Anda di halaman 1dari 26

.

IDENTITAS BUKU

Buku 1

Nama Buku : E-BUSINESS; KONSEP DASAR E-BUSINESS DI ERA DIGITAL


Pengarang : Deasy Purwaningtias; Muhammad Nasihin; Nanda Diaz Arizona

Penerbit :Graha Ilmu

Tahun : 2020

Tebal Buku :146 halaman

ISBN : 978-623-228-502-6

Buku 2

BAB 1 ELECTRONIC BUSINESS

Awal Perkembangan e-Business

Pada tahun 1970-an, Aplikasi e-Business pertama kali dikembangkan dan digunakan
sebagai transaksi pembayaran melalui internet yang disebut dengan Electronic Fund Transfer
(EFT). Dalam perkembangan berikutnya, diketemukannya Elektronic Data Interchange (EDI)
yang digunakan untuk mentransfer data secara rutin, seperti dokumendokumen sampai pada
transaksi keuangan. Pada tahun 1990 dimana teknologi WWW, semakin maju karena tidak hanya
menampilkan data saja melainkan sudah mampu menampilkan data gambar, suara, animasi
bahkan video. Pada tahun 2000-an, perkembangan e-Business, semakin pesat dimana banyak
perusahaan-perusahaan di Amerika, Eropa, Asia bahkan Indonesia telah beralih dalam konsep
memasarkan produkproduknya melalui Internet.

Ekonomi Digital

e-Business merupakan kegiatan berbisnis di Internet yang tidak saja meliputi pembelian,
penjualan dan jasa, tapi juga meliputi pelayanan pelanggan dan kerja sama dengan rekan bisnis
(baik individual maupun instansi). Dalam hal ini, semua dilakukan melalui teknologi informasi
dan komunikasi serta kolaborasi dan interaksi komunikasi antara manusia dan organisasi melalui
teknologi tersebut. Teknologi dimanfaatkan sebagai alat pertukaran, penyimpanan pemrosesan
dan pengiriman informasi. Semua cakupan e-Business yang diperlukan, diintegrasikan ke dalam
sebuah aplikasi yaitu E-Commerce yang menghubungkan perusahaan, konsumen bahkan
komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan dan
informasi yang dilakukan secara elektronik.

Pengenalan e-Business

Menurut Lou Gerstner (CEO perusahaan IBM), e-Business merupakan aktifitas yang
berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan proses pertukaran barang dan/atau jasa
dengan memanfaatkan internet sebagai media komunikasi dan transaksi, dan salah satu aplikasi
teknologi internet yang merambah dunia bisnis internal, melingkupi sistem, pendidikan
pelanggan, pengembangan produk dan pengembangan usaha. Menurut Mohan Sawhney,
penggunaan jaringan elektronik dan teknologi terkait untuk memungkinkan, memperbaiki,
meningkatkan, mengubah atau menciptakan proses bisnis atau sistem bisnis untuk menciptakan
nilai superior bagi pelanggan saat ini atau pelanggan yang potensial.

Hubungan e-Business & e-Commerce

Perdagangan elektronik atau e-Commerce merupakan bagian dari e-Business, dimana


cakupan e-Business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga kolaborasi
mitra bisnis, pelayanan nasabah, sumber daya manusia, lowongan pekerjaan dan lain-lain. Selain
teknologi jaringan www, e-Business juga memerlukan teknologi basis data, surat elektronik dan
bentuk teknologi nonkomputer yang lain seperti sistem pengiriman barang dan alat pembayaran
untuk e-Commerce ini.

Positif dan Negatif e-Commerce dan e-Business

Menerapkan konsep e-Business bukan berarti proses bisnis menjadi bebas hambatan,
karena tentu saja setiap langkah yang ditempuh memiliki sisi positif dan negatifnya. Adapun sisi
positif penerapan e-Commerce dan e-Business adalah sebagai berikut:

1. Revenue Stream baru yang mungkin lebih menjanjikan dan tidak bisa ditemui di sistem
transaksi tradisional.
2. Dapat meningkatkan pangsa pasar (market exposure).

3. Menurunkan biaya operasional (operating cost).

4. Melebarkan jangkauan (global reach).

5. Meningkatkan customer loyality.

6. Memperpendek waktu produksi dan pemasaran.

7. Meningkatkan mata rantai pendapatan (value chain).

Sedangkan sisi negatif penerapan e-Commerce dan e-Business adalah sebagai berikut:

1. Pencurian informasi rahasia yang berharga. Tindakan ini bisa menyingkap semua
informasi rahasia organisasi kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat
mengakibatkan kerugian yang besar bagi si korban.

2. Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat kesalahan
non-teknis seperti aliran listrik padam atau jaringan yang tidak berfungsi.

3. Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor seperti usaha
yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berusaha menjatuhkan reputasi perusahaan
tersebut.

4. Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan pembobolan sebuah
sistem perbankan oleh hacker, kemudian memindahkan sejumlah rekening orang lain ke
rekeningnya sendiri.

5. Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan dengan sengaja,
ketidak jujuran, praktek bisnis yang tidak benar, dan kesalahan faktor manusia atau kesalahan
sistem elektronik.

Aplikasi e-Business
Berikut fitur-fitur yang harus ada pada aplikasi e-Business:

1. ERP (Enterprise Resource Planning)


ERP merupakan komponen utama dari e-Business, dengan kata lain ERP adalah sistem
operasi bisnis, setara dengan sistem operasi windows untuk operasi back-office.
2. CRM (Customer Relationship management) CRM adalah kustomisasi dan personalisasi
produk dan layanan secara real-time berdasarkan kebiasaan beli, keinginan dan
kebutuhan konsumen.
3. SCM (Supply Chain Management) SCM merupakan sinkronisasi dan koordinasi
aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan aliran material/produk, baik yang ada dalam satu
organisasi maupun antar organisasi.

1.7. Perbedaan Bisnis Trandisional dengan e-Business

Walaupun sama-sama bergerak di bidang bisnis, namun terdapat perbedaan mendasar


antara bisnis tradisional dengan e-Business. Perbedaan ini disebabkan oleh perubahan kebiasaan
masyarakat yang mengikuti perkembangan teknologi.

Tabel 1.1. Perbedaan Bisnis Tradisional dengan e-Business Organisasi Bisnis Tradisional

Organisasi Bisnis Tradisional “Berkembang “Berkembang Bertahap”


Bertahap”
Karakteristik dari “Pejalanan e-Business”

1. Terdefinisi dengan jelas. 1. Definisi masa depan tidak jelas.


2. Tidak ada perubahan pada 2. Perubahan pada lingkungan dan
lingkungan dan teknologi bisnis. teknologi bisnis yang permanen dan
3. Tekanan dan target waktu yang tidak terduga.
tinggi. 3. Waktu dan kecepatan pemasaran
4. Pembelajaran yang berkelanjutan. adalah faktor kompetitif yang utama
4. Pembelajaran yang berkelanjutan dan
dibutuhkan adaptasi yang cepat

1.8. Cakupan e-Business

Cakupan atau spektrum e-Business dapat sangat luas wilayahnya tergantung dari masing-masing
sudut pandang orang yang melihat definisi dari kata “bisnis” itu sendiri. Untuk dapat menangkap
dimensi ruang lingkup pengertian e-Business, cara yang sering digunakan adalah dengan
menggunakan prinsip 4 W yaitu What, Who, Where dan Why.

1.9. Spektrum Value e-Business

Charles R. Rieger dan Mary P. Donato ada 5 keuntungan e-Business (e-Business value spectrum)
menurut yaitu:

1. Efesiensi (Efficiency)
Menfaat yang didapatkan perusahaan adalah perbaikan tingkat efesiensi. Berdasarkan
sebuah riset menyatakan kurang dari 40% dari total biaya operasional diperuntukkan bagi
aktifitas penciptaan dan penyebaran informasi ke berbagai bagian terkait. Dengan
memanfaatkan teknologi informasi di dalam rangkaian bisnis sehari-hari terlihat
bagaimana perusahaan dapat mengurangi total biaya operasional yang biasa
dikeluarkannya.
2. Efektifitas (Effectiveness)
Efektifitas dirasakan ketika terjadi perubahan-perubahan yang cukup signifikan dalam
cara perusahaan melakukan aktifitas operasional sehari-hari. Contoh penerapan konsep e-
supply chain membuat managemen dapat meningkatkan service level kepada
pelangganya. Contoh lainnya dengan mengimplementasikan aplikasi ERP pada
perusahaan memberikan dampak meningkatnya kualitas pengambilan keputusan dari
manajemen.
3. Jangkauan (Reach)
Kemampuan penggunaan teknologi informasi di dalam memperluas jangkauan dan ruang
gerak perusahaan. Selain itu memungkinkan perusahaan untuk memperluas jangkauan
domain kerja sama dengan mitranya secara signifikan
4. Struktur (Structure)
Terciptanya berbagai jenis produk dan jasa baru akibat konvergensi berbagai sektor
industri yang selama ini secara struktur terlihat berdisi sendiri-sendiri. Contohnya
bagaimana sebuah kendaraan dapat jual dengan cara lelang, sebuah bank virtual yang
berfungsi sebagai penasehat keuangan dan lainnya.
5. Peluang (Opportunity)
Terbukanya kesempatan yang lebar bagi pelaku bisnis untuk berinovasi menciptakan
produk maupun jasa baru akibat berkembangkanya teknologi informasi baru dari waktu
ke waktu. Contohnya dalam bidang pendidikan, saat ini semakin marak situs
penyelengara pendidikan secara online/virtual.

Berikut adalah contoh atau gambaran e-Business berdasarkan spektrum value e-Business di atas:

 e-Auctioning, yaitu lelang yang memanfaatkan teknologi elektronik sebagai tempat


terjadinya proses lelang.
 e-Banking, kegiatan yang melakukan transaksi, pembayaran, dan transaksi lainnya
melalui internet dengan website milik bank yang dilengkapi sistem keamanan.
 e-Commerce, transaksi jual beli secara elektronik melalui media internet.
 e-Directories, Sebuah layanan pengiriman situs web di mana situs web ditambahkan ke
kategori yang tepat dalam direktori online dicari yang meningkatkan visibilitas situs web
dan menciptakan inbound link yang relevan dengan situs web tersebut.
 e-Engineering, terciptanya pengembangan produk dinamis terpadu dan proses realisasi
yang memiliki kelincahan dan kemahiran yang diperlukan untuk merespon tuntutan dunia
e-Commerce.
 e-Franchising, bentuk kerja sama bisnis atau usaha dengan memakai prinsip kemitraan,
sebuah perusahaan yang sudah mapan baik itu dari segi sistem manajemennya,
keuangannya maupun dari marketingnya serta adanya merek dari produk perusahaan
yang sudah dikenal oleh masyarakat luas, dengan perusahaan ataupun individu yang
memakai merek dari produk maupun sistem tersebut dengan memanfaatkan teknologi
informasi.
 e-Learning, sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi
dalam proses belajar mengajar.
 e-Mailing, suatu sarana untuk mengirim dan menerima surat atau pesan dengan format
digital melalui jalur jaringan komputer dan internet.
 e-Marketing, segala upaya yang dilakukan untuk melakukan pemasaran suatu produk
atau jasa melalui atau menggunakan media elektronik atau Internet.
 e-Research, kegiatan riset yang menggunakan serangkaian fasilitas teknologi informasi
dan komunikasi, sedemikian rupa sehingga melahirkan cara kerja dan metode riset baru.
 e-Supply, proses Supply Chain yang di manage secara elektronik, biasanya menggunakan
teknologi jaringan komputer.
 e-Trading, suatu sistem perdagangan secara Online yaitu lewat perangkat teknologi
internet, dimana dengan sistem ini investor tidak perlu lagi datang atau repot menelepon
kantor pialang (broker).
 e-Travel, semua kegiatan industry travel yang dikaitkan pada e-Commerce atau dengan
kata lain travel yang di-online-kan.
 e-Operational Resources Management.

1.10. Tren ke Arah e-Business

Seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang mana tentunya


menjadi penunjang utama bagi perkembangan e-Business, sehingga menjadi tren bagi beberapa
aspek yang memanfaatkan e-Business.

1.10. Jenis e-Business

e-Businss sendiri terdapat beberapa jenis dan karakteristiknya masing-masing sesuai dengan
siapa pelakuknya dan kepada siapa bisnis ini ditujukan. Adapun informasinya dapat dilihat pada
tabel berikut.

Jenis e-Business Karakteristik


B2C (Business to Cunsumer)  Antara organisasi dengan perorangan
 Nilai transaksi kecil
 ransaksi tidak sering terjadi - Relatif
sederhana

B2B (Business to Business) B2G (Business to - Antar organisasi


Government) B2E (Business toEducation) - Nilai transaksi besar
- Hubungan yang kuat dan
berkelanjutan
- Pemberian kredit dari penjual ke
pelanggan
- Lebih kompleks

BAB 2 TAHAPAN PEMBANGUNAN SISTEM E-BUSINESS

2.1. Visi dan Prospek Membangun e-Business

Membangun sistem e-Business bukan hanya mengkomputerisasi sistem informasi bisnis yang
kemudian dihubungkan ke internet. Jika pemahaman itu yang menjadi landasan dalam
membangun sistem e-Business, maka niscaya sistem itu sulit untuk bertahan. Karena itu, harus
dipahami bahwa membangun sistem e-Business lebih dari sekedar itu. Adapun visi yang harus
dimiliki oleh organisasi yang akan membangun sistem e-Business adalah sebagai berikut:

1. Adanya keinginan yang kuat dan konsisten untuk membangun hubungan langsung dengan
konsumen.

2. Pembangunan jaringan komunitas.

3. Perluasan pasar.

4. Masuk era persaingan global.


2.2. Tahap-Tahap Pembangunan Sistem e-Business

Dalam membangun sebuah sistem, tentu dibutuhkan tahapan-tahapan yang menjadi landasan
dibangunnya sistem tersebut. Adapun tahapan-tahapan pembentukan sistem e-Business adalah
sebagai berikut:

1. Mendayagunakan komputer personal, jaringan komputer dan Internet seoptimal mungkin.

2. Membangun halaman web untuk jalinan komunikasi antara perusahaan dengan konsumen
secara efektif dan fleksibel.

3. Membangun Sistem Informasi e-Business yang efektif.

4. Mengembangkan Sistem Informasi yang bersifat inter platform

Bisnis berbasis elektronik yang dalam hal ini sering kita sebut dengan e-Business adalah
sebuah kegiatan bisnis yang menggunakan fasilitas jaringan internet. Dalam pelaksanaannya,
perusahaan yang akan mengaplikasikan e-Business dalam usahanya tentunya membutuhkan
rencana agar penerapannya bisa efektif. Mendaya gunakan komputer personal, jaringan
komputer dan internet seoptimal mungkin merupakan hal paling dasar yang harus disiapkan
sebelum memanfaatkan e-Bussiness. Membangun halaman web untuk membangun jalinan
komunikasi antara perusahaan dengan konsumen secara efektif dan fleksibel. Setelah semua
terpenuhi di atas barulah kita melangkah dalam tahap pembangunan sistem E-Business, meliputi:
1. Pembangunan Arsitektur E-Business

Arsitektur e-Business merupakan framework konseptual dari infrasktruktur dan


Sistem Informasi e-Business yang diwujudkan dalam sebuah perencanaan struktur dan integrasi
dari berbagai sumber-sumber yang ada dalam sebuah organisasi.

2. Instalasi

Langkah selanjutnya adalah pengimplementasian aplikasi yang telah dibangun atau instalasi.
Aktifitas instalasi ini dapat dilaksanakan langsung oleh para tenaga ahli yang ada di perusahaan
tersebut atau menggunakan tenaga outsourcing, pilihan ini sangat berhubungan erat dengan
pemilihan opsi pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam aktifitas instalasi ini yaitu, bagaimana aplikasi tersebut berhubungan dengan
aplikasi yang telah ada.

3. Pemilihan Opsi Pengembangan


Pengembangan aplikasi dari e-Business pada dasarnya mengikuti beberapa
pendekatan. Masing-masing pendekatan tersebut memiliki keuntungan dan kekurangan
yang pada intinya, pemilihan salah satu dari opsi tersebut akan memberikan efisiensi
yang lebih besar dibandingkan opsi-opsi lainnya.
4. Penyebaran/Integrasi
Pada tahapan ini aplikasi yang telah dipilih dan diimplementasikan diharapkan
dapat terintegrasi dengan baik dengan segala aplikasi yang telah ada sebelumnya.
Berbagai langkah dijalankan dalam tahapan ini seperti pemberian training dan informasi
terhadap para pengguna, baik yang berhubungan secara langsung atau tidak dengan
aplikasi tersebut, pembuatan kebijakan atau peraturanperaturan yang mendukung hingga
pengintegrasian sistem dengan para supplier dan pihak-pihak terkait lainnya.
5. Operasi/Pemeliharaan
Operasi dan pemeliharaan dari aplikasi yang telah diimplementasikan merupakan
langkah selanjutnya yang harus diperhatikan dengan baik. Perencanaan yang baik sangat
diperlukan agar seluruh pengimplementasian yang telah dilakukan dapat berjalan dengan
sempurna. Selanjutnya, aktifitas pemeliharaan dapat dilanjutkan ke tahap pengembangan
selanjutnya untuk penyempurnaan aplikasi yang telah diimplementasikan sesuai dengan
maksud dan tujuan aplikasi tersebut dibangun.

BAB 3 MERANCANG SISTEM E-BUSINESS

Sistem dalam E-Business sangat bergantung dan dipengaruhi dengan kebutuhan dan
Model Bisnis yang akan dilakukan. Artinya kebutuhan sistem akan berbeda antara satu
model bisnis dengan model bisnis lainnya. Adapun penggunaan teknologi dalam e-
Bussiness bertujuan untuk:
 Redefine business, memaksimalkan nilai pelanggan dan memungkinkan mengembangkan
bisnis dengan cara yang baru.
 Mengubah sudut pandang kompetitif dan saluran distribusi.
 Memperluas jangkauan pasar.
 Meningkatkan kecepatan bisnis, menyederhanakan interaksi, meningkatkan harapan
pelanggan.

3.1. Persyaratan Baru pada E-Business


Persyaratan baru pada e-Bussiness untuk lingkup bisnis bertitik pada fleksibel, responsif,
cepat, berfokus pada pelanggan, iventif, inovatif, kolaboratif self-service dan bersifat
global. Persyaratan baru pada e-Bussiness juga bertitik pada sistem yang mudah
digunakan, terintegrasi, handal, kokoh, responsif, fleksibel, mudah maintainable, akurat,
terukur, global dan aman.
3.2. Perencanaan Keberhasilan E-Bussiness
Perencanaan keberhasilan e-Bussiness dapat menggunakan metodologi overview.
Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:
 Begin
 Diagnose
 Develop
 Define
 Determine
 Design
 Deliver
 Discuss
3.3. Infrastruktur Dasar e-Business
Infrastruktur e-Business adalah arsitektur hardware, software, konten dan data yang
digunakan untuk memberikan layanan e-Business untuk aryawan, pelanggan dan mitra.
Keseluruhan komponen tersebut haruslah dapat bersinergi dengan benar agar dapat
memberikan layanan terbaik bagi pelanggan dan mitra, sehingga tujuan dibangunnya
sistem informasi e-Business dapat tercapai.
3.4. Proses e-Business
Proses bisnis adalah arus kerja dari seperangkat aktifitas dan bahan baku informasi dan
pengetahuan. Proses juga mengacu pada cara unik dimana manajemen memilih untuk
mengkoordinasikan pekerjaan. Setiap bisnis dapat dilihat sebagai sekumpulan proses
bisnis.
3.5. Kebijakan Publik
Kebijakan publik dalam e-Business menyangkut regulasi yang mengatur jalannya e-
Business agar dapat sesuai dengan hukum dan aturan-aturan yang berlaku pada suatu
negara. Hal yang mungkin dihadapi berkaitan dengan kebijakan publik adalah:
1. Bagaimana mengadaptasi mekanisme transaksi formal yang secara hukum
dilindungi, yaitu tanda tangan dan saksi-saksi.
2. Bagaimana merepresentasikan dokumen-dokumen legaldi dalam internet yang pada
dasarnya merupakan file-file komputer yang mudah digandakan dan disebar luaskan
tanpa seijin yang memiliki.
3. Bagaimana memastikan bahwa yang bersangkutan adalah benar-benar orang yang
diatas namakan dalam dokumen-dokumen legal terkait (otentifikasi).
4. Tanggal dan waktu yang mungkin berbeda antar negara dan lain sebagainya.

BAB 4 STRATEGI DALAM E-BUSINESS

A. Strategi Bisnis dan Manajemen Strategi

Strategi bisnis adalah penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah
tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan tersebut.
Strategi bisnis merupakan cara-cara yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan
persaingan di dalam bisnisnya. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi,
akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis, likuidasi dan joint venture.

B. Strategi e-Business
1. Tahapan Strategi
Ada tiga tahapan strategi yang umumnya menjadi langkah-langkah yang akan ditempuh
oleh manajemen strategi, yaitu :
a. Perumusan Strategi Pengembangan rencana jangka panjang untuk manejemen
efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kelemahan
perusahaan.
b. Implementasi Strategi Proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan
kebijakannya dalam tindakan memalui pengembangan program, anggaran dan
prosedur.
c. Evaluasi dan Pengendalian Proses melalui aktivitas-aktivitas perusahaan dan hasil
kinerja serta dimonitor kemudian kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan
kinerja yang diinginkan.

2. Tahapan Analisis Tahapan analisis ini dibagi menjadi dua, yaitu analisis eksternal dan
analisis internal. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Analisis Eksternal, terdiri dari:
1) Lingkungan eksternal, yaitu variabel-variabel (kesempatan dan
ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada
dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak.
2) Lingkungan kerja, yaitu elemen-elemen atau atau kelompok yang secara
langsung berpengaruh atau dipengaruhi oleh operasi-operasi utama
organisasi.
3) Lingkungan sosial, yaitu kekuatan umum kekuatan yang tidak
berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek
organisasi tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan-keputusan
jangka panjang.
b. Analisis Internal, terdiri dari:
1) Struktur, yaitu sebuah cara bagaimana perusahaan diorganisasikan yang
berkenaan dengan komunikasi, wewenang serta arus kerja.
2) Budaya, yaitu pola keyakinan, pengharapan dan nilai-nilai yang
dibagikan oleh anggota organisasi atau perusahaan.
3) Sumber Daya, yaitu asset yang merupakan bahan baku bagi produksi
barang dan jasa organisasi
BAB 5 EVOLUSI E-BUSINESS

A. Evolusi E-Business

Menurut Loudon (2010:35), ada tiga fase perkembangan dalam dunia E-Business, yaitu
fase inovasi, fase konsolidasi dan fase re-invensi. Adapun pembahasannya sebagai berikut:

1. Fase Inovasi (1995-200)


Fase Inovasi memiliki beberapa ciri, yaitu E-Business dijalankan berdasarkan pada
perkembangan teknologi (technology driven), seperti perkembangan internet,
komunikasi dan pertukaran data dan lain sebagainya. Umumnya produk-produk yang
dipasarkan pada masa ini adalah produk-produk eceran, seperti yang dilakukan oleh
Amazon dan e-Bay, seperti menjual buku sampai musik mp3.
2. Fase Konsolidasi (2001-2006)
Pada fase ini E-Business dijalankan berdasarkan pada aspek bisnis (bussines driven).
Pada Fase ini E-Business tidak hanya lagi hanya sebatas inovasi teknologi yang
mendukungnya, tetapi dijalankan pada perencanaan bisnis, sehingga strategi yang
dilakukan ialah perpaduan antara strategi bisnis konvensional dan teknologi online
yang pada umumnya disebut dengan bricks and clicks. Jadi fase ini sangat berfokus
terhadap laba. Umumnya produk yang dijual meliputi produk dengan eceran tinggi
dan kompleks, seperti komputer, handphone dan barang elektonik lainnya.
3. Fase Re-Invensi (2006-Sekarang)
Pada fase ini E-Business dijalankan dengan didasarkan pada pelanggan, audiens dan
komunitas organisasi bisnis (customer, audience and community driven). Dengan
demikian para organisasi bisnis mulai memberikan perhatian kepada siapa sebenarnya
pelanggan mereka. Jadi Fase ini tidak hanya semata-mata mengejar target penjualan
atau laba tetapi juga memperhatikan faktor-faktor yang berkaitan dengan pelanggan
dan target pasar mereka (pertumbuhan jaringan sosial). Pada umumnya bisnis lebih
berfokus pada jasa dibanding produk fisik.

BAB 6 BUSINESS TO CUSTOMER (B2C)


A. Definisi Business to Customer (B2C)

Business to Customer (B2C) adalah suatu proses bisnis dimana penjual


(produsen) berhadapan langsung dengan pembelinya (konsumen). Sifat dari bisnis
tersebut adalah terbuka dan bebas dimanfaatkan oleh khalayak umum. Cara
mengaksesnya melalui sebuah website yang disediakan oleh sang penjual. B2C tidak
terlalu membutuhkan akuntabilitas yang baik dan hubungan yang formal dengan
pelanggan dalam transaksinya. Pada perusahaan B2C teknologi yang interaktif
memungkinkan perusahaan untuk membuat akses kepada konsumen. Adapun proses
transaksi dimulai dari ketika consumen melakukan pemesanan suatu produk melalui
website perusahaan. Ketika produk mana yang akan dibeli sudah diputuskan, maka
konsumen akan masuk ke halaman Shopping Chart. Konsumen tidak perlu melakukan
pembayaran secara langsung, melainkan cukup dengan fasilitas transfer pada rekening
bank. Setelah pembayaran selesai, maka perusahaan akan mendapatkan pemberitahuan
tentang pemesanan tersebut. Kemudian perusahaan akan mengirim produk dari gudang
ke konsumen dengan menggunakan jasa pengiriman.

Konsumen adalah hal yang mutlak dibutuhkan apabila sebuah bisnis ingin
dipertahankan. Terlebih pada bisnis yang bertipe B2C yang notabene profitnya berasal dari
konsumen. Selain harus mendapatkan konsumen, B2C juga harus mempertahankannya dalam
jangka waktu yang panjang.

Menurut Muni Fuady, B2C merupakan transaksi ritel dengan pembeli individual (Munir
Fuady). Sedangkan menurut Onno W. Purbo, B2C juga dapat diartikan mekanisme toko online
(electronic shoping mall) yaitu transaksi antara e-Merchant dengan eCustomer. B2C merupakan
kependekan dari Business to Consumer yang artinya sebuah proses yang terjadi apabila
organisasi atau perusahaan menjual produk atau jasa kepada konsumenya melalui jaringan
internet. Business to Consumer (B2C) adalah adalah kegiatan E-businesses dalam pelayanan
secara langsung kepada konsumen melalui barang atau jasa. Secara definisi sudah dapat
dipastikan atau mungkin dapat kita perkirakan bahwa model ini cocok untuk para pengusaha
kecil dan menengah, itu karena:

1. Menyingkirkan perantara.
2. Penghematan biaya dan memberi kemudahan.
3. Secara teoritis, keuntungan akan lebih mudah diraih melalui model B2C ini,
karena biaya tidak tumbuh secara proporsional dengan pertumbuhan bisnis, dalam
arti pertumbuhan bisnis niscaya akan lebih pesat daripada biaya yang harus
dikeluarkan.
4. Kebutuhan akan modal kerja yang lebih rendah dibandingkan dengan kasus bisnis
konvensional sehingga harga pun dapat ditekan menjadi lebih murah.
B. Strategi Business to Consumer (B2C) pada E-Commerce
Ada beberapa sasaran yang harus dicapai setelah memahami bisnis Business to Consumer
(B2C), di antaranya :
1. Kebanyakan produksi dan jasa menjadi tersedia untuk pengiriman digital.
2. Konsumen mangatasi keengganannya berbelanja menggunkaan web.
3. Kecepatan komunikasi yang tinggi telah membuat pengiriman produk digital
mudah.
4. Ketakutan terhadap pencurian informasi (seperti info kartu kredit) telah
digantikan dengan kepercayaan yang besar bahwa informasi rahasia akan dijaga
dengan aman.
C. Perkembangan Business to Consumer (B2C)

Pada awal pertumbuhannya, perusahaan-perusahaan retailer yang telah ada (seperti


departement store) belum memainkan peranan penting dalam pasar B2C. Website yang dibangun
pada umumnya hanya berfungsi sebagai media publikasi dan tidak interaktif. Tujuan utamanya
adalah untuk menarik perhatian pengunjung melalui website agar mendatangi toko di dunia nyata
(physical store). Hal ini juga disebabkan karena awalnya internet belum menyediakan layanan
untuk bertransaksi bagi konsumen, sehingga walaupun banyak usaha yang dilakukan tetapi tidak
berjalan baik dan tidak berhasil dan menyebabkan kegagalan.

Pada tahun 1984 diciptakan sistem transaksi perbankan secara online oleh AT&T tetapi
tidak berhasil dikarenakan infrastruktur belum memadai. Kemudian pada tahun 2000
diperkenalkan situs belanja online yang bernama amazon.com setelah diluncurkan amazon.com
inilah mulai saat itu banyak bermunculan situs-situs transaksi online yang mengusung prinsip
B2C. Sepanjang tahun 2001, diperkirakan terdapat sekitar 75 juta pengguna internet yang
berpartisipasi dalam transaksi-transaksi di toko online (emarketer.com, Juli 2001). Menurut
laporan eMarketer (Mei 2001), pendapatan dunia dari B2C pada tahun 2000 berkisar antara 53
hingga 238 miliar dolar dan meningkat pesat pada tahun 2004 menjadi antara 428 hingga 2.134
miliar dolar. Saat ini pun, pasar B2C semakin berkembang. Perusahaan retailer banyak yang
mengkombinasikan physical retail stores mereka dengan website (online presence). Kesuksesan
dari B2C pada dasarnya dikarenakan faktor penawaran barang kualitas tinggi dengan harga
murah dan banyak pula dikarenakan pemberian layanan kepada konsumen yang cukup baik.
Lantas, produk-produk dengan karakteristik seperti apakah yang diperkirakan menghasilkan
volume penjualan yang besar di pasar B2C? Berikut ini adalah beberapa karakteristiknya.

1. Merek terkenal.
2. Barang-barang terdigitisasi, seperti e-book.
3. Harga terjangkau.
4. Barang-barang yang cukup sering dicari dalam keseharian (seperti sayur, obat).
5. Barang yang tidak dapat ditemukan dengan mudah di toko-toko tradisional.

BAB 7 E-GOVERNMENT

a. Definisi e-Governmnet

Suatu upaya untuk mengembangkan penyalenggaraan kepemerintahan yang berbasis


elektronik. Suatu penataan system manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat menggunakan e-
Government.

Menurut Norris D. F. Flercher e-govermnet adalah layanan dan pengiriman informasi


elektronok yang diberikan oleh pemerintag 24 jam sehari, 7 hari seminggu. e-Government
adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan
pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan.
e-Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif atau administrasi publik, untuk
meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik atau proses kepemerintahan
yang demokratis.
Model yang dapat digunakan untuk membuat e-Government dengan e-readiness. IBM
mendefinisikan e-readiness adalah ukuran kualitas infrastruktur informasi dan teknologi
komunikasi suatu negara dan kemampuan untuk dapat digunakan oleh para konsumen, bisnis dan
pemerintah itu sendiri.

Menurut Choucri (2003), e-readiness didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengejar


peluang penciptaan nilai yang difasilitasi dengan menggunakan internet, yaitu:

1. Conectivity yaitu apakah jaringan sudah tersedia secara luas dan dengan harga
terjangkau.
2. Information securty yaitu apakah jaringan dan tempat penyimpanan data sudah
bisa dipastikan aman.
3. Human capital yaitu apakah sumberdaya manusianya sudah mampu
mengaplikasikan e-Government.

B. Tujuan Implementasi e-Government

1. Meningkatkan mutu layanan publik melalui pemanfaatan teknologi IT dalam proses


penyelenggaraan pemerintahan.
2. Terbentuknya pemerintah yang bersih, transparan dan mampu menjawab tuntutan
perubahan secara efektif.
3. Perbaikan organisasi, sistem manajemen dan proses kerja kepemerintahan.

C. Jenis-Jenis e-Government
e-Government sendiri terdapat beberapa jenis. adapun Jenis-jenis e-Government di
antaranya sebagai berikut:
1. Government to Citizen (G2C) adalah suatu teknologi informasi yang mempunyai
suatu tujuan untuk memperbaiki hubungan interaksi antara pemerintah dengan
kelompok masyarakat dan dapat untuk mempermudah masyarakat dalam mencari
berbagai informasi tentang pemerintahan. Misal contoh seperti : informasi
menganai pajak online, layanan jaminan sosial, mencari lowongan pekerjaan, dan
sebagainya.
2. Government to Business (G2B) adalah suatu tipe hubungan pemerintah dengan
para bisnis menegah ataupun bawah. Karena akan sangat dibutuhkan relasi yang
sangat baik, antara pemerintah dengan kalangan bisnis. Tujuannya utama nya
adalah demi kemudahan berbisnis masyarakat kalangan pembisnis. Contohnya
seperti : informasi menganai pajak perseroan, peraturan pemerintah (hukum
bisnis), pendaftaran perusahaan, peluang usaha atau bisnis, dan sebagainya.
3. Government to Government (G2G) adalah berupa Web pemerintah yang dibuat,
bertujuan untuk memenuhi berbagai macam informasi yang dibutuhkan antara
pemerintahan yang satu dengan pemerintahan yang lainnya, dengan suatu tujuan
yaitu untuk memperlancar & mempermudah kerjasama antara pemerintahan-
pemerintahan yang bersangkutan. Misal contohnya: dan lain sebagainya. Atau
informasi menganai blogging untuk kalangan legislative, konsultasi secara online,
pelayanan kepada masyarakat secara terpadu, pendidikan secara online, dan
sebagainya.
4. Government to Employees (G2E) adalah berupa tipe hubungan yang ditujukan
untuk para pegawai pemerintahan atau pegawai negeri untuk neningkatkan kinerja
dan juga untuk kesejahteraan para pegawai yang bekerja dislahsatu institusi
pemerintah. Misalkan contohnya: www.sdm.depkeu.go.id dan lain-lain.
D. Strategi Pengembangan e-Government
Berdasarkan Inpres e-Government No. 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan
strategi nasional pengembangan E-government, yaitu:
1. Strategi pertama adalah mengembangkan sistem pelayanan yang andal, terpercaya
serta terjangkau masyarakat luas. Sasarannya antara lain, perluasan dan
peningkatan kualitas jaringan komunikasi ke seluruh wilayah negara dengan tarif
terjangkau. Sasaran lain adalah pembentukan portal informasi dan pelayanan
publik yang dapat mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja instansi
pemerintah.
2. Strategi ke dua adalah menata sistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah
daerah otonom secara holistik. Dengan strategi ini, pemerintah ingin menata
sistem manajemen dan prosedur kerja pemerintah agar dapat mengadopsi
kemajuan teknologi informasi secara cepat.
3. Strategi ke tiga adalah memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Sasaran
yang ingin dicapai adalah standardisasi yang berkaitan dengan interoperabilitas
pertukaran dan transaksi informasi antarportal pemerintah. Standardisasi dan
prosedur yang berkaitan dengan manajemen dokumen dan informasi elektronik.
Pengembangan aplikasi dasar seperti e-billing, e-procurement, e-reporting yang
dapat dimanfaatkan setiap situs pemerintah untuk menjamin keamanan transaksi
informasi dan pelayanan publik. Sasaran lain adalah pengembangan jaringan intra
pemerintah.
4. Strategi ke empat adalah meningkatkan peran serta dunia usaha dan
mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi informasi. Sasaran yang
ingin dicapai adalah adanya partisipasi dunia usaha dalam mempercepat
pencapaian tujuan strategis e-Government. Itu berarti, pengembangan pelayanan
publik tidak perlu sepenuhnya dilayani oleh pemerintah
5. Strategi ke lima adalah mengembangkan kapasitas sumber daya manusia, baik
pada pemerintah maupun pemerintah daerah otonom disertai dengan
meningkatkan eliteracy masyarakat.
6. Strategi ke enam adalah melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui
tahapan yang realistik dan terukur Dalam pengembangan e-Government, dapat
dilaksanakan dengan epat tingkatan yaitu, persiapan, pematangan, pemantapan
dan pemanfaatan.

BAB 8 ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

A. Definsi Enterprise Resource Planning (ERP)

ERP singkatan dari tiga elemen kata yaitu, Enterprise (perusahaan/organisasi), Resource
(sumber daya), Planning (perencanaan). Tiga kata ini mencerminkan sebuah konsep yang
berujung kepada kata kerja, yaitu “planning” yang berarti bahwa Enterprise Resource Planning
(ERP) menekankan kepada aspek perencanaan. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah
sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber
daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap. Sistem Enterprise
Resource Planning (ERP) didasarkan pada database pada umumnya dan rancangan perangkat
lunak modular. Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan software yang mengintegrasikan
semua departemen dan fungsi suatu perusahaan ke dalam satu system ystemr yang dapat
melayani semua kebutuhan perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD, produksi atau
keuangan. Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) didasarkan pada database pada umumnya
dan rancangan perangkat lunak modular.

Definisi umum dari Enterprise Resource Planning (ERP) adalah suatu konsep untuk
melakukan perencanaan dan pengeloaan sumber daya perusahaan, yakni dalam bentuk paket
aplikasi program integrasi dan multi modul yang dibuat untuk melayani dan mendukung
berbagai fungsi dalam perusahaan, menjadikan pekerjaan menjadi lebih efisien dan bisa
memberikan pelayanan lebih untuk konsumen, yang di akhir bisa mendapatkan nilai tambah dan
memberikan laba maksimal untuk seluruh pihak yang memiliki kepentingan atau perusahaan.

Syarat terpenting dari soistem Enterprise Resource Planning (ERP) adalah Integrasi.
Integrasi yang dimaksud adalah menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu software dalam
satu logical database, sehingga memudahkan semua departemen berbagi informasi dan
berkomunikasi. Database yang ada dapat mengijinkan setiap departemen dalam perusahaan
untuk menyimpan dan mengambil informasi secara real-time. Informasi tersebut harus dapat
dipercaya, dapat diakses dan mudah disebarluaskan. Rancangan perangkat lunak modular harus
berarti bahwa sebuah bisnis dapat memilih modul-modul yang diperlukan, dikombinasikan dan
disesuaikan dari vendor yang berbeda, dan dapat menambahkan modul baru untuk meningkatkan
unjuk kerja bisnis.

BAB 9 CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM)

A. Definsi Customer Relationship Management (CRM)


1. Menurut Kotler dan Keller (2008), Customer Relationship Management (CRM)
adalah proses mengelola informasi rinci tentang pelanggan perorangan dan semua
titik kontak pelanggan secara seksama untuk memaksimalkan loyalitas pelanggan.
2. Menurut Yahya (2008), Customer Relationship Management (CRM) adalah sebuah
strategi bisnis menyeluruh dalam suatu perusahaan yang memungkinkan
perusahaan tersebut secara efektif bisa mengelola hubungan dengan para
pelanggan. Dengan demikian melalui Customer Relationship Management (CRM)
perusahaan dapat melakukan pendekatan sehingga dapat menarik sejumlah
informasi mengenai kebutuhan dan keinginan pelanggan.
3. Menurut Newell, Customer Relationship Management (CRM) adalah sebuah
modifikasi dan pembelajaran perilaku konsumen setiap waktu dari setiap interaksi,
perlakuan terhadap pelanggan dan membangun kekuatan antara konsumen dan
perusahaan.
4. Menurut Tunggal (2008), Customer Relationship Management adalah suatu strategi
untuk mengidentifikasi, menarik, dan mempertahankan konsumen yang paling
bernilai bagi perusahaan. Customer Relationship Management (CRM)
berkonsentrasi pada apa yang konsumen nilai, bukan pada apa yang perusahaan
ingin jual.
5. Menurut Kalakota dan Robinson (2001), pengertian Customer Relationship
Management (CRM) adalah integrasi dari strategi penjualan, pemasaran, dan
pelayanan yang terkoordinasi.
6. Laudon dan Traver, Customer Relationship Management (CRM) adalah proses
menyimpan informasi pelanggan dan merekam seluruh kontak yang terjadi antara
pelanggan dan perusahaan, serta membuat profil pelanggan untuk staf perusahaan
yang memerlukan informasi tentang pelanggan tersebut.
7. Menurut Heru (2003), Customer Relationship Management (CRM) adalah usaha
sebuah perusahaan untuk berkonsentrasi menjaga konsumen (supaya tidak lari ke
pesaing) dengan mengumpulkan segala bentuk interaksi konsumen baik itu lewat
telepon, email, masukan di situs atau hasil pembicaraan dengan staf sales dan
marketing, atau Customer Relationship Management (CRM) adalah sebuah strategi
bisnis menyeluruh dari suatu perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut
secara efektif bisa mengelola hubungan dengan para konsumen.

Manfaat dari Customer Relationship Management (CRM)

Manfaat Customer Relationship Management (CRM) berdasarkan (Tunggal, 2000


adalah:

1. Mendorong Loyalitas
Pelanggan Aplikasi Customer Relationship Management (CRM) memungkinkan
perusahaan untuk mendayagunakan informasi dari semua titik kontak dengan pelanggan
baik melalui website, call center, maupun melalui staff pemasaran dan pelayanan di
lapangan. Konsistensi dan kemudahan mengakses dan menerima informasi
memungkinkan penjualan dan pelayanan yang lebih baik dengan menggunakan berbagai
informasi penting mengenai pelanggan tersebut.
2. Mengurangi Biaya
Dengan kemampuan swalayan dalam penjualan dan pelayanan pelanggan, ada biaya yang
dapat dikurangi, semisal dengan memanfaatkan teknologi website. Aplikasi Customer
Relationship Management (CRM) juga memungkinkan penjualan dan pelayanan yang
lebih murah dalam sebuah skema program pemasaran yang spesifik dan terfokus. Tertuju
ke pelanggan yang tepat dan pada waktu yang tepat pula.
3. Meningkatkan Efisiensi Operasional
Kemudahan proses penjualan dan proses layanan dapat mengurangi risiko turunnya
kualitas pelayanan dan mengurangi beban cashflow, penggunaan teknologi website dan
call center misalnya, akan mengurangi hambatan birokrasi dan biaya serta proses
administrasi yang mungkin timbul.
4. Peningkatan Time to Market
Aplikasi Customer Relationship Management (CRM) memungkinkan perusahaan
membawa produk ke pasar dengan lebih cepat dengan informasi pelanggan yang lebih
baik, adanya data tren pembelian oleh pelanggan, sampai integrasi dengan aplikasi
Enterprise Resource Planning (ERP) untuk keperluan perencanaan yang lebih baik.
Dengan kemampuan penjualan di website, hambatan waktu, geografis sampai
ketersediaan sumber data dapat dikesampingkan untuk mempercepat penjualan produk
tersebut.
5. Peningkatan Pendapatan
Aplikasi Customer Relationship Management (CRM) menyediakan informasi untuk
meningkatkan pendapat dan keuntungan perusahaan. Melalui aplikasi CRM, perusahaan
dapat melakukan penjualan dan pelayanan melalui website sehingga terbuka peluang
penjualan secara global tanpa perlu menyediakan upaya khusus untuk mendukung
penjualan dan pelayanan.
B. Tujuan Customer Relationship Management (CRM)
C. Ada tiga tujuan utama dari Customer Relationship Management (CRM) yaitu:
1. Meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan pelanggan yang sudah ada untuk
meningkatkan pendapatan perusahaan. Menyediakan informasi yang lengkap mengenai
pelanggan untuk memaksimalkan jalinan hubungan pelangan dengan perusahan melalui
penjualan secara up-selling dan cross-selling, dengan demikian pada saat yang bersamaan
dapat meningkatkan keuntungan dengan cara mengidentifikasikan, menarik serta
mempertahankan pelanggan yang paling memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
2. Menggunakan informasi yang terintegrasi untuk menghasilkan pelayanan yang paling
memuaskan dengan memanfaatkan informasi pelanggan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan sehingga dapat menghemat waktu pelanggan dan mengurangi frustasi.
3. Menghasilkan konsistensi dalam prosedur dan proses saluran jawaban kepada pelanggan.

BAB 10 SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

a. Definisi Supply

Chain Supply chain merupakan sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan


yang bekerja sama secara bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk atau jasa
kepada konsumen akhir. Rangkaian atau jaringan ini terbentang dari penambangan bahan mentah
(di bagian hulu) sampai retail / toko (pada bagian hilir). Di antaranya termasuk supplier, pabrik,
distributor, toko atau ritel, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa
logistik. Ada tiga aliran dalam supply chain, yaitu: 1. Aliran material, yaitu Aliran barang yang
mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Contohnya bahan baku yang dikirim dari
supplier ke pabrik. 2. Aliran Informasi, aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau
sebaliknya. 3. Aliran uang / dana, aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu.

b. Supply Chain Management Supply chain management adalah manajemen terhadap aliran antar
dan di antara tahapan supply chain untuk memaksimalkan profitabilitas keseluruhan supply
chain. Berikut beberapa definisi SCM di antaranya yaitu:
 Menurut Lambert (1998) SCM merupakan integrasi atas proses-proses bisnis dari
pengguna akhir melalui pemasok awal yang menyediakan produk, jasa, dan informasi
yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan.
 Menurut Simchi-Levi (2002) SCM adalah suatu kumpulan pendekatan yang digunakan
untuk mengintegrasikan secara efisien antara pemasok, perusahaan manufaktur,
pergudangan, dan toko, sehingga barang diproduksi dan didistribusikan pada kuantitas,
lokasi, dan waktu yang benar, untuk meminimumkan biaya-biaya pada kondisi yang
memuaskan kebutuhan tingkat pelayanan.
 Menurut Handfield (1999) SCM merupakan integrasi atas kegiatan-kegiatan dalam suatu
rantai pasok dengan hubungan yang diperbaiki, untuk mencapai suatu keunggulan
bersaing yang berkelanjutan.
 Chopra & Meindl (2001) SCM mencakup manajemen atas aliran-aliran di antara
tingkatan dalam suatu rantai pasok untuk memaksimumkan keuntungan total.

c. Fungsi Manajemen SCM


Ada dua fungsi utama manajemen SCM yaitu :
 SCM secara fisik mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan menghantarknya ke
pemakai akhir. ungsi pertama ini berkaitan dengan ongos-ongkos fisik, yaitu ongkos
material, ongkos penyimpanan, ongkos produksi, ongkos transportasi dan sebagainya.
 SCM sebagai mediasi pasar, yakni memastikan bahwa apa yang disuplai oleh rantai supply
mencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut. Fungsi kedua ini berkaitan
dengan biaya-biaya survey pasar, perancangan produk, serta biaya-biaya akibat tidak
terpenuhinya aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan oleh sebuah rantai supply.
Ongkos-ongkos ini bisa berupa ongkos markdown, yakni penurunan harag produk yang
tidak laku dijual dengan harga normal, atau ongkos kekuarangan supply yang dinamakan
dengan stockout cost.

BAB 11 IMPLEMENTASI SISTEM E-BUSINESS


1) Implementasi Sistem E-Business
Untuk melakukan implementasi sistem ebisnis yang diperlukan adalah persiapan, terdiri
dari:
1. Membuat Server Lokal
a. Dowload Lokal Server sesuai kebutuhan.
b. Install pada komputer.
c. Uji Server Localhost.
d. Server Lokal telah siap untuk digunakan.

2. Kenali CMS yang akan digunakan (jika menggunaakan yang tidak berbayar)
a. Joomla+Virtuemart http://www.joomla.org/ http://virtuemart.net/
b. Wordpress+WP-Commerce+Oocommerce http://wordpress.org/
c. Prestashop http://www.prestashop.com/
d. OsCommerce http://www.oscommerce.com/ e. OpenCart http://www.opencart.com/ f.
Zencart http://www.zen-cart.com/

Langkah dalam mengelola CMS:


a. Setting Halaman Utama.
b. General Configuration User dan Costumer Management Category, Produk, Options.
c. Pengaturan Template.
d. Setting Sistem Modul.
e. Pengiriman dan Pembayaran Manajemen pajak Kupon, Diskon dan Voucer.
f. Pemahaman Proses Alur Belanja dan Checkout.
g. Memaksimalkan Sistem Anda.

Anda mungkin juga menyukai