan
menjaga kontinuitas usahanya. Namun, perkembangan dan kemajuan dunia usaha
telah menimbulkan persaingan yang semakin ketat, sedangkan upaya untuk
memperoleh laba tidak dapat dipisahkan dari masalah penjualan. Hal itu memaksa
agar pengusaha dapat bersaing secara lebih kompetitif untuk bisa mempertahankan
kelangsungan usahanya dan sukses, maka setiap perusahaan harus berusaha untuk
meningkatkan volume penjualannya. Karena, dengan adanya peningkatan volume
penjualan dapat dimungkinkan akan meningkatkan laba perusahaan.
Usaha yang sedang kami teliti ialah sebuah usaha rumahan dengan usaha
makaroni kemasan dengan berbagai varian rasa yang berlokasi di Jalan Kebun Kopi
Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Usaha Makaroni
“Wa Oishi” membuat perencanaan yang baik untuk mengatur volume produksi dan
volume penjualan tiap bulannya, agar usaha tersebut tidak mengalami kerugian
minimal mampu menutupi seluruh biaya produksi, terutama biaya tetap yang tidak
hanya dikeluarkan ketika usaha ini berproduksi dalam keadaan normal saja, tetapi
juga harus tetap dikeluarkan ketika usaha ini mengalami masalah mengenai
berkurangnya permintaan pada kondisi tertentu yang dapat menyebabkan volume
produksi juga ikut menurun. Selain itu belum cukup jika pendapatan yang diperoleh
hanya bisa menutupi biaya tetapnya, karena telah menjadi tujuan suatu perusahaan
untuk memperoleh keuntungan dari usaha yang dijalaninya.
Analisis impas atau analisis hubungan biaya, volume, dan laba merupakan
teknik untuk menggabungkan, mengkoordinasikan dan menafsirkan data produksi
untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Impas diartikan keadaan
1
suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dapat pula dengan
kata lain, suatu usaha di katakan impas jika pendapatan sama dengan jumlah biaya.
Dengan demikian analisis impas (break even ) adalah suatu alat yang digunakan
untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, dan volume
penjualan.
Analisis BEP digunakan untuk mengetahui atau untuk merencanakan pada
volume produksi berapakah perusahaan yang bersangkutan tidak memperoleh
keuntungan atau tidak menderita kerugian. Dengan diketahuinya titik impas tersebut
dapat direncanakan tingkat-tingkat volume produksi atau volume penjualan yang
akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan yang bersangkutan. Agar terhindar
dari kerugian perusahaan harus dapat mengusahakan jumlah penjualan pada titik
impas. Apabila volume penjualan tidak mencapai titik impas berarti perusahaan akan
menderita rugi.
B. Tujuan Penelitian
2
BAB II
METODE PENELITIAN
3
BAB III
A. Hasil
Tabel 2 Rekap Data Total Biaya Variabel dan Biaya Tetap Serta Harga Jual
NO Tipe Rasa Makaroni Biaya Variabel Biaya Tetap Harga Jual
1 Rasa Jagung Rp 8000 Rp 2220 Rp 12.000
2 Rasa Coklat Rp 8000 Rp 2220 Rp 12.000
3 Rasa Seblak Rp 9000 Rp 2220 Rp 12.000
4 Rasa Balado Rp 8000 Rp 2220 Rp 12.000
sumber: Data Olehan
4
B. Pembahasan
1. Makaroni Rasa Jagung
BEP untuk Produk makaroni rasa jagung dapat dilihat sebagai berikut :
𝟐𝟓𝟐𝟐𝟎
BEP(Unit) = 12.000−8000
𝟐𝟓𝟐𝟐𝟎
BEP(Unit) = 4.000
5
3. Makaroni Rasa Seblak
BEP untuk produk makaroni rasa seblak dinyatakan dalam unit :
25220
BEP (unit) =12.000−9.000
25220
BEP (unit) = 3000
BEP(Rp) = Rp 33.626,6
BEP(Rp) = Rp 34.000
6
Setelah melakukan analisis perhitungan break even point menggunkan
pendekatan matematis yang dilakukan berdasarkan data yang telah ada dan diterima
sewaktu penelitian atau pengamatan terhadap usaha makaroni “Wa Oishi” diperoleh
analisis BEP sebagai berikut.
Usaha Makaroni “Wa Oishi” mencapai titik impas pada produk dengan rasa
coklat, jagung dan balado harus mampu menjual hasil produknya sama dengan Rp
76.500 atau lebih dari penjualan tersebut dan untuk mencapai unit yang dijual agar
produk-produk diatas tidak menderita rugi maka harus mampu menjual sebanyak 6
unit lebih. Untuk dengan rasa produk dengan rasa seblak harus mampu menjual hasil
produknya sama dengan Rp 34.000 dan dan untuk mencapai unit yang dijual agar
produk-produk diatas tidak menderita rugi maka harus mampu menjual sebanyak 9
unit lebih.
7
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menentukan break even point bagi setiap perusahaan, termasuk industri keci
lmerupakan salah satu perencanaan yang perlu dilakukan manajemen atau pemilik
usaha. Karena dengan adanya perhitungan dan analisis BEP, biaya-biaya tetap dan
variabel dapat diidentifikasi dengan baik, selain itu batasan minimal yang harus
diproduksi atau dijual dapat dijadikan acuan bagi pemilik usaha untuk mampu
mencapai bahkan melebihi nilai BEP yang ada agar tujuan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan guna menjaga kelangsungan usahanya dapat terpenuhi.
Elemen yang menentukan besarnya BEP yaitu : biaya tetap, harga jual,
biayavariabel serta jumlah volume penjualan. Apabila volume produksi atau
penjualan berubah serta harga jual per unit berubah sedangkan faktor-faktor yang lain
(biaya variabel per pak dan biaya tetap ) tidak berubah maka akan mempengaruhi
jumlah BEP. Apabila biaya tetap naik dan anggaran lain tidak berubah maka BEP
akan naik dan laba akan turun. Apabila Usaha Makaroni Wa Oishi menaikkan harga
jual, maka BEP akan turun dan laba naik. Sebaliknya jika terjadi penurunan harga
jual, akan menyebabkan BEP naik, laba turun dan dapat menyebabkan terjadinya
kerugian.
B. Saran
Kepada peneliti selanjutnya diharapkan melakukan pengembangan lebih
lanjut daripenelitian ini dengan menggunakan objek usaha yang berbeda dan
menambahkan variabel lain. Kepada Usahama Makaroni “Wa Oishi”yaitu hasil
analisis BEP yang ada dapat dijadikan masukan dan pertimbangan dalam melakukan
kegiatan produksi, sehingga nilai BEP yang diperoleh menambahkan variabel lain.
8
DAFTAR PUSTAKA
Analisa Break Even Point, Penjelasan dan Contoh Soal BEP. (2021, April 26). Retrieved from
https://www.jurnal.id/id/blog/analisa-break-even-point-penjelasan-dan-contoh-soal/
Sandi, O. B. (2020, December 14). Break Even Point: Mengenal Titik Impas & Cara
Menghitungnya. Retrieved from https://www.online-pajak.com/tentang-pph21/break-even-
point