Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

UPAYA PREVENTIF ANTI KORUPSI DIKALANGAN MAHASISWA

Dosen Pengampu:

Dr. Indah Sri Utari S.H., M.Hum.

Shofriya Qonitatin Abidah S.H., M.H.

Oleh:
Sabila Nurul Izzah
2308010369

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2

2.1 Judul sub bab...........................................................................................................2


BAB III PENUTUP................................................................................................................3

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................3
DAFTAR PUSTKA.................................................................................................................4

i
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Korupsi merupakan salah satu penyakit negara yang hingga saat
ini sulit disembuhkan. Bukan hanya ancaman bagi negara Indonesia,
korupsi juga menjadi ancaman dinegara lainnya, korupsi juga masuk
dalam kategori ancaman global. Korupsi disebabkan oleh keserakahan,
kesempatan, kebutuhan, dan pengungkapan. Selain itu, penyebab korupsi
yang paling utama yaitu ruskanya moral pada pemegang kuasa yang sering
menyalahgunakan kuasanya untuk berbuat korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Banyak masyarakat yang sudah kehilangan kepercayaannya terhadap
pejabat negara karena tingginya angka kasus korupsi negara kita. Dalam
undnag-undang pemberantasan tindak pidana korupsi Nomor 31 Tahun
1999 pasal 2 ayat (1), korupsi diartikan kegiatan memperkaya diri sendiri,
memperkaya orang lain, dan memperkaya korporasi dengan cara melawan
hukum dan merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Untuk
itu upaya yang gencar Tengah dilakukan saat ini yaitu penanaman moral
terhadap generasi muda bangsa Indonesia guna menghentikan tindak
korupsi yang semakin merekah di Indonesia melalui pembelajaran
“Pendidikan Anti Korupsi”.
Keterlibatan mahasiswa dalam upaya preventif pendidikan anti
korupsi sangat penting. Peran aktif mahasiswa sangat diharapkan menjadi
upaya pencegah yang sangat diharapkan generasi muda bangsa Indonesia
untuk tidak menjadi generasi koruptor dimasa mendatang. Sikap anti
korupsi merupakan sikap tidak setuju, tidka suka, dan tidak senang
terhadap timdak korupsi. Pendidikan nati korupsi bagi mahasiswa
bertujuan untuk memberi pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk
korupsi dan pemberantasannya serta membangun nilai nilai anti korupsi.
Tujuan kepanjangnnya yaitu menumbuhkan budaya anti korupsi
dikalangan mahasiswa dan mengemudi mahasiswa untuk dapat berperan

1
aktif dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia.
Demikianlah perjuanga mahasiswa dalam memperjuangkan idealismenya,
untuk menegakkan keadilan.
Mata kuliah Pendidikan anti korupsi bertujuan untuk mendidik
para mahasiswa supaya menjadi generasi penerus bangsa yang mampu
berdedikasi professional terhadap negara Indonesia. Pendidikan anti
korupsi memang seharusnya ditanamkan sejak dini didalam jiwa-jiwa
penerus bangsa, Pendidikan anti korupsi merupakan pembelajaran untuk
segala usia tanpa ada batas akhir usia. Karena dari kecil harus memiliki
moral dan pemahaman anti korupsi dan ketika terjun dalam dunia kerja
mampu berkerja secara professional tanpa melibatkan budaya korupsi
yang sudah menjadi kesalahan turun temurun.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan korupsi?
2. Apa pengertian dan dasar pendidikan anti korupsi?
3. Apa faktor terjadinya korupsi?
4. Apa dampak terjadinya korupsi bagi masyarakat maupun negara?
5. Apa upaya preventif korupsi bagi mahasiswa?

I.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui dan memahami pengertian anti korupsi
2. Mengetahui dan memahami pengertian dan dasar pendidikan anti korupsi
3. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab korupsi
4. Mengetahui dampak-dampak yang disebabkan oleh korupsi
5. Mengetahui upaya – upaya preventif untuk mengurangi korupsi

2
3
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Korupsi
Menurut KBBI korupsi adalah penyelewengan atau
penyalahgunaan uang negara (Perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya)
untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Korupsi merupakan tindakan yang
mencoret moral serta jati diri sebagai bangsa Indonesia, selain itu Tindakan
korupsi juga termasuk tindak pidana. Ada pula pengertian korupsi menurut
beberapa para ahli, yaitu :

1. Menurut Jeremy Pope, korupsi adalah perilaku yang dilakukan oleh


pejabat, yang secara tidak wajar dan tidak sah membuat diri mereka serta
orang lain mendapatkan keuntungan dengan menyalahgunakan
wewenangnya.
2. Menurut Robert Klitgaard, korupsi dilihat dari prespektif administrasi
negara. Korupsi adalah suatu tingkah laku yang menyimpang dari tugas-
tugas resmi jabatan disuatu negara.
3. Menurut Mubyarto, korupsi adalah masalah politik ekonomi yang
menyentuk keabsahan (legitimasi) pemerintah dimata generasi muda,
kaum elit terdidik, dan pegawai pemerintahan.

2.2 Pengertian dan Dasar Pendidikan Anti korupsi

Pendidikan anti korupsi merupakan sebuah gerakan budaya yang


menanamkan dan menumbuhkan karakter serta nilai antikorupsi sejak dini.
Adanya pendidikan anti korupsi merupakan salah satu upaya pencegahan
terjadinya korupsi yang dilakukan melalui pendidikan dan penguatan moral
karakter serta penumbuhan jiwa antikorupsi. Dasar hukum pendidikan anti
korupsi juga tertera dalam peraturan kementrian riset, teknologi, dan pendidikan
tinggi nomor 33 tahun 2019 tentang penyelenggaran pendidikan anti korupsi di
perguruan tinggi. Peraturan ini dibuat dengan tujuan konkret pemerintah dalam
upaya pemberantasan korupsi melalui pendidikan. Ada Sembilan nilai integritas

4
yang bisa mencegah terjadinya tindak korupsi, yaitu jujur, peduli, mandiri,
disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.

2.3 Faktor – faktor Penyebab Korupsi

Korupsi dapat terjadi karena beberapa faktor. Menurut Jack


Bologne, faktor-faktor penyebab korupsi adalah keseraahan, kesempatan,
kebutuhan, dan pengungkapan. Ada pula faktor internal dan juga faktor eksternal.
Faktor internal yaitu fsktor yang disebabkan oleh individua tau diri sendiri,
sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang disebabkan karena lingkunga sekitar.
Faktor korupsi internal meliputi :

1. Sifat selalu merasa kurang. Seseorang yang mempunyai kekuasaan


mempunyai hak dalam wewenang. Apabila seseorang yang mempunyai
wewenang memiliki rasa selalu kurang dan ingin memiliki hal lebih maka
dapat memunculkan rasa rakus yang dapat memicu Tindakan korupsi.
2. Moral lemah. Seseorang yang memiliki lemah moral cenderung mudah
tergoda untuk melakukan tindak korupsi. Adanya godaan untuk
menggunakan uang negara atau perusahaan karena memiliki wewenang
menjadi pemicu terjadinya korupsi.
3. Penghasilan kurang mencukupi. Penghasilan seorang pegawai dari sebuah
perusahaan yang tidak mencukupi kebutuhan hidup juga dapat memicu
perilaku korupsi. Karena keinginan untuk mendapat uang tambahan demi
mencukupi kebutuhan hidupnya seseorang dapat menggelapkan mata
untuk menggunakan uang perusahan atau negara demi mendapat uang
tambahan.
4. Gaya hidup konsumtif. Diri sendiri yang tidak mampu mengontrol antara
pemasukan dan pengeluaran dapat menimbulkan hutang untuk diri sendiri.
Keinginan bergaya hidup mewah membuat seseorang selalu ingin
mendapatkan uang lebih demi memenuhi hasrat gaya hidup mewah.
5. Malas atau tidak mau bekerja. Sejumlah orang yang merasa
penghasilannya kurang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya namun tidak

5
mau bekerja lebih keras lagi akan menghalalkan segala cara untuk
mendapat uang tambahan.
Selain itu ada beberapa faktor eksternal korupsi, yaitu :
1. Lingkugan pekerjaan. Adanya pengaruh dari rekan kerja yang sama
sama membutuhkan penghasilan lebih membuat seseorang terdorong
untuk melkakukan tindak korupsi.
2. Kebutuhan mendesak. Tekanan dari keluarga untuk mencukupi
kebutuhan keluarga membuat seseorang ingin mendapat uang lebih
dengan cara yang lebih mudah.
3. Kurangnya pengawasan dari Perusahaan atau negara. Lemahnya sistem
pengawasan dari pihak perusahaan menimbulkan kesempatan untuk
melakukan Tindakan korupsi.

2.4 Dampak Tindak Korupsi

Korupsi menimbulkan banyak dampak buruk untuk negara,


masyarakat, keluarga, hingga lingkungan. Dampak korupsi untuk negara yaitu
menambah hutang negara, negara harus mengganti kerugian yang disebabkan oleh
para koruptor, ekonomi negara mengalami penurunan. Dampak korupsi bagi
masyarakat yaitu masyarakat kehilangan hak mereka untuk mendapat apa yang
mereka dapatkan, misalnya bantuan sosial yang ingin diberikan untuk masyarakat
tapi dikoruspsi oleh para pejabat. Dampak korupsi untuk keluarga yaitu
dikucilkannya kelurga dari lingkungan sekitar dan mendapat bullying dari
lingkungan sekitar. Dan dampak korupsi bagi lingkungan yaitu menurunkan
kualitas lingkungan. Adapun beberapa dampak tindak korupsi :

a. Merusak Kedisplinan
Korupsi merusak kedisiplinan seseorang misalnya dengan sikap
yang mudah menerima sogokan dan tidak menghiraukan aturan
aturan yang ada.
b. Menghambat Profesionalisme
Korupsi menyebabkan ketidakprofesionalan dalam pekerjaan,
misalnya seseorang yang tidak memiliki prestasi tetapi bisa masuk

6
dalam perusahaan besar karena menyogok. Ada juga dalam hal
masuk dalam perhuruan tinggi yang memiliki rata-rata tinggi juga
bisa terkalahkan oleh yang memiliki uang.
c. Biaya Ekonomi yang Tinggi
Biaya perizinan menjadi tinggi karna adanya tindak korupsi.
Seperti pembuatan surat izin mengemudi memerlukan biaya yang
cukup tinggi, bahkan banyak yang membuat surat izin mengemudi
tanpa test hanya membayar uang.
d. Merusak Tatanan Hukium
Hukum bisa dibuat sesuai pesanan, banyak kasus kasus hukum
yang terlibat dalam hal hal uang. Banyak kesalahan yang
dibenarkan karena adanya sogokan uang, Banyak yang berada
diposisi benar namun disalahkan dan yang benar disalahkan.

2.5 Upaya Preventif Anti Korupsi dikalangan Mahasiswa

Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat, mahasiswa


merupakan faktor pendorong dan pemberi semangat sekaligus memberikan contoh
dalam menerapkan perilaku terpuji. Peran mahasiswa dalam masyarakat secara
garsi besar dapat digolongkan menjadi peran sebagai kontrol sosial dan peran
sebagai pembaharu yang diharapkan mampu melakukan pembaharuan terhadap
sistem yang ada.

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk memberantas kasus korupsi


dan mencegah terjadinya korupsi yang menjadi masalah besar dinegara.
Mahasiswa juga dapat berperan dalam pencengahan tindak korupsi. Peran
edukatif mahasiswa yang disalurkan kepada masyarakat membantu untuk
menanamkan moral serta meningkatkan pemahaman kepada masyarakat tentang
bahaya korupsi. Mahasiswa dapat melakukan tindakan reformasi birokrasi dengan
tujuan untuk menciptakan birokrasi yang responsible, akuntabel, transparan,
efektif, efisien, bersih, dan berkualitas, sertaa menjunjung keadilan tanpa
diskriminasi, membentuk satuan pengawas internal dengan tujuan untuk
mengawasi segala aktivitas yang melibatkan pengeluaran dan pemasukan

7
keuangan dalam suatu lembaga, membentuk pusat kajian fakultas hukum untuk
meningkatkan kesadaran terhadap masyarakat mengenai bahaya korupsi, serta
membentuk pusat studi tranparansi publik dan antikorupsi.

8
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Korupsi merupakan tindakan penyalahgunaan atau penyelewengan
uang negara atau perusahaan untuk memperkaya diri sendiri atau orang
lain. Tindakan korupsi merupakan salah satu tindak pidana. Menurut
Jack Bologne korupsi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
keserakahan, kesempatan, kebutuhan, dan juga pengungkapan. Faktor
korupsi juga terbagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal korupsi merupakan faktor yang disebabkan
oleh diri sendiri seperti keinginan memiliki lebih, moral lemah,
penghasilan kurang mencukupi, gaya hidup konsumtif, dan malas atau
tidak mau bekerja. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang
disebabkan oleh lingkungan sekitar yang meliputi lingkungan
pekerjaan, kebutuhan mendesak, dan kurangnya pengawasan sistem
dari pihak perusahaan atau negara. Dampak dari tindak korupsi sangat
krusial diantaranya lemahnya perekonomian negara dan investasi
negara, masyarakat kehilangan hak mereka untuk mendapat bantuan
sosial, pengucilan sosial, dan rusaknya lingkungan. Upaya yang dapat
dilakukan mahasiswa untuk mencegah tindak perilaku korupsi antara
lain tindakan reformasi birokrasi, penyuluhan pendidikan anti korupsi,
membentuk satuan pengawas internal, membentuk pusat kajian fakults
hukum, serta membentuk pusat kajian studi transparansi public dan
anti korupsi.

9
DAFTAR PUSTKA

Bilal, mochammad. 2016. “Membangun Budaya nati Korupsi di Kalangan


Mahasiswa Melalui Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi”,
https://www.academia.edu/27358522/Makalah_Pendidikan_Anti_Korupsi
_di_Perguruan_Tinggi, diakses pada 21 Oktober 2023 pukul 10:23.
Sugiarto, R. Toto. 2023. “9 Pengertian Korupsi Menurut para Ahli, dari kativitas
Berat-Perspektif islam”, https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
6975355/9-pengertian-korupsi-menurut-para-ahli-dari-aktivis-baray-
perspektif-islam, diakses pada 22 Oktober 2023 pukul 20:19.
W, Sarlito. 2022. “16 faktor Penyebab Korupsi dari aspek Individu hingga
organisasi”, https://www/detik.co,/edu/detikpedia/d-5975109/16-faktor-
penyebab-korupsi-dari-aspek-individu-hingga-organisasi, diakses pada 22
Oktober 2023 pukul 21:02.
Widyaiswara. 2018. “Dampak-dampak Korupsi”,
https://klc2.kemenkeu.go.id/kms/knowledge/klc1-puspdm-dampak-
dampak-korupsi/detail/, diakses pada 22 Oktober 2023 pukul 21:32.

10

Anda mungkin juga menyukai