Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

(KASUS KORUPSI)

Dosen Pengampuh : Dra.Hj.Rosmawati Ibrahim, SST,MS.M.Kes

OLEH :

FITRA AULIA

   PBD22025

KELAS AJENG A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU KENDARI

JURUSAN SI KEBIDANAN

TAHUN AJARAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 5 Oktober 2022

Penulis
BAB

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kasus korupsi sekarang ini menjadi kasus yang terus menjadi sorotan
diIndonesia karena pelakunya tidak lain adalah pejabat-pejabat negara
yangmenduduki posisi penting dalam pemerintahan. Tindak pidana korupsi
adalahsuatu perbuatan melawan hukum yang baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat merugikan perekonomian negara yang dari segi materiil
perbuatanitu dipandang sebagai perbuatan yang bertentangan dengan etika dan
nilai-nilaikeadilan masyarakat, di samping itu juga merupakan perilaku kejahatan
yang sulitditanggulangi. Sulitnya penanggulangan tindak pidana korupsi ini
terlihat dari banyaknya putusan pengadilan yang membebaskan terdakwa kasus
korupsi atauringannya sanksi yang harus diterima oleh terdakwa yang tidak sesuai
dengankejahatan yang telah dilakukannya. Jika hal ini terjadi secara terus
menerus, rasakeadilan dan rasa kepercayaan atas hukum dan perundang undangan
dari rakyatsebagai warga negara dapat berkurang.Kasus Hambalang yang
belakangan ini banyak diperbincangkan adalah kasusdugaan tindak pidana
korupsi yang melibatkan banyak pihak terlibat.Pembangunan Pusat Pendidikan
Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional(P3SON) di Desa Hambalang,
Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, ProvinsiJawa Barat. Proyek P3SON
Hambalang ini sebenarnya sudah dimulai sejak 10Desember 2010 hingga 31
Desember 2012. Kementerian Pemuda danOlahragam(Kemenpora) menilai perlu
ada pusat pendidikan latihan dan sekolaholahraga yang bertarap nasional. Tetapi,
dalam perkembangannya proyek P3SONHambalang ini mengalami kendala,
mulai dari tidak mendapatkan rekomendasi pembangunan, sampai permasalahan
biaya anggaran yang melonjak naik menjadiRp 2,5 Triliun.Berdasarkan kasus di
atas saat ini kasus korupsi telah menjadi penyakitnasional dan tentunya
merugikan keuangan negara, dapat kita jumpai dalam segala lapisan masyarakat
karena kondisi sosial dan tindak pidana korupsimenjadi salah satu aspek yang
membuat tindakan korupsi menjadi tumbuh subur dan bukan lagi merupakan hal
yang tabu bagi kalangan masyarakat. Kebiasaan masyarakat ini akhirnya menjadi
sebuah budaya, lemahnya penegakan hukum diindonesia kurang membuat efek
jera bagi para pelaku korupsi. Dalam upaya penegakan dan memeriksa tindak
pidana korupsi para pihak terkait telahmelakukan berbagai cara untuk melakukan
pengungkapanya karena biasanya banyak tindak pidana korupsi dilakukan dengan
rapi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja penyebab seseorang untuk melakukan tindakan korupsi ?

2. Apa saja yang termasuk jenis-jenis tindak pidana korupsi ?

3. Apa penyebab terjadinya korupsi proyek hambalang ?

4. Bagaimana peran pemerintah menanggapi kasus korupsi yang kerap terjadidi


Indonesia ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui penyebab apa saja yang mendorong seseorang untuk


melakukan tindakan korupsi

2. Untuk mengetahui jenis-jenis tindak pidana korupsi

3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya korupsi proyek hambalang

4. .Untuk mengetahui respon dari Negara dan pemerintah tentang korupsi


diIndonesia.
BAB

PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin “corruptio” atau corruptus yang
bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Dalam
artiyang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi
untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintahan di seluruh dunia ini
rentankorupsi dalam praktiknya. Beratnya korupsi tentu berbeda-beda, dari yang
palingringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi
danmenerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang
diresmikan.Berdasarkan pengertian korupsi yang dijelaskan di atas, maka
dapatdisimpulkan bahwa Korupsi adalah perbuatan yang melanggar etika seperti
penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan lain sebagainya yang
dilakukanuntuk mendapat keuntungan pribadi atau orang lain, yang
mengakibatkankerugian keuangan pada negara.

B. Faktor Penyebab Korupsi

Faktor penyebab korupsi adalah sebagai berikut:

1) Faktor Internal Faktor internal penyebab korupsi berasal dari dalam diri
sendiri, yaitu sifat dan karakter seseorang yang mempengaruhi segala
tindakannya. Beberapayang termasuk di dalam faktor internal yaitu:

 Sifat Tamak Sifat tamak merupakan sifat yang dimiliki manusia, di setiap
harinya pasti manusia meinginkan kebutuhan yang lebih dan selalu
merasakurang akan sesuatu yang di dapatkan. Akhirnya munculah sifat
tamak ini di dalam diri seseorang untuk memiliki sesuatu yang lebih
dengancara korupsi.
 Gaya Hidup Konsumtif Gaya hidup konsumtif ini dirasakan oleh manusia-
manusia di dunia,dimana manusia pasti memiliki kebutuhan masing-
masing dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus
mengonsumsi kebutuhantersebut, dengan perilaku tersebut tidak bisa di
imbangi dengan pendapat yang diperoleh yang akhirnya terjadilah
tindakan korupsi.

2) Faktor Eksternal Beberapa yang termasuk dalam faktor eksternal tersebut


yaitu :

 Faktor ekonomiAdanya kebutuhan akan ekonomi yang lebih baik


seringkalimempengaruhi seseorang dalam bertindak. Misalnya gaji yang
tidak sesuai dengan beban kerja, mendorong seseorang melakukan
tindakan korupsi.

 Faktor politik Dunia politik sangat erat hubungannya dengan persaingan


dalammendapatkan kekuasaan. Berbagai upaya dilakukan untuk
menduduki suatu posisi sehingga timbul niat untuk melakukan tindakan
korupsi.

 Faktor organisasi Dalam organisasi yang terdiri dari pengurus dan


anggota, tindakankorupsi dapat terjadi karena perilaku tidak jujur, tidak
disiplin, tidak adakesadaran diri, aturan yang tidak jelas, struktur
organisasi tidak jelas,dan pemimpin yang tidak tegas.

 Faktor hokum Seringkali tindakan hukum terlihat tumpul ke atas tajam ke


bawah. Artinya, para pejabat dan orang dekatnya cenderung
diperlakukanistimewa di mata hukum. Sedangkan masyarakat kecil
diperlakukantegas. Hal ini terjadi karena adanya praktik suap dan korupsi
di lembagahukum.
C. Jenis-Jenis Korupsi

Jenis tindak pidana korupsi di antaranya adalah

a. Bribery (Penyuapan)

Bribery atau penyuapan adalah suatu tindakan memberikan uang


atauimbalan kepada pihak lain yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

b. Embezzlement (Penggelapan)

Embezzlemen atau penggelapan adalah suatu tindakan kecurangan


dalam bentuk penggelapan sumber daya orang lain atau organisasi untuk
kepentingan pribadi.

c. Fraud (Kecurangan

Fraud atau kecurangan adalah suatu tindakan kejahatan ekonomi


yangdisengaja dimana seseorang melakukan penipuan, kecurangan,
dankebohongan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

d. Extortion (Pemerasan)

Extortion atau pemerasan adalah suatu tindakan korupsi dimana


seseorangatau kelompok melakukan ancaman secara lazim kepada pihak lain
untuk memperoleh uang, barang dan jasa, atau perilaku yang diinginkan dari
pihak yang diancam.

e. Favouritism (Favoritisme) atau tindakan pilih kasih adalah suatumekanisme


korupsi dimana seseorang atau kelompok menyalahgunakankekuasaannya
yang berimplikasi pada tindakan privatisasi sumber daya.
BAB III

KASUS KORUPSI PROYEK HAMBALANG

Pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olah Raga


Nasional(P3SON) di Hambalang, Sentul, Bogor, Jawa Barat, menuai kontroversial.
Dalamaudit BPK, ditulis bahwa proyek bernilai Rp1,2 triliun ini berawal saat
Direktorat Jenderal Olahraga Departemen Pendidikan Nasional hendak membangun
Pusat Pendidikan Pelatihan Olahraga Pelajar Tingkat Nasional (National Training
CampSport Center).

Mulanya proyek ini adalah inisiasi Direktorat Jenderal Olahraga Departemen


Pendidikan Nasional pada 2003-2004, yang saat itu butuh pusat pendidikan dan
pelatihan olahraga dalam rangka persiapan pembinaan atlet nasional bertaraf
internasional. Kemudian, pada tahun 2004 dibentuklah tim verifikasi yang bertugas
mencari lahan yang representatif untuk menggolkan rencana tersebut. Hasil tim
verifikasi ini menjadi bahan Rapim Ditjen Olahraga Depdiknas untuk memilih lokasi
yang dianggap paling cocok bagi pembangunan pusat olah raga tersebut, muncul lima
lokasi yakni Karawang, Cariu, Bogor, Cibinong, Cikarang,dan Bukit Hambalang.
Pembangunan juga mendapat izin prinsip Bupati Bogor tanggal 19 Juli 2004
tentang penetapan lokasi untuk pembangunan gedung PLOPN di Hambalang seluas
kurang lebih 30 hektar atas nama Dirjen Olahraga Departemen Pendidikan Nasional.
Proyek PLOPN kemudian dialihkan Direktorat Jenderal Olahraga dan Direktorat
Kepemudaan Departemen Pendidikan Nasional kepada Kementerian Negara Pemuda
dan Olahraga. Tahun 2007 diusulkan perubahan nama dari Pusa tPendidikan dan
Pelatihan Olahraga Pelajar Nasional, dengan pemrakarsa

Departemen Pendidikan Nasional menjadi Pusat Pembinaan dan


Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional dengan pemrakarsa Kementerian Negara
Pemuda dan Olahraga.

Dalam perjalanannya, muncul lah kronologi sebagai berikut:

 1 Agustus 2011: KPK mulai menyelidiki kasus korupsi proyek Hambalang


senilai Rp 2,5 triliun.

 8 Februari 2012: Nazar menyatakan bahwa ada uang Rp 100 miliar yang
dibagi-bagi, hasil dari korupsi proyek Hambalang. Rp 50 miliar digunakan
untuk pemenangan Anas sebagai Ketua Umum PartaiDemokrat; sisanya
Rp 50 miliar dibagi-bagikan kepada anggota DPR RI,termasuk kepada
Menpora Andi Alfian Mallarangeng.

 9 Maret 2012: Anas membantah pernyataan Nazar. Anas bahkan berkata


dengan tegas, "Satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantungAnas di
Monas.

 5 Juli 2012: KPK menjadikan tersangka Dedi Kusnidar, Kepala Biro


Keuangan dan Rumah tangga Kemenpora. Dedi disangkakan
menyalahgunakan wewenang sebagai pejabat pembuat komitmen proyek.
 3 Desember 2012: KPK menjadikan tersangka Andi Alfian Mallarangeng
dalam posisinya sebagai Menpora dan pengguna anggaran.Selain itu, KPK
juga mencekal Zulkarnain Mallarangeng, adik Andi, danM. Arif
Taufikurrahman, pejabat PT Adhi Karya.

 22 Februari 2013: KPK menjadikan tersangka Anas Urbaningrum.


Anasdiduga menerima gratifikasi berupa barang dan uang, terkait dengan
perannya dalam proyek Hambalang.

Ide pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga


Nasional tercetus sejak jaman Menteri Pemuda dan Olahraga dijabat oleh
Adiyaksa Dault. Dipilihlah wilayah untuk membangun, yaitu tanah di
daerah Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Namun pembangunan urung
terealisasi karena persoalan sertifikasi tanah. Saat Menpora dijabat Andi
Alfian Mallarangeng, proyek Hambalang terealisasi. Tender pun
dilakukan. Pemenangnya adalah PTAdhi Karya dan PT Wijaya Karya.
Anas Urbaningrum diduga mengatur pemenangan itu bersama
Muhammad Nazaruddin, Angelina Sondakh, danMahfud Suroso.

Masalah sertifikasi juga berhasil diselesaikan. Pemenangan dua


perusahaanBUMN itu ternyata tidak gratis. PT Dutasari Citralaras menjadi
subkontraktor proyek Hambalang dan mendapat jatah senilai Rp 63 miliar.
Perusahaan yang dipimpin Mahfud itu dikomisarisi oleh Athiyyah Laila, istri Anas.
Selain itu, PTAdhi Karya juga menggelontorkan dana terima kasih senilai Rp 100
miliar. Setengah dana itu dipakai untuk pemenangan Anas sebagai Ketua Partai
Demokrat dan sisanya dibagi-bagikan oleh Mahfud kepada anggota DPR RI,termasuk
kepada Menpora Andi Mallarangeng. Selain itu, Anas juga mendapatkan gratifikasi
berupa mobil Toyota Harrier dari Nazar.

KPK menyatakan, dalam penyelidikan Hambalang ada dua hal yang


menjadikonsentrasi pihaknya. Yakni, terkait dengan pengadaan pembangunan dan
terkaitdengan kepengurusan sertifikat tanah Hambalang. Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi (Tipikor) menjatuhkan vonis hukuman 4 tahun penjara, dan denda Rp200
juta serta subsidar 2 bulan kurungan kepada mantan Menteri Pemuda dan Olahraga
(Menpora) Andi Mallarangeng dalam kasus tindak pidana korupsi proyek Pusat
Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) diHambalang, Bogor.

Menurut hakim ketua Haswandi terdakwa Andi Mallarangeng terbukti


secarasah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-
sama.Dalam putusan tersebut, hakim ketua menilai Andi dengan sengaja
telahmenyalahgunakan kewenangannya sebagai Menpora dalam pengurusan proyek
Hambalang. Dimana sebagai Menpora, Andi adalah pengguna anggaran sekaligus
pemegang otoritas kekuasaan pengelolaan keuangan negara di Kemenpora
sertamemiliki kewajiban untuk melakukan pengawasan pelaksanaan anggaran.

Atas perbuatan tersebut Andi telah menguntungkan pihak lain, Proyek P3SON
telah merugikan keuangan negara Rp 464,391 miliar. Andi melanggar Pasal 3 jo
Pasal 18 UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak PidanaKorupsi
sebagaimana diubah dengan UU No 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1)ke 1 jo Pasal
65 ayat (1) KUHP Pidana.

Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi juga menyebutkan


membengkaknya anggaran proyek pembangunan Hambalang, disebabkan oleh
keinginan Andi Mallarangeng untuk mengubah konsep bangunan. Majelis hakim
mengatakan Andi Mallarangeng telah memerintahkan Sesmenpora WafidMuharam
untuk melakukan pemaparan proyek dengan desain master plan baru.

Kemudian dilakukan pertemuan membahas perombakan design baru


sepertikonsep bangunan, luas tanah dan gedung, yang berlangsung di lantai 10
GedungKemenpora. Dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh Wafid, Deddy Kusdinar,
RioWilarso, Lisa Lukitawati Isa, Muhammad Arifin, Asep Wibowo dan Anggraeni
Dewi Kusumastuti.
Akibatnya, anggaran Proyek Hambalang yang semula Rp 125 miliar terus
bertambah. Hingga tahun 2010, anggaran tersebut meningkat mencapai Rp 275miliar.
Namun, pada akhirnya anggaran tersebut membengkak drastis menjaditotal Rp 2,5
triliun, sehingga negara mendapat kerugian keuangan negara senilaiRp 464,391
miliar.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari kasus Proyek Hambalang tersebut maka dapat di lihat bahwa


Korupsimerupakan perbuatan yang pastinya merugikan bangsa dan Negara.
Karenakorupsi merupakan perbuatan memperkaya diri sendiri baik yang
dilakukan olehsendiri ataupun bersama-sama melakukannya dengan orang lain,
karena dampak dari korupsi sendiri mengakibatkan banyak permasalahan
terhadap perekonomian.Korupsi mengurangi pendapatan dari sektor publik dan
meningkatkan pembelanjaan pemerintah untuk sektor publik.Jika Indonesia
sanggup menekan tingkat korupsinya hingga serendahtingkat korupsi Singapura,
maka Indonesia akan mencapai pertumbuhan ekonomisebesar 10.68% per tahun.

Maka mutlak sudah, bahwa pemberantasan korupsiadatah bagian yang tak


terpisahkan dari proses perbaikan ekonomi Indonesia.Bahkan, saat ini sudah
menjadi anggapan di masyarakat bahwa korupsi hampir mustahil dapat dibasmi,
karena ada anggapan bahwa korupsi telah menjadiikebudayaan bangsa Indonesia.
Namun hal ini tidak bisa dijadikan untuk terus bersikap toleran dan permisif
terhadap keberadaan korupsi.

B. SARAN

Jika Indonesia ingin maju dan bangkit dari keterpurukan,maka setiap dari
kitaharus menjauhi praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dari kehidupan
sehari-hari kita. Mari kita bersama-sama membangun negeri kita ini menjadi
negara yang besar dan berdaulat.Komitmen yang kuat dari para pemimpin adalah
kuncinya, karenanya padasetiap proses pemilihan presiden atau pejabat apapun,
agar dilakukan dengansangat memperhatikan moralitas dan etika. Pemerintah
secara perlahan-lahanharus mulai mengurangi keterlibatan para aktivitas
ekonomi. Mungkin itulah yangmesti dilakukan jika berkaca pada Finlandia dan
negara lain yang mampu meng-nol-kan potensi korupsinya. Peran pemerintah
selanjutnya adalah menjadi “wasitdunia usaha” yang memastikan aktivitas
ekonomi berjalan lancar sertameminimalkan terjadinya kegagalan pasar. Secara
perlahan-lahan pemerintahharus mulai melakukan rasionalisasi pegawai dalam
jumlah yang cukupsiginifikan dan memastikan standar gaji yang bersaing dengan
swasta. Akantetapi, antisipasi akibat dan kebijakan pengurangan pegawai ini juga
mestidisiapkan dan menghukum para koruptor dengan hukuman yang seberat-
beratnya.Mungkin Korea Selatan bisa dicontoh dalam hal ini.

Serta memaksimalkan peran KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sebagai


pengawas yang jujur dan auditor yang bersih dalam melakukan peran kontrol dan
pengusutan atas segala macam dugaan korupsi, secara bertahap dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/440614672/Makalah-Korupsi-Proyek-Hambalang-
AFRIESKA-ARYANI-S

Anda mungkin juga menyukai