Anda di halaman 1dari 2

Perishability ( Tidak tahan lama )

Jasa tidak dapat disimpan atau diinventorikan seperti barang dagang lainnya karena sifatnya yang
tidak tahan lama karena sifatnya tergantung fluktuasi permintaan. Hal tersebut tentu tidak akan
menjadi masalah jika permintaannya tetap karena lebih mudah dalam menyiapkan pelayanan
untuk permintaan tersebut sebelumnya. Namun apabila permintaan berfluktuasi, biasanya
berbagai permasalahan akan muncul berhubungan dengan kapasitas menganggur (saat
permintaan sepi) dan konsumen tidak terlayani dengan risiko mereka kecewa atau beralih ke
penyedia jasa lain (saat permintaan puncak

Contoh : - Dishub DKI Jakarta dapat menambah armada transportasi public seperti transjakarta
dan KRL Commuter Line yang bias memenuhi permintaan pada saat jam padat , kamar hotel
yang tidak dihuni, jam tertentu tanpa pasien ditempat praktik dokter, dan kursi kereta api yang
kosong akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak dapat disimpan untuk dipakai diwaktu
yang lain .

Beberapa strategi dapat menghasilkan kecocokan antara permintaan dan penawaran jasa.

Pada sisi permintaan :

1. Penggunaan harga yang berbeda akan mengalihkan sebagian permintaan dari masa sibuk
ke masa yang kurang sibuk. Cth : harga go jek yang lebih murah saat jam tidak sibuk .
2. Permintaan pada masa tidak sibuk dapat dikembangkan . Cth : KFC memberikan
pelayanan atau memberikan tawaran menu breakfast .
3. Jasa pelengkap dapat dikembangkan selama jam sibuk untuk memberikan alternative bagi
pelanggan yang menunggu . Cth : BCA memberikan fasilitas ATM untuk setor tarik tunai
yang dapat memudah nasabahnya dalam melakukan transaksi .
4. System pemesanan untuk mengatur permintaan . Cth : Reservasi tiket KAI melalui
websitenya dan beberapa aplikasi travel online lainnya .

Pada sisi penawaran ;

1. Memperkerjakan pegawai paruh waktu. Cth : Penggunaan guru honorer saat jam
mengajar guru utama penuh atau sibuk, toko - toko busana dan kantor pos
mempekerjakan tenaga karyawan paruh waktu (seperti mahasiswa dan para pelajar yang
ingin mencari tambahan penghasilan atau pengalaman) pada saat menjelang Hari Lebaran
dan Tahun Baru, atau pada saat permintaan puncak lainnya.
2. Mengenalkan rutinitas efisiensi jam sibuk . pegawai hanya melakukan tugas-tugas
penting pada periode puncak . Cth : Perawat yang membantu dokter dalam jam sibuknya.
3. Peningkatan partisipasi konsumen . cth : adanya self-service seperti di swalayan dalam
memilih barang – barang yang akan dibeli.
4. Berbagai jasa dapat dikembangkan . cth : Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat, Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada menjalin
kerjasama dengan PT. Gratia Jaya Mulya. Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh
Direktur Utama Rumah Sakit Akademik UGM, Prof. dr. Arif Faisal, Sp.Rad(K)., DHSM
dan Direktur PT. Gratia Jaya Mulya, Ir. S. Yulianto A.S, di di ruang Sidang Pimpinan
UGM. Dalam kerjasama disebutkan kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan
Perjanjian Kerja Sama Operasional Alat CT Scan Philips Inguinity Core 128 Slice di
Rumah Sakit Akademik UGM. Termasuk diatur terkait pengadaan, pemasangan,
pengelolaan/pengoperasian dan bagi hasil serta pemeliharaan dan pemasaran alat CT
Scan Philips Inguinity Core 128 Slice di RSA UGM. Beberapa Rumah Sakit di Jakarta,
katanya, telah menjalin kerja sama dan memasang beberapa peralatan kesehatan modern.
Diantaranya Rumah Sakit Darmais, RS Pusat Pertamina, RS Harapan Kita dan lain-lain.
5. Fasilitas untuk perluasan pada masa yang akan dating . cth ; BCA membeli sebidang
tanah di sekitar Sentul untuk pembangunan dormitory atau asrama bagi peserta
PPA/PPTI .

Anda mungkin juga menyukai