Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi persaingan di bidang industri dan perdagangan,
menyebabkan arus keluar masuk produk barang dan jasa antar negara lebih
mudah dan cepat sehingga persaingan akan semakin ketat. Persaingan yang ketat
dalam rangka merebut dan mempertahankan pasar telah menuntut dunia industri
untuk dapat memenuhi standar kualitas internasional global (Suma’mur, 2014).
Dampak positif dari kemajuan teknologi kita dapat menikmati hasil
teknologi yang berguna bagi kehidupan yang lebih baik dan mapan. Namun
dampak lain dari perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya pengaruh
negatif yang cukup besar. Sumber bahaya di tempat kerja dapat berupa faktor
fisik, kimia, biologis, psikologis, fisiologis, serta mental psikologis atau tindakan
dari manusia sendiri merupakan penyebab terjadinya kecelakaan akibat kerja
yang harus ditangani secara dini (Suma’mur, 2014).
Manusia sebagai tenaga kerja selalu berhubungan dengan mesin,
peralatan dan tempat kerja yang kemungkinan akan menimbulkan resiko kerja
yang diantaranya adalah dalam bentuk kecelakaan kerja yang dapat berdampak
cacat sampai meninggal. Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan
tidak diharapkan terjadi pada pekerja saat melaksanakan pekerjaan (Suma’mur,
2014).
Potensi bahaya banyak terdapat di tempat kerja dan mengakibatkan
kerugian baik dari perusahaan, karyawan maupun terhadap masyarakat sekitar.
Upaya untuk mencegah hal tersebut adalah dengan menerapkan suatu konsep
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Keselamatan dan Kesehatan Kerja
merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan kerja, cacat dan
kematian sehingga akibat kecelakaan kerja yang bersumber dari potensi bahaya
yang ada dapat dicegah (Suma’mur, 2014).
PT. Bina Guna Kimia Ungaran merupakan salah satu perusahaan
penghasil petisida terbesar di Indonesia. Pada proses produksinya PT. Bina Guna
Kimia Ungaran menggunakan berbagai macam bahan-bahan kimia serta
peralatan dan mesin yang memiliki potensi bahaya dan faktor bahaya yang dapat
mempengaruhi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Oleh karena itu,
perusahaan berusaha menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) dalam rangka melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
agar terciptanya tempat kerja yang aman, sehat, dan produktif dengan
melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan yang
terintegrasi. Maka dari itu kami melakukan PKL kunjungan perusahaan di PT.
Bina Guna Kimia Ungaran untuk mempelajari penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di PT. Bina Guna Kimia Ungaran Ungaran.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan dan penulisan laporan kunjungan
perusahaan di PT. Bina Guna Kimia Ungaran adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) di PT. Bina Guna Kimia Ungaran sebagai upaya pencegahan kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang sejarah dan perkembangan PT. Bina Guna
Kimia Ungaran.
b. Untuk mengetahui tentang bahan baku, peralatan, dan proses produksi di
PT. Bina Guna Kimia Ungaran.
c. Untuk mengetahui tentang potensi bahaya dan faktor bahaya di PT. Bina
Guna Kimia Ungaran.
d. Untuk mengetahui penerapan higiene industri, keselamatan kerja,
kesehatan kerja, dan ergonomi di PT. Bina Guna Kimia.
e. Untuk mengetahui tentang standar dan peraturan yang diterapkan di PT.
Bina Guna Kimia Ungaran.

C. Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan dan penulisan
laporan kunjungan perusahaan di PT. Bina Guna Kimia Ungaran adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Penulis
a. Dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang bahan baku,
peralatan, dan proses produksi serta potensi bahaya dan faktor bahaya
terdapat di industri kimia khususnya di PT. Bina Guna Kimia Ungaran.
b. Dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang penerapan higiene
industri, keselamatan dan kesehatan kerja, dan ergonomi di industri kimia
khususnya di PT. Bina Guna Kimia Ungaran.
c. Dapat membandingkan teori yang sudah kami pelajari selama di
perkuliahan dengan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
secara nyata di perusahaan .
2. Bagi Pembaca
a. Dapat meningkatkan pengetahuan pembaca tentang bahan baku, peralatan,
dan proses produksi serta potensi bahaya dan faktor bahaya terdapat di
industri kimia khususnya di PT. Bina Guna Kimia Ungaran.
b. Dapat meningkatkan pengetahuan pembaca tentang penerapan higiene
industri, keselamatan dan kesehatan kerja, dan ergonomi di industri kimia
khususnya di PT. Bina Guna Kimia Ungaran.
3. Bagi Program Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Dapat meningkatkan wawasan tentang perkembangan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan.
b. Dapat menambah referensi buku di perpustakaan kampus.
c. Dapat dijadikan bahan evaluasi efektifitas perkuliahan.
4. Bagi Perusahaan
Dapat memberikan masukan dan dijadikan bahan evaluasi untuk
perbaikan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Bina
Guna Kimia Ungaran sehingga dapat meningkatkan efektifitas penerapan K3
di perusahaan.
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Pelaksanaan
Kegiatan praktek kunjungan di perusahaan PT. Bina Guna Kimia
Ungaran dilakukan oleh mahasiswa semester VII Program Studi Diploma 4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang dilaksanakan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 1 November 2016
Waktu : 09.00 WIB - selesai
Lokasi : PT. Bina Guna Kimia
Jl. Raya Desa Klepu, Kecamatan Pringapus,
Kabupaten Semarang 50552
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Observasi dan identifikasi mengenai Higine
2. Observasi dan identifikasi mengenai system Keselamatan Kerja
3. Observasi dan identifikasi mengenai Kesehatan Kerja
4. Observasi dan identifikasi mengenai Ergonomi
5. Observasi dan identifikasi mengenai Lingkungan
6. Observasi mengenai proses produksi

B. Sumber Data
Dalam penulisan laporan ini, penulis memperoleh data dari :
1. Wawancara
Yaitu teknik pengambilan data dengan melakukan Tanya jawab
kepada pihak-pihak yang bersangkutan dengan objek penelitian.
2. Observasi
Yaitu teknik pengambilan data dengan mengadakan pengamatan
langsung di lapangan tentang penerapan pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
3. Studi Kepustakaan
Yaitu mendapat sumber data dengan membaca referensi yang
menunjang yang berkaitan dengan K3.
BAB III

HASIL

A. Sejarah Perusahaan
Meningkatnya kebutuhan akan pestisida mendorong semakin pesatnya
pertumbuhan industri perstisida di Indonesia. Hal ini terlihat jelas karena
kebutuhan pestisida akan semakin meningkat baiuk kuantitas maupun
ragamnya. Semakin canggih teknologi yang digunakan maka semakin penting
keberadaan dan kegunaan dari pestisida dalam setiap kehidupan, karena
pestisida digunakan untuk memberantas hama. Pada mulanya PT. Bina Guna
Kimia bernama Parama Bina Tani, didirikan dengan akta notaries No. 44 pada
tanggal 28 Agustus 1980 dan Akta pendirian pada tanggal 16 November 1979
yang diperbaharui dengan akta No. 8 pada tanggal 5 Mei 1980 dalam bentuk
Perseroan Terbatas. PT. Bina Guna Kimia yang beralamatkan di Jl. Raya Desa
Klepu, Kecamatan Pringaus, Kabupaten Semarang 50552.
PT. Bina Guna Kimia merupakan perusahaan yang memproduksi
pestisida, dari itulah perusahaan bertekat untuk :
1. Perusahaan PT. Bina Guna Kimia sebagai perusahaan formulasi pestisida
ingin membuat produk-produk pestisida yang bermutu tinggi dan
bermanfaat bagi pada penggunanya.
2. Perusahaan PT. Bina Guna Kimia sebagai Perusahaan formulasi pestisida
ingin membuat produk-produk dengan pengiriman tepat waktu.
3. Perusahaan PT. Bina Guna Kimia sebagai perusahaan formulasi pestisida
ingin ikut serta dalam melestarikan lingkungan hidup dengan
memproduksi produk-produk yang ramah lingkungan dan menjaga
kelestarian serta kebersihan lingkungan.
4. Perusahaan PT. Bina Guna Kimia sebagai perusahaan formulasi pestisida
ingin secara aktif memberikan arti kepada lingkungan masyarakat sekitar
dengan menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat
sekitar.
PT. Bina Guna Kimia yang terdiri dari bagian antara lain :
1. Liquid
Memproduksi pestisida yangberbentuk cair, dengan jumlah karyawan
sekitar 40 orang.
2. Granule
Memproduksi pestisida yang berbentuk butiran dengan jumlah karyawan
sekitar 40 orang.
3. Herbisida yang berbentuk cair
Di bagian ini jarang melakukan proses produksi, karena produksi hanya
bila ada pesanan saja. Jumlah tenaga kerja diambilkan dari tenaga kerja
yang bekerja di bagian liquid/granule dengan melihat jumlah pesanan
produksi. Bisaanya jenis produk berbentuk cair
4. Ware House
Terdapat 4 ware house yang terdiri dari 3 ware house bahan baku dan 1
finishing good.
5. Work Shop
Di bagian ini merupakan sarana penunjang produksi untuk perihal teknik,
yang banyak terdapat kegiatan pengelasan dan penggerindaan.
6. Incinerator
Tempat pembakaran limbah B3 dan sisa proses produksi
7. Laundry
Tempat pencucian dan perapian wearpack, apron tenaga kerja yang sudah
kotor.

B. Lokasi Pabrik
Lokasi PT. Bina Guna Kimia yaitu di Jl. Raya Desa Klepu,
Kecamatan Pringaus, Kabupaten Semarang 50552. Luas tanah yang dimiliki
oleh PT. Bina Guna Kimia yaitu sekitar 4 hektar. Alasan yang menjadi dasar
pemilihan lokasi PT. Bina Guna Kimia Ungaran tersebut adalah :
1. Dekat dengan sarana transportasi, lokasi pabrik sangat strategis dengan
jalan Raya Solo – Semarang sehingga memudahkan kelancaran distribusi
produksinya.
2. Dengan adanya pabrik maka dapat memberi lapangan kerja nagi
masyarakat sekitar, sehingga kebutuhan masyarakat / tenaga kerja
terpenuhi.
3. Tersedianya tenaga kerja yang terdidik maupun yang belum terdidik,
disamping jumlah penduduk yang cukup besar juga penduduk yang berasal
dari berbagai daerah.
4. Banyak terdapat pepohonan yang tumbuh subur sehingga dapat
mengurangi pencemaran udara.

C. Ketenaga Kerjaan
Jumlah tenaga kerja di PT. Bina Guna Kimia Ungaran sekitar 287 orang
yang terdiri dari 129 orang karyawan tetap dan 158 orang karyawan kontrak.
PT. Bina Guna Kimia Ungaran dengan jam kerja yaitu 40 jam / minggu atau 8
jam /hari dengan 5 hari kerja mulai hari Senin-Jum’at, tetapi apabila ada
lemburan dilakukan pada hari sabtu dan minggu. PT. Bina Guna Kimia
Ungaran menjalankan 2 shift dengan pembagian jam kerja yaitu :
1. Shift 1 : 06.00 – 14.30 WIB dengan jam istirahat 11.00 – 11.30 WIB
2. Shift 2 : 14.30 – 23.30 WIB dengan jam istirahat 18.00 – 18.30 WIB
3. Day Shift : 07.30 – 16.00 WIB dengan jam istirahat 12.00 – 12.30 WIB

D. Bahan Baku
Bahan baku untuk pembuatan pestisida yaitu bahan kimia dari golongan
pyretroids, organophospate, Carbamates dan Herbisida, serta bahan baku
tambahan berupa air dan pasir glukus.
E. Proses Produksi
Secara umum proses produksi pestisida di PT. Bina Guna Kimia
Ungaran yang terdiri dari 3 tahap yaitu :
1. Proses formulasi furadan, terjadi di bagian pencampuran MUP dengan
bahan baku dibagian Granule untuk pestisida berbentuk butiran.
Proses formulasi furadan yang terjadi di bagian Granule dengan
langkah kerja yaitu menimbang pasir kearah hopper sesuai dengan formula
dengan menghidupkan incline san conveyor dan menimbang larutan
sticker ke dalam pompa dengan pengisian dari tangki.
Setelah menimbang bahan baku, menyiapkan bahan kimia di lantai
atas dekat dumpingi station dengan mencatat nomor batchnya yang
tercantum dalam label asli supplier kemudian menghidupkan munson dan
memasukkan pasir ke dalam muson dengan membuka getah hopper setelah
pasir masuk V3 dengan memasukkan larutan sticker dari tangki transfer ke
muson dengan membuka tangki pengeluaran dari kran pendorong. Pasir
dan laruta kimia dicampur lagi selama 3 menit dengan memasukkan
carbofuran technical melalui dumping station dan terus mencampur
selama 15 menit dari akhir pemasukan technical.
Setelah itu menyiapkan bahan kimia, pasir dan larutan technical
kemudian menghidupkan wet product elevator. Apabila homogenetas
sudah tercapai secara visual warna seragam product dapat dikeluarkan dari
muson dan ditampung sementara pada wet product hopper. Apabila
pengeringan sudah bisa dilakukan dengan melihat isi finished product
hopper dengan cara dipukul dengan palu karet atau menaikkan produk dari
munson ke hopper. Dimana dari Hopper lewat feed conveyor masuk ke
dryer dengan suhu barner + 140 0C dengan system putaran dryer.
Setelah itu pada formulasi line 1 dan 2 dengan menghidupkan
secara berurutan finished product elevator, shaking screen, burner dan
rotary dry. Apabila panas pada dryer sudah tercapai 100% dengan terbaca
pada panel dryer kemudian menghidupkan feed conveyer. Setelah itu pada
tahap pengepakan produk yang telah lolos dari shaking screen ditampung
di finished product hopper yang akan memasuki pada proses pengepakan.
2. Proses produksi liquid terjadi di bagian liquid untuk proses pestisida
berbentuk cairan.
Bahan baku yang dibutuhkan dimasukkan kedalam water bath
sehingga mencair, kemudian dipindahkan kelokasi formulasi liquid.
Proses persiapan bahan baku untuk liquid dengan proses awal yang
dilakukan adalah loading sovent yaitu merupakan proses memasukkan
solvent 50-75% dari total kebutuhan ke tangki formulasi, kemudian
dilanjutkan dengan loading bahan aktif yaitu merupakan proses
memasukkan bahan aktif ke tangki formulasi dengan cara menghisap
bahan aktif dengan pompa hisap dan memastikan jumlah yang dihisap
sesuai dengan kebutuhan yaitu berat awal dikurangi berat akhir sebelum
dibuang drum bahan aktif yang sudah kosong harus dibilas dengan solvent
yang terkait.
Loading bahan pengemulsi dengan prinsip penanganan sama
dengan loading bahan aktif yaitu dengan mencatat jumlah masing-masing
bahan yang telah dimasukkan pada lembar formulasi sisa 25% solvent
dimasukkan untuk membilas pipa dan untuk top up tangki, setelah itu
melakukan sirkulasi selama 30 menit kemudian mengambil sample dan
mengirim ke laboratorium bersama lembar lembar formulasi dengan
menunggu hasil analisa laboratorium sirkulasi pengadukan tetap
dijalankan. Setelah disetujui untuk dikemas oleh laboratorium dan
menghentikan pengadukan dan sirkulasi. Semua valove ditutup kembali
sehingga siap untuk dipindahkan ke holding tangki. Pada proses packing
semua bahan telah dipindahkan ke holding tangki kemudian dengan
memanfaatkan gaya gravitasi jatuh ke filter. Dari filter bahan-bahan
dihisap dengan piston dan dikeluarkan lewat nozzle dan masuk ke dalam
kaleng.
3. Proses seleksi (sorting) dan pengepakan terjadi di bagian Finishing untuk
pengecekan produk.
Pada proses seleksi (sorting) terjadi dibagian finishing yang
merupakan tahap lanjut dari pembuatan pestisida, dimana pestisida yang
sudah dikemas dengan melewatkan produk di mesin illpak, kemudian
produk berjalan lewat conveyor dan masuk ke dalam carton sealer untuk
disegel kemudian ditimbang dichek weigher dan diberi sampel cheker,
nomor batch dan tanggal produk.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Higiene Kerja
1. Faktor Fisik
a. Kebisingan
Mesin-mesin lainnya yang dapat menimbulkan bahaya
kebisingan yang frekuensinya juga melebihi NAB misalnya pada
mesin illapak, munson dan forklift. Pekerja yang terpapar kebisingan
khususnya di bagian mesin gerinda, illapak, munson dan forklift
terjadi pada saat pekerja sedang melakukan pekerjaan maupun sedang
melakukan pengecekan pada mesin – mesin tersebut sehingga pihak
perusahaan mewajibkan pekerja memakai ear plug yang terbuat dari
karet serta ear muff khusus untuk pekerja di bagian gerinda dalam
jumlah yang cukup, hal ini bertujuan untuk melindungi tenaga kerja
dari bahaya kebisingan.
b. Penerangan
Penerangan di PT. Bina Guna Kimia menggunakan
penerangan alami dan buatan, bila penerangan alami sudah cukup
memberikan penerangan bagi tenaga kerja maka penerangan buatan
atau lampu dimatikan, hal ini bertujuan untuk menghemat energi.
c. Getaran
Getaran bersumber dari mesin – mesin atau alat – alat
mekanis di PT. Bina Guna Kimia yang dijalankan dengan suatu
motor. Getaran mekanis dapat menyebabkan gangguan kenikmatan
kerja, kelelahan dan gangguan kesehatan.
2. Faktor Kimia
a. Bahan B3
Dalam proses produksi di PT. Bina Guna Kimia Ungaran
bahan kimia yang dipakai yang memiliki tingkat resiko yang tinggi
antaranya yaitu golongan organophospate, carbamat, herbisida.
Bahan kimia itu digunakan untuk bahan baku pembuatan pestisida
yang mempunyai sifat beracun, korosif dan iritasi. Bahan kimia yang
berada di tempat kerja atau tempat produk harus sudah diberi tanda
atau label bahan kimia dan terdapat Material Safety Data Sheet
(MSDS) untuk setiap bahan kimia yang berbahaya dan beracun.
b. Limbah
Penanganan limbah di PT. Bina Guna Kimia Ungaran sangat
diperhatikan, apabila limbah tidak segera ditangani dengan tepat maka
limbah tersebut akan mencemari lingkungan, baik itu berasal dari
limbah padat, limbah cair maupun limbah dari gas.
Dalam penanganan limbah padat di PT. Bina Guna Kimia
Ungaran, dimana limbah padat terdiri dari limbah padat yang non B3
dan limbah padat yang B3. Penanganan untuk limbah padat yang non
B3 dilakukan dengan cara dibuang di tempat penampungan sampah
sementara dengan tempat sampah berwarna hijau. Sedangkan limbah
pada yang berupa B3 penanganannya dengan cara dibakar pada
incinerator dengan temperatur 7000C – 9000 C. abu sisa dari
pembakaran dikemas dalam drum dan dibuangke PPLI (Pabrik
Pembuangan Limbah Industri). Limbah cair dalam penanganannya
dengan menggunakan 2 metode yaitu sedimentasi (pengendapan) dan
netralisasi pH. Dalam proses penanganan limbah cair di PT. Bina
Guna Kimia Ungaran dengan metode diatas maka hasil akhir yang
didapat yaitu netral dengan pH 8. Dalam pembuangan limbah ke
lingkungan, sebelumnya limbah tersebut dilakukan pemeriksaan yang
dilakukan oleh pihak perusahaan melalui Departemen QC
(Laboratorium Perusahaan dan air limbah juga dilakukan pemeriksaan
oleh pihak yang bersertifikasi.
3. FaktorBiologi
Faktor biologi (Biohazard) sebagai agen infeksius yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia. Agen tersebut seperti
mikroorganisme, kultursel, endoparasit manusia, dll. Yang dapat
menyebabkan infeksi, alergi dan menyebabkan bahaya dalam bentuk lain
yang mengganggu kesehatan manusia.
Dari observasi di PT. Bina Guna Kimia memiliki beberapa tempat
yang menjadi habitat agen-agen tersebut yaitu kantin dan tempat kamar
mandi. Faktor biologi yang ada di lingkungan PT. Bina Guna Kimia
Ungaran diantaranya :tikus, serangga, kuman, bakteri, mikroorganisme
lainnya. Namun pihak perusahaan telah mampu mengendalikannya
dengan selalu menjaga mutu pangan bagi pekerja dan kebersihan di kamar
mandi tersebut.
4. Faktor Psikososial
Pekerja melakukan aktivitas produksi tidak lepas dengan adanya
interaksi anatar pekerja, tidak menutup kemungkinan terdapat konflik fisik
maupun batin.
5. Faktor Ergonomi
Di PT. Bina Guna Kimia Ungaran terdapat pekerjaan - pekerjaan
yang memerlukan usaha untuk melakukan manual handling seperti
gerakan berulang, pekerjaan statis, berdiri terus menerus dan sebagainya.

B. Kesehatan Kerja
Sebagai upaya perlindungan dan peningkatan derajat kesehatan tenaga
kerja, PT. Bina Guna Kimia Ungaran menyediakan pelayanan kesehatan kerja,
hal ini dilakukan untuk mencegah penyakit akibat kerja dan menanggulangi
kecelakaan kerja. Pelayanan kesehatan kerja yang ada di PT. Bina Guna Kimia
Ungaran yaitu :
1. Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja di PT. Bina Guna Kimia
Ungaran meliputi :
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja.
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dilakukan oleh dokter
perusahaan yang ditunjuk sebelum tenaga kerja diterima bekerja di
PT. Bina Guna Kimia Ungaran. Hal ini bertujuan agar tenaga kerja
yang diterima dalam kondisi sehat, tidak menderita penyakit menular,
dan kondisi kesehatan calon pekerja sesuai dengan pekerjaan yang
akan dilakukan. Pemeriksaan yang dilakukan berupa pemeriksaan
fisik dan psikologis.
b. Pemeriksaan kesehatan rutin berkala.
Pemeriksaan kesehatan rutin berkala dilakukan oleh dokter
perusahaan secara rutin (minimal setahun 2 kali) dan berkala (dalam
rentang 6 bulan) untuk menjaga kondisi kesehatan tenaga kerja,
mendiagnosis gangguan kesehatan secara dini dan melakukan
pengobatan lebih awal sebelum penyakit menjadi parah, serta
mencegah cacat tubuh.
c. Pemeriksaan kesehatan khusus.
Pelayanan kesehatan khusus dimaksud untuk menilai adanya
pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja.
Pemeriksaaan ini dilakukan pada tenaga kerja yang pernah mengalami
kecelakaan maupun penyakit yang memerlukan perawatan lebih dari
2 minggu, tenaga kerja yang berusia lebih dari 40 tahun, tenaga kerja
wanita, tenaga kerja cacat, tenaga kerja muda yang melakukan
pekerjaan tertentu dan tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan kuat
mengalami gangguan kesehatan akibat pekerjaannya.
d. Penanganan kecelakaan kerja
Pemberian pertolongan pertama pada pekerja yang mengalami
kecelakaan.
PT. Bina Guna Kimia Ungaran juga memberikan pelayanan
kesehatan seperti
a. Pelayanan pencegahan
Pelayanan pencegahan akan memberikan imunisasi pada bayi
dan ibu hamil dan pemeriksaan bayi sehat serta konsultasi keluarga
berencana.
b. Rawat jalan dokter umum
Rawat jalan dokter umum meliputi konsultasi dokter umum,
pemberian obat kepada karyawan yang sakit dan pemeriksaan
kesehatan karyawan.
c. Pelayanan kesehatan pada masa kehamilan
2. Fasilitas Kesehatan
a. Poliklinik dan Tenaga Kesehatan
Poliklinik di PT. Bina Guna Kimia Ungaran dijalankan oleh
satu orang dokter, sebagai dokter umum, satu orang Occupational
Safety Health (OSH) Officer, dan dua orang paramedis (perawat) yang
semuanya sudah mengikuti pelatihan kesehatan kerja. Perusahaan
juga mempunyai dokter cadangan yang nantinya bisa menggantikan
dokter yang bertugas apabila behalangan hadir. Tugas dari tenaga para
medis (perawat) yaitu membantu kerja dokter dan juga bisa
menggantikan dokter sebelum dokter datang.
b. Rumah Sakit Rujukan
PT. Bina Guna Kimia Ungaran sudah bekerja sama dengan
rumah sakit umum disekitar perusahaan sebagai rumah sakit rujukan.
c. BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan yang diselenggarakan di PT. Bina
Guna Kimia Ungaran meliputi Jaminan Hari Tua, Jaminan
Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian. Tugas-tugas pokok pelayanan
kesehatan di PT. Bina Guna Kimia Ungaran meliputi :
1) Tugas sosial dan pendidikan.
a) Perencanaan pelaksanaan program kesehatan kerja.
b) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan kesehatan
berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus.
c) Tugas Administrasi yang berkaitan dengan pengobatan dan
perawatan PAK dan Kecelakaan kerja.
d) Pencatatan dan pelaporan penyakit akibat kerja dan kecelakaan
kerja.
e) Penyediaan First Aid Kit (P3K).
f) Memberi training tentang masalah kesehatan dan keselamatan
kerja kepada tenaga kerja.
d. Tenaga Kesehatan
Untuk menjalankan fungsi dari poliklinik, PT. Bina Guna
Kimia Ungaran menyediakan tenaga kesehatan yang terdiri dari :
1) Satu orang dokter umum
Dokter umum berdasarkan jadwal praktek kerja pada hari
senin – kamis, dokter perusahaan masuk pada pukul 13.00 – 15.00
WIB dan pada hari jumat dokter masuk pada pukul 13.30 – 15.30
WIB. PT. Bina Guna Kimia juga mempunyai dokter cadangan yang
nantinya bisa menggantikan dokter yang bertugas apabila
berhalangan hadir. Dokter umum yang bertugas di PT. Bina Guna
Kimia Ungaran belum mendapatkan sertifikat Hiperkes dan
Keselamatan Kerja.
2) Dua orang tenaga para medis (perawat)
Tugas dari tenaga para medis (perawat) yaitu membantu
kerja dokter dan juga bisa menggantikan dokter sebelum dokter
datang atau bertugas di perusahaan tersebut dan tenaga paramedis
atau perawat belum mendapatkan sertifikat Hiperkes dan
Keselamatan Kerja . tenaga paramedis atau perawat dalam bekerja
di bagi menjadi 2 shift yaitu :
Shift I : 06.00 – 14.30 WIB
Shift II : 14.30 – 23.00 WIB
Dalam pembagaian shift kerja untuk tenaga para medis atau
perawat dibagi secara bergantian antara perawat yang satu dengan
yang lainnya. Saat ini ada dua perawat di PT. Bina Guna Kimia
Ungaran yang terdiri dari satu orang laki – laki dan satu orang
perempuan.
3. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
P3K di PT. Bina Guna Kimia Ungaran menyediakan fasilitas antara lain :
a. Kotak P3K (First-Aid Kit)
Terdapat kotak P3K yang tersebar di seluruh lingkungan
perusahaan untuk memudahkan proses P3K saat terjadi kecelakaan
agar dapat menolong nyawa pekerja apabila keadaan darurat,
mencegah bertambah parahnya keadaan, serta mencegah kecacatan.
Pemeriksaan kotak P3K dilakukan setiap bulan sekali untuk
memeriksa kelengkapan isi dari kotak P3K. Pemerikasaan ini
dilakukan oleh petugas poliklinik dan OSH Officer.
Pemeriksaan kotak P3K dilakukan setiap bulan sekali untuk
memeriksa kelengkapan isi dari kotak P3K. Pemerikasaan ini
dilakukan oleh petugas poliklinik dan safety. Isi dari kelengkapan
kotak P3K terdiri dari Oxygen spray, Celemek , Tongue spantel,
Tourniquet, Kasa Steril, Verban, sarung tangan karet, dan kaca mata
safety.
b. Petugas P3K
Petugas P3K merupakan anggota dari tiap-tiap unit yang
bertanggung jawab pertama kali terhadap kejadian gawat darurat
yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.
Petugas ini bertanggung jawab penuh memberikan pertolongan
pertama terhadap karyawan yang mengalami cidera sebelum di bawa
ke rumah sakit.
c. Mobil atau kendaraan
Tersedia mobil di PT. Bina Guna Kimia Ungaran untuk
membawa korban yang harus dibawa ke rumah sakit apabila terjadi
kejadian gawat darurat.

C. Keselamatan Kerja
1. Tanda Keselamatan
Untuk menciptakan suatu kondisi lingkungan yang aman dan
terhindar dari potensi bahaya kerja di perusahaan, maka harus di pasang
poster serta rambu-rambu K3 yang di pasang di tempat umum sehingga
mudah dilihat oleh seluruh karyawan.Poster-poster atau rambu-rambu K3
meliputi peringatan untuk mengutamakan K3, pemasangan instruksi kerja
dan alat-alat kerja, peringatan untuk tidak melakukan unsafe action,
peringatan bekerja dengan selamat, pemberian label pada bahan kimia
berbahaya, pemasangan MSDS (Material SafetyData Sheet). Pesan-pesan
dalam safety signditandai lewat warna sign yang berbeda-beda yaitu
meliputi:
a. Danger atau bahaya (warna merah)
Situasi bahaya yang memiliki kemungkinan tinggi terjadinya
kematian atau luka serius
b. Warning atau awas (warna kuning)
Situasi yang punya beberapa kemungkinan terjadinya kecelakaan
serius atau kematian
c. Caution atau waspada (warna orange)
Situasi berbahaya yang bisa menyebabkan luka ringan atau sedang
d. Notice atau perhatian (warna biru)
Berisi pernyataan kebijakan perusahaan. Umumya pesan yang
disampaikan berhubungan dengan keselamatan personil atau
perlindungan terhadap properti perusahaan bersangkutan
e. Emergency atau safety first atau utamakan keselamatan (warna hijau)
Instruksi-instruksi umum yang berhubungan dengan praktek kerja
yang aman.
DiPT. Bina Guna Kimia hampir di seluruh ruangan perusahaan
terpasang rambu-rambu K3. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan dan
meningkatkan kesadaran kepada seluruh tenaga kerja agar selalu bekerja
dengan aman. Selain itu di PT. Bina Guna Kimia juga mengecat warna
lantai di area yang dirasa perlu kewaspadaan dari para pekerja.
2. Potensi dan Faktor Bahaya
a. Potensi
Bahaya PT. Bina Guna Kimia kimia terdapat potensi bahaya
yang harus diperhatikan yang meliputi :
1) Terjepit
Potensi bahaya terjepit di PT. Bina Guna Kimia Ungaran
yang disebabkan karena pada saat pengepakan atau packing
dengan mesin pengepak di granule dan dengan mesin capping
dan filling di liquid yang melewati conveyor, apabila tidak hati-
hati jari tangan bisa terjepit.
2) Terpeleset
Potensi bahaya terpeleset dapat ditemukan terutama pada
tempat kerja yang tinggi, hal itu sangat berbahaya bagi tenaga
kerja yang dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Salah
satu penyebab dari resiko bahaya terpeleset adalah kondisi lantai
yang licin khususnya di ruang produksi dan banyaknya genangan
air seperti di mesin formulasi di bagian liquidserta di sepanjang
jalan yang di lewati forkliftdimana ada oli yang tercecer di jalan.
3) Tertimpa
Potensi bahaya tertimpa di PT. Bina Guna Kimia Ungaran
disebabkan karena kejatuhan benda/tumpukan kardus yang berisi
bahan baku, bahan jadi yang ada di area were house, bahan jadi
di area finishing goods.
4) Ledakan
Suatu kejadian yang disertai adanya pelepasan energi
panas pada saat melakukan proses produksi di PT. Bina Guna
Kimia Ungaran peralatan yang berpotensi menimbulkan ledakan
yaitu tabung formulasi dan saat pengelasan di atas tabung.
5) Kebakaran
Potensi bahaya kebakaran di PT. Bina Guna Kimia
Ungaran sangat beresiko karena di PT. Bina Guna Kimia
merupakan penghasil pestisida dan bahan baku yang digunakan
banyak bahan kimia yang mudah terbakar seperti di area granule,
liquid, gudang B3, laboratorium.
b. Faktor Bahaya
Di PT. Bina Guna Kimia Ungaran faktor-faktor bahaya yang
sering ditimbulkan di tempat kerja terdiri dari 2 faktor bahaya yaitu
faktor bahaya fisik dan faktor bahaya kimia.
1) Faktor bahaya fisik
Di PT. Bina Guna Kimia Ungaran faktor fisik terdiri atas
kebisingan dan penerangan.
a) Kebisingan
Kebisingan merupakan salah satu faktor fisik yang
dapat menyebabkan ketulian, gangguan komunikasi,
gangguan konsentrasi dan kelelahan. Kebisingan di PT. Bina
Guna Kimia Ungaran yang dihasilkan oleh mesin yang
berhubungan dengan proses produksi.
b) Penerangan
Penerangan merupakan faktor bahaya fisik yang ada
di PT. Bina Guna Kimia Ungaran yang bersumber dari
penerangan alami dan penerangan buatan.
3. Sistem Keselamatan Kerja
Untuk melindungi keselamatan tenaga kerja PT. Bina Guna Kimia
Ungaran meliputi :
a. Penyediaan Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri yang ada di PT. Bina Guna Kimia Ungaran
dibedakan dan diberikan kepada tenaga kerja secara cuma-cuma dan
diwajibkan untuk dipakai sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.
Alat pelindung diri yang diberikan meliputi :
1) Safety shoes/boot
Diperuntukan bagi tenaga kerja yang bekerja di semua bagian
produksi dan di area perusahaan.
2) Helmet
Diperuntukan bagi tenaga kerja selama berada di area perusahaan
baik di produksi maupun di luar produksi kecuali di kantor.
3) Alat pelindung pernafasan
Alat pelindung pernafasan yang digunakan di PT. Bina Guna
Kimia adalah masker katun yang wajib digunakan di bagian
mesin illapak dan pada bagian gudang pasir. Masker ini
digunakan untuk sekali pakai dan sesudah itu masker akan
dibuang. Masker Respirator digunakan untuk tenaga kerja yang
bekerjanya berhadapan dengan gas bahan kimia yang berbahaya,
korosif dan dapat menimbulkan iritasi. Masker respirator
digunakan oleh pekerja yang bekerja di bagian liquid dan pada
pekerja di bagian formulator.
4) Ear plug dan ear muff
5) Safety glass
Diperuntukan bagi tenga kerja dibagian maintenance, workshop
dan ruang Quality Control (QC) atau laboratorium.
6) Nutrill gloves diperuntukan bagi tenaga kerja dibagian liquid.
7) Welding glovesbanyak digunakan dibagian workshop.
8) Sarung tangan katun digunakan untuk pekerja yang di bagian
warehouse dan digunakan pada karyawan yang bekerja di bagian
produksi.
9) Appron digunakan untuk tamu atau visitor yang berkunjung ke
PT. Bina Guna Kimia dan appron ini berwarna putih.
10) Celemek diperuntukan untuk pekerja dibagian formulator
khususnya yang berada dibagian liquid.

b. Pengaman Mesin
PT. Bina Guna Kimia Ungaran alat yang pengaman mesin
yang dipergunakan di ruang produksi adalah :
1) Emergency stop merupakan tombol yang memungkinkan
berhenti secara tepat apabila terjadi kecelakaan atau kerusakaan
pada mesin produksi.
2) Safety guard berupa papan yang dipergunakan untuk menutup
mesin-mesin yang berputar.
3) Cover mesin untuk melindungi mesin-mesin produksi.
c. Penanggulangan Kebakaran
PT. Bina Guna Kimia Ungaran sangat rentan sekali dengan
bahaya kebakaran. Dimana sistem atau tanda kebakaran di perusahaan
meliputi Fire Alarm System yang berupa heat detector, smoke
detector, flame detector dan sistem komunikasi atau tanda-tanda
bahaya. Alat pemadam kebakaran di PT. Bina Guna Kimia Ungaran
merupakan APAR, Hidran, sprinkle.
d. Instalasi Penyalur Petir
Petir merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan
kebakaran. Sumber listrik yang digunakan di PT. Bina Guna Kimia
Ungaran yaitu genset dan PLN. Untuk penyalur petir terdapat 34 titik
diseluruh gedung. Pemeriksaan dilakukan 3 bulan sekali oleh HSE.
e. Sistem Ijin Kerja (Work Permit System)
Untuk pekerjaan yang beresiko tinggi di PT. Bina Guna Kimia
harus mempunyai ijin kerja. Ijin kerja dilaksanakan dalam rangka
menjaga agar pekerjaan yang beresiko tinggi tidak menimbulkan
kecelakaan, ijin kerja telah diterapkan perusahaan berupa sistem ijin
kerja pengelasan, ijin kerja panas, ijin kerja ketinggian, ijin kerja
masuk ruang tertutup, ijin penggunaan api dilokasi mudah meledak
dan terbakar.

D. Ergonomi
PT. Bina Guna Kimia Ungaran dalam penerapan ergonomi yang
meliputi :
1. Jam Kerja
PT. Bina Guna Kimia Ungaran dalam penerapan jam kerja dalam
bentuk shift kerja yaitu menggunakan 2 shift kerja dan lembur untuk tenaga
kerja. Penggunaan 2 shift kerja di perusahaan ini apabila produksi berjalan
normal maka perusahaan menjalankan 2 shift dan apabila permintaan
pesanan dipasar banyak maka perusahaan menjalankan lembur bagi tenaga
kerja.
Untuk jam kerja yang menggunakan 2 shift yaitu :
a. Shift 1 : 06.00 – 14.30 WIB dengan jam istirahat 11.00 – 11.30 WIB
b. Shift 2 : 14.30 – 23.30 WIB dengan jam istirahat 18.00 – 18.30 WIB
c. Day Shift : 07.30 – 16.00 WIB dengan jam istirahat 12.00 – 12.30
WIB
2. Sikap Kerja
Sikap kerja di PT. Bina Guna Kimia Ungaran khususnya pada
bagianproduksi sebagian besar berdiri, akan tetapi perusahaan
menyediakan tempatduduk untuk setiap tenaga kerja supaya tenaga kerja
dapat berganti posisi padasaat melakukan pekerjaan. Hal ini dilakukan
supaya tenaga kerja tidak merasakankelelahan yang berlebihan pada saat
tenaga kerja melakukan pekerjaannya.
Hal inisudah sesuai dengan peryataan Suma'mur 1996 yang menyatakan
bahwa "untukmemenuhi sikap kerja yang ergonomi diusahakan agar
pekerjaan dilaksanakandalam sikap duduk dan sikap berdiri secara
bergantian".
Sikap kerja yang benar dan istirahat yang cukup didukung dengan
alatkerja, tempat duduk dan tempat kerja yang ergonomis sangat
diperlukan untukmencegah terjadinya sakit akibat kerja.
3. Kondisi Ruang Kerja
a. Kondisi Mesin
Untuk mecegah timbulnya kecelakaan, kebersihan mesin juga
harusdijaga. Tenaga kerja yang bekerja didekat mesin harus
hatihati,mereka harusmenjaga jarak dengan mesin supaya tidak terjadi
kecelakaan yang diinginkan,penggunaan alat pelindung mesin juga
harus dimanfaatkan dengan baik. Hal inisudah sesuai dengan Undang-
undangNo. 01 tahun 1970 huruf (m) tentangKeselamatan Kerja
menyatakan bahwa salah satu syarat Keselamatan Kerja adalah
memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja dan lingkungan
sertalingkungan kerjanya.
b. Kondisi Lantai
PT. Bina Guna Kimia Ungaran membentuk regu kebersihan.
Kebersihantempat kerja sangat mendukung sekali dalam upaya
keselamatan kerja. Ruanganyang kotor merupakan salah satu faktor
unsafe condition. Genangan air terutamadibagian formulasi dapat
menimbulkan kecelakaan kerja yaitu terpeleset kertasshipping carton
yang tidak terpakai dan berserakan dapat mengakibatkankecelakaan
kerja yaitu terpeleset. Hal ini sudah sesuai dengan ketentuan
dalamPMP No. 7 tahun 1964 tentang SyaratsyaratKesehatan,
Kebersihan danPenerangan ditempat Kerja yang menyatakan bahwa
lantai harus dibersihkan padawaktu-waktutertentu.
c. Penepatan tombol dan alat petunjuk
Alat pengendali ditempatkan sedemikian rupa sehingga
mudahdijangkau dan dioperasikan. Selain itu jarak jangkau dan ruang
geraknya pun jugahurus diperhatikan. Apabila penempatannya terlalu
jauh dari jangkauan kaki dantangan akan memperlambat reaksi dan
dapat menimbulkan kecelakaan.
Dalam pelaksanaanya, tombol dan alat petunjuk sudah
ditempatkandengan baik dan terlihat jelas, dengan demikian pekerja
dapat dengan mudahmelakukan pekerjaannya. Hal ini sudah sesuai
dengan Tawaka, 2008 yang menyebutkan bahwa dalam
pengoperasian alat memerlukan sistem pengendalianproses agar tetap
aman aman dan selamat dalam batas-batasyang telah ditentukan.

E. Lingkungan
Sebelum membuang limbah ke lingkungan PT. Bina Guna Kimia
mengolah limbah yang dihasilkan dari proses produksi terlebih dahulu. Tujuan
dari PT. Bina Guna Kimia mengelola limbah industri adalah untuk menjadikan
lingkungan di sekitar perusahaan itu menjadi sehat dan aman, tidak
terkontaminasi dengan adanya limbah yang dihasilkan dari proses produksi
terlebih pada lingkungan yang dijadikan tempat pembunagan limbah tersebut.
Sesuai dengan Undang – Undanng Republik Indonesia No. 4 tahun 1982
tentang Ketentuan – Ketentuan Pokok Pengolahan Lingkungan Hidup pada
pasal 16 yang menyatakan bahwa “Setiap rencana (proyek pembangunan) yang
dinyatakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi
dengan AMDAL.” Atas dasar itulah pengolahan limbah di PT. Bina Guna
Kimia benar – benar dilakukan dengan tepat supaya limbah yang dihasilkan
dari proses produksi tidak mencemari lingkungan bila limbah tersebut dibuang
ke lingkungan.
Penanganan limbah padat non B3 dengan cara dibuang ke tempat
penampungan sampah sementara yang berada di dalam perusahaan, yang
selanjutnya akan diangkat dan dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir
dan ini dilakukan setiap 2 minggu sekali. Sedangkan limbah padat B3 berupa
drum – drum bekas bahan kimia, sarung tangan, dan masker penanganannya
dengan dibakar di incineratori dengan suhu di atas 10000C. Setiap 3 bulan
sekali pihak perusahaan melakukan pengecekan terhadap gas sisa – sisa
pembakaran limbah padat B3. Pengecekan ini dilakukan oleh PT. Sucofindo.
Untuk penanganan limbah cair yang berasal dari proses produksi
maupun limbah cair dari laundry serta dari laboratorium dialirkan ke tempat
pengolahan limbah cair kemudian dengan metode sedimentasi (pengendapan)
dan netralisasi. Untuk proses sedimentasi dengan menambah larutan ferrosulfat
yang berfungsi untuk menetralkan pH. Jadi limbah cair yang dibuang tersebut
sudah netral dengan pH 8 dan tidak akan mencemari lingkungan. Sebelum
dibuang limbah cair tersebut dilakukan pemeriksaan oleh Quality Control (QC)
tentang kandungan Al Randum, pemeriksaan ini dilakukan seminggu sekali.
Sedangkan mutu air limbahnya dilakukan pemeriksaan Analisis effluent
sebulan sekali untuk mengetahui tempat pembuangan limbah tersebut tercemar
atau tidak, selain itu dilakukan stream pada air limbah tersebut setiap 6 bulan
sekali. Untuk pemeriksaan air limbah dilakukan oleh pihak ketiga yang
bersertifikasi. Semua itu dilakukan oleh perusahaan untuk melindungi
lingkungan dari pencemaran limbah yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut
sehingga pengolahan limbah ini tidak mencemari lingkungan setelah dibuang
ke lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Suma’mur P.K. 2014. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES).


Jakarta : Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai