Anda di halaman 1dari 22

`USULAN PROPOSAL CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ( CSR )

DI

PERUSAHAAN PT SEMEN TONASA

DITULIS OLEH :

NAMA : DEWIS BILATULA

NIM : 201170006

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

UNIVERSITAS GORONTALO

T/A 2018-2019
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka
pembangunannasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung
jawab pemerintah saja.Setiap warga negara mempunyai tanggung
jawab dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka
pembangunan nasional. Salah satu yang mendorong pertumbuhan
ekonomi dalam rangka pembangunan ekonomi adalah dunia usaha,
yaitu hasil pelaksanaan berbagai instansi dan pihak-pihak. Instansi dan
pihak-pihak tersebut diantaranya adalah perusahaan-perusahaan.
Jadi,perusahaan adalah sebagai salah satu pelaku ekonomi. Salah satu
bentuk perusahaan yang terkenal dan terlibat di dalam perkembangan
dan pertumbuhan ekonomi nasional di Indonesia adalah Perseroan
Terbatas.

Perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu bentuk kegiatan


ekonomi yang paling disukai saat ini, di samping karena pertanggung
jawabannya yang bersifat terbatas Perseroan juga memberikan
kemudahan bagi pemilik atau pemegang sahamnya untuk mengalihkan
perusahaannya kepada setiap orang dengan menjual seluruh saham
yang dimilikinya.Dalam melaksanakan usahanya Perseroan Terbatas
atau dipersamakan disini dengan perusahaan harus memperhatikan
seluruh aspek, yaitu aspek keuangan, aspek sosial, dan aspek
lingkungan yang berdasarkan konsep Triple Bottom Line. Tidak hanya
mementingkan keuntungan yang akan dicapai.Perusahaan sebagai
pelaku bisnis di dalam menjalankan usahanya yaitu dituntut untuk
semakin memperhatikan keadaan sosial dan lingkungan yang ada
disekitarnya. Jadi ketika suatu perusahaan tersebut telah memperoleh
keuntungan,maka perusahaan tersebut harus menyadari bahwa ada
masyarakat di sekitarnyadan memikirkan tanggung jawab apa yang
harus dilakukannya terhadap masyarakat tersebut. Karena perusahaan
tersebut awalnya berdiri adalah untuk memenuhi kebutuhan dan
kepentingan masyarakat bukan hanya untuk mencari keuntungan
sendiri. Terutama perusahaan-perusahaan yang menguasai hajat hidup
orang banyak. Hal inilah yang dikatakan tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap masyarakat sekitar.

Dalam keberadaannya Perseroan Terbatas melakukan aktivitasnya


sebagai perusahaan sesuai dengan bidangnya. Di dalam pelaksanaan
aktivitasnya yang merupakan kepentingan perusahaan tersebut, suatu
perusahaan sering sekali tidak terlalu memperhatikan bahwa mereka
mempunyai suatu tanggung jawab terhadap stakeholder. Stakeholder
di sini mencakup karyawan, pelanggan, pemasok,pemegang saham,
LSM, ataupun pemerintah. Masing-masing stakeholder tersebut
memiliki derajat dan kepentingan yang berbeda-beda. Salah satu
tanggung jawab Perseroan Terbatas yaitu tanggung jawab terhadap
masyarakat yang ada di sekitar perusahaan tersebut. Sering sekali hal
ini diabaikan, atau kalaupun dilaksanakan hanya untuk mencari
mempunyai suatu tanggung jawab terhadap berbagai hal.

Dewasa ini, terdapat perhatian yang besar terhadap sektor swasta


dan pemerintahan. Dimana perusahaan dituntut untuk lebih
memperhatikan masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan
tersebut. Namun, tidak sedikit perusahaan di lingkungan masyarakat
hampir membawa dampak negatif, meskipun memiliki manfaat untuk
kesejahteraan dan pembangunan. Mencermati sisi negatif
industrialisasi tersebut, tidak adil manakala masyarakat harus
menanggung beban sosial. Mengingat, masyarakat adalah pihak yang
tidak memperoleh kontra prestasi langsung dari industrialisasi,
terutama masyarakat garis bawah (grass root) yang secara modal dan
kesempatan tidak memiliki akses terhadap hiruk pikuk industrialisasi.
Dalam konteks pembangunan saat ini, keberhasilan sebuah perusahaan
bukan lagi diukur dari keuntungan bisnis semata, melainkan juga
dilihat dari sejauh mana kepedulian perusahaan terhadap aspek sosial
dan lingkungan.

Dalam bisnis apapun, prioritas utama adalah keberlanjutan usaha.


Sedangkan keberlanjutan tanpa ditopang kepedulian terhadap aspek
lingkungan dan social, berpotensi menimbulkan kendala-kendala baik
berbentuk laten maupun manifest, yang tentunya akan menghambat
pencapaian keuntungan perusahaan. Hal tersebut terkait konsep
pembangunan berkelanjutan, yakni pembangunan yang diharapkan
mampu memenuhi kebutuhan manusia saat ini tanpa mengorbankan
kemampuan generasi yang akan datang. Bagaimanapun sebuah bisnis
tidak akan berjalan optimal jika tidak mampu menjaga cadangan
sumber daya (resource), yang meliputi aspek sosial dalam hal ini
Sumber Daya Manusia (SDM) dan aspek lingkungan atau Sumber
Daya Alam (SDA).

Mengapa keberlanjutan sebuah perusahaan ditentukan oleh aspek


social dan lingkungan, bukan semata-mata keuntungan bisnis?
Dikarenakan aspek sosial dan lingkungan merupakan parameter untuk
mengetahui apakah ada dampak positif atau negative dari kehadiran
perusahaan sebagai komunitas baru terhadap komunitas lokal
(masyarakat setempat). Selain itu perusahaan pernah mendapatkan izin
lokal (local licence), sebagai bentuk legalitas secara kultural jika
keberadaannya diterima masyarakat. Perusahaan terkadang merasa
cukup dengan hanya mengandalkan izin operasional baik dari
pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten, namun mengabaikan izin
lokaldalam wujud kepedulian terhadap masyarakat sekitar dan
lingkungan.

Gambaran diatas menjadi pengantar mengenai perubahan


paradigma tanggung jawab sosial perusahaan, yang lebih dikenal
dengan istilah Corporate Social Responsibility(CSR). Dulu perusahaan
memaknai CSR, atau istilah lain Community Development (CD),
Program Kemitraan, Program Bina Lingkungan, sebagai sebuah beban
atau resiko, karena tidak menghasilkan timbal balik terhadap
keuntungan perusahaan. Sedangkan saat ini perusahaan semakin
menyadari bahwa CSR bukan lagi beban, melainkan bagian dari modal
sosial, di-oleh profit (keuntungan), tetapi juga daya dukung planet
(lingkungan alam) dan people (masyarakat).

Saat ini Tanggung Jawab Sosial perusahaan atau Corporate Social


Responsibility(CSR) bukan lagi berada pada tataran wacana
sebagaimana beberapa tahun kebelakang. CSR di Indonesia telah
mengalami perkembangan pesat, dimana sudah menjadi unsur penting
bagi perusahaan dalam menjamin keberlanjutan bisnisnya, maupun
bagi pemangku kepentingan lain sebagai bentuk tanggung jawab atas
sebuah dampak operasional.

Meski aturan main CSR sudah ditegaskan kedalam UU PT


(Perseroan Terbatas) No. 40 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa PT
yang menjalankan usaha di bidang atau bersangkutan dengan sumber
daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan
(Pasal 74 ayat 1). Kemudian UU No.25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyatakan bahwa ”Setiap penanam
modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan.” Namun kedua Undang-undang masih terlalu lemah dan
bersifat umum. Penegasan lebih lanjut diatur pada UU No.19 Tahun
2003 tentang BUMN. UU ini kemudiaan dijabarkan lebih jauh oleh
Peraturan Menteri Negara BUMN No. 4 Tahun 2007 yang mengatur
mulai dari besaran dana hingga tatacara pelaksanaan CSR.
Wujud CSR versi BUMN adalah Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL) dimana model ini juga dipakai oleh PT Semen
Tonasa, yang pengalokasian dananya didapatkan dari penyisihan laba
bersih perusahaan sebesar 2 persen( 2 % ). Selain itu, berdasarkan
peraturan mentri Negara BUMN juga menetapkan pihak mana saja
yang bisa menerima atau bekerja sama dengan program PKBL ialah
pengusaha yang beraset bersih 200 Juta atau beromset 1 Milyar per
tahun. Jadi berdasarkan model ini maka CSR sama saja dengan
membangun hubungan ekonomi kembali, yang biasanya lebih
menguntungkan perusahan yang sudah besar. Atau dengan kata lain
program CSR bukan lagi menjadi tanggung jawab sosial sebuah
perusahaan terhadap masyarakat dimana perusahan itu berada. Padahal
makna harfia dari kata “Responsibility” yang berasal dari kosa kata
bahasa inggris dapat disepadankan dengan tindakan sukarela (hibah).
Karena Responsibility mengandung dua kata, response berarti tindakan
dan ability berarti kemampuan.

Sejak ditetapkanpada tanggal 5 Desember 1960 atas keputusan


MPRS No. II/MPR 1960. Dimana area produkisi Unit I berlokasi di
Desa Tonasa Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep. Dalam
perkembangan selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan semen yang
semakin meningkat, PT Semen Tonasa melebarkan wilayah produksi
Unit II, III, IV, dan Unit V.

Perusahaan semen ini dijadikan BUMN pada tanggal 8 September


1971 berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 54
tahun 1971, awalnya pabrik Semen Tonasa ditetapkan berbentuk
Perusahaan Umum (Perum). Barulah pada tanggal 9 Januari 1975
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 tahun 1975,
bentuk Perum tersebut diubah menjadi Perusahaan Perseroan.
Setelah berubah menjadi perusahaan perseroan, terjadi perubahan
kepemilikan saham beberapa kali. Hal inilah yang menyebabkan PT
Semen Tonasa sekarang berada di bawah kekuasaan PT Semen Gresik.
Menurut buku Kinerja PT Semen Tonasa, kepemilikan saham PT
Semen Tonasa telah dimiliki sebesar 99,9999 % oleh PT Semen Gresik
dan Koperasi Karyawan Semen Tonasa memiliki saham sebesar
0,00001 %.

Dengan struktur saham demikian, maka PT Semen Gresik, sebagai


pemilik suara mayoritas, bisa saja menentukan semaunya, siapa direksi
dan komisaris yang diinginkan. Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupaten tidak memiliki saham sedikitpun. Karena itu suara dan
usulan menyangkut struktur direksi dan komisaris bisa saja dianggap
sebagai anginlalu. Pertanyaannya adalah, bagaimana riwayat PT
Semen Tonasa dikuasai oleh PTSemen Gresik?

Pada tahun 1995, terjadi penggabungan/konsolidasi 3 perusahaan


semen milik pemerintah itu, PT Semen Tonasa, PT Semen Padang, dan
PT Semen Gresik. Di tahun 1998, pemerintah menjual sahamnya
sebagian ke Cemex sehingga komposisi saham menjadi, Pemerintah 51
%, masyarakat 35 % dan Cemex 14 %. Kemudian tahun 2006, saham
Cemex dijual lagi dan komposisi saham menjadi, Pemerintah 51 %,
Blue Valley Holding 24.9%, dan masyarakat 24,9 % . Penjualan saham
Cemex itu juga mengakhiri penggabungan 3 perusahaan itu. Tapi
kenyataan kemudian dengan surat keputusan Menteri BUMN, saham
PT Semen Tonasa, menjadi dikuasai oleh PT Semen
Gresik.Penguasaan saham PT Semen Gresik di Semen Tonasa bukan
karena adanya setoran modal, tapi adanya pengalihan saham
pemerintah ke PT Semen Gresik berdasarkan keputusan menteri
terkait.
Namun dari rentang waktu yang sudah setengah abad itu,
keberadaan PT Semen Tonasa sejauh ini belum begitu maksimal dalam
mengemban tugas sebagai perusahaan yang peduli pada masyarakat
lokal di Pangkep pada umumnya maupun beberapa Desa/Kelurahan
yang berada di ring satu area pabrik. Tercatat ada dua Kelurahan dan
dua Desa dari dua kecamatan yang berdekatan langsung dengan area
eksplorasi PT Semen Tonasa. Pertama, Desa Biringere dan Desa
Mangilu Kecamatan Bungoro. Kedua, Kelurahan Bontoa dan
Kelurahan Kalabirang yang secara administratif masuk wilayah
Kecamatan Minasate’ne. Masyarakat yang hidup di wilayah ini tentu
merupakan korban pertama dari dampak aktifitas pabrik. Bukan hanya
terkait masalah polusi udara dari asap yang dikeluarkan pabrik, tapi
juga hujan debu yang kerap menganggu aktifitas masyarakat serta
dampak ekologis yang menimpah area persawahan.

Jika dulunya warga masih bisa melakukan aktifitas panen dua kali
setahun, maka belakangan ini sejak keberadaan pabrik, hal itu tidak
dapat lagi di lakukan secara kontinyu, karena warga sering kali harus
menjumpai kekurangan pasokan air bila musim kemarau. Hal ini jelas
berdampak pada tingkat kesejahteraan warga yang mayoritas hidup
dari kegiatan bertani. Selain itu tingkat pengangguran di Kabupaten
Pangkep masih sangat tinggi, sehingga arus urbanisasi juga turut
menjadi tujuan masyarakatPangkep. Berdasarkan uraian tersebut,maka
penulis tertarik menyusun skripsi dengan judul “Implementasi
Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT Semen Tonasadan
Dampaknya Terhadap Pembangunan Masyarakat Kebupaten
Pangkep”.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana implementasi CSR PT Semen Tonasa di Kabupaten
Pangkep?
b. Bagaimana dampak CSR PT Semen Tonasa terhadap
pembangunan di Kabupaten Pangkep?
c. Faktor–faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan CSR PT
Semen Tonasa

3. Tujuan
Tujuan penelitian merupakan aspek yang sangat mendasar untuk
diketahui dan dirumuskan secara spesifik dalam memudahkan
pencapaian sasaran penelitian, maka untuk mengetahui dengan jelas
tujuan penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui faktor –faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
CSR PT Semen Tonasa.
b. Untuk mengetahui implementasi CSR PT Semen Tonasa di
Kabupaten Pangkep.
c. Untuk mengetahui dampak CSR PT Semen Tonasa terhadap
pembangunan di Kabupaten Pangkep.

4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Diharapkan hasil dari penelitian ini diharapkan mampu
memberikan kontribusi pemikiran khususnya kepada PT Semen
Tonasa dan Pemerintah Kabupaten Pangkep secara umum.
b. Diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya
dan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
B. PEMBAHASAN
1. Sejarah Singkat PT Semen Tonasa
Pada Tahun 1960, melalui keputusan MPRS No. II/MPRS/1960
tanggal 5 Desember 1960, Pemerintah pada waktu itu menetapkan
pendirian pabrik semen di Sulawesi Selatan yang berlokasi di Desa
Tonasa, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep, sekitar 54 km
sebelah utara Makassar. Pabrik Semen Tonasa unit I beroperasi dengan
kapasitas 120.000 ton per tahun dan merupakan proyek Departemen
Perindustrian Republik Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah
Cekoslovakia.

Pada tanggal 2 September 1976, dibangun pabrik Semen Tonasa


Unit II. Pabrik yang merupakan hasil kerja sama Pemerintah Indonesia
dengan Pemerintah Kanada ini beroperasi pada tahun 1980 dengan
kapasitas 510.000 ton semen per tahun, kemudian dioptimalisasi
menjadi 590.000 ton semen per tahun pada tahun 1991. Sementara di
area yang berjarak sekitar 17 Km dari pabrik, dibangun juga fasilitas
Pelabuhan Khusus Biringkassi sebagai penunjang distribusi semen ke
luar pulau Sulawesi.

Tanggal 3 April 1985, Pabrik Semen Tonasa Unit III, yang


bertempat di lokasi yang sama dengan Pabrik semen Tonasa Unit II,
mulai beroperasi. Pabrik yang berkapasitas 590.000 ton semen per
tahun ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan
pemerintah Jerman Barat.

Selanjutnya perseroan terus melakukan perluasan pabrik untuk


menjawab kebutuhan semen yang semakin meningkat. Pada tahun
1990, dilakukan perluasan dengan membangun Pabrik Semen Tonasa
Unit IV yang berkapasitas 2.300.000 ton semen per tahun. Pabrik
Semen Tonasa Unit IV mulai beroperasi pada tahun 1996. Pada tahun
yang sama, Fasilitas pendukung Power Plant berkapasitas 2x25 MW
juga dibangun di area Pelabuhan Biringkassi.

Desember 2007, pemegang saham mengumumkan persetujuan


pembangunan Pabrik Semen Tonasa Unit V dengan kapasitas 2,5 Juta
Ton per tahun. Pabrik semen Tonasa Unit IV mulai beroperasi sejak
tahun 2013 dan diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono pada Februari 2014. Dengan empat pabrik yang
beroperasi, PT Semen Tonasa mampu mencapai kapasitas produksi
hingga 6,7 juta ton per tahun.

2. Profil Umum Perusahaan PT Semen Tonasa

PT semen tonasa adalah produsen semen terbesar di Kawasan


Timur Indonesia yang menempati lahan seluas 715 hektar di Desa
Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68
kilometer dari kota Makassar. Perseroan yang memiliki kapasitas
terpasang 5.980.000 ton semen per tahun ini, mempunyai empat unit
pabrik, yaitu Pabrik Tonasa II, Pabrik Tonasa III, Pabrik Tonasa IV
dan Pabrik Tonasa V. Keempat unit pabrik tersebut menggunakan
proses kering dengan kapasitas masing-masing 590.000 ton semen
pertahun untuk Unit II dan III, 2.300.000 ton semen per tahun untuk
Unit IV serta 2.500.000 ton semen untuk Unit V. Perseroan
berdasarkan anggaran dasar merupakan produsen semen di Indonesia
yang telah memproduksi serta menjual semen di dalam negeri dan
mancanegara sejak tahun 1968.

Proses produksi perseroan bermula dari kegiatan penambangan


tanah liat dan batu kapur di kawasan tambang tanah liat dan
pegunungan batu kapur sekitar pabrik hingga pengantongan semen zak
di unit pengantongan semen. Proses produksi perseroan secara terus
menerus dipantau oleh satuan Quality Control guna menjamin kualitas
produksi.
Lokasi pabrik perseroan yang berada di Sulawesi Selatan
merupakan daerah strategis untuk mengisi kebutuhan semen di
Kawasan Timur Indonesia. Dengan didukung oleh jaringan distribusi
yang tersebar dan diperkuat oleh delapan unit pengantongan semen
yang melengkapi sarana distribusi penjualan, telah menjadikan
perseroan sebagai pemasok terbesar di kawasan tersebut. Kedelapan
unit pengantongan semen berlokasi di Bitung, Palu, Banjarmasin dan
Ambon dengan kapasitas masing-masing 300.000 ton semen per tahun
serta di Makassar, Bali dan Samarinda dengan kapasitas masing-
masing 600.000 ton semen per tahun, dan di Pontianak dengan
kapasitas 150.000 ton semen per tahun.

Sarana pendukung operasi lainnya yang berkontribusi besar


terhadap pencapaian laba perusahaan adalah utilitas Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2x25 MW yang
berlokasi di Desa Biringkassi, Kabupaten Pangkep, sekitar 17 km dari
lokasi pabrik.

Pendapatan utama perseroan adalah hasil penjualan Semen


Portland (OPC), Semen Non OPC yaitu Tipe Komposit (PCC) tersebar
di wilayah Sulawesi, Kalimantan, Jawa,Bali, Nusa Tenggara, Maluku
dan Papua. Didukung dengan merk produk yang solid di Kawasan
Timur Indonesia, perseroan berusaha secara terus menerus
mempertahankan brand image produk dengan menjaga kestabilan
pasokan produk di pasar semen, selain itu dukungan sistem distribusi
yang optimal juga merupakan unsur kesuksesanpenjualan semen
perseroan.

Disamping itu, penjualan ekspor juga dilakukan perseroan jika


terjadi kelebihan produksi setelah pemenuhan pasar dalam negeri.
Sejak 15 September 1995 perseroan terkonsolidasi dengan PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk. (sebelumnya PT Semen Gresik (Persero)
Tbk.) menjadi sebuah holding company. Lebih dari satu dekade
perseroan berbenah dan berupaya keras meningkatkan nilai perseroan
di mata pemegang saham dan stakeholder.

Di mulai tahun 2009 sampai saat ini, perseroan melaksanakan


pembangunan Pabrik Tonasa V yang nantinya diharapkan beroperasi
dengan kapasitas 2.500.000 ton pertahun dengan dukungan
pembangkit listrik 2x35MW dengan pembiayaan proyek tersebut
bersumber dari dana sendiri perseroan dan kredit pembiayaan sindikasi
perbankan nasional. Pembangkit listrik tersebut di targetkan akan
beroperasi normal di tahun 2013.

3. Bagaimana implementasi CSR PT Semen Tonasa di Kabupaten


Pangkep?

Implementasi Corporate Social Responsibilty (CSR) merupakan


proses pelaksanaan program-program CSR PT Semen Tonasa terhadap
masyarakat. Selama ini, CSR PT Semen Tonasa jika disesuaikan
dengan PERMEN No. 5 tahun 2007 telah terkonsep dengan baik dan
pelaksanaannya dari tahun ke tahun semakin mengalami
perkembangan. Pelaksanaan yang awalnya cenderung kurang
transparan atau terbuka ke masyarakat sekarang terlihat keseriusan
Tonasa dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
perusahaan BUMN. Terlihat dari upaya Tonasa untuk melibatkan
masyarakat dalam proses penentuan program yang dibutuhkan
masyarakat, selain itu Tonasa juga membentuk Forum Desa yang akan
menjadi penghubung antara masyarakat dengan perusahaan. Dari hasil
data yang penulis peroleh dilapangan bahwa pelaksanaan CSR Tonasa
sudah banyak yang berjalan meskipun menurut segelintir masyarakat
bahwa pelaksanaannya masih cenderung kurang menyeluruh. Namun
dari hasil pelaksanaan yang terlihat dilapangan telah banyak perubahan
yang diberikan oleh PT Semen Tonasa melalui program Corporate
Social Responsibilitynya.

Ada dua jenis program CSR PT Semen Tonasa yaitu Program


Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. Pelaksanaan program
kemitraan sudah berjalan dengan sangat lancar, program tersebut telah
banyak membantu masyarakat golongan menengah kebawah melalui
pinjaman modal usaha dengan bunga yang rendah dan system yang
tidak sulit. Demikian halnya dengan program bina lingkungan,
meskipun sebelumnya karena pelaksanaan program ini sempat
menjadikan masyarakat marah dan melakukan demonstrasi terhadap
PT Semen Tonasa akibat pelaksanaan programnya yang tidak
transparan dan cenderung pilih kasih, namun sekarang pelaksanaan
program tersebut mulai menunjukaan hasil positif dan tanggapan yang
positif pula dari masyarakat.

4. Bagaimana dampak CSR PT Semen Tonasa terhadap


pembangunan di Kabupaten Pangkep?
Program CSR PT Semen Tonasa telah memberikan dampak yang
positif terhadap pembangunan di Kabupaten Pangkep. Baik itu dalam
hal pembangunan fisik, seperti pembangunan Kali Bersih di
Kecamatan Pangkajene, Perbaikan jalan/jembatan di Kecamatan
Minasatene, pembangunan sarana ibadah, pembangunan sarana
olahraga. Maupun pembangunan yang sifatnya non fisik seperti dalam
bidang pendidikan, Biro CSR dan PKBL memberikan bantuan
beasiswa kepada siswa dan mahasiswa yang berprestasi, pembangunan
atau perbaikan bangunan sekolah PAUD. Dalam hal kesehatan seperti
bantuan pengobatan gratis.
5. Faktor–faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan CSR PT
Semen Tonasa

Adapun faktor yang mempengaruhi implementasi Corporate Social


Responsibility (CSR) PT Semen Tonasa yaitu faktor pendukung dan
faktor penghambat.

Faktor pendukung pelaksanaan program CSR tersebut adalah


kebijakan atau peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
menjadi dasar atau pedoman perusahaan untuk menjalankan
kewajibannya, namun sebagian perusahaan BUMN justru menganggap
hal tersebut sebagai sebuah beban yang berat karena dana yang
digunakan merupakan laba bersih perusahaan.

Sedangkan faktor penghambat implementasi Corporate Social


Responsibility (CSR) PT Semen Tonasa ada dua yaitu pergantian
direksi dan tingkat pengetahuan masyarakat itu sendiri mengenai
Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab social
perusahaan. Pergantian direksi dianggap sebagai hal yang
memperlambat implementasi CSR tersebut, hal ini wajar karena setiap
pengurus/direksi baru butuh waktu untuk mempelajari hal yang baru
sehingga dampaknya terhadap proses pencairan dana yang menjadi
tertunda. Namun faktor ini tidak selamanya akan menghambat
pelaksanaan CSRnya, sedangkan tingkat pengetahuan maysarakat
menjadi penghambat yang kedua karena pihak perusahaan
membutuhkan umpan balik dari pihak masyarakat, namun jika
masyarakat sendiri kurang paham tentu proses umpan balik tidak
terlaksana.

6. Corporate Social Responsibility (CSR) Tanggung jawab sosial

Sebagai salah satu pemangku kepentingan atas keberadaan


perseroan, masyarakat sekitar merupakan bagian dari perseroan yang
menjadi indikator sekaligus pihak yang mendapat multiflier effect dari
perkembangan bisnis perseroan.

Tanggung jawab perseroan kepada masyarakat dan lingkungan


sekitar diwujudkan dengan kewajiban perseroan untuk mengalokasikan
bagian keuntungan perusahaan guna mendukung peningkatan kualitas
kehidupan masyarakat sekitar dibidang ekonomi dan sosial.

Perseroan telah menetapkan blueprint CSR sebagai manual book


pelaksanaan program-program tanggung jawab sosial dan
lingkungan/Corporate Sosial Responsibility (TJSL), yang didalamnya
terdapat Strategic Flagship CSR Semen Tonasa yang mengambil tema
Konservasi Energi Untuk Negeri.

Program-program TJSL yang dilaksanakan oleh perseroan


mengacu pada UU No. 40/2007- UU Perseroan Pasal 74 dan penerapan
konsep triple bottom lines yang menyelaraskan ekonomi, sosial dan
lingkungan. Perseroan berkomitmen sebagaimana tercantum dalam
kebijakan perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas
setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Pembiayaan dana
tanggung jawab sosial dan lingkungan dianggarkan sesuai dengan
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahunan.

Selain program TJSL, perseroan juga melakukan Penyaluran


Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL) yang
dananya disisihkan maksimal 2% dari laba setelah pajak. Sumber dan
penggunaan dana PKBL diatur dalam Peraturan Menteri No.05/
MBU/2007 Pasal 9.

Dalam pelaksanaan TJSL sesuai blueprint yang telah ditetapkan,


perseroan bermitra dengan Pemkab Pangkep, dinas terkait, lembaga
penelitian, LSM, perusahaan lain di Pangkep dan masyarakat lingkar.
Perseroan telah menetapkan empat pilar utama yang didalamnya
terdapat berbagai program dan kegiatan TJSL. Pilar TJSL tersebut
adalah Program Sehat Tonasa, Cerdas Tonasa, Bina Mitra Tonasa dan
Desa Mandiri Tonasa yang memiliki sasaran strategis:

 Meningkatkan kesehatan dan mempromosikan budaya hidup sehat


bagi masyarakat lingkar dan karyawan PT Semen Tonasa.
 Meningkatkan kualitas pendidikan yang berkesinambungan dan
memberikan manfaat bersama.
 Kemitraan dalam menjalankan program ekonomi yang berorientasi
pada kemandirian masyarakat.
 Pengelolaan kawasan desa lingkar untuk mengurangi dampak
operasi, kelestarian lingkungan dan dukungan energi.

Sebagai Perseroan yang beroperasi dan berkembang di tengah


masyarakat, Semen Tonasa turut bertanggung jawab dalam mendorong
kemajuan masyarakat sekitar, dengan berdasar pada tujuh prinsip
utama :

 Transparansi Dan Akuntabilitas


 Kearifan Lokal
 Kejujuran Dan Kepercayaan
 Keadilan
 Kemitraan Dan Kesetaraan
 Kemandirian

7. TONASA BERSAUDARA

Dalam pelaksanaannya, Program Tanggung Jawab Sosial dan


Lingkungan Semen Tonasa dinamakan Tonasa Bersaudara yang
memiliki lima pilar, yaitu :
 Tonasa Mandiri
Bentuk partisipasi aktif perusahaan dalam meningkatkan
kemandirian ekonomi masyarakat
 Tonasa Cerdas
Peran serta perusahaan secara aktif dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia
 Tonasa Sehat
Kepedulian perusahaan dalam meningkatkan kualitas hidup dan
kesehatan masyarakat dan lingkungan
 Tonasa Bersahaja
Kepedulian perusahaan terhadap kondisi sosial dan peran serta
aktif terhadap pengembangan aspek seni dan budaya serta olah
raga
 Tonasa Hijau
Pengejawantahan dari komitmen perusahaan dalam pelestarian
alam secara berkelanjutan

Semen Tonasa secara terus menerus melakukan pengembangan


prasarana dan sarana masyarakat di sekitar pabrik serta kegiatan
melestarikan lingkungan.

8. USULAN

9. ORANG YANG TERLIBAT

C. PENUTUP
1. KESIMPULAN
a. Implementasi Corporate Social Responsibilty (CSR)
merupakan proses pelaksanaan program-program CSR PT
Semen Tonasa terhadap masyarakat. Selama ini, CSR PT
Semen Tonasa jika disesuaikan dengan PERMEN No. 5
tahun 2007 telah terkonsep dengan baik dan
pelaksanaannya dari tahun ke tahun semakin mengalami
perkembangan. Pelaksanaan yang awalnya cenderung
kurang transparan atau terbuka ke masyarakat sekarang
terlihat keseriusan Tonasa dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya 114 sebagai perusahaan BUMN.
Terlihat dari upaya Tonasa untuk melibatkan masyarakat
dalam proses penentuan program yang dibutuhkan
masyarakat, selain itu Tonasa juga membentuk Forum Desa
yang akan menjadi penghubung antara masyarakat dengan
perusahaan. Dari hasil data yang penulis peroleh dilapangan
bahwa pelaksanaan CSR Tonasa sudah banyak yang
berjalan meskipun menurut segelintir masyarakat bahwa
pelaksanaannya masih cenderung kurang menyeluruh.
Namun dari hasil pelaksanaan yang terlihat dilapangan
telah banyak perubahan yang diberikan oleh PT Semen
Tonasa melalui program Corporate Social
Responsibilitynya. Ada dua jenis program CSR PT Semen
Tonasa yaitu Program Kemitraan dan Program Bina
Lingkungan. Pelaksanaan program kemitraan sudah
berjalan dengan sangat lancar, program tersebut telah
banyak membantu masyarakat golongan menengah
kebawah melalui pinjaman modal usaha dengan bunga
yang rendah dan system yang tidak sulit. Demikian halnya
dengan program bina lingkungan, meskipun sebelumnya
karena pelaksanaan program ini sempat menjadikan
masyarakat marah dan melakukan demonstrasi terhadap PT
Semen Tonasa akibat pelaksanaan programnya yang tidak
transparan dan cenderung pilih kasih, namun sekarang
pelaksanaan program tersebut mulai menunjukaan hasil
positif dan tanggapan yang positif pula dari masyarakat.
b. Program CSR PT Semen Tonasa telah memberikan dampak
yang positif terhadap pembangunan di Kabupaten Pangkep.
Baik itu dalam hal pembangunan fisik, seperti
pembangunan Kali Bersih di Kecamatan Pangkajene,
Perbaikan jalan/jembatan di Kecamatan Minasatene,
pembangunan sarana ibadah, pembangunan sarana
olahraga. Maupun pembangunan yang sifatnya non fisik
seperti dalam bidang pendidikan, Biro CSR dan PKBL
memberikan bantuan beasiswa kepada siswa dan
mahasiswa yang berprestasi, pembangunan atau perbaikan
bangunan sekolah PAUD. Dalam hal kesehatan seperti
bantuan pengobatan gratis.
c. Adapun faktor yang mempengaruhi implementasi
Corporate Social Responsibility (CSR) PT Semen Tonasa
yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor
pendukung pelaksanaan program CSR tersebut adalah
kebijakan atau peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah
yang menjadi dasar atau pedoman perusahaan untuk
menjalankan kewajibannya, namun sebagian perusahaan
BUMN justru menganggap hal tersebut sebagai sebuah
beban yang berat karena dana yang digunakan merupakan
laba bersih perusahaan. Sedangkan faktor penghambat
implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT
Semen Tonasa ada dua yaitu pergantian direksi dan tingkat
pengetahuan masyarakat itu sendiri mengenai CSR.

2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan maka dikemukakan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Berkaitan dengan proses implementasi Corporate Social
Responsibility (CSR) PT Semen Tonasa, sebaiknya pihak
Tonasa lebih terbuka atau transparan kepada masyarakat karena
tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat merupakan salah satu
partner kerja perusahaan khususnya Biro CSR dan PKBL.
2. PT Semen Tonasa sebaiknya lebih memperhatikan Sumber
Daya lokal dalam perekrutan tenaga kerja karena ini
merupakan salah satu upaya pemberdayaan masyarakat.
3. Adapun jika masyarakat memang tidak berkompeten atau
kualitas dibawah standar perusahaan untuk dapat menjadi
karyawan, sebaiknya pihak Tonasa juga berusaha membangun
sumber daya lokal agar lebih berkualitas lagi terutama
masyarakat yang berada di wilayah Ring 1 atau wilayah yang
terkena dampak langsung dari keberadaan pabrik.
4. Mengenai proses pelaksanaan program CSR PT Semen Tonasa,
sebaiknya melibatkan masyarakat namun Tonasa tetap
melakukan pengawasan.
5. Seharusnya untuk menjalin komunikasi yang baik dengan
masyarakat, perusahaan sebaiknya lebih dekat dengan
masyarakat atau lebih banyak berinteraksi langsung dengan
masyarakat.
6. Sosialisasi mengenai CSR dan program kerjanya juga
sebaiknya ditingkatkan agar masyarakat juga tahu mengenai
CSR tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai